Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kata kunci :Partikulat Metter, Cyclone Separator, Ansys, panjang pipa vortex,
kontur
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Cyclone merupakan alat pengendali partikulat yang sangat umum dan banyak
Partikel yang dapat disisihkan adalah partikel yang berukuran besar, alat ini
sangat tidak efisien jika digunakan untuk menyisihkan partikel kecil karena
partikel-partikel kecil mempunyai massa yang kecil dan dapat menghasilkan gaya
memisahkan partikel dari aliran gas, pada umumnya Cyclone terbentuk dari pelat
logam, dan ada juga dari bahan lain. Cyclone dapat mengendalikan beban debu
yang sangat besar, dan juga digunakan pada aliran gas yang sangat tinggi. Kadang
mencegah abrasi dan untuk mengisolasi material logam dari temperatur gas yang
sangat tinggi. Alat ini pada umumnya digunakan untuk mencegah pencemaran
udara dari hasil penbakaran mesin diesel. (Maikel mendes dkk, laporan kerja
praktek)
udara dan lingkungan khususnya motor diesel. Proses pembakaran bahan bakar
pada motor bakar menghasilkan gas buang yang mengandung unsur Nitrogen
Oksida (NOx), Sulfur Oksida (SOx), Particulate Matter (PM), Karbon Monoksida
1
(CO), dan Hidrokarbon (HC) yang bersifat mencemari udara. Pencemaran
terhadap udara tentunya akan berakibat terhadap kesehatan manusia, selain juga
2012)
pengontrol udara seperti Cyclone Separator. Prinsip alat ini adalah memisahkan
partikel padat dan gas dengan memanfaatkan gaya sentrifugal dan gaya gravitasi
didalam Cyclone. Partikulat dan gas akan terpisah, dimana partikulat yang
bermassa jenis besar akan jatuh kebawah dan udara yang bermassa jenis
kecil akan naik keatas. Efisiensi pemisahan partikel bergantung pada diameter
partikel, berat jenis partikel, dimensi Cyclone separator, panjang pipa vortex serta
partikel escaped akan menurun dan persentase partikel trapped akan meningkat.
Serta diameter outlet dan lebar inlet akan mempengaruhi efisiensi Cyclone.
seperti penelitian tentang analisa pengaruh tangensial inlet (Avci dan karagoz,
konis, diameter konis dan siklon tanpa konis. Hasilnya menunjukkan bahwa
2
proporsi tinggi konis ditingkatkan dari 60 mm menjadi 70 mm dan diameter konis
siklon tersebut. Roufi dkk (2008) melakukan simulasi dan optimasi vortex finder
penelitian dengan mengkaji dua jenis siklon persegi yang berbeda geometrinya
tekanan dari siklon persegi yang diperoleh dalam penelitian ini dengan persamaan
bahwa penurunan tekanan dalam siklon persegi lebih kecil dari pada siklon
konvensional.
berdasarkan peningkatan laju alir pada siklon persegi lebih kecil jika
laju alir. Semakin tinggi laju alir maka efisiensinya semakin tinggi. Hal ini
berlaku pada kedua jenis siklon. untuk itu siklon persegi bisa menjadi pilihan
Dari beberapa penelitian tentang Cyclone Separator diatas masih sedikit yang
meneliti tentang pengaruh panjang pipa vortex. Pada penelitian ini akan
pipa vortex serta kecepatan inlet yang berbeda, untuk mencari karakteristik
Cyclone Separator dengan pemisahan partikel yang lebih efisien, serta melakukan
meshing yang lebih baik agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
3
Dengan menggunakan Software Ansys peneliti dapat mensimulasikan aliran
partikel dalam Cyclone, dimana dapat dilihat berapa banyak partikel yang
terperangkap ataupun yang keluar dari Cyclone. Dengan simulasi tersebut dapat
SolidWork ?
separator?
kecepatan inlet dan panjang pipa vortex pada metode k-epsilon terhadap kinerja
Cyclone separator.
1.4 Tujuan
4
1. Membuat model Cyclone dengan menggunakan software solidwork.
Cyclone separator.
4. Mengetahui pola aliran berupa kontur yang terbentuk pada model cyclone
1.5 Manfaat
separator
5
1.6 Sistematika Penulisan
adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Separator.
BAB V PENUTUP
Daftar Pustaka
Lampiran
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Separator Cyclone
Cyclone separator adalah salah satu alat yang digunakan untuk mereduksi
kandungan particulate matter pada gas buang motor diesel. Alat ini menggunakan
prinsip gaya sentrifugal dan perbedaan massa jenis antara PM dan gas buang
dalam body cyclone membentuk aliran spiral dan keluar melalui bagian tengah
Prinsip kerja separator yaitu gas atau aliran fluida diinjeksikan melalui
pipa input. Bentuk kerucut pada bagian body cyclone menyebabkan aliran gas
atau fluida untuk berputar, menciptakan vortex. Vortex yaitu gerak alamiah yang
terjadi pada suatu fluida yang diakibatkan adanya pengaruh parameter kecepatan
Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih besar didorong ke arah
menuju tempat pembuangan. Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih
kecil keluar melalui bagian atas dari cyclone melalui pusat yang bertekanan
7
Tabung vortex finder tidak menciptakan aliran pusaran gas. Fungsinya
adalah untuk mencegah hubungan singkat dari inlet secara langsung ke outlet.
Cyclone akan tetap bekerja tanpa vortex finder, walaupun efisiensi yang
settlingchamber, tetapi tidak lebih efisien bila dibandingkan dengan wet scrubber,
udara yang lain, Cyclone lebih disukai karena kesederhaaan dari desainnya, tidak
kondisi opersai seperti pada suhu dan tekanan tinggi. berikut Standar dimensi
8
Tabel 2. 1 Standar Dimensi Cyclone
Source : columns (1) and (5) from Stairmand 1951, columns (2) and (6) from Swift, column (3)
from Lapple 1951
98% bahkan lebih untukpartikel yang lebih besar dari 5 microns (Cooper, et al.,
1986). Efisiensi lebih dari 98% juga tercatat pada Cyclone untuk partikel yang
mana partikel yang berukuran besar ingin dipisahkan, siklon juga umum
Partikulat dihasilkan oleh adanya residu bahan bakar yang terbakar dalam
ruang bakar, dan keluar melalui pipa gas buang. Partikel-partikel seperti jelaga,
9
asap dan debu secara umum terbagi menjadi dua bagian yaitu partikel-partikel
particles) dan partikel-partikel hasil transformasi gas lain atau disebut partikel
faktor geologi, seperti debu dan pasir yang ditiup angin. Sedangkan yang
gas-gas emisi yang lain, seperti sulfur dioksida menjadi sulfat dan nitrogen oksida
menjadi nitrat. Dari sini jelas bahwa emisi gas buang merupakan unsur yang
berbahaya. Sebagian besar partikulat mengandung unsur karbon dan kotoran lain
2010)
Gas buang diesel sebagian besar berupa partikulat dan berada pada dua
fase yang berbeda namun saling menyatu yaitu fase padat, terdiri dari
residu/kotoran, abu, bahan aditif, bahan korosif, keausan metal, dan fase cair
terdiri dari minyak pelumas yang tak terbakar. Gas buang yang berbentuk cair
akan meresap ke dalam fase padat. Buangan ini disebut partikel. Partikel-partikel
tersebut berukuran mulai dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron.
Pembentukan partikel tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah. (Dody
10
Gambar 2. 2 Pembentukan Partikel-partikel
yang berputar, vektor kecepatan berubah terus sesuai dengan arah putarnya.
Walaupun tidak begitu besar hal ini menciptakan percepatan hasil dari perubahan
arah kecepatan. Artinya percepatan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
berubah arah. Gaya dirumuskan oleh hukum kedua Newton (F = m.a), gaya
mv 2
F (1)
r
m = massa partikel
11
v = kecepatan partikel, diasumsikan sama dengan kecepatan gas
dalam pemasangan pipa akan mengurangi efisiensi, jadi sebaiknya digunakan cara
sentrifugal dan juga efisiensi. Tetapi ini juga akan meningkatkan kehilangan
efisiensi, dan kehilangan tekanan. Meningkatkan laju aliran gas terhadap Cyclone
persamaan berikut:
0,5
Pt 2 Q1
Pt1 Q2
(2)
12
II.5. Persamaan yang Digunakan dalam Perhitungan Efisiensi
adalah:
Lc
Lb
Persamaannya : Ne 2 (3)
H
2. Persamaan Lapple’s
1
Persamaannya : j 2
(4)
d p 50
1
d
pj
13
3. Kapasitas Aliran
Q=A.v
digunakan baik dalam penelitian, simulasi, problem solving dan design. Ansys
● ANSYS Workbench
ini:
Electic
Explicit Dynamics
IC Engine
Static Strutural
Steady-state Thermal
● ANSYS Multiphysics
● ANSYS Mechanical
14
● ANSYS AUTODYN
● ANSYS DesignModeler
● ANSYS DesignXplorer
Fluent )
mempelajari dinamika aliran fluida dan transfer panas dengan pendekatan model
aliran di berbagai sistem dapat dilakukan dengan biaya yang relatif murah dan
Fluid Dynamics atau CFD adalah suatu sistem dari konsep dasar aliran fluida dan
15
pindah panas yang menggunakan simulasi berbasis computer (Wulandani et al.
2001).
merupakan cabang dari mekanika fluida yang menggunakan metode angka dan
algoritma untuk menyelesaikan dan menganalisa masalah yang terjadi pada aliran
fluida. Secara umum proses penghitungan CFD terdiri atas 3 bagian utama:
1. Pre-pocess
2. Processor
3. Post Processor
hingga hasil menuju error terkecil atau hingga mencapai nilai yang konvergen.
warna tertentu.
tinggi.
16
2. Memiliki kemampuan sistem studi yang dapat mengendalikan percobaan
skenario kecelakaan).
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Gowa.
a. Studi Literatur
b. Desain model
2. Vortex finder;
3. Body;
18
4. Cone atau Hopper.
titik yang lain. Mesh model yang telah dibuka pada Fluent harus dicek
19
Gambar 3. 1 Contoh Proses Meshing
d. Simulasi
E. Kretria Tercapai
20
III.3 Kerangka Penelitian
Mulai
sebelum real partnya dibuat atau tampilan 2 dimensi untuk gambar proses
yang terdapat pada cyclone separator. Part yang akan dibuat yaitu, body,
inlet dan outlate ,Vortex finder . berdasarkan data yang telah didapatkan
22
Gambar 4. 1 model Cyclone yang digunakan pada penelitian
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan part body ini
adalah ukuran dan satuan yang digunakan sesuai data yang telah
ditentukan.satuan yang digunakan adalah (cm) karena hal ini sebagai dasar
dalam pembuatan sketsa. Dalam hal ini aplikasi yang digunakan adalah
23
Gambar 4. 2 Desain pada Part Body 2 Dimensi
ketebalan part, panjang part, dan cut material part yang akan didesain.
24
Setelah membuat body dari cyclone separator dalam bentuk 3 dimensi,
maka langkah selanjutnya adalah membuat part inlet dan outletnya dengan
terbuka maka sudah bisa memulai membuat sketsa gambar berdasarkan data
masukkan data yang telah ditentukan dan klik toolbar revolve untuk
25
Gambar 4. 5 Desain Part outlet di solid work
Setelah mendesain body, inlet dan outlet pada cyclone separator , maka
dengan cara buka file Workbench Ansys kemudian klik import external geometri
26
IV.4 Desain Cyclone Separator
workbench kemudian muncul gambar seperti dibawah ini. Lalu klik Toolbox
fluid flow (fluent) kemudian klik geometri dibawah komponen sistem ke daerah
bawah ini. Lalu file yang didesain di SolidWork dipindahkan ke Ansys dengan
cara klik import external geometri file, lalu pilih file yang yang sudah ter-save di
27
Gambar 4. 8 Jendela geometri fluid flow (fluent)
28
Setelah itu muncul data di geometri Ansys CFD dan untuk melihat hasil
desain maka di klik toolbox generate. dan akan muncul hasil desain yang sudah di
(d) (e)
Gambar 4. 10 Cyclone dengan Variasi panjang pipa vortex (a) 3 cm (b) 5 cm (c) 7
cm (d) 9 cm (e) 11 cm
29
IV.5 Proses Meshing
kecil ,semakin kecil meshing yang dibuat maka hasil perhitungan akan semakin
teliti namun membutuhkan daya komputasi yang besar. Setelah desain menjadi
sebuah Cyclone Separator pada jendela geometri maka selanjutnya buka jendela
30
Selanjutnya, langkah yang dilakukan pilih toolbox generate mesh untuk
memulai proses meshing pada sebuah model Cyclone Separator dan waktu yang
computer yang digunakan. Setelah langkah – langkah diatas terlaksana maka akan
desain model Cyclone. sesuai pada bagian Cyclone Separator, dengan langkah
blok bagian yang akan diberi nama lalu klik kanan pilih tool box created name
selection setelah itu masukkan nama dan klik OK . berikut tampilan yang akan
diberi nama pada setiap bagian cyclone. Yang perlu diperhatikan apabila proses
running error, ada dua kemungkinan yang bermasalah yaitu desain antar bagian
kurang.
31
Gambar 4. 14 Pemberian nama pada inlet Cyclone Separator
Setelah itu lakukan untuk nama bagian Syclone Separator yang lain
32
Gambar 4. 16 Pemberian nama Body atau Wall pada Cyclone Separator
Setelah langkah pemberian nama pada setiap bagian Cyclone, maka tahap
proses meshing telah selesai dan dilanjutkan pada tahap set up. Berikut adalah
gambar hasil meshing pada masing – masing cyclone separator yang telah di
33
(d) (e)
Gambar 4. 17 Hasil mesh pada Cyclone dengan variasi panjang pipa vortex
(a) 3 cm (b) 5 cm (c) 7 cm (d) 9 cm (e) 11 cm
Mesh model yang telah dibuka pada fluent apakah terdapat
kesalahan (error) atau tidak proses kesalahan mesh ini dapat dilakukan
apabila terjadi pesan error maka mesh model tersebut harus diperbaiki
terlebih dahulu atau kembali ke langkah desain Dari hasil proses Meshing
Langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan simulasi yaitu dengan
34
acceleration. Kemudian pilih toolbox model untuk menentukan viscous
model dalam hal ini yang dipilih adalah model k-epsilon,Selanjutnya Pilih
Pilih tool box cell zone conditions untuk menentukan jenis material
pada bagian-bagian model Cyclone Separator dan menentukan jenis fluida
yang digunakan adapun langkah-langkah penginputan data pada menu
setup dijelaskan sebagai berikut.
muncul kolom seperti dibawah ini setelah itu masukkan data Gravitasi
35
Gambar 4. 19 Tampilan Setup General
klik viscous maka muncul jendela seperti dibawah dalam penilitian ini
diperlukan
36
Gambar 4. 21 Tampilan setup model viscous
kecepatan aliran fluida masuk maupun yang keluar dari model Cyclone
Separator.
37
Selanjutnya,langkah yang dilakukan Klik inlet kemudian edit maka muncul
inlet sesuai data yang akan diteliti dalam hal ini kecepatan inlet yang
gambar dibawah
38
Pilih tool box solution initialization untuk mengetahui bahwa suhu
dan kecepatan aliran fluida sudah diinput pada bagian inlet maupun outlet.
Setelah langkah – langkah diatas dilakukan. maka Pilih tool box calculation
activities / create / solution data export, kemudaian pilih file type CFD-
akan dirunnig sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Pilih toolbox run
running. Ketika running error maka periksa tool box boundary conditions
dan toolbox reference value, kemudian masukkan data dengan benar sesuai
karakteristik pengujian.
IV.7 Simulasi
Setelah seluruh proses diatas dilakukan maka dilanjutkan ketahap
selanjutnya yaitu proses running. Bila data yang dimasukkan pada tahap
sebelumnya dan posisi peletakkan inlet dan outlet sudah betul maka proses
running akan berjalan normal namun bila salah memasukkan data maka
Oleh karena itu saat menginput data-data pada proses diatas harus
dilakukan secara teliti dan sesuai dengan karakteristik yang akan dicari.
39
IV.8. Kontur Tekanan, Kontur Kecepatan, dan Kontur Turbulen
kecepatan, dan kontur turbulen yang berbeda untuk tiap panjang pipa
Cyclone.
Nilai kecepatan inlet pada penilitian ini yaitu 10 m/s , 20 m/s , dan 30 m/s.
dan 11 cm.
yang lain.
lebih rendah Berikut adalah gambar kontur tekanan dari hasil simulasi
40
(a) (b) (c)
Gambar 4. 25 kontur pressure kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s (c) 30 m/s
tertinggi ada pada kecepatan inlet 30 m/s adalah 2585,677 pa, terletak
pada bagian sisi atas bodi Cyclone dan tekanan terendah ada pada
kecepatan 10 m/s yaitu -45,955 pa, Terletak pada sisi pipa vortex. Berikut
41
Tekanan
2500
2185.544
2000
1500
Pascal
1000 873.919
500 338.529
0
Penurunan Tekanan
pada kecepatan inlet 30 m/s yang terletak pada bagian bawah pipa vortex.
42
(a) (b) (c)
Gambar 4. 26 kontur kecepatan dengan kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s
(c) 30 m/s
Gambar 4.26 menunjukkan kontur kecepatan pada panjang pipa
m/s.
arah gerakan fluida yang membentuk garis-garis arus (kontur) aliran pada
gambar diatas. Berikut adalah tabel kontur kecepatan pada panjang pipa
vortex 3 cm :
43
Tabel 4. 2 kontur kecepatan panjang pipa vortex 3 cm
10 m/s 19,674 0
20 m/s 38,115 0
30 m/s 56,902 0
Kecepatan
60
56.902
50
m/s
40 38.115
30 30
20 20 19.674
10 10
0 0
Min Normal Max
cyclone terlihat bahwa besaran dan ukuran kontur aliran fluida berbeda.
Hal ini yang menyebabkan terjadinya aliran turbulensi yang lebih besar.
44
Berikut adalah gambar kontur turbulen dari hasil simulasi cyclone
dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. turbulen tertinggi ada pada
kecepatan 30 m/s yaitu 51,591 j kg^-1 dan turbulen terendah ada pada kecepatan
10 m/s yaitu 0,130 j kg^-1. Berikut adalah tabel kontur turbulen pada panjang
45
30 m/s 51,591 0,288
60
Turbulen
51.591
50
40
29.395
j kg ^-1
30
20
10.566
1.054
10
0.288
0 0.13
10 m/s
Min 20 m/s 30 m/s
Max
IV.8.3. Gambar Kontur Tekanan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex
5 cm:
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari kontur tekanan tersebut
terlihat bahwa kecepatan inlet 30 m/s menghasilkan tekanan yang lebih tinggi
fluida yang membentuk garis-garis arus (kontur) aliran pada gambar dibawah.
Berikut adalah gambar kontur tekanan dari hasil simulasi cyclone separator
46
(a) (b) (c)
Gambar 4. 28 kontur tekanan dengan kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s (c) 30 m/s
dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Dari hasil simulasi didapatkan
bahwa semakin tinggi kecepatan inlet akan semakin tinggi pula tekanan yang
dihasilkan. Tekanan tertinggi ada pada kecepatan inlet 30 m/s yaitu 2.342,60 pa
dan pada tekanan terendah ada pada kecepatan 10 m/s yaitu -97,155 pa. Berikut
47
Tekanan
1800
1585.495
1600
1400
1200
1000 915.196
Pascal
800
600
400
204.282
200
0
Penurunan Tekanan
IV.8.4 Kontur kecepatan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 5 cm:
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari gambar kontur kecepatan
dibawah terlihat bahwa kenaikan kecepatan tertinggi ada pada kecepatan inlet 20
m/s.
m/s. Berikut adalah gambar kontur kecepatan dari hasil simulasi cyclone separator
48
(a) (b) (c)
Gambar 4. 29 kontur kecepatan dengan kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s (c) 30 m/s
bahwa kenaikan kecepatan 10 m/s adalah 9,326 m/s, sehingga nilai kecepatan
maksimumnya 19,326 m/s. dan kenaikan kecepatan 20 m/s adalah 39,313 m/s,
gerakan fluida yang membentuk garis-garis arus (kontur) aliran pada gambar
diatas Berikut adalah tabel kontur kecepatan pada panjang pipa vortex 5 cm :
49
Tabel 4. 5 Kontur Kecepatan pada panjang pipa vortex 5 cm :
10 m/s 19,326 0
20 m/s 59,313 0
30 m/s 53,550 0
kecepatan
70
60 59.313
53.55
50
40
m/s
30 30
20 20 19.326
10 10
0 0
Min Normal Max
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari gambar kontur turbulen
dibawah terlihat bahwa kontur turbulen maksimum ada pada kecepatan 20 m/s.
Berikut adalah gambar kontur turbulen dari hasil simulasi cyclone separator
50
(a) (b) (c)
Gambar 4. 30 kontur turbulent dengan kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s (c) 30 m/s
dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Turbulen tertinggi ada pada
kecepatan 20 m/s yaitu 55,906 j kg^-1, dan turbulen terendah ada pada kecepatan
10 m/s yaitu 0,128 j kg^-1. Berikut adalah tabel kontur turbulen pada panjang
pipa vortex 5 cm :
51
Turbulen
55.906
60 50.638
50
j kg ^-1 40
30
15.15
20 0.204
10 0.275
0 0.128
Min Max
Axis Title
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua kecepatan inlet yang
lain.Sedangkan untuk tekanan yang paling rendah ada pada kecepatan 10 m/s.
Berikut adalah gambar kontur tekanan dari hasil simulasi cyclone separator
52
Gambar 4.31 menunjukkan kontur Tekanan pada panjang pipa vortex 7
cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Tekanan tertinggi ada pada
kecepatan inlet 30 m/s adalah 2356,051 pa dan teakanan terendah ada pada
kecepatan 10 m/s yaitu -69,625 pa. Berikut adalah tabel kontur turbulen pada
Tekanan
1600
1408.118
1400
1200
1000
Pascal
800 727.807
600
400
206.723
200
0
Penurunan Tekanan
53
IV.8.7 Kontur Kecepatan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 7 cm :
gambar kontur kecepatan dibawah terlihat bahwa kenaikan kecepatan tertinggi ada
pada kecepatan inlet 30 m/s. Berikut adalah gambar kontur kecepatan dari hasil
kenaikan pada kecepatan 10 m/s adalah 8,604 m/s, sehingga nilai kecepatan
maksimumnya 18,604 m/s. kenaikan pada kecepatan 20 m/s adalah 16,687 m/s
menunjukan arah gerakan fluida yang membentuk garis-garis arus (kontur) aliran
54
pada gambar diatas. Berikut adalah tabel kontur kecepatan pada panjang pipa
vortex 7 cm :
10 m/s 18,604 0
20 m/s 36,687 0
30 m/s 59,587 0
kecepatan
70
60 59.587
50
40
m/s
36.687
30 30
20 20 18.604
10 10
0 0
Min Normal Max
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari gambar kontur turbulen
dibawah terlihat bahwa kontur turbulen maksimum ada pada kecepatan 20 m/s.
55
Berikut adalah gambar kontur turbulen dari hasil simulasi cyclone separator
dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Tekanan tertinggi ada pada
kecepatan 20 m/s yaitu 31,896 kg^-1 dan turbulen terendah ada pada kecepatan 30
m/s yaitu 0,005. Berikut adalah tabel kontur turbulen pada panjang pipa vortex 7
cm :
56
Turbulen
35 31.896
30
25 18.415
j kg ^-1
20
15
8.089
10 0.178
5 0.005
0 0.103
min Max
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari kontur tekanan tersebut
terlihat bahwa kecepatan inlet 30 m/s menghasilkan tekanan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kedua kecepatan inlet yang lain. Berikut adalah gambar
kontur tekanan dari hasil simulasi cyclone separator dengan panjang pipa vortex 9
cm:
57
(a) (b) (c)
Gambar 4. 34 kontur tekanan dengan kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s (c) 30 m/s
cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Tekanan tertinggi ada pada
kecepatan inlet 20 m/s adalah 985627,813 pa dan tekanan terendah ada pada
kecepatan 10m/s yaitu-145,988 pa. Berikut adalah tabel kontur tekanan pada
58
Tekanan
3000
2186.733
2000
Pascal
1000 443.095
97.683
0
Penurunan Tekanan
kecepatan inlet 30 m/s. Berikut adalah gambar kontur kecepatan dari hasil
59
Gambar 4.35 menunjukkan kontur kecepatan pada panjang pipa vortex 9
adalah 54,747 m/s sehingga kecepatan maksimumnya 84,747 m/s. Dari ketiga
gerakan fluida yang membentuk garis-garis arus (kontur) aliran pada gambar
diatas. Berikut adalah tabel kontur kecepatan pada panjang pipa vortex 9 cm :
10 m/s 20,333 0
20 m/s 40,710 0
30 m/s 84,747 0
60
Kecepatan
100
80 84.747
60
m/s
40 40.71
30
20 20 20.333
10
0 0
Min Normal Max
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari gambar kontur turbulen
dibawah terlihat bahwa kontur turbulen maksimum ada pada kecepatan 30 m/s.
Berikut adalah gambar kontur turbulen dari hasil simulasi cyclone separator
61
(a) (b) (c)
Gambar 4. 36 kontur turbulen dengan kecepatan (a) 10 m/s (b) 20 m/s (c) 30 m/s
dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Turbulen tertinggi ada pada
kecepatan 30 m/s yaitu 123,388 j kg^-1 dan tekanan terendah ada pada kecepatan
10 m/s yaitu 0,004 j kg^-1. Berikut adalah tabel kontur turbulen pada panjang pipa
vortex 9 cm :
62
Turbulen
140000 123,388
120000
100000
j kg ^-1
80000
60000
40000 12,789
20000 0,004
0.013 3,520
0
0.004 Min Max
tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua kecepatan inlet yang lain.
Berikut adalah gambar kontur tekanan dari hasil simulasi cyclone separator
63
Gambar 4.37 menunjukkan kontur pressure pada panjang pipa vortex 11
cm dengan kecepatan inlet 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. Tekanan tertinggi ada pada
kecepatan inlet 20 m/s adalah 2364710,250 pa, dan terendah ada pada kecepatan
30 m/s -968,307 pa. Berikut adalah tabel kontur turbulen pada panjang pipa vortex
11 cm :
Tekanan
1400
1227.057
1200
1058.969
1000
800
Pascal
600
400
200 108.212
0
Penurunan Tekanan
64
IV.8.13 Kontur Kecepatan pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 11 cm:
Dari simulasi didapatkan kontur kecepatan yang berbeda untuk
m/s. Berikut adalah gambar kontur kecepatan dari hasil simulasi cyclone separator
kenaikan pada kecepatan 10 m/s adalah 27,910 m/s, sehingga nilai kecepatan
65
kenaikan pada kecepatan 20 m/s adalah 52,890 m/s, sehingga kecepatan
garis-garis arus (kontur) aliran pada gambar diatas. Berikut adalah tabel kontur
10 m/s 37,910 0
20 m/s 72,890 0
30 m/s 56,043 0
Kecepatan
80
72.89
60
56.043
m/s
40 37.91
30
20 20
10
0 0
Min Normal Max
Grafik 4.14 Perubahan kecepatan pada Cyclone dengan panjang pipa vortex 11
cm
66
IV.8.14 Kontur Turbulen pada Cyclone dengan Panjang Pipa Vortex 11 cm :
masing Kecepatan inlet pada Cyclone Separator. Dari gambar kontur turbulen
dibawah terlihat bahwa kontur turbulen maksimum ada pada kecepatan 30 m/s.
cm dengan kecepatan 10 m/s, 20 m/s, dan 30 m/s. turbulen tertinggi ada pada
kecepatan 30 m/s yaitu 43,550 j kg^-1 dan turbulen terendah ada pada kecepatan
10 m/s yaitu 0,001 j kg^-1.Berikut adalah tabel kontur turbulen pada panjang pipa
vortex 11 cm:
67
Tabel 4. 15 kontur turbulen pada panjang pipa vortex 11 cm :
Turbulen
55
43.55
45
35.471
35
j kg ^-1
25 16.866
15
0.246
5 0.003
0.001
-5 Min Max
separator, hal ini bisa dilihat dari jumlah partikel trapped dan escaped. Semakin
sedikit partikel yang escaped, berarti semakin banyak partikel yang trapped dan
68
Perbedaan efisiensi yang didapat dari variasi panjang pipa vortex dari
tetap pada diameter Cyclone yang sama, kecepatan aliran yang terjadi dipengaruhi
rendah dan pada bagian yang lainnya kecepatan aliran akan lebih besar dari
perubahan kecepatan aliran tertinggi ada pada kecepatan inlet 30 m/s, dengan
69
terendah ada pada kecepatan inlet 10 m/s dengan panjang pipa vortex 7 cm yaitu
18,604.
inlet maka partikel akan terlempar kearah dinding cyclone yang disebabkan oleh
gaya sentrifugal dan gaya inersia sehingga partikel bergerak turun kedasar cyclone
efisiensi akan menurun dengan cepat apabila panjang pipa vortex terlalu pendek
Perbedaan effisiensi yang didapat dari variasi panjang pipa vortex pada Cyclone
Separator.
berkurang jika panjang pipa vortex yang terlalu pendek dan dengan semakin
tinggi kecepatan inlet maka partikel akan terlempar kearah dinding cyclone yang
disebabkan oleh gaya sentrifugal dan gaya inersia sehingga partikel bergerak
Partikel yang akan dipisahkan dari udara bersih haruslah tetap mempunyai
kecepatan yang cukup agar tetap berada didinding cyclone. Pada daerah dinding
cyclone terjadi vortex paksa. Gaya sentrifugal dan gravitasi akan menyebabkan
70
partikel tersebut akan berputar di dinding silinder cyclone hingga kedaerah cone
Daerah cone dibuat agar terjadi kecepatan rotasi yang cukup dari partikel
inlet maka kesempatan partikel untuk tetap berada didinding cyclone semakin
Trapped. Escaped adalah jumlah partikel yang ikut keluar bersama udara bersih,
sedangkan Trapped adalah partikel yang telah disisihkan dari udara bersih dan
masuk kedalam chopper. Hal ini bisa dilihat dari grafik dibawah ini :
Pemisahan Partikel
Escape
115
105
Jumlah partikel
95
85
75
65 110
55
45 69 76
35 58 51 57 62
25 43 31 21 41 29 44 24 16
15
3 5 7 9 11
panjang pipa vortex
effisiensi tertinggi pada kecepatan inlet 30m/s yaitu 19,45% partikel yang escape,
71
kecepatan inlet 30 m/s yaitu 9,54% partikel yang escape, ukuran panjang pipa
vortex 7 cm diperoleh nilai effisiensi tertinggi pada kecepatan inlet 30 m/s yaitu
pada kecepatan inlet 30m/s yaitu 10,90% partikel yang escape, ukuran panjang
pipa vortex 11 cm diperoleh nilai effisiensi tertinggi pada kecepatan inlet 30 m/s
Escape (%)
3 cm 19,45%
5 cm 9,54%
7 cm 13,18%
9 cm 10,90%
11 cm 7,27%
72
IV.12 Perhitungan dalam Menentukan Gas pada Cyclone berdasarkan Teori
gas
1,01325 10 N / m 28,97kg / kg.mole
5 2
1. Menentukan nilai Ne
Lc
Lb
Ne 2
H
20cm
10cm
Ne 2
5cm
Ne 3
9 gasW
d 50
2N e vin solid gas
9 0,66 10 5 1,250
d 50
2 3 10 1231 1,04
d 50 1,05 10 5 m
d 50 10,5m
73
2.b kecepatan inlet 20 m/s
9 gasW
d 50
2N e vin solid gas
9 0,66 10 5 1,250
d 50
2 3 20 1231 1,04
d 50 1,15 10 5 m
d 50 11,5m
9 gasW
d 50
2N e vin solid gas
9 0,66 10 5 1,250
d 50
2 3 30 1231 1,04
d 50 1,25 10 5 m
d 50 12,5m
9 gasW
dp
Nvin solid gas
9 0,66 10 5 1,250
dp
3 10 1231 1,04
d p 1,63 10 5 m
d p 16,3m
3.b kecepatan inlet 20 m/s
74
9 gasW
dp
Nvin solid gas
9 0,66 10 5 1,250
dp
3 20 1231 1,04
d p 1,63 10 5 m
d p 16,3m
3.c kecepatan inlet 30 m/s
9 gasW
dp
Nvin solid gas
9 0,66 10 5 1,250
dp
3 30 1231 1,04
d p 1,63 10 5 m
d p 16,3m
4. Gaya sentrifugal
Fc = m vs2 / rh
= 126.000
Fc = m vs2 / rh
= 504.000
4.c Fc = m vs2 / rh
75
= 756.000
BAB V
diperoleh.
4. Dari hasil simulasi dapat dilihat bagaimana pola dari aliran yang terbentuk
arah gerakan fluida yang membentuk garis-garis arus (kontur) aliran pada
Cyclone Separator.
76
V.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa hal yang dapat disarankan
adalah:
1. Perlu dilakukan meshing yang lebih baik agar hasil yang didapat lebih
akurat
77
DAFTAR PUSTAKA
78