You are on page 1of 4

Atraumat Care

Atraumatic care yang di maksud disini adalah perawatan yang tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarga.(A. aziz alimul hidayat, 2008)

Atraumatic care adalah bentuk perawatan terapeutik yang di berikan oleh tenaga kesehatan
dalam tatanan pelayanan kesehatan anak, melalui tindakan yang dapat mengurangi distress fisik
maupun distress psikologis yang dialami anak maupun orang tua.(Arbianingsih Kep,Ns., 2011)

Atraumatic care atau asuhan yang tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarganya
merupakan asuhan yang terapeutik karena bertujuan sebagai terapi bagi anak.(yupi supartini,
S.Kp, 2012)

Asuhan atraumatic adalah penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan, oleh personal,
dan melalui penggunaan intervensi yang menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan
fisik yang di derita oleh anak-anak dan keluarga mereka dalam sistem pelayanan
kesehatan.(Arbianingsih Kep,Ns., 2011)

a. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mengacu pada setiap tempat yang
memberikan perlindungan ( rumah, rumah sakit, di setiap tempat pelayanan kesehatan )
b. Personel yang dimaksud meliputi orang yang secara langsung terlibat dalam memberikan
asuhan terapeutik.
c. Intervensi yang dimaksud yaitu pendekatan psikologis seperti menyiapkan anak-anak
untuk prosedur pemeriksaan sampai pada intervensi fisik seperti menyediakan ruang
untuk orang tua tinggal bersama anak dalam satu kamar.
d. Distress psikologis meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan, kekecewaan, kesedihan,
malu ataurasa bersalah.
e. Distress fisik dapat berkisar dari kesulitan tidur ddan imobilisasi sampai pengalaman
stimulus sensory yang mengganggu seperti rasa sakit, temperatur ekstrim, bising, cahaya
yang menyilaukan atau kegelapan.(Arbianingsih Kep,Ns., 2011)
Beberapa bukti penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit yang dapat
menimbulkan trauma bagi anak adalah lingkungan fisik rumah sakit, tenaga kesehatan baik dari
sikap maupun pakaian putih, alat-alat yang digunakan, dan lingkungan social antar sesama
pasien.(yupi supartini, S.Kp, 2012)
Hospitalisasi pada pasien anak dapat menyebabkan kecemasan dan stress pada semua tingkat
usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari petugas (perawat,
dokter, dan tenaga medis lainnya), lingkungan baru, maupun keluarga yang mendampinginya.
Peran perawat dalam meminimalkan stress akibat hospitalisasi pada anak dan bayi adalah sangat
penting.(Ii & Atraumatic, 2009)
Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak prasekolah. Kecemasan anak dapat
dipengaruhi oleh petugas kesehatan, lingkungan yang baru, dan keluarga yang mendampingi
selama hospitalisasi. Pelayanan Atraumatic care bertujuan untuk meminimalkan kecemasan pada
anak ataupun orang tua selama hospitalisasi. Hasil analisis statistik didapatkan bahwa ada
hubungan antara penerapan Atraumatic care dengan kecemasan anak prasekolah saat proses
hospitalisasi di RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso dan semakin baik penerapan
Atraumatic care yang diberikan maka semakin kecil risiko kecemasan yang dialami anak
prasekolah saat proses hospitalisasi. Peningkatan pelayanan atraumatic care perlu dilakukan
untuk menurunkan kecemasan anak prasekolah selama hospitalisasi(Rini, H, Rahmawati, Studi, &
Keperawatan, 2013)
Keberhasilan pelayanan atraumatic care dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari orang
tua salah satunya jenis kelamin orang tua. Ibu memiliki sikap yang positif terhadap anak yang
sedang dirawat. Ibu bisa memenuhi kebutuhan anak baik secara fisik maupun psikologis sehingga
membuat anak bersikap positif terhadap kegiatan keperawatan yang sedang dijalani anak. Peran
ibu dalam menemani anak saat proses hospitalisasi membuat sikap anak lebih kooperatif
sehingga dapat membantu mempermudah perawat saat melakukan tindakan keperawatan pada
anak. Seorang perempuan lebih banyak. Menghabiskan waktu dalam mengasuh anaknya,
sehingga terjadi keterikatan emosi antara keduanya. Hal ini dikarenakan peran seorang ibu yang
lebih berperan dalam merawat anggota keluarga, sehingga dapat meluangkan waktu untuk
menemani anak lebih besar(dr Soegiri Lamongan, 2016)
Tujuan utama dalam perawatan atraumatic adalah tidak melukai. Hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan ini yakni :
a. Mengembangkan hubungan anak-orang tua selama dirawat di rumah sakit.
b. Menyiapkan anak sebelum pelaksanaan terapi dan prosedur yang tidak dikenalinya.
c. Mengendalikan perasaan sakit.
d. Memberikan privasi pada anak.
e. Memberikan aktivitas bermain untuk mengungkapkan ketakutan dan permusuhan.
f. Menyediakan pilihan untuk anak-anak dan menghormati perbedaan budaya.(Arbianingsih
Kep,Ns., 2011)

Prinsip-prinsip untuk mencapai tujuan dilakuskan sebagai berikut :

1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.


Dampak perpisahan dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti
kecemasan, ketakutan, kurangnya kasih sayang gangguan ini akan menghambat proses
penyembuhan anak dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak.
Melalui peningkatan control orang tua pada diri anak di harapkan anak mampu mandiri
dalam kehidupannya. Anak akan selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas, selalu
bersikap waspada dalam segala hal. Serta pendidikan terhadap kemampuan dan
keterampilan orang tua dalam mengawasi perawatan anak.
3. Mencegah atau engurangi cedera ( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ).
Mengurangi nyeri merupakan tindakan yang harus dilakukan dalam keperawatan anak.
Proses pengurangan rasa nyer sering tidak bias dihilangkan secara cepat akan tetapi dapat
dikurangi melalui berbagai teknik misalnya distraksi, relaksasi, imajinary. Apabila tindakan
pencegahan tidak dilakukan maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak
sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Tidak melakukan kekerasan apada anak.
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat berarti dalam
kehidupan anak. Apabila ini terjadi pada saat anak dalam proses tumbuh kembang maka
kemungkinan pencapaian kematangan akan terlambat, dengan demikian tindakan
kekerasan pada anak sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat kondisi anak.
5. Modifikasi lingkungan fisik.
Melalui modifikasi lingkungan fisik yang bernuansa anak dapat meningkatkan keceriaan,
perasaan aman, dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu berkembang dan
merasa nyaman dilingkungannya.(A. aziz alimul hidayat, 2008)
REFERENSI

A. aziz alimul hidayat. (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba medika.

Arbianingsih Kep,Ns., M. K. (2011). KEPERAWATAN ANAK Konsep dan Prosedur Tindakan.


Makassar.

dr Soegiri Lamongan, R. (2016). ATRAUMATIC CARE MENURUNKAN KECEMASAN HOSPITALISASI


PADA ANAK PRASEKOLAH DI RUANG ANGGREK RSU dr. SOEGIRI LAMONGAN (The Atraumatic
Care Reduce Anxiety Hospitalization Preschool Children in Anggrek Room. Surya, 40(1).

Ii, B. A. B., & Atraumatic, A. (2009). Hubungan Atraumatic Care..., Iis Fetianingsih, Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP, 2017 13, 13–33.

Rini, D. M., H, R. S., Rahmawati, I., Studi, P., & Keperawatan, I. (2013). Hubungan Penerapan
Atraumatic Care dengan Kecemasan Anak Prasekolah Saat Proses Hospitalisasi di RSU dr . H .
Koesnadi Kabupaten Bondowoso Anxiety during Hospitalization in dr . H . Koesnadi Hospital
of Bondowoso Regency ). Hubungan Penerapan Atraumatic Care, 1–8. Retrieved from
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/60647/Debby Mustika
Rini.pdf?sequence=1

yupi supartini, S.Kp, M. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

You might also like