You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan telahn melaporkan bahwa
1 dari 8 orang akan mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2
kali lipat pada wanita. Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan
dramatis baik biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan
dan nifas kadangkadang dapat menimbulkan psikosis.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu
pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan,
peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara
berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya
reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak
menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan
keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada
kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan
berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah
pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada pengasuh
serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas
dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat gangguan
emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.
B. Tujuan
Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan
perkembangan psikosial pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit


Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan
wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional
selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan
menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau
terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan
dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan
kecantikannya.
Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu
hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual.
Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran
sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui
serangkaian aktifitas.

B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan


Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan
psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap
peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model).
Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda
lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan
peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah
posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi
kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba
menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar
hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan
kepada bayinya nanti.
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu
titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-
aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti
mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara
mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga
kondisi kesehatan keluarga.
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat
ini sampai bayinya lahir kelak.
C. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :
1. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.
2. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.
Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
3. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
4. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
5. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang
ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah
mungkin dirahasiakannya.
6. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita,
tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.
D. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.
2. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.
3. Merasakan gerakan anak.
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
5. Libido meningkat.
6. Menuntut perhatian untuk cinta.
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya.
8. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada
orang lain yang baru menjadi ibu.
9. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
E. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh
kewaspadaan)
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka atau sensitif.
8. Libido menurun.
F. MASALAH EMOSI SELAMA KEHAMILAN
1. Prinsip dasar
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat
yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang
sangat menentukan kehidupan selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi
terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik
antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma – norma
sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan
pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga
ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:
Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.
Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil
lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat
kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah
dengan bayi yang dikandungannya.
Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya
mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
Masalah
o Aspek psikologik dan pengaruhnya pola kehidupan keluarga dan
tahapan trimester.
o Gangguan emosional dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya.
o Hambatan asuhan neonatal pasca persalinan.
Penanganan umum
1. Reaksi cemas
 Gangguan ini ditandai dengan rasa cemas dan ketakutan yang berlebihan,
terutama sekali terhadap hal-hal yang masih tergolong wajar.
 Kecemasan baru terlihat apabila wanita tersebut mengungkapkannya
karena gejala klinik yang ada, sangat tidak spesifik (twitchung, tremor,
berdebar-debar, kaku otot, gelisah dan mudah lelah, insomnia)
 Timbul gejala-gejala somatik akibat hiperaktifitas otonom (palpitasi,
sesak nafas, rasa dingin ditelapak tangan, berkeringat dingin, pusing, rasa
terganjal pada leher).
 Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang-kadang upaya ini kurang
memberi hasil tetapi prosedur ini sebaiknya paling pertama dilakukan.
 Hanya pada pasien dengan reaksi cemas berat, berikan diazepam 3 x 2 mg
per hari.
 Bila pasien tidak mampu untuk melakukan kegiatan sehari-hari atau
kekurangan asupan kalori/gizi maka harus dilakukan rawat inap di rumah
sakit.
2. Reaksi panik
 Ditandai dengan rasa takut dan gelisah yang hebat, terjadi dalam periode
yang relatif singkat dan tanpa sebab-sebab yang jelas.
 Pasien mengeluhkan nafas sesak atau rasa tercekik, telinga berdenging,
jantung berdebar, mata kabur, rasa melayang, takut mati atau merasa tidak
akan tergolong lagi.
 Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka pucat
pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat dan takhikardi.
 Tenangkan secara verbal, sebelum psikoterapi atau medikamentosaa.
Sebaiknya pasien dirawat untuk observasi tehadap reaksi panik ulangan
dan pemberian terapi.
 Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat,
cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
Reaksi Obsesif-Kompulsif
 Gambaran spesifik dari gangguan ini adalah selalu timbulnya perasaan,
rangsangan ataupun pikiran untuk melakukan sesuatu, tanpa objek yang
jelas, diikuti dengan perbuatan yang dilakukan secara berulang kali.
 Pengulangan perbuatan tersebut dapat mencelakai dirinya, bayi yang
dikandung atau orang lain.
 Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-
kompulsif menjadi alasan untuk dirawat di rumah sakit atau dalam
pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu
untuk mengembalikan wanita ini pada status emosional yang normal.
 Pada kasus yang berat, beri diazepam 5 mg IV dan observasi ketat.
Depresi berat
 Depresi pada wanita hamil, ditandai oleh perasaan sedih, tidak bergairah,
menyendiri, penurunan berat badan, insomnia, kelemahan, rasa tidak
dihargai dan pada kasus yang berat, ada keinginan untuk melakukan
bunuh diri.
 Penelitian di RS Dr. Sutomo, Surabaya (1990) menunjukkan angka
kejadian Depresi Pascapersalinan (Postpartum Blues) sebesar 15,2 %
(persalinan fisiologis) dan 46,2 % (persalinan patologis).
 Sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik
diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian dan sulit untuk
mengingat sesuatu .
 Gunakan anti depresan Amitryptyline 2 x 10 mg oral.
 Terapi kejutan listrik (ECT) digunakan apabila psikofarmaka gagal dan
reaksi depresi membahayakan pasien.
Perasaan panik/ gelisah
Berkaitan dengan kemampuanya untuk menjaga kehamilan sampai saat
persalinan sebagai seorang ibu hamil yang baik. Respon-respon psikologis
tersebut terjadi karena ibu merasa bahwa kehamilannya ini merupakan suatu
ancaman, kegawatan, ketakutan dan bahaya bagi dirinya dan sebagai akibat yang
akan terjadi pada dirinya, sehingga mereka akan bersikap tidak hanya menolak
kehamilannya tetapi juga akan berusaha menggugurkan kehamilannya bahkan
kadang-kadang mencoba bunuh diri.
G. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis
saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi
yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa
mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan
mengenai perubahan yang terjadi.
2. Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi.
Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan
dukungan psikologis yang dibutuhkan.
3. Rajin chek-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
4. Makan Sehat
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat
aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu
hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang
mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan
kecerdasan otak janin.
5. Jaga Penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan
dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti
berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
6. Kurangi Kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap
dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang
7. Dengarkan Musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
8. Senam Hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya
bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan,
melainkan juga memberi manfaat psikologis.
9. Latihan Pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku


1. Proses Keperawatan
I. Pengkajian
 Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
 Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan
perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
 Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut
 Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit
infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan.
n. Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-
obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan
keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang
digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko
mengalami komplikasi.
Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur
pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian
perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
2. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit
penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa
untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan
teratur.
3. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung.
Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru
bebas dari suara napas abdominal.
4. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas
akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan
penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan,
keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan
pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
1. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan
ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
2. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat
menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum
konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko
melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum
konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan,
hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
3. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya
yang berguna untuk persalinan per vaginam.
4. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur
jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus
dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
d. Sistem neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks
tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi
kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma
gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat.
Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik.
f. Sistem endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
1. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia.
2. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu
hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos,
sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila
menderita diare.
h. Sistem Urinarius
1. Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal
ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
2. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu
hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula
darah.
3. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
4. Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang
biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1. Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum
perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara
membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari
eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah
kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

Diagnosa keperawatan
No Diagnosa Intervensi Rasional Evaluasi / Kriteria
Keperawatan Hasil
1. Gangguan citra a. Terima persepsi diri 1. Untuk memvalidasi  Klien menerima
tubuh b.d klien dan berikan perasaannya. perubahan citra
perubahan jaminan bahwa ia 2. Untuk meningkatkan tubuh
penampilan. dapat mengatasi rasa kemandirian dan  Klien berpartisipasi
krisis ini. kontrol. dalam berbagai
b. Dorong klien 3. Keterlibatan dapat aspek perawatan
melakukan memberikan rasa dan dalam
perawatan diri. kontrol dan pengambilan
c. Kaji kesiapan klien, meningkatkan harga keputusan tentang
kemudian libatkan diri. perawatan.
klien dalam 4. Agar klien dapat  Klien
pengambilan mengungkapkan mengkomunikasika
keputusan tentang keluhannya dan n perasaan terhadap
perawatan bila memperbaiki perubahan citra
memungkinkan. kesalahpahaman. tubuh.
d. Berikan kesempatan 5. Untuk mendukung  Klien menyatakan
kepada klien untuk adaptasi dan perasaan positif
menyetakan perasaan kemajuan yang terhadap dirinya
tentang citra berkelanjutan sendiri.
tubuhnya.
e. Bimbing dan kuatkan
fokus klien pada
aspek-aspek positif
dari penampilannya
dan upayanya dalam
menyesuaikan diri
dengan perubahan
citra tubuhnya.

2. Ketakutan b.d 1. Berikan informasi 1. Untuk mengurangi


ketidakbiasaan sesuai tingkat ansietas klien dan
pemahaman atau meningkatkan kerja
penerimaan klien . sama.
2. Orientasikan klien 2. Untuk berorientasi
ke lingkungan terhadap waktu,
sekitar. tempat, orang,
3. Orientasikan kejadian.  Klien dapat
keluarga pada 3. Tindakan ini dapat mengidentifikasi
kebutuhan khusus membantu sumber-sumber
klien dan izinkan memberikan ketakutan.
anggota keluarga dukungan yang  Klien
berpartisipasi dalam efektif. mengungkapkan
memberikan 4. Untuk membantu rasa nyaman
perawatan. klien mengurangi dengan lingkungan
2. Atur anggota ketakutannya. sekitarnya.
keluarga untuk  Klien tidak
tinggal bersanma memperlihatkan
klien. tanda-tanda fisik
atau gejala-gejala
ketakutan.

3. Gangguan pola 1. Berikan 1. Mendengar aktif


tidur b.d faktor kesempatan klien dapat membantu
psikologis untuk menentukan
mendiskusikan penyebab kesulitan
keluhan yang tidur.
mungkin 2. Tindakan ini
menghalangi tidur. memungkinkan
2. Rencanakan asuhan asuhan
keperawatan rutin keperawatan yang
yang konsisten dan
memungkinkan memberikan waktu
pasien tidur tanpa untuk tidur tanpa
terganggu selama terganggu.
beberapa jam. 3. Susu dan beberapa
kudapan tinggi
3. Berikan bantuan protein, seperti
tidur, kepada klien, keju dan kacang,
seperti bantal, higiene pribadi
mandi sebelum secara rutin, yang
tidur, makanan atau dapat
minuman, dan mempermudah
bahan bacaan. tidur.
4. Ciptakan 4. Tindakan ini dapat
lingkungan tenang mendorong
yang kondusif istirahat dan tidur.
untuk tidur. 5. Upaya relaksasi
5. Berikan pendidikan yang bertujuan
kesehatan kepada biasanya dapat
klien tentang teknik membantu
relaksasi. meningkatkan
tidur.
4. Ansietas b.d 1. Kaji tingkat ansietas 1. Untuk mengurangi  Klien
ancaman (ringan, sedang, tingkat kecemasan. mengidentifikasi
terhadap berat, panik). faktor-faktor yang
konsep diri 2. Beri kenyamanan 2. Untuk mengurangi dapat menghalangi
atau status dan ketentraman hati rasa khawatir klien. atau mengganggu
peran sekunder pada klien. tidur.
akibat 3. Singkirkan stimulasi 3. Agar klien menjadi  Klien dapat tidur
kehamilan yang berlebihan. lebih tenang. beberapa jam
dimalam hari.
 Klien dapat
mengungkapkan
perasaan cukup
beristirahat.
 Klien tidak
menunjukkan
tanda-tanda fisik
deprivasi tidur.
 Klien tidak
menunjukkan
gejala perilaku
yang berkaitan
dengan tidur,
seperti gelisah.
 Klien melakukan
latihan relaksasi
sebelum tidur.

 Ansietas berkurang,
5. Disfungsi 1. Sediakan lingkungan 1. Tindakan ini
dibuktikan dengan
seksual b.d yang tidak mendorong klien
menunjukan
perubahan mengancam, dan untuk bertanya
keterampilan
struktur atau dorong klien untuk tentang hal khusus
interaksi sosial
fungsi tubuh bertanya tentang yang berkaitan dengan
yang efektif.
seksualitas pribadi. keadaan saat ini.
 Menunjukkan
2. Tindakan ini
kontrol ansietas,
2. Berikan kesempatan meningkatkan
seperti :
klien komunikasi dan
mempertahankan
mengungkapkan pemahaman diantara
penampilan peran.
perasaan secara klien dan pemberi
terbuka dalam asuhan.  Meneruskan
aktivitas yang
lingkungan yang 3. Untuk berbagi
dibuthkan
tidak mengancam. keluhan dan
meskipun ada
3. Anjurkan klien untuk memperkuat
kecemasan.
mendiskusikan hubungan
keluhannya dengan
suami atau istri atau 4. Mengkomunikasikan  Klien mengakui
pasangan. keluhan perhatian adanya masalah
4. Berikan dukungan dan penerimaan atau kemungkinan
untuk suami atau istri masalah dalam
atau pasangan fungsi seksual
 Klien menyatakan
perasaan mengenai
perubahan
seksualitas
 Klien
mengungkapkan
pemahaman
mengenai penyebab
disfungsi seksual.
 Klien
mengungkapkan
keinginan untuk
mendapatkan

Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.

Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan


kesimpulan perawat, dan bukan atas petunjuk data petugas kesehatan lain.

Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil


keputusan bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.

Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas kadang-
kadang dapat menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada kehamilan
lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan. Post partum 10-15%,
diluar kehamilan 2-7%.
Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang
multifaktorial.Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal,
neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan kepribadian,
atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut. Gangguan jiwa yang
dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan cemas menyeluruh, gangguan
panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan wanita hamil dengan agen
psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila
gangguan emosional timbul selama kehamilan dan cenderung memiliki gangguan
yang lebih berat.

B.Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada ibu
hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi,FK.Unpad. (1993). Obstetri. Elstar. Bandung.


Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Taylor, C.M. (2010). Diagnosis Keperawatan Dengan Rencana Asuhan, Edisi
10, Jakarta: EGC.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA IBU HAMIL

OLEH :
NUR DINA
NIM : 17010073

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga saya berhasil
menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ibu Hamil”. Penulis
menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
bersifat membangun guna kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.
Akhir kata, penulis menyucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta
penulis berharap agar makalah ini dapat bermamfaat untuk kita semua.

Padangsidimpuan, Maret 2019


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Kehamilan…………………………………………….. 2
B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan….. 4
C. Masalah Emosi Selama Kehamilan…………………………… 5
D. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan….................................... 6
E. Penanganannya…………………………………………………. 8
F. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil ………………….. 8
G. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan ……………. 9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN………………………………….. 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….. 20
B. Saran…………………………………………………………… 20

DAFTAR PUSTAKA
ii

You might also like