You are on page 1of 67

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian dari indikator penting dari indek pembangunan
manusia (IPM) sebuah daerah atau wilayah. Bidang kesehatan merupakan sebuah
pelayanan yang terintegrasi dari beberapa disiplin ilmu kesehatan yang bertujuan
untuk menciptakan meningkatkan derajat kesehatan manusia. Rumah sakit
merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan berobat
jalan dan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapi yang lengkap dimana
hidup dalam lingkungan dinamis dan kompetitif. Dalam menyongsong era
industrialisasi setiap rumah sakit harus mengembangkan diri, baik dari sarana fisik
maupun kemampuan sumber daya manusia.
Profesi keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional yang menjadi
bagian integral juga menjadi bagian terdepan dari pelayanan kesehatan yang sangat
menentukan terhadap kualitas (mutu) pelayanan rumah sakit secara umum. Hal
tersebut dikarenakan pelayanan keperawatan merupakan bagian terbesar dari seluruh
pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada masyarakat. Seperti yang
diungkapkan Huber tahun 1996 bahwa 90 % pelayanan rumah sakit adalah
pelayanan keperawatan, sedangkan menurut Gillies tahun 1994 bahwa 40 – 60 %
pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Selain itu pelayanan
keperawatan menjadi sangat berpengaruh karena merupakan bentuk pelayanan yang
paling bersentuhan dengan pasien dalam memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan bersinambungan selama 24 jam.
Mengingat peran profesi keperawatan yang sangat signifikan dalam
menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit maka perawat harus
mampu memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas. Untuk mencapai
harapan tersebut maka diperlukan suatu pengelolaan keperawatan yang efektif dan
efisien melalui suatu proses manajerial yang dikenal sebagai manajemen
keperawatan.
Manajemen merupakan suatu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi, sehingga tujuan dari organisasi tersebut

1
dapat tercapai. Dalam lingkup keperawatan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, proses manajemen digunakan untuk mencapai tujuan organisasi
keperawatan yaitu mampu memberikan asuhan dan pelayanan keperawatan terhadap
pasien yang berkualitas dan profesional sehingga untuk dapat menempuh tujuan
tersebut diperlukan suatu visi, misi, dan tujuan yang jelas dengan melakukan
tahapan-tahapan dari manajemen keperawatan tahapan pengkajian (kajian
situasional), perencanaan (strategis dan operasional), implementasi, dan evaluasi.
Dengan semakin tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan profesional, maka perawat sebagai salah satu komponen
service provider terbesar harus dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensinya
dalam mengelola pelaksanaan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien. Oleh
karena itu, menjadi suatu keharusan bagi profesi keperawatan untuk terus
meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya baik dari aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor melalui proses pendidikan, pelatihan, dan terus mendorong
penelitian yang mendukung kemampuan perawat dalam bidang manajerial
pelaksanaan asuhan keperawataan.
RSUD dr. Slamet sebagai salah satu Rumah Sakit Umum rujukan di
Kabupaten Garut-Jawa Barat, memiliki visi dan misi sebagai acuan dalam
melaksanakan peran dan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Untuk
mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan satu
pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.
Didalam organisasi keperawatan, pelaksanaan manajemen dikenal sebagai
manajemen keperawatan.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut merupakan rumah sakit tipe B
yang telah terakreditas oleh KARS dengan mendapatkan paripurna. Untuk itu,
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut harus dapat mempertahankan
predikatnya dan bahkan meningkatkannya dengan menjaga mutu dan meningkatkan
kesehatan termasuk pelayanan keerawatan. Pelayanan keperawatan ini dapat dilihat
dari pelayanan yang diberikan oleh perawat di semua ruangan yang ada di RSUD dr.
Slamet Garut. Salah satunya di Ruang Rawat inap kelas II ZAMRUD.

2
Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan melalui praktik Manajemen
Program Profesi Ners yang dilakukan di Ruang ZAMRUD (Ruang perawatan
Penyakit Dalam) RSUD dr. Slamet Garut. Model layanan yang digunakan di Ruang
Zamrud Rumah Sakit Umum dr Slamet Garut adalah model tim. Dalam model
layanan tim ini, pengelolaan klien dilakukan secara bersama-sama. Masing-masing
disiplin ilmu tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri yang nantinya akan
diintegrasikan dalam upaya memberikan asuhan yang paripurna kepada klien.
Dalam model tim, keberadaan praktikan juga diintegrasikan dengan praktisi untuk
bersama-sama mengelola (memberikan layanan) kepada klien. Dimana dalam proses
pembelajaran praktikan dapat ikut serta melayani klien, begitu pun sebaliknya dalam
memberikan asuhan, praktisi juga dapat belajar bersama-sama praktikan. Sehingga
dengan model layanan tim diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan yang
diberikan. Dengan praktik kepaniteraan manajemen ini diharapkan dapat
memberikan pembelajaran dan pengalaman nyata bagi para praktikannya tentang
proses manajemen keperawatan di suatu unit pelayanan kesehatan, terutama di
Ruang Zamrud.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melalui kegiatan praktik profesi manajemen keperawatan di Ruang
ZAMRUD RSUD dr. Slamet Garut, diharapkan calon praktisi keperawatan dapat
menerapkan berbagai keterampilan dan pengetahuan secara langsung pada klien
yang dirawat di rumah sakit dan berusaha memberikan asuhan keperawatan
profesional yang berkualitas melalui pendekatan manajemen keperawatan. Selain
itu mampu melakukan dasar pengelolaan praktisi keperawatan, mampu melakukan
pengelolaan unit dan pelayanan di Ruang Perawatan Penyakit Dalam RSUD dr.
Slamet Garut sesuai dengan konsep dan langkah- langkah manajemen
keperawatan.

3
1.2.2 Tujuan Khusus
Melalui kegiatan praktek kepaniteraan profesi manajemen keperawatan
selama 15 hari, calon praktisi keperawatan mampu:
1. Menganalisa situasi manajemen unit dan manajemen asuhan di Ruang
ZAMRUD.
2. Mendokumentasikan hasil telaahan atau kajian situasi kepada penanggung
jawab unit atau unit lainnya yang berkepentingan.
3. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan unit pelayanan tertentu.
4. Melakukan implementasi manajemen unit dan manajemen asuhan di Ruang
Rawat Inap ZAMRUD RSUD dr. Slamet Garut dengan menggunakan
langkah-langkah proses manajemen keperawatan, bersama-sama dengan
sumber daya setempat.
5. Mengevaluasi keberhasilan program bersama-sama dengan sumber daya
setempat.

4
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG ZAMRUD

2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit RSUD dr. Slamet Garut


2.1.1 Visi Misi RSUD dr. Slamet Garut
2.1.1.1 Visi
Visi dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut ini yaitu “RSUD dr.
Slamet garut menjadi kebanggaan masyarakat Garut yang dipercaya, aman, nyaman
dan terjangkau”.
2.1.1.2 Misi
Misi dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut ini yaitu ada beberapa
point diantaranya sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau degan
menjunjung tinggi kode etik serta senantiasa memperhatikan fungsi sosial.
2. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana rumah sakit.
3. Membangun kemitraan dengan lembaga lainnya dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan dalam menunjang program pemerintah Kabupaten Garut.
4. Meningkatkan profesionalisme dan keramahan pegawai RSUD dr. Slamet Garut.
2.1.2 Moto RSUD dr. Slamet Garut
Moto dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut ini yaitu “Melayani
dengan Rendah Hati, Santun, Ikhlas, dan Profesional”.
2.1.3 Sifat, Maksud dan Tujuan RSUD dr. Slamet Garut
Sifat dari RSUD dr. Slamet Garut ini memiliki karakteristik tipe rumah
sakit tipe B dimana rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis luas. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut mempunyai potensi
untuk dikembangkan, karena Kabupaten Garut letaknya sebagai penyangga Ibu
kota Provinsi dalam wilayah pengembangan Bandung raya. Disamping itu juga
lalu lintas antara Garut dan Bandung semakin mudah. Dan adapun maksud dan
tujuannya berdasarkan visi dan misi yaitu

5
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang paripurna dan prima,
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
3. Meningkatkan daya dukung pelayanan kesehatan
4. Meningkatkan sumber pendapatan RSUD dr Slamet Garut.

6
2.1.4 Struktur Organisasi RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2019

7
2.2 Kajian Situasi Ruangan Zamrud
2.2.1 Karakteristik Unit
2.2.1.1 Visi Ruang Zamrud
Visi dari ruang Zamrud yaitu “Terwujudnya pelayanan keperawatan ruang
zamrud yang mandiri, aman, nyaman, dan sensitive terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan yang didukung oleh perawat yang professional”.
2.2.1.2 Misi Ruang Zamrud
Misi dari ruang Zamrud yaitu :
1. Menyelenggarakan pelayanan keperawatan ruang zamrud yang prima, serta
menjungjung tinggi kode etik dan senantiasa memperhatikan fungsi sosial.
2. Membangun kemitraan dengan unit lainnya di lingkungan rumah sakit dalam
rangka peningkatan pelayanan keperawatan.
3. Memperhatikan dan memelihara sarana dan prasarana yang tersedia di ruang
zamrud
4. Melakukan penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan khususnya pelayanan keperawatan ruang zamrud.
2.2.1.3 Sifat Kekaryaan Ruang Zamrud
1) Fokus Telaah
a. Bidang Pelayanan
Ruang zamrud RSUD dr.Slamet Garut merupakan salah satu Ruangan yang
memberikan pelayanan keperawatan infeksi paru (tbc). Ruangan ini terdapat
6 kamar, dengan 24 tempat tidur. Rata-rata pasien perbulan mencapai ±
sekitar 70 pasien. Ruangan ini merupakan unit pelayanan bagi klien kelas II
isolasi TB dengan pasien umum ataupun dengan bantuan BPJS Kesehatan.
b. Bidang Pendidikan
Di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut dalam bidang pendidikan terdiri
dari perawat, dan non perawat. Adapun riwayat pendidikannya yaitu terdiri
dari D3 Keperawatan, S1 Keperawatan, Profesi Ners, dan bidang profesi
lainnya seperti dokter spesalis jantung paru, dokter spesalis penyakit dalam,
dokter spesalis saraf , dokter spesalis kedokteran fisik dan rehabilitasi dan
administrasi.

8
c. Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian, fokus telaah ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
adalah individu, sekelompok individu, maupun institusi yang akan dan
sedang menjalani riset/penelitian pada berbagai unsur yang ada diruangan.
2) Lingkup Garapan
a. Bidang Pelayanan
Dalam bidang pelayanan, lingkup garapan diruang rawat inap Zarmud
RSUD dr. Slamet Garut adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia
berdasarkan focus telaah pada kasus-kasus penyakit pernafasan khususnya
penyakit tuberkolosis paru.
b. Bidang Pendidikan
Lingkup garapan yang ada di ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut dan
bidang pendidikan merupakan peningkatan kemampuan baik pada segi
kognitif, afektif, maupun psikomotor dari peserta didik (perawat, staff,
pasien, keluarga pasien, dan juga mahasiswa) dalam memenuhi kebutuhan
pasien dengan kasus pada penyakit sistem pernafasan.
c. Bidang Penelitian
Memfasilitasi dan membantu mahasiswa yang melakukan penelitian di ruang
Zamrud RSUD dr. Slamet Garut demi meningkatkan pelayanan ruangan dan
Rumah Sakit.
3) Basis Intervensi
a. Bidang Pelayanan
Basis intervensi pada bidang pelayanan di ruang Zamrud RSUD dr. Slamet
Garut adalah ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan ketidakmauan pasien
maupun keluarga pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien yang
berhubungan dengan kasus tuberkolosis paru.
b. Bidang Pendidikan
Basis Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut dijadikan basis intervensi
bidang pendidikan lanjutan seperti adanya mahasiswa yang dinas, dijadikan
tempat untuk melakukan penelitian/ riset keperawatan.

9
c. Bidang Penelitian
Dalam bidang penelitian, basis intervensi di ruang Zamrud RSUD dr.
Slamet Garut adalah menjadi lahan penelitian bagi individu, kelompok,
maupun institusi yang sedang dan akan melakukan penelitian pada berbagai
unsur yang terdapat di ruangan.

2.2.1.4 Struktur Organisasi Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut

KEPALA RUANGAN

UJANG RIDWAN S.KEP NERS

ADMINISTRASI

KHARISMAWATY S.E

PENANGGUNG JAWAB I PENANGGUNG JAWAB II PENANGGUNG JAWABIII

YADI KARYANA S.KEP.,NERS UNDANG SAEFULLOH


ERNI ROHAYATI S.KEP.,NERS
S.KEP.,NERS

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

SRI GANITRI AMD.KEP IWAN RUSNAWAN S.KEP ILMI TULUS PRATAMA


NERS AMD.KEP

ANGGOTA ANGGOTA ANGGGOTA

GILANG ERLANGGA ROBI NUGRAHA AMD.KEP YADI SATRIADI AMD.KEP


AMD.KEP

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

RIZAL MUTAQIEN AMD.KEP DEDI MULYADI AMD.KEP NINA MARTINA S.KEP

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

ABDA AMD.KEP AGUS SAFARI AMD.KEP

10
2.2.1.5 Model Layanan
Metode layanan yang digunakan di ruang Zamrud dalam memberikan asuhan
keperawatan hasil dari wawancara dengan beberapa observasi perawat dan juga CI
ruangan adalah menggunakan metode tim. Metode tim menurut Nursalam (2007),
metode yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien dalam kelolaan tim. Model tim didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat. Dan di ruang Zamrud ini sudah terbentuk 3 Tim perawat dengan anggotanya
(perawat asosiet) masing-masing tim terdiri dari 4 orang perawat asosiet dengan 1 ketua
tim serta 4 tim anggotanya. Tim 1 memegang kamar pasien 1-2 khusus perempuan
dengan BTA -, Tim 2 memegang kamar pasien 3-4 khusus laki-laki dengan BTA-, dan
Tim 3 memegang kamar pasien 5-6, kamar 5 khusus perempuan BTA + dan kamar 6
Khusus laki-laki BTA + . Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bagi perawat untuk
ikut bertanggung jawab dalam merawat seluruh pasien.
2.2.1.6 Letak Ruang Zamrud
1) Lokasi
Lokasi Ruang Zamrud terletak di bagian selatan RSUD dr. Slamet Garut,
dengan uraian sebagai berikut.
- Timur : Berbatasan dengan Ruang Intan
- Barat : Berbatasan dengan Masjid
- Utara : Berbatasan dengan Sungai Cimanuk
- Selatan : Berbatasan dengan Ruang Cempaka

11
2) Denah

12
3) Jarak terhadap fasilitas pendukung asuhan/pelayanan
a. Ruang Zamrud dengan Ruang Radiologi 228 m
b. Ruang Zamrud dengan Ruang ICU 141 m
c. Ruang Zamrud dengan Ruang Laboratorium 240 m
d. Ruang Zamrud dengan Ruang Bedah Sentral 231 m
2.2.1.7 Kapasitas Unit Ruang Zamrud
Kapasitas Unit Ruangan zamrud secara keseluruhan yaitu lebar kurang
lebih 80 meter dan panjang 40 meter. Di dalamnya terdapat 6 ruang kamar
perawatan, 1 kamar terdiri dari 4 bed dan 1 kamar mandi.
Di ruangan zamrud terdapat 1 ruangan kepala ruangan, 1 ruangan dapur,
2 ruangan penyimpanan alat, 6 ruang rawat pasien, 1 ruang perawat, 1 ruang
ganti perawat dan gudang. Didalam 6 kamar tersebut terdapat 24 tempat tidur
dengan kondisi cukup baik. Kondisi ruangan setiap pagi dibersihkan dan
dirapihkan oleh CS.
2.2.2 Analisis Terhadap Pasien di Ruangan Zamrud
2.2.2.1 Karakteristik Pasien di Ruangan Zamrud
Karakteristik pasien diruang Zamrud adalah pasien penyakit dalam baik laki-laki
maupun perempuan dengan kasus-kasus umum yang lebih difokuskan pada kasus
infeksi paru yang diindikasikan untuk rawat inap.
Adapun karakteristik pasien selama dilakukan kajian situasi adalah sebagai
berikut :
Tabel 1
Karakteristik Pasien di Zamrud Atas RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan Usia
Pada Tanggal 18 Desember 2018 – 18 Maret 2019

Persentase
No Klasifikasi Usia Frekuensi
(%)
1 Masa remaja awal 12-16 tahun 8 3,3
2 Masa remaja akhir 17-25 tahun 40 16,8
3 Masa dewasa awal 26-35 tahun 32 13,4
4 Masa dewasa akhir 36-45 tahun 49 20,6
5 Masa lansia awal 46-55 tahun 50 20,9
6 Masa lansia akhir 56-65 tahun 40 16,8
7 Masa Manula sampai atas ≥ 65 20 8,36
JUMLAH 239 100

13
Sumber : Studi dokumen di ruang Zamrud RSUD dr.Slamet Garut
Berdasarkan hasil Tabel 1 karakteristik kelompok usia pasien diruangan Zamrud
RSUD dr. Slamet Garut pada tanggal 18 Desember 2018 – 18 maret 2019, di dapatkan
data bahwa kelompok masa lansia awal merupakan usia terbanyak yang mengidap
penyakit TB yaitu 50 orang atau 20,9 %.

Tabel 2
Karakteristik Pasien di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Tanggal 18 Desember 2018 – 18 maret 2019
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Laki-laki 128 53,6
2 Perempuan 111 46,4
JUMLAH 239 100
Sumber : Studi dokumen di ruang Zamrud RSUD dr.Slamet Garut
Interpretasi :
Berdasarkan hasil dari tabel 2 karakteristik jenis kelamin pasien di ruang
Zamrud RSUD dr. Slamet Garut pada tanggal 18 Desember 2018 – 18 Maret 2019
didapatkan data bahwa jenis kelamin terbanyak adalah 128 orang atau 53,6 %.

2.2.2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien di Zamrud


Tabel 3
Karakteristik Pasien di Ruang Zamrud RSU dr. Slamet Garut Berdasarkan
Tingkat Ketergantungan Pada Tanggal 18 Maret - 20 Maret 2019

Tingkat ketergantungan Jumlah kebutuhan tenaga


Tingkat Kategori Frekuensi Pagi Siang Malam
18 19 20 18 19 20 18 19 20 18 19 20
Minimal 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Parsial 15 14 12 4,05 2,38 2,04 2,25 1,96 1,68 1,5 0,98 0,84
Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 15 14 12 4 2;30 2 2:20 2 1:30 1 1 1
Sumber : Studi dokumen di ruang Zamrud RSUD dr.Slamet Garut
Berdasarkan tabel 3 karakteristik pasien di ruang Zamrud RSU dr. Slamet Garut
berdasarkan tingkat ketergantungan pada tanggal 18 – 20 Maret 2019 yang paling
banyak yaitu Parsial care sebanyak 15 pasien.

14
Tabel 4
Karakteristik Pasien di Ruang Zamrud RSU dr. Slamet Garut Berdasarkan
Tingkat Ketergantungan
Pada Tanggal 18-20 Maret 2019
Persentase
Frekuensi Jumlah
No Tingkat Ketergantungan (%)
18 19 20
1 Minimal Care

2 Parsial Care 15 14 12 41 100%

3 Total Care - - - - -

JUMLAH 15 14 12 41 100
Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut

Berdasarkan tabel 4 karakteristik pasien di ruang Zamrud RSU dr. Slamet Garut
berdasarkan tingkat ketergantungan pada tanggal 18-20 Maret 2019 yang paling banyak
yaitu parsial care sebanyak 41 pasien (100%).
Tabel 5
Tingkat Resiko Jatuh Pasien di Ruang Zamrud RSU dr. Slamet Garut
Pada Tanggal 22 Maret 2019
Persentase
No Penilaian Resiko Jatuh Frekuensi
(%)
1 Resiko Rendah 2 14,3
2 Resiko Sedang 1 7,1
3 Resiko Tinggi 11 78,6
JUMLAH 14 100
\ Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
Berdasarkan tabel 5 karakteristik tingkat resiko jatuh pasien di Ruang Zamrud
RSUD dr Slamet Garut pada tanggal 22 maret 2019 paling banyak yaitu pada resiko
tinggi yaitu sebanyak 11 pasien atau (78,6%).

15
2.2.2.3 10 Angka Kejadian Penyakit 10 Terbesar di Ruang Zamrud RSUD dr.
Slamet Garut
Tabel 6
Klasifikasi 10 Penyakit Terbanyak 3 Bulan Terakhir
di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2019
Persentase
No Dx Medis Frekuensi
(%)
1 TB Paru 142 59,5
2 Efusi Pleura 39 16.3
3 TB Paru BTA (+) 26 10.9
4 PPOK 13 5.4
5 CHF 10 4.2
6 CAP 4 1.7
7 CA Mamae 2 0.8
8 Peritonitis Tb 1 0.4
9 Asma 1 0,4
10 Gangguan Elektrolit 1 0,4
JUMLAH 239 100
Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 6 klasifikasi 10 penyakit terbanyak 3 bulan terakhir di ruang
Zamrud RSUD dr. Slamet Garut jumlah penyakit terbanyak yaitu penyakit TB paru
sebanyak 142 pasien (59,5%).

16
2.2.2.4 10 Besar Masalah Keperawatan Pasien di Ruangan Zamrud
Tabel 7
10 Besar Masalah Keperawatan pada tanggal 18 februari – 18 Maret 2019
Pasien di Ruangan Zamrud RSU dr. Slamet Garut

No Dx Keperawatan Frekuensi Persentase (%)

1 Gangguan Pola Napas 35 39,3

2 Ketidak efektipan bersihan jalan 20 22,6


napas
3 Gangguan Pertukaran Gas 6 6,8

4 Gangguan Keseimbangan suhu Tubuh 5 5,6

5 Gangguan Kebutuhan nutrisi kurang 15 16,8


dari kebutuhan
6 Ganguan Pola makan 4 4,5

7 Gangguan Rasa Nyaman Nyeri 1 1,1

8 Cemas 1 1,1

9 Resiko terjadinya syok 1 1,1

10 Resiko Infeksi 1 1,1

Jumlah 89 100
Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 7 klasifikasi 10 masalah keperawatan terbanyak dalam 1
bulan terakhir di ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut yaitu gangguan pola nafas
sebanyak 35 pasien (39,3 %).

17
2.2.1 Analisis Unit Layanan Keperawatan
2.2.3.1 Flow Of Care
NO. ITEM AKTUAL IDEAL MASALAH
1 2 3 4 5
1. Penerimaan Berdasarkan hasil kajian situasi
pasien baru tanggal 18-20 Maret 2019 data Proses Penerimaan Pasien Proses penerimaaan pasien
sebagai berikut: - Pasien diantar ke ruang rawat inap oleh baru di Ruang Zamrud
1. Pasien baru yang masuk tanggal perawat/ klinik atau dijemput oleh sudah optimal dilihat dari
18-20 maret sebanyak 10 orang petugas ruang rawat inap. semua karakteristik
pasien. - Peralatan yang dibutuhkan oleh pasien keidealan sudah tercapai.
2. Proses penerimaan pasien baru baru disiapkan sebelum pasien baru
meliputi: masuk ruang rawat inap dan melakukan
- Perawat menerima informasi pengkajian pasien baru segera setelah
pemesanan tempat, diagnosa pasien masuk untuk mendapatkan data
medis dll. fokus dan membuat perencanaan
- Perawat ruangan menyiapkan tindakan.
tempat tidur dan alat yang - Semua pasien baru beserta keluarga
dibutuhkan. harus menjalani proses orientasi
- Pasien baru masuk ke ruangan mengenai tata tertib, ruangan, hak dan
diantar oleh pendorong atau kewajiban pasien, jam visite dokter dan
cleaning service beserta keluarga perawat, informasi sistem pembayaran
pasien. fasilitas ruangan.
- Perawat ruangan memeriksa - Semua pasien baru dilakukan
kelengkapan persyaratan dan pengkajian dan pendokumentasian hasil
status pasien. pengkajian.
- Perawat yang berdinas - Terpasang gelang informasi identitas
mendampingi pasien baru sampai pasien.
penempatan pasien baru ditempat - Penerimaan pasien baru dilaksanakan
tidur, menyiapkan peralatan yang sesuai dengan standar yang update dan
dibutuhkan seperti standar infus, resmi.
oksigen dan mengatur posisi

18
nyaman pasien.
- Perawat bersikap ramah,
memperkenalkan diri, dan
menginformasikan dokter
penanggung jawab pada pasien
baru namun ada sebagian
perawat yang tidak
memperkenalkan diri kepada
pasien//keluarga.
- Saat pasien tiba di ruangan,
perawat menempatkan pasien di
tempat tidur, menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan
(standar infus, tabung oksigen,
nasal kanul/masker).
3. Sebagian perawat melakukan
pengkajian dan
pendokumentasian hasil
pengkajian secara langsung
dilakukan pada pasien baru.
4. Pasien dipasangkan gelang
identitas di ruangan rawat inap
yang terdiri dari nama, tanggal
lahir, no. rekam medis.
5. Menurut hasil wawancara
terhadap CI, Ruangan Zamrud
sudah memiliki petunjuk
pelaksanaan (protap) penerimaan
pasien baru tetapi belum
menjelaskan secara rinci
langkah-langkah yang harus

19
dilakukan dalam menerima
pasien baru.
2 Pengelolaan a. Perawat a. Perawat Pengelolaan pasien belum
Pasien - Model asuhan keperawatan di - Metode ini menggunakan tim yang optimal menggunakan
ruang Zamrud adalah terdiri dari anggota yang berbeda-beda metode Tim dilihat dari
menggunakan metode Tim, dalam memberikan asuhan keperawatan indicator keidealan masih
perawat dibagi menjadi 3 tim kepada pasien. Perawat dibagi menjadi ada beberapa indicator
yang terdiri dari tenaga 2-3 grup yang terdiri dari tenaga yang belum tercapai seperti
profesional tekhnikal pembantu professional, tekhnikal pembantu dalam :
dalam satu grup kecil, akan tetapi satu grup kecil yang saling membantu 1. Tanggung jawab kepala
sebagian dari ruangan dengan jumlah tenaga 6-7 orang dalam ruangan
bertanggung jawab secara satu tim ( Nursalam, 2014). - belum terorganisirnya
keseluruhan terhadap pasien yang 1. Tanggung jawab kepala ruangan pembagian tim
ada di ruangan - Menetapkan standar kerja yang di 2.mengatur adwal dinas
- Model asuhan ini hanya efektif harapkan sesuai dengan standar tim nya yang
pada shift pagi karena jumlah asuhan keperawatan. dikoordinasikan dengan
perawat ruangan antara 4-5 - Menggorganisir pembagian tim kepala ruangan .
orang. Sedangkan pada shift sore dan pasien
dan shift malam metode tim - Memberi kesempatan kepada
belum berjalan efektif karena ketua tim untuk mengembangkan
jumlah perawat tiap shift hanya 2 kepemimpinan.
orang. - Memberi pengarahan kepada
- Terdapat mahasiswa keperawatan seluruh kegiatan yang ada
yang praktek di Ruang Zamrud diruangan.
dari Stikes Karsa Husada Garut - Memotivasi staf untuk
prodi Profesi Ners yang menjalani meningkatkan kemampuan
stase Manajemen Keperawatan. melalui riset keperawatan.
Keberadaan mahasiswa yang - Menciptakan komunikasi yang
melakukan praktek di ruangan terbuka dengan staf.
cukup membantu dalam
memecahkan suatu permasalahan

20
terkait manajemen keperawatan 2. Tanggung jawab ketua tim
yang terdapat di ruangan Zamrud. - Mengatur jadwal dinas tim nya
yang dikoordinasikannnya
dengan kepala ruangan.
- Membuat perencanaan
berdasarkan kewenangannya
yang di delegasikan oleh kepala
ruangan.
- Melakukan pengkajian
perencanaan, evaluasi askep
dengan tim anggota.
- Mengevaluasi askep baik proses
atau hasil yang diharapkan
beserta dokumentasinya.
- Melakukan kolaborasi dengan
tim kesehatan lain.
- Melakukan audit askep yang
menjadi tanggung jawab tim nya.
3. Tanggung jawab anggota tim:
- Melakukan tugas berdasarkan
rencana askep
- Mencatat dengan jelas dan tepat
askep yang telah diberikan
- Melaporkan perkembangan
kondisi pasien kepada ketua tim

21
b. Dokter b. Dokter
- Pendelegasian terapi dan - Pendelegasian tugas dilakukan secara
pemeriksaan penunjang kepada lisan dan tulisan agar memiliki legal
perawat sebagian besar dilakukan aspek yang jelas.
secara langsung (lisan) dan
tulisan pada rekam medis pasien.

c. Farmasi c. Farmasi
- Bagian farmasi menerima order - Bagian farmasi menerima order terapi
terapi sesuai dengan advis dokter, pasien sesuai advis dokter dan
khusus untuk pasien umum dan dilakukan sesuai pedoman yang ada.
BPJS dikendalikan oleh farmasi.
- Koordinasi antara perawat dengan - Koordinasi antara perawat dan farmasi
farmasi terutama mengenai obat- dapat dilakukan secara lisan maupun
obatan melalui kartu resep dan tulisan.
melalui telepon.

d. Gizi d. Gizi
- Pembagian makan kepada pasien - Pembagian makanan pasien dilakukan
diberikan oleh tenaga kesehatan oleh tenaga kesehatan gizi.
gizi.
- Penghitungan asupan makanan - Dilakukan penghitungan asupan nutrisi
setiap pasien dilakukan oleh ahli pasien oleh ahli gizi.
gizi.
3. Discharge 1. Berdasarkan pengalaman di 1. Berdasarkan idealnya Discharge Pemberian discharge
Planning Ruang Zamrud tercatat orang Planning menurut Kozier (2004) yaitu : planning belum optimal
pasien pulang18-20 Maret 2019 : - Menjelaskan tentang waktu kontrol karena masih adanya
- Perawat menyiapkan dan pasien setelah pulang dan memberikan indicator keidealan yang
menjelaskan administrasi yang surat kontrol serta memeriksa belum tercapai
dibutuhkan sebelum pasien kelengkapan status pasien. diantaranya:
pulang. - Ruangan mempunyai format discharge 1.ruangan belum

22
- Sudah ada format Discharge Planning. mempunyai format
planning. - Menjelaskan dan mengikuti prosedur discharge panning.
- Discharge planning yang administrasi kepulangan yang harus 2.perawat hanya
mencakup pengkajian biodata, diselesaikan oleh pasien pulang mutlak, menjelaskan jadwal kontrol
pengetahuan pasien mengenai pulang paksa, atau meninggal. tanpa menjelaskan
penyakit, kemampuan pasien - Ada indikator yang jelas sebagai tolak bagaimana perawatan
dalam beraktivitas, perawatan ukur pasien diperbolehkan pulang. untuk mencegah,
luka dan obat-obatan, belum - Perawat memberikan pendidikan mengobati saat dirumah.
dilaksanakan secara menyeluruh kesehatan kepada pasien dan
sesuai dengan kebutuhan pasien. keluarganya yang akan pulang
- Prinsip kolaborasi dalam sehubungan dengan penyakit yang
menentukan kepulangan pasien Informasi yang diberikan diharapkan
optimal. Belum ada indikator agar pasien/keluarga memiliki
pemulangan yang jelas yang kemampuan untuk melakukan
direncanakan dari awal untuk perawatan secara mandiri di rumah.
setiap keadaan pasien, baik oleh - Perawat memiliki keterlibatan dalam
dokter maupun perawat. Dokter menganjurkan status kepulangan pasien.
menjadi penentu waktu
kepulangan pasien.
- Dari 6 orang pasien pulang yang
di observasi tanggal 18-21
MAret 2019 perawat tidak
memberikan pendidikan
kesehatan yan jelas dan tepat
untuk perawatan pulang (saat di
rumah), dan hanya
mengingatkan jadwal control
dan minum obat saja.
- Pasien diperbolehkan pulang
setelah semua administrasi
selesai.

23
- Perawat mengikuti keputusan
dokter tentang kondisi pasien
sudah boleh pulang atau belum.
Perawat terlihat mempunyai
keterlibatan dalam
menganjurkan status kepulangan
pasien.
5. Pemenuhan Berdasarkan pengkajian di ruang Ideal Pemenuhan KDM : Nutrisi pada Pemantauan dan
KDM : Nutrisi Perawat dari tanggal 18-21 Maret pasien rawat inap : pemenuhan kebutuhan
2019 didapatkan data : 1. Pengelolaan pemberian makanan untuk nutrisi pasien dilakukan
1. Selain mengkonsumsi makanan pasien dilakukan oleh tim gizi. sudah optimal.
yang diberikan oleh bagian gizi 2. Makanan disajikan dalam keadaan
RSUD dr. Slamet Garut, pasien tertutup untuk mencegah kontaminasi.
juga mengkonsumsi makanan dari 3. Ruangan memiliki dapur sendiri yang
luar. berfungsi untuk menyiapkan makanan.
2. Makanan disajikan didalam 4. Perawat melakukan pengkajian pola
wadah makanan dalam keadaan makan pasien, Perawat mengkaji
tertutup. pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien
3. Pengkajian pola makan pasien dan hal-hal yang menyebabkan pasien
dilakukan oleh perawat pada tidak menghabiskan porsi makannya.
pasien yang membutuhkan 5. Makanan pasien disajikan dalam
pemantauan khusus keadaan tertutup.
4. Rumah sakit menyediakan 6. Perawat melakukan pemeriksaan rutin
makanan dalam wadah tertutup terhadap asupan nutrisi pasien dan
untuk pasien yang di rawat di memberikan motivasi pada pasien agar
ruang Zamrud. menghabiskan porsi makannya.
5. Sebagian perawat belum rutin
memeriksa asupan gizi pasien dan
memotivasi pasien dalam
menghabiskan makanannya

24
6. Pemenuhan Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Ideal Pemenuhan KDM : Cairan dan Pemantauan dan
KDM: Cairan Zamrud .dari tanggal 18-20 Maret elektrolit : pemenuhan kebutuhan
dan elektrolit 2019 didapatkan data: 1. Perawat melakukan pemeriksaan TTV cairan dan elektrolit pasien
1. Perawat melakukan pemeriksaan secara rutin pada pasien. belum dilakukan secara
TTV secara rutin pada pasien. 2. Memastikan tersedianya alat infus optimal karena masih
2. Perawat memastikan tersedianyaa 3. Setiap pemasangan infus terdapat label adanya indicator keidealan
alat-alat pemasangan infus dan waktu pemasangan, ukuran, jenis infus yang belum tercapai yaitu:
perlengkapan pemasangan infus set. 1. tidak ada label waktu
dilakukan sebelum tindakan 4. Memberitahukan kebutuhan cairan pemasangan infus,
pemasangan tersebut pasien. 2.tidak memberitahu
3. Pada pasien yang terpasang infus 5. Mengganti cairan sesuai waktu tanpa kebutuhan cairan klien,
tidak ada label waktu, ukuran harus dipanggil oleh keluarga. 3.tidak sensitif pada waktu
abocath, jenis infus set yang yang ditentukan saat
digunan pemasangan infuse. pergantian cairan.
4. Klien jarang diberitahukan tentang
kebutuhan cairannya
5. Bila cairan infus habis atau macet,
keluarga melaporkan pada perawat
7. Pemenuhan Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Ideal Pemenuhan KDM: Eliminasi Urin : Pemantauan dan
KDM: Zamrud dari tanggal 18 – 20 maret 1. Label pemasangan adalah salah satu cara pemenuhan kebutuhan
Eliminasi 2019 didapatkan data: menghindari infeksi. eliminasi pasien belum
1. Tidak tercantumnya waktu 2. Pemenuhan kebutuhan eliminasi dilakukan secara optimal
pemasangan kateter urin dan dilakukan oleh perawat bila dilihat dari indicator
waktu pada saat pengeluaran urin memungkinkan. idealnya belum tercapai
terakhir. a. Dilakukan perawatan kateter dan yaitu:
2. Pemenuhan BAB dan BAK penggantian. 1. perawat tidak
(membuang urine dalam urine bag, b. Urinal masing-masing pasien mendapat mencantumkan waktu
membersihkan area genitalia) 1. Urinal yang kotor dapat menyebabkan pemasangan kateter urin
dilakukan oleh keluarga pasien. terjadinya infeksi nosokomial. urinal dan waktu pada saat
a. Perawatan urine bag dan kateter yang digunakan pasien dalam keadaan pengeluaran urin terakhir.
sebagian dilakukan, bersih dan siap pakai.

25
pembuangan urine dilakukan c. Dilakukan monitor output urine dan 2. perawat tidak
oleh perawat dan dibantu oleh didokumentasikan dalam catatan perawat. melakukan perawatan
keluarga. 3.Terdapatnya waktu pemasangan urin kateter dan penggantikan.
b. Terdapat 2 urinal; yang kateter.
berfungsi untuk menampung
pembuangan urin.
8. Pemenuhan Berdasarkan pengkajian di ruang Pemantauan dan
KDM: Istirahat Zamrud 18-20 Maret 2019 didapatkan 1. Istirahat dibutuhkan dalam membantu pemenuhan kebutuhan
tidur data: pemenuhan rasa aman dan nyaman istirahat tidur pasien
1. Selama melakukan observasi dari pada pasien. belum dilakukan secara
tanggal 18-20 Maret 2019 optimal karena masih
sebagian pasien mengeluh sulit 2. Peraturan dipatuhi, jumlah penunggu adanya indicator keidealan
tidur . pasien diruangan 2 orang dan yang belum terpenuhi
2. Tata tertib mengenai jumlah pengunjung pasien tidak berlebihan. yaitu:
penunggu pasien dan pengunjung Peraturan dan tata tertib pasien 1. jumlah penunggu
sudah ada, akan tetapi penunggu ditempel disetiap kamar. pasien masih ada yang
pasien tidak disiplin untuk melebihi 1 orang dan
memenuhi tata tertib di ruangan 3. Pengunjung mematuhi peraturan yang pengunjung yang datang
Zamrud. Sebagian penunggu telah dibuat. Penunggu pasien hanya 1 menjenguk banyak
pasien tidur di ruangan lebih dari orang dan pengunjung pasien tidak 2. belum mengajarkan
1 orang. banyak. Keluarga mematuhi peraturan teknik relaksasi dan teknik
3. Perawat kadang-kadang yang ada. meningkatkan
mengingatkan pengunjung agar 4. Mengajarkan teknik relaksasi dan kenyamanan klien.
membatasi kunjungan pasien pada teknik meningkatkan kenyamanan 3.tidak adanya petugas
jam istirahat. klien keamanan di tiap ruangan
4. Respon klien terhadap kebutuhan 5. Adanya petugas keamanan di tiap kamar.
istrihat tidur belum dikaji secara ruangan rawat inap.
optimal
5. Posisi yang nyaman bagi pasien
untuk istrhat ditentukan sendiri
oleh pasien

26
6. Teknik relaksasi dan teknik
meningkatkan kenyamanan tubuh
kurang diinformasian oleh
perawat kepada pasien
7. Petugas keamanan sudah ada
sehingga pengunjung ataupun
penunggu pasien tidak terlalu
banyak.
10. Pemenuhan Berdasarkan pengkajian di ruang 1. Memposisikan klien dengan sesak pada Pemantauan dan
:KDM: Zamrud dari tanggal Zamrud 18-20 posisi semifowler pemenuhan kebutuhan
Oksigenasi Maret 2019 didapatkan data: 2. Penunggu Pasien jangan lebih dari 1 oksigenasi pasien belum
1. Upaya pemenuhan kebutuhan orang dilakukan secara optimal
oksigen dilakukan dengan posisi 3. Prosedur pemenuhan oksigen tersedia terlihat dari indicator
semifowler 4. Perawat mengajarkan tentang batuk keidealan yang belum
2. Rata-rata pasien ditunggu lebih efektif tercapai yaitu:
dari 1 orang penunggu 5. Penggunaan alat masker harus satu 1. rata-rata pasien
3. Prosedur tetap untuk pemenuhan pasien satu ditunggu oleh lebih 1
oksigenasi tidak tersedia orang
4. Perawat mengajarkan tentang 2.prosedur pemenuhan
teknik batuk efektif oksigen belum tersedia
5. Penggunaan masker/ sungkup 3. penggunaan masker
nebulezer dilakukan secara atau sungkup nebulizer
bersamaan tanpa ada pembeda dilakukan secara
antara pasien yang lainnya, bersamaan.
disertai tanpa dilakukan
pembersihan terlebih dahulu.
10. Pemenuhan Berdasarkan pengkajian di ruang Pelaksanaan pencegahan
KDM: Zamrud dari tanggal Zamrud 18-20 1. Seluruh perawat mencuci tangan infeksi rumah sakit belum
Pencegahan Maret 2019 didapatkan data: sebelum dan sesudah melakukan dilakukan secara optimal
Infeksi 1. perawat mencuci tangan sebelum tindakan. karena masih ada indicator
tindakan. Perawat memakai 2. Benda-benda tajam dibuang kedalam keidealan yang belum

27
handscoon dan semua perawat jerigen khusus benda tajam kemudian tercapainya :
mencuci tangan setelah diberi lebel di tiap jerigen. 1. pencegahan terjadinya
prosedur/tindakan. 3. Sampah dibuang bila tempat sampah infeksi nosocomial pada
2. Diruangan terdapat tempat sampah telah penuh. pasien dan keluarga
infeksius, dan non infeksius, dan 4. Perawat melakukan proteksi diri dan
juga safety box untuk limbah pasien, dengan cara menggunakan
benda tajam yang terbuat dari sarung tangan dan masker untuk setiap
bahan plastik yang tidak mudah tindakan terhadap pasien seperti
tembus. Disetiap kamar klien memasang infus, kateter, mengganti
terdapat 2 tempat sampah untuk alat tenun, pengambilan spesimen.
infeksius dan non infeksisus 5. Pencegahan terjadinya infeksi
namun keluarga pasien belum bisa nasokomial pada pasien dan kelurga
membedakan antara yang infeksi 6. Penggantian linen dilakukan tiap hari
dan tidak sehingga membuang
sembarangan.
3. Sampah dibuang satu hari sekali
atau setiap penuh, sampah medis
dibuang pagi hari pada pukul
06.30 pagi oleh petugas khusus.
4. Perawat telah melakukan proteksi
diri dari pasien, dengan cara
menggunakan sarung tangan untuk
setiap tindakan terhadap pasien
seperti memasang infus, kateter,
mengganti alat tenun,
pengambilan specimen dan
menggunakan masker N95
ataupun makser bedah. Akan
tetapi cara menyimpan alat masker
tersebut masih terlihat berantakan
atau kurang rapih yang tersimpan

28
di dekat tempat sampah.
5. Anjuran kepada pasien ataupun
kepada keluarga pasien untuk
menggunakan masker kurang
tegas sehingga banyak pasien
ataupun keluarga pasien yang
tidak menggunakan masker.
6. Penggantian linen dilakukan satu
kali/sehari atau saat sprei
basah/kotor.

11. Pemenuhan Dari hasil pengamatan dan 1. Pemberian kebutuhan personal higiene Pemantauan dan
KDM: wawancara, pemenuhan kebutuhan disesuaikan dengan kondisi pasien. pemenuhan kebutuhan
Personal personal hygiene dilakukan oleh Perawatan oral dan rambut dapat personal hygiene pasien
hygiene keluarga pasien. dilakukan oleh perawat atau keluarga dilakukan belum secara
1. Untuk pasien imobilisasi/tingkat pasien. optimal karena belum
ketergantungan intermediate 2. Alat-alat untuk mandi harus tersedia. terpenuhinya indicator
biasanya di washlap oleh keluarga 3. Pendidikan kesehatan tentang personal keidealan diantaranya:
dengan air hangat yang disiapkan higiene perlu dilakukan pada pasien 1.tidak tersedianya alat-
oleh keluarga, dan pasien dengan dengan kurangnya motivasi perawatan alat untuk menunjang
tingkat ketergantungan minimal kebersihan diri. dilakukannya personal
biasanya mandi ke kamar mandi. hygine di ruangan,
Perawatan oral dan perawatan 2. sebagian besar peran
rambut belum dilakukan. penting dalam pemenuhan
2. Tidak tersedia alat-alat untuk kebutuhan personal hygine
mandi (baskom, Ember, gayung). pasien dilakukan oleh
3. Sebagian perawat sudah keluarga.
memberikan pendidikan kesehatan
tentang pentingnya personal
hygiene.

29
12. Pemenuhan 1. Sebelum ke klien perawat tidak 1. Perawat harus mengkaji tentang Pemantauan dan
KDM: melakukan doa bersama di pagi kebiasaan ibadah, sistem dukungan, pemenuhan kebutuhan
Kebutuhan hari dan persepsi pasien terhadap psikologis dan spiritual
Psikologis dan 2. Perawat belum mengkaji penyakitnya. pasien belum dilakukan
Spiritual tentang kebiasaan ibadah klien, 2. Program pendampingan ahli agama secara optimal karena
serta sistem dukungan, dan (warois) harus berjalan dengan belum semua indicator
persepsi pasien terhadap optimal. keidealan terpenuhi
penyakitnya. 3. Terdapat arah kiblat untuk diantaranya:
3. Pengkajian terhadap nilai dan mengetahui arah shalat, dan jam 1.perawat belum mengkaji
kepecayaan klien tidak dinding untuk pengingat waktu tentang kebiasaan ibadah
dilakukan terhadap klien 4. Perawat bisa mengaplikasi asuhan klien, sistem dukungan
4. Perawat kadang menganjurkan keperawatan spiritual sesuai dengan dan persepsi pasien
kepada pasien dan keluarga keadaan pasien. terhadap penyakitnya.
yang mau menjalankan operasi 2. program pendampingan
untuk selalu berdoa ahli agama belum berjalan
5. Perawat kurang memperhatikan optimal.
kebutuhan spiritual 3.Belum terdapat arah
klien(Misalnya Solat) kiblat untuk mengetahui
6. Perawat belum menerapkan arah solat, dan jam
asuhan keperawatan dinding untuk pengingat
psikospiritual waktu.
7. Sudah tersedianya program 4. perawat belum
pendampingan ahli agama mengaplikasikan asuhan
(warois) pada pasien terminal keperawatan spiritual
namun tidak berjalan. sesuai dengan keadaan
8. Tidak tersedianya petunjuk arah pasien.
kiblat dan jam dinding di setiap
ruangan.
9. Sebagian peran pendukung
spiritual pasien yaitu keluarga

30
13. Dokumentasi Dokumentasi asuhan keperawatan Idealnya pendokumentrasian asuhan Pendokumentasian asuhan
Asuhan dilakukan pada saat pasien masuk ke keperawatan 100%. keperawatan belum
Ruang Zamrud. Dengan format optimal karena belum
ketersediaan untuk pengisian di semua indicator keidealan
rekam medik tersedia dan tidak tercapai diantaranya:
pernah kekurangan. Namun hasil 1.pendokumentasian
evaluasi dari ke 10 statsus pasien , asuhan keperawatan tidak
dalam pengisian pendokumentasian dilakukan 100 %
setiap shif kadang tersisi full dan 2.pengkajian ulang pada
sebagian tidak. pasien baru jarang
Pengkajian Pengkajian ulang pada pasien baru di Seluruh perawat bertugas melakukan dilakukan
ruangan Zamrud jarang dilakukan. pengkajian dan mendokumentasikannya
dengan lengkap
Diagnosa Diagnosa keperawatan yang di Seluruh perawat yang bertugas
Keperawatan dokumentasikan oleh perawat merumuskan diagnosa keperawatan
berdasarkan sesuai dengan rumusan sesuai dengan prioritasnya dan
analisa dan menyantumkan diagnosa mendokumentasikannya dengan lengkap.
aktual sebelum diagnosa keperawatan
resiko.

Perencanaan Perawat menyantumkan perencanaan Seluruh perawat yang bertugas membuat


sesuai diagnosa keperawatan pasien. perencanaan dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan pasien.

Implementasi Perawat melakukan intervensi Seluruh perawat yang bertugas


berdasarkan tindakan secara non melaksanakan tindakan keperawatan yang
medis dan medis dengan cara telah direncanakan.
kolaborasi dengan dokter.
Evaluasi dan Evaluasi dan cacatatan perkembangan
Catatan perawat lakukan dengan cara 1. Seluruh perawat yang bertugas
Perkembangan mendokumentasikan di lembar melaksanakan evaluasi terhadap
catatan perkembangan pasien tapi tindakan keperawatan.

31
jarang dicantumkan dan dilakukan di 2. Seluruh perawat yang bertugas
buku rekam medic pasien. membuat catatan asuhan
keperawatan secara jelas,. Lengkap
dan singkat.
19 SOP Terdapatnya SOP atau Protap dalam SOP sudah sesuai dengan 100%. SOP sesuai.
pembentukan Tim Penyusunan pada
tahun 2013 namun tidak terdapat sop
tentang penggunaan hiperfiltrasi..
20 SAK Terdapatnya SAK atau Protap dalam SAK sudah sesuai dengan 100%. SAK sesuai
pembentukan Tim Penyusunan pada
tahun 2014.

21 Hubungan Keseragaman cara


Perawat dan 1. Komunikasi antar perawat dapat 1. Ada rapat antara kepala ruangan penyampaian atau serah
perawat disampaikan melalui rapat rutin. dengan staf, setiap ada informasi yang terima pasien saat
Rapat rutin dilakukan 3-4 bulan harus disampaikan langsung diadakan pergantian shift belum
sekali secara rutin. rapat. optimal ,terdapat beberapa
2. Mekanisme pengambil keputusan 2. Media komunikasi dilakukan melalui indicator keidealan yang
disesuaikan dengan kondisi. buku laporan, dan disertai dengan belum tercapai
3. Media komunikasi antar perawat media komunikasi elektronik . diantaranya:
menggunakan buku laporan. 3. Pergantian shift dilakukan operan 1.tidak semua perawat
4. Mempunyai protap timbang informasi dengan melihat kondisi melakukan operan dengan
terima. Kegiatan operan pasien secara langsung. Kecuali pada melihat kondisi pasien
dilakukan setiap pergantian shift saat shift malam jarang dilakukan secara langsung
Namun, tidak semua perawat keruangan pasien karena kondisi pasien 2.operan tidak dilakukan
melakukan operan dengan sedang dalam istirahat. saat semua perawat hadir
melihat kondisi pasien secara 4. Operan dilakukan saat semua perawat diruangan.
langsung. telah hadir diruangan
5. Pada Saat operan shif, dilakukan
kepada perawat yang pertama kali
datang pada shif itu.

32
2.2.4. Sumber Daya atau Kekuatan Kerja
2.2.4.1 Manusia
2.2.4.1.1 Perawat
Tabel 8
Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2019
No Tingkat Pendidikan Frekuensi (%)
1 S1 Keperawatan Ners 6 orang 40
2 S1 Keperawatan 1 orang 6.7
3 D3 Keperawatan 8 orang 53.3
Total 15 orang 100
Sumber : Studi Dokumentasi Di Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut
Beradasarkan tabel 8 di dapatkan data bahwa tingkat pendidikan tenaga
perawat paling banyak pada d3 keperawatan yaitu sebanyak 8 orang (53.3%).

1. Status kepegawaian Di Ruang Zamrud


Tabel 9
Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Status Kepegawaian
Di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2019
Status (%)
No Frekuensi
Kepegawaian
1 PNS 7 orang 46.7
2 TKK 8 orang 53.3
Total 15 orang 100%
Sumber : Studi Dokumentasi Di Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut
Beradasarkan tabel 9 di dapatkan data bahwa status kepegawaian tenaga
perawat paling banyak pada status TKK yaitu sebanyak 8 orang (53.3%).

33
2. Berdasarkan Masa Kerja Di Ruang Zamrud
Tabel 10
Klasifikasi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Masa Kerja
di Ruang Zamrud RSU dr.Slamet Garut tahun 2019
Masa Kerja Frekuensi (%)
0-5 8 53.4
6-10 2 13.3
11-15 1 6.7
16-20 2 13.3
21-25 2 13.3
Jumlah 15 100
Sumber : Studi Dokumentasi Di Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut

Beradasarkan tabel 10 di dapatkan data bahwa masa kerja tenaga perawat


paling banyak pada masa kerja 0-5 tahun yaitu sebanyak 8 orang (53.4%).
3.2.4.1.2 Non Keperawatan
Tabel 11
Klasifikasi Tenaga Non Keperawatan
Di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut pada tahun 2019
Status Kepegawaian Frekuensi (%)
Administrasi 1 50
Cleaning Service 1 50
Jumlah 2 100
Sumber : Studi Dokumentasi Di Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut
Beradasarkan tabel 11 di dapatkan data bahwa status kepegawagaian non
tenaga perawat yaitu admin 1 atau 50% dan CS 1 atau 50 %.

34
1.2.4.1.3 Medis
2.2.4.2 Non Manusia (Methode, Material, Money, Marketing)
1) Methode
Ruang Zamrud dipimpin oleh satu kepala ruangan, metode
pemberian asuhan keperawatan di ruangan ini yaitu menggunakan metode
tim yang dilakukan pada saat shift pagi, siang, dan malam. Dari hasil
wawancara pada kepala ruangan pada tanggal 18 Maret 2019 ruang
zamrud ini sudah terbentuk 3 Tim perawat dengan anggotanya (perawat
asosiet) masing-masing tim terdiri dari 5 orang perawat asosiet. Tim 1
memegang pasien kamar 1-2 , Tim 2 memegang pasien kamar 3-4 dan
Tim 3 memegang pasien kamar 5-6. Akan tetapi tidak menutup
kemungkinan bagi perawat untuk ikut bertanggung jawab dalam merawat
seluruh pasien.
Peraturan shif yang di gunakan di raung Zamrud RSUD dr.Slamet
Garut berdasarkan kebijakan rumah sakit berdasarkan ketentuan pershif
yaitu :
- Shift pagi ( 07.30 WIB- 14.00 WIB)
- Shift siang ( 14.00 WIB- 21.00 WIB)
- Shift malam ( 21.00 WIB- 07.30 WIB)
Dan untuk ketentuan jam kerja dari UP dalam 5 hari kerja dari jam
07.00-16.00 WIB.
Fasilitas dan kegiatan asuhan keperawatan yang ada di ruang Zamrud
RSUD dr. Slamet Garut yaitu diantaranya :
1. Terdapat dokumentasi tentang kondisi atau rencana tindakan terhadap
pasien di buku laporan, namun tidak semua perawat dalam satu shift
melakukan pendokumentasian.
2. Evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan dilaksanakan setiap hari.

35
3. Dokumentasi keperawatan :
a. Telah ada prosedur penulisan dokumentasi keperawatan
b. Format yang ada : pengkajian secara umum, perencanaan asuhan
keperawatan dan catatan perkembangan menggunakan SOAPIER.
c. Telah ada format ringkasan atau resume pasien keluar.
4. Pembagian shift yaitu dibagi 3 shif (pagi, siang, malam) dinas pagi 5
orang, dinas siang 2 orang, dan dinas malam 2 orang.
5. Untuk sistem operan dinas dari shift sebelumnya ke shift berikutnya
dilakukan di Nurse Station dengan menjelaskan perkembangan pasien ,
Namun nurse tidak berpamitan ke tiap ruang kamar rawat inap pasien
bahwa jam dinas sudah selesai dan diganti oleh perawat jaga dinas
selanjutnya.
2) Material
Ruang rawat Zamrud memiliki ners station yang berfungsi sebagai pusat
aktifitas perawat. Ruang Zamrud terletak di bagian selatan RSUD dr
Slamet Garut, memiliki 6 kamar pasien dengan fasilitas 24 set tempat ridur
beserta lemarinya.
3) Money
Ruang Zamrud tidak mengatur pelayanan keuangan, di ruangan hanya
membuat rincian pasien pulang dan pembayaran dilakukan di bank
pembayaran RSU dr Slamet Garut. Adapun ketersediaan data yang
dibutuhkan oleh ruangan seperti kasa, alkohol, obat-obatan dan lain
sebagainya itu berasal dari amparahan.
4) Marketing
Dalam bentuk pelayanan di RSUD dr. Slamet Garut berdasarkan observasi
selama 3 hari dalam kajian situasional asuhan ini khususnya di ruang
Zamrud menggunakan pemanfaatan rumah sakit dan mutu pelayanan
berupa BPJS dan umum.

36
Tabel 12
Jenis Pembayaran Yang di Gunakan Pasien Rawat Inap
di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
dari Tanggal 18 Desember 2018--18 Maret 2019

Jenis
No. Frekuensi Persentase (%)
Pembayaran
1 BPJS 176 73,6
2 Umum 63 26,4
3 Kontraktor 0 0
4 Lainnya 0 0
JUMLAH 239 100
Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut

Dari hasil tabel 12 di dapatkan data bahwa jenis pembayaran yang di


gunakan pasien rawat inap di ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut dari tanggal
18-20 Maret 2019 sebanyak 136 orang (82,4 %) menggunakan BPJS dan 29 orang
(17,6%) menggunakan umum.
2.2.5 Lingkungan Kerja
2.2.5.1 Lingkungan Fisik
1. Ruangan
a) Lokasi Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut, dengan uraian
sebagai berikut:
- Timur : Berbatasan dengan Ruang Intan
- Barat : Berbatasan dengan Masjid
- Utara : Berbatasan dengan Sungai Cimanuk
- Selatan : Berbatasan dengan Ruang Cempaka
b) Ruang Zamrud memiliki pintu masuk khusus. Ruang Zamrud
dilengkapi dengan Nurse Station, gudang, dapur, ruang
instrument alat,WC, dan ruang ganti perawat.
c) Tidak tersedia ruang tunggu untuk keluarga pasien
d) Seluruh lantai ruangan terbuat dari kramik, kering, dan tidak
licin. Namun kondisi keramik banyak yang rusak, Lantai
dibersihkan setiap hari mulai jam 06.30 WIB sampai dengan

37
selesai dan senantiasa dibersihkan jika kondisi lantai tidak
bersih.
e) Dinding tembok bercat, permukaan rata agak lembab namun
terdapat beberapa atap yang bocor.
f) Ruang Zamrud merupakan ruang rawat inap untuk perempuan
dan laki-laki.
g) Ruang Pasien
Ruangan pasien memiliki 6 kamar yang layak di gunakan,
berukuran ± 2,5 x 6 m. Tiap kamar terdiri dari 4 tempat tidur, 1
WC, dan 1 lemari serta kondisi penerangan dan ventilasi kurang
baik, serta tidak ada tata tertib di dalam ruangan.
h) Ruang Perawat
Ruang perawat sejajar bersebelahan dengan Ruang kepala dan
kamar mandi.
i) Ruang Kepala Ruangan
Ruang kepala ruangan Zamrud berada bersebelahan dengan
ruang perawat, dekat dengan Nurse Station, dan terdapat 1 wc.
j) Ruang Pendidikan
Ruang Zamrud belum memiliki ruang pendidikan khusus yang
untuk digunakan dan alat penunjang pendidikan seperti buku
pustaka, poster maupun jurnal penelitian belum banyak tersedia.
k) Ruang Instrumen Alat
Ruang instrument alat terletak di ruangan samping nurse station.
l) Gudang
Gudang digunakan sebagai ruang peralatan yang masih
digunakan maupun tidak digunakan dan ruang linen
m) Ruang Pemeriksaan
Tidak terdapat ruang pemeriksaan, hanya terdapat ruang
anteroom

38
2. Tempat Sampah
Tempat sampah medis dan non medis terdapat diruang tindakan
dengan berukuran besar. Dan untuk di setiap ruangan luar tiap
masing-masing kamar terdapat tempat sampah medis dan non
medis, tapi keluarga pasien masih membuang sampah sembarangan.
3. Papan Kamar
Terdapatnya nomor kamar di ruang Zamrud yang tertempel di atas
pintu luar kamar.
4. Peralatan (Sarana dan Prasarana)
Tabel 13
Inventaris Alat Kesehatan
di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
Kondisi
No Nama barang Jumlah
Baik Kurang Baik
1 Stetoskop 1 1
2 Lemari es 1 1
3 Kom stainless 2 2
4 Tabung O2 3 3
5 Flow meter 16 13 3
6 Senter 0 0
7 Bak injeksi 2 2
8 White board 1 1
9 Lemari obat kaca 1 1
10 Spignomanometer/tensi meter 1 1
11 Pinset anatomis 2 2
12 Pinset chirurgis 2 2
13 Gunting necrotomi 1 1
14 Gunting verband 1 1
15 Korentang dan Tempatnya 1 1
16 Bengkok 3 3
17 Suction 1 1
18 Alat pemadam kebakaran 1 1
19 Standar infuse 24 24
20 Thermometer 1 1
21 Kom tertutup 2 2
22 Tourniquet 1 1
23 Nebulizer 1 1

Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut

39
Tabel 15
Inventaris Alat Tenun dan Perlengkapan Kebutuhan Pasien
di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2019

No Inventaris Alat Jumlah


1 Pel pengesut 1
2 Keset karjut 1
3 Sikat closet 1
4 Tempat sampah sedang 2
5 Tempat sampah kecil 18
6 Tempat sampah besar 3
7 Laken (sprei kecil) -
8 Sarung bantal -
9 Stik laken -
10 Ember besar tutup 1
11 Perlak -
12 Jam dinding 3
13 Guling -
14 Bantal -
15 Sprai 30
Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
2.2.5.2 Lingkungan Non Fisik
1. Hubungan Perawat dengan Pasien
Hubungan perawat dengan pasien terjadi sejak pasien masuk ke
ruangan Zamrud, selama proses keperawatan berlangsung hingga pasien
pulang. ketika pasien pulang perawat selalu memberikan pendidikan
kesehatan (penkes) kepada keluarga pasien mengenai masalah yang
dialami oleh pasien.
Ketika proses keperawatan berlangsung di ruanganpun, perawat
jarang mengunjungi pasien kecuali saat melakukan tindakan keperawatan
dan ketika diminta oleh keluarga pasien. Kemudian, ketika penyerahan
tugas keperawatan (operan dinas) sistem operan dinas dari shift
sebelumnya ke shift berikutnya kadang dilakukan di Nurse Station
menggunakan buku dokumentasi, dan kadang menggunakan ronde simple
keperawatan atau langsung di depan pasien.

40
2. Hubungan Perawat dengan Perawat
Hubungan kerja perawat dengan perawat dilakukan dengan
menggunakan komunikasi secara langsung baik secara informal maupun
formal, serta komunikasi menggunakan media elektronik.
3. Hubungan Perawat dengan Profesi Lain
Hubungan perawat dengan profesi lain dilakukan secara verbal
baik langsung maupun tidak langsung, misalnya secara langsung dengan
komunikasi, kolaborasi ketika memberikan asuhan keperawatan dan secara
tidak langsung dengan buku laporan, buku komunikasi, dan lain-lain.
2.2.6 Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO)
1. BOR (Bed Occupancy Ratio)
Selama 2 bulan pengkajian (18 januari 2018 - 18 Maret 2019)
Rumus BOR :

Bulan januari-februari
BOR = ( 532: (24x30)) x 100%
= 73,88 %
Bulan februari – maret
BOR = ( 449: (24x30)) x 100%
= 62,36 %
Nilai parameter ideal 60-85 %
Bulan Hasil Rata- rata
Januari - februari 73,88 % -
Februari - maret 62,36 % -
Jumlah 136,24 68,12 %

Berdasarkan hasil tabel di atas di dapatkan bahwa nilai rata- rata


BOR pada 2 bulan terakhir yaitu 68,12 % yang berarti nilai BOR di ruang
Zamrud normal (ideal).

41
2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata Lama Pasien Dirawat)
Selama 2 bulan pengkajian (18 Januari - 18 Maret 2019)
Rumus ALOS :

Bulan januari - februari


ALOS = 532: 69= 8 hari
Bulan februari – maret
ALOS = 449 : 58 = 7 hari
Nilai parameter ideal 6-9 hari
Bulan Hasil (Hari) Rata- rata
Januari - februari 8 -
Februari - maret 8 -
Jumlah 16 8

Berdasarkan hasil tabel di atas di dapatkan bahwa nilai rata- rata


ALOS pada 2 bulan terakhir yaitu 8 hari yang berarti nilai ALOS di ruang
Zamrud normal (ideal).
3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang Putaran)
Selama 2 bulan pengkajian (18 januari- 18 maret 2019)
Rumus TOI :

Bulan januari-februari
TOI = ((24X30)-532) : 64
= 2,9 ( dibulatkan 3 hari)

Bulan februari- maret


TOI = ((24X30)-449) : 58
= 4,6 ( dibulatkan 5 hari)
Nilai parameter ideal 1-3 hari

42
Bulan Hasil (Hari) Rata- rata
Januari - februari 3 -
Februari - maret 5 -
Jumlah 8 4

Berdasarkan hasil tabel di atas di dapatkan bahwa nilai rata- rata


ALOS pada 2 bulan terakhir yaitu 4 hari yang berarti nilai TOI di ruang
Zamrud melebihi normal .

4. BTO (Bed Turn Over = Angka Perputaran tempat Tidur)


Dalam 2 bulan terakhir di bulan januari - februari 2019
Rumus BTO :

Bulan januari-februari
BTO = 64 = 2,6 kali
24

Bulan Februari-maret
BTO = 58 = 2,4 kali
24
Nilai parameter ideal 40-50 kali .
Bulan Hasil Rata- rata
Januari - februari 2,6 -
Februari - maret 2,4 -
Jumlah 5 2,5

Berdasarkan hasil tabel di atas di dapatkan bahwa nilai rata- rata


BTO pada 2 bulan terakhir yaitu 2,5 kali.

43
2.2.7 Pendidikan dan Pelatihan Perawat Yang Sudah di Lakukan di Ruang
Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
2.2.7.1 Pelatihan Perawat Yang Sudah di Lakukan di Ruang Zamrud RSUD dr. 18
Slamet Garut
Tabel 26
Distribusi Pelatihan Perawat Yang Sudah di Lakukan Oleh Perawat
Ruangan Zamrud RSUD dr. Slamet Garut Tahun 2019
No. Bentuk Pelatihan F Persentase (%)
1. BTCLS 8 36,36
2. PPGD 7 31,81
3. ENIL 2 9,09
4. Penanggulangan Sars 1 4,54
5. Profesinonalisme 4 18,2
perawat dalam
penanganan TB
resistensi obat dan tb
dengan penyulit
JUMLAH 22 100%
Sumber : Studi Dokumentasi di Ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut
Interpretasi :
Dari hasil tabel 26 distribusi pelatihan perawat yang sudah di lakukan oleh
perawat ruangan Zamrud RSUD dr. Slamet Garut diantaranya pelatihan PPGD,
BTCLS, ENIL dan penanggulangan sars, dan profesinonalisme perawat dalam
penanganan TB resistensi obat dan tb dengan penyulit.

44
BAB III
ANALISIS DATA DAN PERENCANAAN

3.1 Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah instrument perencanaan strategis yang klasik.
Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan
ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk
memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini
menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka.
Tujuan Analisis Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan,
kelemahan, peluang dan ancaman rumah sakit secara menyeluruh yang digunakan
sebagai dasar atau landasan penyusunan objective dan strategi puskesmas dalam
corporate planning.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
- Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam ruangan rumah
sakit, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh puskesmas, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri.
- Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam ruangan rumah
sakit, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis
merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh puskesmas, proyek atau
konsep bisnis itu sendiri.
• Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang
terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar puskesmas,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan
pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

45
• Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
mengganggu puskesmas, proyek atau konsep bisnis itu sendiri
Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal terhadap Ruang
Zamrud RSUD dr Slamet yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :

46
3.1 Analisa SWOT

Strenght Weakness Opportunity Threatened

MAN

a. Perawat  Perawat dengan tingkat  Adanya peluang dalam  Adanya tuntutan


 Jumlah tenaga perawat di Ruangan Zamrud pendidikan D3 Keperawatan penerimaan perawat masyarakat yang
berjumlah 15 orang, dengan jenjang lebih banyak dibanding dengan baru. tinggi untuk
pendidikan D3 Keperawatan 8 orang, S1 tingkat pendidikan S1  Adanya kesempatan mendapatkan
Keperawatan Ners 6 orang dan S1 Keperawatan Ners untuk melanjutkan pelayanan yang
Keperawatan 1 orang.  Belum ada perbedaan antara pendidikan ke jenjang lebih
 Dari hasil observasi diperoleh bahwa asuhan perawat lulusan D3 dengan yang lebih tinggi professional.
keperawatan yang diberikan oleh perawat perawat lulusan S1 Keperawatan  Adanya pre conference  Kekurangan
belum sesuai dengan SOP. Ners sebelum memulai asuhan perawat dapat
 Adanya pelatihan yang telah dilakukan  Tidak adanya reward yang keperawatan menimbulkan
BTCLS. significant bagi karyawan/  Adanya post conference peningkatan
 Perawat di Ruangan zamrud diberikan perawat yang berprestasi. di akhir. kelebihan beban

47
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.  Berdasarkan hasil observasi  Adanya sharing dengan kerja perawat
 Kepala ruangan memberikan kesempatan bahwa yang mengikuti pelatihan kepala ruangan sehingga terjadi
kepada perawat untuk menyampaikan kendala tentang penanganan TB hanya 4  Adanya rapat bulanan penurunan
yang ada di ruangan. orang saja. sebgai evaluasi. kinerja perawat
 Adanya CI yang mengkoordinir mahasiswa  Berdasarkan hasil observasi  Perawat mempunyai dan kualitas
yang sedang praktek belajar lapangan. didapatkan ketidaksesuaian peluang untuk mengikuti asuhan
pembagian kerja sesuai dengan seminar/ pelatihan keperawatan.
latar belakang pendidikan.  Kesempatan dalam  Adanya
 Kurangnya jumlah tenaga meningkatkan Sumber keterbatasan
perawat di Ruangan zamrud daya perawat. perawat dan
dimana jumlah tenaga perawat  Adanya mahasiswa yang kemampuan
termasuk kepala ruangan, PP, CI sedang praktek belajar di perawat dalam
dan PA adalah 15 orang/hari. Ruang Zamrud RSUD kualitas
Sedangkan dari hasil perhitungan dr.Slamet Garut pelayanan.
jumlah tenaga kerja menurut
tingkat ketergantungan adalah
17 orang,
Jadi kekurangan 2 orang perawat.
b. Pasien

48
 Klien di ruang zamrud memiliki tingkat  Tingkat ketergantungan  Rumah sakit yang
ketergantungan yang berbeda-beda mulai dari  Tidak ada data karakteristik klien yang berbeda dapat memiliki ruangan
pasien sesuai tingkat
yang yang minimal care sampai total care. meningkatkan dan asuhan
ketergantungan pasien
Namun rata-rata memiliki tingkat pengetahuan keperawatan
ketergantungan parcial care. ketrampilan perawat yang berkualitas.
dalam memberikan
Asuhan keperawatan
MATERIAL
 Ruang zamrud adalah ruang perawatan  Claeaning Servis terbatas  Adanya dana untuk  Resiko pada
penyakit tb baik laki-laki ataupun  Terdapat kramik rusak dari penambahan keselamatan
perempuan, dengan kapastias 24 bed atau 6 beberapa kamar serta atap cleaning servis infelsius bagi
kamar dengan 1 kamar terdiri dari 4 bed. bocor serta penerangan yang  Adanya kesempatan petugas, pasien
Kamar 1 dan 2 untuk perempuan dengan tidak nyala di beberapa kamar untuk merenovsi ataupun
BTA- , kamar 3-4 untuk laki-laki dengan klien. ruangan dan keluarga.
BTA- sedangkan kamar 5 untuk  Belum ada penunjuk arah/ memperindahkan
perempuan dengan BTA+ dan kamar 6 keterangan pada setiap kamar situasi ruangan
untuk laki-laki dengan BTA+. pasien  Perlu sosialisasi
 Terdapat ruang kepala ruangan, nurse  Dalam pelaksanaan tentang maksud dari

49
station, anteroom, ruang ganti dan gudang. pembuangan sampah pada prosedur pemakaian
 Setiap bed diberikan lemari pasien untuk kamar pasien kadang tidak APD
menyimpan barang bisa membedakan untuk
 Adanya tempat sampah yang sudah infeksi ataupun tidak
terpisah medis dan non medis di Anteroom  Lemari pasien terlihat tidak
dan kamar pasien. rapih
 Sudah terlaksananya cara pembuangan  Permintaan bahan medis
spuit. (APD) terbatas
 Tersedianya alat-alat pelindung di ruangan
(masker dan handscoon)

METODE

 Memiliki Visi, Misi, Motto RSUD Dr.  Belum Memiliki struktur • RSUD Dr. Slame Adanya tuntutan
Slamet garut dan visi misi ruangan zamrud organisasi yang jelas dan merupakan salah satu akan pelayanan
yang berlaku di Ruangan. melakukan pendelegasian Rumah Sakit pemerintah di keperawatan yang
 Kepala ruangan melakukan supervise sesuai alur struktur Garut dengan tipe B. lebih baik.
terhadap pegawai dan logistic di ruangan  Kepala ruangan belum

50
zamrud. melakukan fungsinya sesuai
 Ruangan zamrud memberikan pelayanan dengan peran pada fungsi
kepada pasien Umum dan BPJS. pengendalian dan evaluasi.
 Di setiap shift, ada penanggung jawab Hal ini dilihat dari tidak
terhadap ruangan. adanya operan pre dan post
 Terdapat jadwal dinas yang disusun setiap conference
bulan  Dalam pemenuhan KDM
seperti Eliminasi, Cairan dan
 Deskripsi tugas perawat tersusun dengan
Elektorlit, Istrahat Tidur,
jelas Oksigenasi, persoanal hygine,
 Sudah adanya format dokumentasi yang kebutuhan psikologis
spiritual dan pencegahan
terintergrasi (catatan integrasi) yang
infeksi belum dilakukan
digunakan sebagi dokumentasi semua secara optimal.
tenaga medis.  Discharge planning untuk
 Ruangan zamrud telah difasilitasi dengan pendidikan kesehatan belum
dilakukan dan
SAK dan SOP terdokumentasi secara
optimal.
 Supervisi terhadap
pendokumentasian asuhan
keperawatan belum dilakukan

51
optimal
 Berdasarkan hasil wawancara
dengan pegawai Ruangan
zamrud metode asuhan
keperawatan yang digunakan
di Ruangan Zamrud adalah
metode tim, namun pada
prakteknya kelompok menilai
bahwa pembagian tugas ketua
tim dengan anggota hampir
sama.
MONEY

 Ruangan Zamrud memiliki system budgeting  Bantuan jaminan


yang diatur langsung oleh Rumah Sakit baik pembayaran Umum dan
untuk pelayanan maupun untuk pendanaan BPJS.
kesehatan bagi petugas kesehatan.  Pembayaran jasa
 Pergantian alat yang rusak diruangan pelayanan Umum dan
dilaporkan oleh perawat pelaksana kepada BPJS langsung dilakukan

52
perawat penanggung jawab alat dan perawat transaksi di Kasir RSUD
penanggung jawab membuat laporan kepada dr.Slamet Garut sesuai
bagian instalasi dan atas persetujuan kepala dengan rincian tindakan
ruangan Zamrud pada pelayananan.

53
3.2 Perumusan dan Prioritas Masalah
Diagnosa
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas

1 Man
 Kurangnya pendidikan Ketidakmampuan
dan pelatihan perawat dalam
2 2 4 3 2 96
tambahan bagi tenaga meningkatkan
perawat mutu pelayanan 4
 Kurangnya jumlah kesehatan
tenaga pelaksana 2 3 3 3 3 162 diruangan
perawat
258
2 Material
 Belum ada Resiko Terjadinya
petunjuk/keterangan Penularan Infeksi
4 2 3 2 4 192
pada seriap kamar penyakit b.d
pasein ketiaktahuan
 Pembuangan sampah pasien, keluarga
2
pada kamar pasien 5 3 3 2 2 180 tentang
belum optimal pentingnya APD
 Pasien dan keluarga diruangan isolasi
tidak menggunakan 5 4 2 4 3 480
masker dikamar pasien
852
3 Methods
 Struktur organisasi Pengorganisasian
belum jelas dan dalam belum optimal b.d
melakukan 3 3 4 3 3 324 Ketidakmampuan 3
pendelegasian sesuai perawat dalam
alur struktur pendelegasian
 Dalam pemenuhan Pemenuhan KDM
KDM seperti belum optimal b.d
Eliminasi ( Belum Ketidakmauan
tercantumnya waktu perawat dalam
pemasangan urin Pemenuhan KDM
kateter, pembuangan klien
bab dan bak masih
dibantu keluarga),
Cairan dan Elektrolit, (
Belum tercantumnya
waktu pemasangan
4 4 3 5 4 960 1
infus, ukuran, label
waktu serta tidak
menyebutkan berapa
kebutuhan cairan
pasien) Istirahat tidur
(, Oksigenasi,
Persoanal Hygine,
Kebutuhan psikologis
spiritual dan
pencegahan infeksi
belum dilakukan
secara optimal
Pendokumentasian
belum optimal b.d
 Pendokumentasian
ketidakmampuan
asuhan keperawatan 3 3 3 5 4 180 5
perawat dalam
belum optimal
menjalankan tugas
pelayanan
1464
Keterangan :
 Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
 Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
 Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
 Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
 Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.

Prioritas Masalah

1. Pemenuhan KDM belum optimal b.d Kurang nya Sensitivitas perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan klien
2. Resiko Terjadinya Penularan Infeksi Penyakit b.d Ketidaktahuan Pasien, Keluarga Tentang Pentingnya APD diruangan
Isolasi
3. Pengorganisasian diruangan belum optimal
4. Ketidakmampuan Perawat Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Diruangan
5. Pendokumentasian belum optimal b.d ketidakmampuan perawat dalam menjalankan tugas pelayanan
3.2.1 Planning of action
Table 3.3 Planning Of Action Di Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut

N Masalah Tujuan Strategi Media Alat Ukur Waktu PJ


o
1 Pemenuhan Setelah dilakukan - Melakukan diskusi - Poster Resiko Adanya 27 Maret Muhama
KDM belum tindakan dengan Kepala Jatuh diskusi 2019 d Faisal
optimal b.d keperawatan selama ruangan, Ketua - Penyediaan dengan
Kurang nya 3x16 Jam Tim dan Anggota Label kepala Aceng
Sensitivitas Pemenuhan KDM tim untuk - Poster ruangan Muhama
perawat dalam pasien bisa pemantauan Penunggu dalam d
Pemenuhan terpenuhi dengan pemenuhan KDM ruangan peningkata
Kebutuhan klien kriteria hasil : setiap pasien - Poster n Desi
1. Meningkatnya secara berkala pengarah pemenuha Sentia
sensitivitas - Melakukan diskusi kiblat n KDM
perawat terhadap dengan kepala - Penyediaan klien
KDM pasien. ruangan untuk alat personal
2. Tedapatnya memotivasi Hygine
penunjang untuk Anggotanya dalam (Baskom,
melakukan KDM meningkatkan Waslap)
secara optimal sensitivitas - Penyediaan
pelayanan Keset
- Melakukan diskusi
dengan kepala
ruangan dalam
menyediakan alat
serta kebutuhan
yang dibutuhan
dalam pemenuhan
KDM klien

2. Resiko Setelah dilakukan - Memberikan - PPT Adanya 27-29 Viska


Terjadinya tindakan pendidikan - Leaflet diskusi Maret Trisnawa
Penularan keperawatan selama kesehatan kepada - Label dengan 2019 ti
Infeksi Penyakit 3x16 Jam tidak pasien dan pembeda pasien,
TB b.d adanya resiko keluarga tentang kamar keluarga Lukman
Ketidaktahuan penularan infeksi pengobatan dan - LabelSampah tentang Nugraha
Pasien, Keluarga penyakit TB dengan pencegahan infeksi dan pengobata
Tentang kriteria hasil : penularan penyakit non infeksi n, Resa
Pentingnya APD 1. Keluarga tahu TB - Label kawasan pencegaha Silvia
diruangan tentang penyakit - Mendiskusikan wajib n TB Juniar
Isolasi TB dengan kepala menggunakan
2. Pasien dan ruangan untuk masker
keluarga menyediakan alat
mengetahui pembeda kamar
tentang pasien yang BTA +
pentingnya dan BTA - , Label
menggunakan pembuangan
masker diruangan sampah infeksius
dengan benar dan non infeksius
3. Pasien dan di kamar pasien,
Keluarga kawasan wajib
mengetahui menggunakan
pengobatan dan masker.
pencegahan
penyakit TB
3. Pengorganisasia Setalah dilakukan - Melakukan - Print Out - 27 Maret Fitri
n diruangan tindakan keperwatan pendiskusian untuk 2018 Nurlita
belum optimal selama 1x16 jam dengan kepala pembentukan Agung
pengorganisasian ruangan dalam struktur Prawoto
diruangan bisa pembentukan organisasi
optimal dengan struktur - Poster untuk Miman
kriteria hasil : organisasi pembuatan
1. Terdapatnya - Mendiskusikan Denah lokasi
struktur dengan kepala ruang
organisasi secara ruangan dalam zamrud[‘]
jelas menyediakan
2. Struktur sturktur
organisasi dapat organisasi yang
berjalan sesuai baru.
tugas dan - Mendiskusikan
pendelegasiannya dengan kepala
ruangan untuk
menyediakan
arah denah
ruangan zamrud
4. Ketidakmampua 1. Meningkatkan - Mengajukan Berkas Usulan - Ditentuka Kepala
n Perawat wawasan dan permohonan untuk n Ruangan
keterampilan
Dalam tenaga
kegiatan kemudian
Meningkatkan perawatan. pendiddikan/pelatih
Mutu Pelayanan 2. Kebutuhan an tambahan bagi
Kesehatan tenaga perawat tenaga perawat,
Diruangan terpenuhi seperti : perawatan
luka, perawatan TB,
PPGD, BCTLS, dll.
- Mengajukan
permohonan kebutuhan
tenaga perawat
5. Pendokumentasi Pendokumentasi asuhan - Mengobservasi Status Pasien - Ditentuka Kepala
an belum keperawatan meningkat kelengkapan status n Ruangan
optimal b.d dan terisi sesuai dengan
keperawatan di kemudian dan Staf
ketidakmampua setiap status klien, Perawat
protap setiap shif
n perawat dalam kemudian
menjalankan merapikan dan
tugas pelayanan melengkapi status
keperawatan yang
belum lengkap
- Memberi diskusi
dan arahan untuk
meningkatkan
pentingnya
pendokumentasian
- Memberikan
instrument asuhan
keperawatan
dengan Ceklis
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap hasil


dari proses keperawatan. Implementasi pada tatanan manajemen keperawatan
diperlukan suatu kerjasama yang solid dari berbagai pihak agar tercapai hasil yang
optimal sesuai dengan kriteria hasil dari perencanaan. Implementasi merupakan
bentuk realisasi dari sesuatu yang bersifat tekstual menjadi factual atau dari
persepsi menjadi aksi.
Dari perencanaan yang telah disusun, kelompok mencoba
mengimplementasikan dengan perencanaan yang telah dibuat disesuaikan dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa perencanaan telah kelompok
implementasikan dan dievaluasi, namun beberapa pernecanaan lainnya
direkomendasikan pelaksanaan dan evaluasinya pada ruangan.
Berikut ini akan disajikan tabel implementasi yang sudah dilaksanakan:
4.1 POA MANAJEMEN UNIT RUANG ZAMRUD RSUD dr. SLAMET GARUT

KEGIATAN OPERASONAL RENCANA


NO. MASALAH PRO G RAM K E G I A TA N WAKTU E V A L U A S I HAMBATAN TINDAK
TERIMPELEMENTASIKAN TIDAK TERIMPELEMENTASIKAN
LANJUT
Pemenuhan KDM  Melakukan diskusi dengan
belum optimal b.d Kepala ruangan, Ketua Tim
Kurang nya dan Anggota tim untuk
Sensitivitas pemantauan pemenuhan
Sudah tersedia Poster
KDM setiap pasien secara
perawat dalam Resiko Jatuh,
berkala Sudah tersedia Poster Melakukan
Pemenuhan Penyediaan Label ,
 Melakukan diskusi dengan Resiko Jatuh, Penyediaan evaluasi lanjutan
Kebutuhan klien Poster Penunggu
kepala ruangan untuk Label , Poster Penunggu dalam
27 Maret ruangan, Poster
memotivasi Anggotanya ruangan, Poster pengarah pemenuhan
2018 pengarah kiblat,
dalam meningkatkan kiblat, Penyediaan alat kebutuhan KDM
Penyediaan alat
sensitivitas pelayanan personal Hygine (Baskom, pasien
personal Hygine
 Melakukan diskusi dengan Waslap), Penyediaan Keset
(Baskom, Waslap),
kepala ruangan dalam Penyediaan Keset
menyediakan alat serta
kebutuhan yang dibutuhan
dalam pemenuhan KDM
klien
Resiko Terjadinya  Memberikan pendidikan
Melakukan
Penularan Infeksi kesehatan kepada pasien Sudah tersedia Label Sudah tersedia Label
evaluasi lanjutan
Penyakit b.d dan keluarga tentang pembeda kamar, Label pembeda kamar,
dalam resiko
Ketidaktahuan pengobatan dan Sampah infeksi dan non 27 Maret Label Sampah infeksi
2. terjadinya
pencegahan penularan infeksi, 2018 dan non infeksi,
Pasien, Keluarga penularan infeksi
penyakit Label kawasan wajib Label kawasan wajib
Tentang penyakit tb
 Mendiskusikan dengan menggunakan masker menggunakan masker
Pentingnya APD kepala ruangan untuk
diruangan Isolasi menyediakan alat pembeda
kamar pasien yang BTA +
dan BTA - , Label
pembuangan sampah
infeksius dan non infeksius
di kamar pasien, kawasan
wajib menggunakan
masker.
Pengorganisasian - Melakukan pendiskusian Mencari
diruangan belum dengan kepala ruangan dalam bahan
optimal pembentukan struktur yang Melakukan
Sudah tersedia ,
organisasi Sudah tersedia , struktur sangat evaluasi lanjutan
struktur organisasi
- Mendiskusikan dengan kepala organisasi 29 MAret sulit dalam
3. Poster untuk
ruangan dalam menyediakan Poster untuk pembuatan 2019 dalam pengorganisasian
pembuatan Denah
sturktur organisasi yang baru Denah lokasi ruang zamrud pembuatan dalam ruangan
lokasi ruang zamrud
- Mendiskusikan dengan kepala untuk
ruangan untuk menyediakan struktur
arah denah ruangan zamrud organisasi
Ketidakmampuan - Mengajukan permohonan Melakukan
Perawat Dalam untuk kegiatan evaluasi lanjutan
Meningkatkan pendiddikan/pelatihan tidak dan semua
tambahan bagi tenaga dilakukan pegawai
Mutu Pelayanan
perawat, seperti : perawatan karena bekerjasama
4. Kesehatan luka, perawatan TB, PPGD, waktu dalam
Diruangan BCTLS, dll. praktik meningkatkan
- Mengajukan permohonan sudah pelayanan yang
kebutuhan tenaga perawat beres. sudah dilakukan
bersama
mahasiswa PPN.
Pendokumentasian  Mengobservasi Belum tidak Melakukan
belum optimal b.d kelengkapan status mengoptimalkan dilakukan evaluasi lanjutan
5. ketidakmampuan keperawatan di setiap format praktis karena dan semua
perawat dalam status klien, kemudian untuk waktu pegawai
merapikan dan pendokumentasian praktik bekerjasama
menjalankan tugas melengkapi status sudah dalam
pelayanan keperawatan yang beres. mengoptimalkan
belum lengkap kegiatan rencana
 Memberi diskusi dan yang sudah
arahan untuk dilakukan
meningkatkan bersama
pentingnya mahasiswa PPN.
pendokumentasian
 Memberikan
instrument asuhan
keperawatan dengan
Ceklis
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian selama praktek klinik manajemen keperawatan
yang dilakukan di ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut selama 14 hari
mulai dari tanggal 18 s/d 30 Maret 2019 didapatkan beberapa masalah
dilapangan diantaranya :
1. Pemenuhan KDM belum optimal b.d Kurang nya Sensitivitas perawat
dalam Pemenuhan Kebutuhan klien
2. Resiko Terjadinya Penularan Infeksi Penyakit b.d Ketidaktahuan Pasien,
Keluarga Tentang Pentingnya APD diruangan Isolasi
3. Pengorganisasian diruangan belum optimal
4. Ketidakmampuan Perawat Dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Diruangan
5. Pendokumentasian belum optimal b.d ketidakmampuan perawat dalam
menjalankan tugas pelayanan

5.2 SARAN
Berkaitan dengan simpulan dan upaya tindak lanjut dari kajian dan
implementasi yang telah dilaksanakan oleh kelompok bersama dengan
ruangan dan staf keperawatan ruang Zamrud RSUD dr. Slamet Garut, maka
disarankan :
1. Kepala ruangan
 Melakukan supervise dan evaluasi terhadap kegiatan di ruang Zamrud
baik asuhan secara langsung maupun tidak langsung dan
mensosialisasikan protap yang ada secara terus menerus.
 Duduk bersama perawat untuk membahasa reward dan punishment
terkait dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.
2. Ketua tim
 Membantu kepala ruangan dalam melakukan supervise langsung
kepada perawat pelaksana dalam hal asuhan langsung dan tidak
langsung.
 Mengoptimalkan dalam pengaturan ketenagaan di setiap shift
berdasarkan kebutuhan.

3. Perawat pelaksana
 Meningkatkan motivasi, komitmen dan tanggung jawab dalam
pemberian asuhan langsung dan tidak langsung, seperti pelaksanaan
penerimaan klien baru, pencegahan infeksi, pendokumentasian asuhan
keperawatan dan pelaksanaan discharge planning.
 Ikut berpartisipasi dalam pemeliharaan sarana dan prasarana yang
tersedia di ruang Zamrud.

4. Bidang keperawatan
Mengkaji ulang sarana dan prasarana yang dikeluhkan oleh
perawat dan keluarga.

5. Bagi praktikan
Hasil praktik manajemen keperawatan di ruang Zamrud dapat dijadikan
pengalaman dan bekal di masa yang akan datang pada saat bekerja.

You might also like