Professional Documents
Culture Documents
PEMERINTAH DAERAH
(studi empiris pada BPK wilayah Lampung)
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris bahwa pengalaman kerja,
obyektifitas, integritas, pengetahuan, dan keahlian auditor berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor pemerintah yang bekerja di BPK wilayah
Lampung.Berdasarkan populasi tersebut maka di dapat 45 jumlah responden dalam penelitian
ini. Kemudian, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda yang sebelumnya dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel independen yaitu
pengalaman kerja auditor, obyektifitas auditor, integritas auditor, pengetahuan auditor dan
keahlian auditor terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit.
yang merupakan lembaga pemeriksa eksternal yang independen. Telah menjadi pembicaraan
luas, auditing merupakan suatu investigasi independent terhadap beberapa aktivitas khusus.
akuntabilitas di dalam pengelolaan sektor pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
atau investasi pengelola aset negara lainnya. Kualitas hasil kerja berhubungan dengan
seberapa baik sebuah pekerjaan diselsaikan dibandingkan dengan criteria yang telah
ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang
dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan
audit yang diselesaikan (Tan dan Alison, 1999). Dalam bukunya, Mulyadi (2002)
menjelaskan bahwa auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggung-jawaban keuangan yang
Standar audit sektor publik secara garis besar mengacu pada Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) yang berlaku di Indonesia. Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP,
2001) menyebutkan bahwa “Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
indenpendensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor”. Standar ini
mengharuskan bahwa auditor harus bersikap independen (tidak mudah dipengaruhi), karena
Di dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan No.1 Tahun 2007 tentang “Standar
(SPKN) adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
Selain beberapa faktor diatas ada juga beberapa faktor lain yang mempengaruhi kualitas audit
Peraturan menteri dalam negeri no.13 tahun 2006 menjelaskan peraturan menteri dalam
negri tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Peraturan Pemerintah no.58 tahun
Di Indonesia, audit pemerintah dibedakan menjadi 2 bagian yaitu audit Inspektorat dan audit
opini. Undang-Undang no.15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara menerangkan bahwa BPK merupakan satu-satunya auditor eksternal
atas keuangan negara,dan pemeriksa adalah auditor yang bekerja untuk dan atas nama BPK.
Penelitian ini berfokus pada audit pemerintah yaitu pada BPK. Seperti yang telah disebutkan
di atas BPK merupakan badan yang sangat penting dalam audit pemerintah. Badan ini juga
langsung bertanggung jawab ke pemerintah pusat. BPK sering menjadi sorotan masyarakat
karena dengan hasil kerja badan itu akan nampak pula bagaimana akuntabilitas dari
pemerintah pusat.
Mengingat pentingnya peran BPK dalam kelangsungan pemerintah Indonesia ini, maka
dilakukan penelitian terhadap kualitas auditor yang ada di dalamnya. Audit pemerintahan
merupakan salah satu elemen penting dalam penegakan good government. Namun demikian,
praktiknya sering jauh dari yang diharapkan.Terdapat beberapa kelemahan dalam audit
sebagai dasar pengukur kinerja pemerintahan baik pemerintah pusat maupun daerah dan hal
tersebut umum dialami oleh organisasi publik karena output yang dihasilkan yang berupa
pelayanan publik tidak mudah diukur. Dengan kata lain, ukuran kualitas audit masih menjadi
perdebatan.
audit sebagai ketaatan terhadap standar pofesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit
(Efendy, 2010).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ada pengaruh obyektivitas,
pengalaman kerja, pengetahuan, integritas, dan keahlian auditor terhadap kualitas audit di
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh (Winarna, 2010).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada obyek penelitian ,
Sukoharjo dan Wonogiri, sedangkan pada penelitian kali ini peneliti bermaksud mengujinya
pada auditor pemerintah wilayah Lampung. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
penulis tertarik untuk meneliti dan menelaah kembali beberapa penelitian sebelumnya dalam
informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Maka, auditor pemerintah
diharapkan memiliki kredibilitas yang tinggi agar produk yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan kualitasnya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kualitas audit dan seberapa besarnya pengaruh tersebut. Sehinggga masalah yang
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ”Apakah pengalaman kerja, obyektivitas, integritas,
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
audit.
Manfaat Penelitian
terutama penerapan teori yang diperoleh selama studi dalam bidang auditing dan
3. Bagi auditor, dapat digunakan sebagai masukan dan bahan evaluasi dalam rangka
4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian
bidang auditing
LANDASAN TEORI
Kerangka Teoritis
Auditor Pemerintah
Guy, dan Alderman, dan Winters (2002), auditor pemerintah adalah auditor yang
dipekerjakan oleh badan pemerintah federal, negara bagian, dan lokal untuk menentukan
Audit pemerintah/sektor publik berbeda dengan audit pada sektor bisnis atau audit sektor
swasta. Audit sektor publik dilakukan pada organisasi pemerintahan yang bersifat nirlaba
seperti sektor pemerintahan daerah (pemda), BUMN, BUMD dan instansi lain yang berkaitan
dengan pengelolaan kekayaan negara. Sedangkan audit sektor bisnis dilakukan pada pada
Mulyadi (2002) menyatakan bahwa auditor pemerintah adalah auditor profesional yang
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
Auditor eksternal dipegang oleh Badan Pemeriksaa Keuangan (BPK). BPK adalah lembaga
tinggi negara yang tugasnya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan Presiden RI
Pengembangan Hipotesis
Arens dkk (2004) dalam Sukriah dkk (2009), Sesuai dengan standar umum dalam Standar
Profesional Akuntan Publik bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang
cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
Nataline (2007), Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan atribusi kesalahan lebih
kualitas audit. Menurut Libby dan Trotman dalam Mabruri dan Jaka (2010), seorang auditor
profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya.
Pengalaman auditor akan menjadi bahan pertimbangan yang baik dalam mengambil
Alim dkk. (2007) mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang
dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkat pula kualitas audit yang dihasilkan.
pemeriksaan. Dengan demikian semakin banyak pengalaman kerja maka semakin baik
kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Berdasarkan pernyataan di atas, maka ditarik
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Standar umum dalam Standar Audit APIP
audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Hubungan keuangan dengan klien
bahwa obyektivitas auditor tidak dapat dipertahankan. Dengan adanya kepentingan keuangan,
seorang auditor jelas berkepentingan dengan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat obyektivitas auditor maka semakin baik kualitas
hasil pemeriksaannya.
Sukriah dkk. (2009) mengintepretasikan objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan
nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap
adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
benturangan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain. Hasil penelitiannya
Penelitian mengenai hubungan obyektivitas dengan kualitas audit juga dilakukan olek
Mabruri dan Jaka (2010). Hasil penelitiannya juga menunjukkan obyektivitas mempunyai
pengaruh positif terhadap kualitas audit di lingkungan pemerintah daerah. Dengan demikian,
semakin obyektif auditor maka semakin baik kualitas hasil audit yang dilakukannya.
Pusdiklatwas BPKP (2008) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan yang
tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima kecurangan
prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan kualitas hasil
pemeriksaannya.
Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan oleh keahlian,
Artinya semakin tinggi integritas seorang auditor, semakin terpercaya atau baik pula kualitas
Mabruri dan Jaka (2010) menyimpulkan bahwa integritas mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap kualitas audit. Artinya semakin tinggi integritas seorang auditor semakin
baik kualitas hasil auditnya. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Sukriah, dkk. (2009) yang
menguji pengaruh integritas terhadap kualitas audit, hasilnya tidak signifikan. Oleh karena
itu, dalam penelitian ini penulis ingin menguji kembali pengaruh integritas terhadap kualitas
Kartika Widhi (2006) dalam Elfarini (2007), menyatakan bahwa pengetahuan memiliki
pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison
dengan kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi
sedang/menengah. Adapun SPAP 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam
melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup.
Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang auditor
(Kusharyanti, 2003), yaitu : (1) Pengetahuan pengauditan umum, (2) Pengetahuan area
fungsional, (3) Pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang paling baru, (4) Pengetahuan
mengenai industri khusus, (5) Pengetahuan mengenai bisnis umum serta penyelesaian
masalah. Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007), perbedaan
pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah
Menurut Webster’s ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Murtanto & gudono
(1999) mendefinisikan keahlian (expertise) adalah ketrampilan dari seorang yang ahli. Ahli
(experts) didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat ketrampilan tertentu atau
pengetahuan yang tinggi dalam subjek tertentu yang diperoleh dari pengalaman atau
pelatihan. Trotter (1986) mendefinisikan ahli adalah orang yang dengan ketrampilannya
mengerjakan pekerjaan secara mudah, cepat, intuisi, dan sangat jarang atau tidak pernah
masalah yang timbul dari lingkungan tersebut dan ketrampilan untuk memecahkan masalah
tersebut. Menurut Tan dan Libby (1997), keahlian audit dapat dikelompokkan ke dalam dua
golongan yaitu: keahlian teknis dan keahlian non teknis. Keahlian teknis adalah kemampuan
mendasar seorang auditor berupa pengetahuan prosedural dan kemampuan klerikal lainnya
dalam lingkup akuntansi dan auditing secara umum. Sedangkan keahlian non teknis
merupakan kemampuan dari dalam diri seorang auditor yang banyak dipengaruhi oleh faktor-
faktor personal dan pengalaman. Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam
tugasnya, keahlian ini meliputi keahlian mengenai audit yang mencakup antara lain:
unsur penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor independen untuk bekerja sebagai
melalui latihan dan belajar selama bertahun-tahun yang berguna untuk mengembangkan
teknik tersebut, dan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dan keunggulan dibandingkan
mempunyai sifat yang jelas dan pengalaman yang luas. Jasa yang diberikan klien
harus diperoleh dengan cara-cara yang professional yang diperoleh dengan belajar, latihan,
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2009), keahlian auditor sangat berpengaruh
Kerangka Konseptual
integritas, kompetensi, pengetahuan dan keahlian auditor terhadap kualitas audit dapat dilihat
secara singkat melalui kerangka konseptual. Kerangka konseptual yang dibuat berupa gambar
skema untuk lebih menjelaskan mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesa yang berupa hubungan atau pengaruh antar
variabel. Dalam penelitian ini hubungan atau pengaruh yang diteliti meliputi pengalaman
Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor pemerintah yang bekerja di BPK
wilayah Lampung.
Metode pengambilan data yang digunakan adalah survey method. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data diperoleh melalui kuesioner yang
diberikan secara langsung kepada auditor di BPK. Setiap jawaban dari pernyataan dalam
Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, Nertral (N)
dengan nilai 3, Setuju (S) dengan nilai 4, serta Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5. Kuesioner
yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi dari Jurnal Sukriah dkk, 2009 yang dimuat
Variabel Dependen
Kualitas Audit
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. De Angelo (1981) dalam Alim
dkk (2010) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi
kliennya. Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit dalam penelitian ini
diadobsi dari penelitian Sukriah dkk. (2009) yaitu (1) kesesuaian pemeriksaan dengan standar
audit dan (2) kualitas laporan hasil pemeriksaan. Masing-masing item pertanyaan tersebut
diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1
menunjukkan bahwa kualitas audit yang dimiliki auditor semakin rendah, sedangkan semakin
mengarah ke poin 5 menunjukkan bahwa kualitas audit yang dimiliki auditor semakin tinggi.
Variabel Independen
Menurut Loeher (2002) dalam Elfarini (2007), pengalaman merupakan akumulasi gabungan
dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan
sesama benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. Libby dan Frederick (1990) dalam
pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan sehingga keputusan yang diambil bisa
lebih baik. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan
dalam laporan keuangan. Selain itu mereka dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan
diadobsi dari penelitian Sukriah dkk. (2009), yaitu (1) lamanya bekerja sebagai auditor dan
(2) banyaknya tugas pemeriksaan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa
pengalaman yang dimiliki auditor semakin rendah dalam mempengaruhi kualitas audit,
Obyektivitas Auditor
Pusdiklatwas BPKP (2008) menyatakan bahwa obyektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturangan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain (Prinsip
Indikator yang digunakan untuk mengukur obyektivitas auditor dalam penelitian ini diadobsi
dari penelitian Sukriah dkk. (2009), yaitu (1) bebas dari benturan kepentingan dan (2)
pengungkapan kondisi sesuai fakta. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan
menggunakan skala likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa
obyektivitas auditor semakin rendah dalam mempengaruhi kualitas audit, sedangkan semakin
Integritas Auditor
Pusdiklatwas BPKP (2008), Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari
kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan
yang di ambilnya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan terus
terang/transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit tanpa
harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun
Indikator yang digunakan untuk mengukur integritas auditor dalam penelitian ini diadobsi
dari penelitian Sukriah dkk. (2009) yaitu (1) kejujuran auditor, (2) keberanian auditor, dan (3)
menggunakan skala likert 5 poin, dimana semakin mengarah ke poin 1 menunjukkan bahwa
integritas auditor semakin rendah dalam mempengaruhi kualitas audit, sedangkan semakin
Pengetahuan Auditor
Variabel ini menggambarkan segala atau semua ilmu yang dimiliki auditor yang berguna
Keahlian Auditor
Variabel ini menggambar tingkat keahlian auditor yang diukur berdasarkan keahlian auditing
yang dikembangkan dari Pusdiklat BPKP (Praptomo, 2004 dalam Asih, 2006), terdiri dari
lima item dilihat dari keahlian yang diperlukan auditor dalam tugasnya. Pengukurannya
menggunakan pengukuran skala likert 5 poin, keahlian audit yang diukur meliputi:
2) Keahlian khusus.
Alat Analisis
Analisa data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul kemudian dapat
memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan untuk menjawab masalah yang
telah dirumuskan.
Uji Validitas
Dalam penggunaan alat analisis kuesioner, maka uji validitas wajib untuk dilakukan. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2007).
Valid yang dimaksud terlihat dari pertanyaan pada kuesioner, pertanyaan tersebut harus dapat
Uji validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi Confirmatory Factor
Analysis (CFA). Uji ini digunakan untuk menguji apakah indikator-indikator yang digunakan
merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai loading factor yang tinggi.
Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu
konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali,
2007). Uji reliabilitas dilakukan dengan metode internal consistency. Reliabilitas instrumen
penelitian diuji menggunakan rumus koefisien Cronbach’s Alpha. Jika nilai koefisien alpha
lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau
Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik,
pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi asumsi dalam model regresi
berganda dan untuk menginterprestasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Jadi,
sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu
Uji Normalitas
Ghozali (2007), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Analisis yang digunakan
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dari grafik terlihat bahwa model regresi dalam
penelitian ini berdistribusi normal jika membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data
menandakan berdistribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas menggunakan uji statistik
variable unstandardized residual. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang berarti data
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Persamaan regresi berganda yang baik adalah yang tidak
adanya multikolonieritas antar variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya Variance Inflation Factors (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Cut
off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah jika nilai
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk
melihat adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin-
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
Plot tersebut akan dilihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Menurut Ghozali
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
Uji regeresi linear berganda digunakan untuk melihat hubungan antara variable bebes dan
terikat, yaitu pengaruh pengalaman kerja, pengetahuan auditor obyektivitas, integritas, dan
keahlian auditor terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini, variabel dependen dinotasikan
dengan Y dan untuk variabel independen dinotasikan dengan X. Analisa data dilakukan
Y = Kualitas Audit
a = Nilai intersep (Konstanta)
b = Koefisien arah regresi
X1 = Pengalaman Kerja Auditor
X2 = Obyektivitas Auditor
X3 = Integritas Auditor
X4 = Pengetahuan Auditor
X5 = Keahlian Auditor
e = error (kesalahan)
Uji Hipotesis
dengan menggunakan uji signifikansi simultan (uji F) dan uji signifikansi parameter
Ghozali (2007), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat.
Dalam uji F dapat dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan
0,05 (Taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah :
independen ( X1, X2, X3, X4, dan X5 ) secara bersama-sama terhadap kualitas audit sebagai
variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2). Dimana R2
menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu
Ghozali (2007), uji t pada dasrnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan
0,05 (Taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah:
Deskripsi Data
memudahkan dalam menginterprestasikan hasil analisis lebih lanjut. Salah satu caranya
dengan mengelompokkan data yang diperoleh dan menyajikannya dalam bentuk tabel.
Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan responden agar dapat diketahui secara
meliputi kisaran skor jawaban responden berdasarkan data yang dikumpulkan oleh
peneliti.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari enam bagian pertanyaan, yaitu pertama bagian
pengalaman kerja (variabel X1) meliputi 8 pertanyaan untuk variabel pengalaman kerja ,
kedua bagian obyektivitas (X2) meliputi 7 pertanyaan untuk variabel obyektivitas, ketiga
bagian integritas (X3) meliputi 14 pertanyaan untuk variabel integritas, keempat bagian
keahlian auditor (X5) meliputi 4 pertanyaan untuk variabel keahlian auditor, dan keenam
bagian kualitas audit (Y) meliputi 10 pertanyaan untuk variabel kualitas audit
Penelitian ini menggunakan 54 eksemplar kuesioner yang disebarkan kepada para auditor
Badan Pemeriksa Keuangan untuk menyebarkan kuesioner kepada para auditor di BPK.
1. Kembali 45 83,33%
Objek penelitian meliputi seluruh auditor yang bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) wilayah Lampung. Peneliti belum memisahkan antara senior maupun junior,
karena penelitian ini masih bersifat dasar untuk menguji pengaruh pengalaman kerja,
Untuk mengetahui karakteristik responden yang dijadikan sampel, maka berikut ini
Laki-laki 26 57,78%
Perempuan 19 42,22%
Total 45 100,00%
sebanyak 19 orang (42,22%) serta ada 9 orang yang tidak menjawab. Kemungkinan
ada responden yang tidak memberikan jawaban dikarenakan identitas responden ingin
Pendidikan.
pendidikan
D3 6 13,33%
S1 32 71,11%
S2 7 15,66%
Total 45 100,00%
jabatannya.
Total 45 100,00%
yang terbanyak yaitu 30 orang (66,66%), diikuti administrasi umum sebanyak 7 orang
(15,57%). Diikuti pemeriksa muda sebanyak 6 orang (13,33%), dan diikuti pemeriksa
pengaruh yang signifikan. Hal ini didukung oleh hasil uji regresi linier berganda yang
terhadap kualitas audit. Ini dapat diketahui dari hasil output SPSS yang menunjukkan
tingkat signifikansi sebesar 0,020 yang lebih kecil dari patokan tingkat signifikansi
yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Koefisien korelasi variabel ini sebesar 0,324;
angka ini menunjukkan nilai yang positif, berarti pengaruh pengalaman kerja auditor
terhadap tingkat kualitas audit bersifat searah, semakin tinggi tingkat pengalaman
signifikan. Hal ini didukung oleh hasil uji regresi linier berganda yang menunjukkan
bahwa variabel kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ini dapat
diketahui dari hasil output SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,042
yang lebih kecil dari patokan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05.
Koefisien korelasi variabel ini sebesar 0,345; angka ini menunjukkan nilai yang
positif, berarti pengaruh obyektivitas auditor terhadap tingkat kualitas audit bersifat
searah, semakin tinggi tingkat obyektivitas seorang auditor maka semakin tinggi
signifikan. Hal ini didukung oleh hasil uji regresi linier berganda yang menunjukkan
bahwa variabel integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ini dapat
diketahui dari hasil output SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,019
yang lebih kecil dari patokan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05.
Koefisien korelasi variabel ini sebesar 0,223; angka ini menunjukkan nilai yang
positif, berarti pengaruh integritas auditor terhadap tingkat kualitas audit bersifat
searah, semakin tinggi tingkat integritas seorang auditor maka semakin tinggi tingkat
kualitas audit.
signifikan. Hal ini didukung oleh hasil uji regresi linier berganda yang menunjukkan
bahwa variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ini dapat
diketahui dari hasil output SPSS yang menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,045
yang lebih kecil dari patokan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu sebesar 0,05.
Koefisien korelasi variabel ini sebesar -0,298; angka ini menunjukkan nilai yang
negatif, berarti pengaruh pengetahuan auditor terhadap tingkat kualitas audit bersifat
tidak searah, berarti pengetahuan seorang auditor tidak menjamin kualitas audit yang
baik, pengetahuan diikuti dengan pengalaman dan keahlian khusus yang dimiliki oleh
seorang auditor kemungkinan kualitas audit yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.
dilihat dari data responden, banyak responden yang basic nya bukan spesifik bidang
accounting, tapi seiring pengalaman dan keahlian khusus yang dimiliki oleh mereka
itu sudah banyak dan cukup, sehingga mereka bisa menghasilkan kualitas audit yang
baik.
yang signifikan. Hal ini didukung oleh hasil uji regresi linier berganda yang
kualitas audit. Ini dapat diketahui dari hasil output SPSS yang menunjukkan tingkat
signifikansi sebesar 0,036 yang lebih kecil dari patokan tingkat signifikansi yang
digunakan yaitu sebesar 0,05. Koefisien korelasi variabel ini sebesar 0,431; angka ini
menunjukkan nilai yang positif, berarti pengaruh keahlian auditor terhadap tingkat
kualitas audit bersifat searah, semakin tinggi tingkat keahlian seorang auditor maka
keahlian auditor berpengaruh terhadap tingkat kualitas audit. Hasil ini didukung oleh
kualitas audit yang dapat diketahui dari hasil output SPSS yang menunjukkan tingkat
SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
kualitas audit.
ditunjukkan dalam output model summary adalah 0,839. Nilai ini menunjukkan
bahwa 83,9% variasi kualitas audit dapat dijelaskan oleh variasi dari kelima
Peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat
perlu diperhatikan bagi penelitian yang akan datang adalah sebagai berikut:
1. Ruang lingkup penelitian hanya auditor pemerintah yang bekerja di BPK wilayah
Lampung.
Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai hasil dari penelitian,
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik). Edisi
Ketiga. LPFE: UI. Jakarta.
Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal SNA X. Makassar.
Ariyanto, Dodik dan Ardani Mutia Jati. 2009. Pengaruh Independensi, Kompetensi, Dan
Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Produktivitas Kerja Auditor Eksternal. Jurnal.
Universitas Udayana. Bali.
Asih, Dwi Ananing Tyas. 2006. Pengaruh Pengalaman Terhadap Peningkatan Keahlian
Auditor Dalam Bidang Auditing. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.
Bastian, Indra. 2003. Audit Sektor Publik. Edisi 1. Visi Global Media. Jakarta.
Christiawan, Yulius Jogi. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.4, No. 2, November, 79 - 92.
Efendy, Muh. Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap
Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Tesis.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Elfarini, Eunike Christina. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit
Universitas Diponogoro. Semarang.
Guy, Dan M., C. Wayne Alderman, dan Alan J. Winters. 2002. Auditing. Edisi Kelima.
Erlangga. Jakarta.
Indah, Siti Nur Mawar. 2010. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Semarang). Skripsi. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Nataline. 2007. Pengaruh Batasan Waktu Audit, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing, Bonus
Serta Pengalaman Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di
Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Pradita, Rima Dewi. 2010. Hubungan Antara Kualitas Auditor dan Human Capital Di Badan
Pemeriksa Keuangan (Bpk) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(Bpkp). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Kelima.
Sekar, Mayangsari. 2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat
Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 6, hal 1-22.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi,
Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit.
Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Sukriah, Ika, Akram, dan Biana Adha Inapty,. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja,
Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil
Pemeriksaan. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang.
Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman Audit dan Risiko Audit
terhadap Skeptisisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan
Publik. Sosiohumaniora, Vol. 7 No. 3, November 2005: 186-202.
Tim Penyusun. 2007. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Penerbit
Universitas Lampung: Bandar Lampung.
Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi
Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X.
Makasar.