Minyak sereh wangi merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan cara distilasi uap daun tanaman sereh wangi. Dalam perdagangan dikenal dua tipe minyak sereh wangi, yaitu tipe Ceylon dan tipe Jawa. Minyak sereh wangi tipe Ceylon diperoleh dari distilasi daun Cymbopogon nardus Rendle atau Lenabatu, sedangkan minyak sereh tipe Jawa diperoleh dari Cymbopogon winterianus Jowitt atau Mahapengiri. Minyak sereh wangi dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk menolak serangga, seperti nyamuk dan semut. Senyawa utama minyak sereh wangi adalah sitronellal, geraniol, dan sitronellol. Senyawa-senyawa tersebut merupakan bahan volatil. Sitronellal adalah senyawa berbentuk cairan yang tak berwarna dan berbau wangi seperti Mellisa officinalis. Sitronellal memiliki gugus aldehida dan ikatan etilenik yang reaktif. Oleh sebab itu, sitronellal mudah sekali teroksidasi karena pengaruh sinar matahari dan udara menjadi ikatan kompleks, keton, asam metiladipik, isopulegol, dan menthon. Geraniol adalah senyawa alkohol yang tidak berwarna (kuning pucat), seperti minyak, berbau menyenangkan, bersifat larut dalam alkohol dan eter tapi tidak larut dalam air. Geraniol adalah senyawa reaktif karena memiliki dua ikatan etilenik. Sitronellol adalah senyawa berbentuk cairan seperti minyak, tidak berwarna dan harum mawar, mudah larut dalam alkohol dan eter tapi sedikit larut dalam air. Sitronellol memiliki gugus hidroksil dan merupakan senyawa yang relatif lebih stabil daripada geraniol. Sitronelol dan geraniol, serta ester geraniol dan ester sitronelol banyak digunakan sebagai bahan pengharum ruangan, tisu, sabun, dan kosmetik. Komponen kimia dalam minyak sereh wangi cukup komplek, namun komponen yang terpenting adalah sitronellal dan geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai harga minyak sereh wangi. Kadar komponen kimia penyusun utama minyak sereh wangi tidak tetap, dan tergantung pada beberapa faktor. Biasanya jika kadar geraniol tinggi maka kadar sitronellal juga tinggi. Sitronelol dan geraniol merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari serangga, termasuk nyamuk sehingga penggunaan bahan-bahan ini sangat bermanfaat sebagai bahan pengusir serangga.
1.x. Pembuatan Pestisida Nabati Serai Wangi
Pestisida alami atau disebut juga pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan, denganbahan dasar yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati ini relatif aman bagi lingkungan,mudah dibuat dengan kemampuan dan pengetahuan yang terbatas. Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya. Pestisida nabati sangat baik untuk ekosistem karena terbuat dari bahan alami/nabati maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai di alam jadi residunya singkat sekali. Pestisida nabati bersifat pukul dan lari yaitu apabila diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari residu sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi. Pestisida nabati dapat membunuh atau menganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara. Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida nabati yaitu bahan aktif pada beberapa pestisida nabati belum diketahui, sehingga sangat perlu dilakukan penelitian untuk mengetahuinya bahan aktif dapat bervariasi baik dalam hal komposisi maupun konsentrasi pada tanaman sejenis, tergantung pada bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida nabati dan umur tanaman. Biopestisida dari serai wangi didapatkan dari hasil ekstraksi serai wangi menjadi minyak atsiri. Minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 cara yaitu, penyulingan (distillation), pengepresan (pressing), ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction), dan ekstraksi dengan lemak padat (enfleurasi). Umumnya, metode yang paling sering digunakan adalah penyulingan. Minyak atsiri dalam industri digunakan untuk pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, obat-obatan, flavoring agent dalam bahan pangan atau minuman dan sebagai pencampur rokok kretek. Ekstraksi minyak atsiri yang dilakukan dengan berbagai macam metode untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi minyak atsiri. Ekstraksi minyak atsiri serai wangi dengan menggunakan pelarut organik, destilasi air, destilasi uap air, serta destilasi kombinasi air dan uap air dengan bantuan microwave merupakan metode yang umum digunakan. Serai wangi memiliki kandungan komponen menguap (volatile oil) dan umunya tidak berwarna yang biasa disebut dengan minyak atsiri. Minyak serai wangi diperoleh dari penyulingan tanaman serai wangi (Cymbopogonnardus L) yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32-45%, geraniol 10-12%, sitronellol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronellal asetat 2-4% dan sedikit mengandung seskuiterpen serta senyawa lainnya. daun serai hendaknya disuling untuk menghindari kehilangan minyak karena penguapan. Daun serai dirajang dahulu sampai panjangnya menjadi sekitar 10 -15cm dan secepatnya dimasukkan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berfungsi untuk memperbesar bulk density bahan, sehingga secara kuantitas dapat dimasukkan lebih banyak bahan ke dalam ketel suling. Perajangan ini berpengaruh terhadap rendemen minyak yang menguap ke udara bebas. Ketel suling bevolume 3000 liter mamnpu menampung bahan olah 800-1000 kg daun rajangan. Penyulingan dilakukan baik dengan penyulingan uap air atau penyulingan uap pada tekanan sedidikt di atas 1 atm. Waktu penyulinga antara 1–3 jam, tegantung pada jumlah uap dan jumlah bahan yang diolah. Rendemen minyak bervariasi antara 0,2–0,4% basis basah. Rendemen minyak pada serai dapur dipengaruhi oleh tingkat kesegaran bahan olah. Semakin segar bahan olah, semakin tinggi rendemannya. Bahan yang kering kemungkinan telah terjadi penguapan sejumlah kecil minyak ke udara bebas. Rendemen minyak juga dipengaruhi oleh kualitas bahan olah. Bahan olah yang mengandung banyak batang semu dibandingkan daunnya akan menghasilkan rendemen minyak yang kecil. Minyak atsiri banyak terdapat dalam daun sedangkan tangkai / batang pada bahan olah sedikit menghasilkan minyak dan berkontribusi besar terhadap berat bahan olah. Minyak serai dapur harus dismpan dalam wadah yang terlindung dari udara dan cahaya, dan bebas dari air sebelum dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan. Media simpan yang paling baik adalah botol-botol tertutup berwarna gelap sehingga tidak tembus cahaya. Penyimpanan minyak serai perlu diperhatikan dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap kualitas minyak, terutama kadar sitralnya. Apalagi untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama yang memungkinkan terjadinya degradasi kualitas minyak, seperti terjadinya oksidasi aldehid, hidrolisa ester, polimerisasi, dan resinifikasi. Komponen utama minyak serai wangi adalah sitronellal dan geraniol yang masing-masing mempunyai aroma yang khas dan melebihi keharuman minyak serai sendiri. Komponen-komponen tersebut diisolasi lalu diubah menjadi turunannya. Baik minyak, komponen utama atau turunannya banyak digunakan dalam industri kosmetika, parfum, sabun dan farmasi.