You are on page 1of 13

WIFI, WIMAX, BLUETOOTH DAN INFRA RED

TUGAS
DASAR TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh :
PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2009
1 Wi-Fi
1.1 Umum
Wi-Fi (atau Wi-fi, WiFi, Wifi, wifi) merupakan kependekan dari Wireless Fidelity,
memiliki pengertian yaitu sekumpulan stPenggunar yang digunakan untuk Jaringan Lokal
Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE
802.11. StPenggunar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini
sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan
mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk pengunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area
Lokal (LAN), namun saat ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini
memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau
personal digital assistant (PDA) untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik
akses (atau dikenal dengan hotspot) terdekat.

1.2 Spesifikasi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat variasi
dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi b merupakan produk
pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan
terbanyak pada 2005.

Spesifikasi Wi-Fi

Frekuensi Cocok
Spesifikasi Kecepatan
Band dengan

802.11b 11 Mb/s 2.4 GHz b

802.11a 54 Mb/s 5 GHz a

802.11g 54 Mb/s 2.4 GHz b, g

802.11n 100 Mb/s 2.4 GHz b, g, n

Di banyak bagian dunia, frekuensi yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak
diperlukan untuk mendapatkan ijin dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di
A.S.). 802.11a menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya
lebih sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam
IEEE 802.11b/g) beroperasi pada 2.400 MHz sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu

PUTU RUSDI ARIAWAN 2


mengijinkan operasi dalam 11 channel (masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi
berikut:
 Channel 1 - 2,412 MHz;
 Channel 2 - 2,417 MHz;
 Channel 3 - 2,422 MHz;
 Channel 4 - 2,427 MHz;
 Channel 5 - 2,432 MHz;
 Channel 6 - 2,437 MHz;
 Channel 7 - 2,442 MHz;
 Channel 8 - 2,447 MHz;
 Channel 9 - 2,452 MHz;
 Channel 10 - 2,457 MHz;
 Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi
dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area
network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang yang diberikan pabrikan
kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah
memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang dipersyaratkan.
Teknologi internet berbasis Wi-Fi dibuat dan dikembangkan sekelompok insinyur
Amerika Serikat yang bekerja pada Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE)
berdasarkan stPenggunar teknis perangkat bernomor 802.11b, 802.11a dan 802.16.
Perangkat Wi-Fi sebenarnya tidak hanya mampu bekerja di jaringan WLAN, tetapi juga di
jaringan Wireless Metropolitan Area Network (WMAN).
Karena perangkat dengan stPenggunar teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat
WLAN yang digunakan di frekuensi 2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM
(Industrial, Scientific dan Medical). Sedang untuk perangkat yang berstPenggunar teknis
802.11a dan 802.16 diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang
bekerja di sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat --khususnya di kalangan komunitas Internet--
menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan
akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara
bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan
informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop
berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot.

PUTU RUSDI ARIAWAN 3


Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut --yang dibangun oleh operator
telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni
karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika
Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin
menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP)
membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat
hotspot sebanyak 800.000 di negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta
di negara-negara Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara
Eropa dari bisnis Internet berbasis teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan
berjumlah 5.4 trilliun dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari
tahun 2002 (www.analysys.com).

1.3 Wi-fi Hardware


Hardware wi-fi yang ada di pasaran saat ini ada berupa :
 PCI
 USB
 PCMIA
 Compact Flash

1.4 Cara Kerja Wifi


Ada 2 mode operasi Wi-fi,yaitu
1.4.1 Mode Managed
Menggunakan Access Point yang berfungsi mengatur lalu lintas data,access point ini
berfungsi seperti pusat transfer data. Kelebihan mode ini adalah transfer data lebih cepat,
area coverage yang lebih luas, pengaturan dan keamanan data lebih terjamin. Mode ini
biasa digunakan untuk hotspot wifi dan perkantoran yang memerlukan stabilitas dan
keamanan data.
1.4.2 Ad-Hoc
koneksi antar device Wi-fi peer too peer, kelemahan mode ini adalah bila device wifi
yang terhubung terlalu banyak, transfer data jadi lambat. Keuntungannya, lebih murah dan
praktis bila yang terkoneksi cuma 2 atau 3, tanpa beli access point

PUTU RUSDI ARIAWAN 4


1.5 Popularitas Wi-fi
Di Indonesia sendiri, penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di
beberapa kota besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar
sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bPenggunara, sudah bukan merupakan
hal yang asing.
Fenomena yang sama terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbuck dan La Moda
Cafe di Plaza Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Mister Bean Coffee di
CilPenggunak Town Square-- dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat
berita politik atau gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas.
Dewasa ini, bisnis telepon berbasis VoIP (Voice over Internet Protocol) juga telah
menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN.
Aplikasi tersebut dinamai VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu, stPenggunar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu
mendukung pengoperasian layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat
dibuat kartu (card) berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan
eletronik, mulai dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas
pengguna teknologi Wi-Fi cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi
positif bagi perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian, pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara
bijak dan hati-hati. Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5
GHz-- yang menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan
(Kompas, 5/2/2004).
Pasalnya, pengguna dalam suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet
nirkabel ini dengan optimal, bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan
daya pancar yang seragam dan terbatas.
Apabila prasyarat tersebut tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful
interference bukan hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat
sistem telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari
pengguna lainnya, maupun karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan
teknologinya-- pada akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Keterbatasan lain dari kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah
karena juga digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).

PUTU RUSDI ARIAWAN 5


Konsekuensinya, penggunaan komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain
yang bekerja pada pada pita frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat
ISM, sebagaimana tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.
Dalam rekomendasi ITU-R SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM
yang pada intinya bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM
maupun dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.
Rekomendasi yang sama menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas
menetapkan persyaratan administrasi dan aturan hukum yang terkait dengan keharusan
pembatasan daya.
Menyadari keterbatasan dan dampak yang mungkin timbul dari penggunaan kedua
jalur frekuensi nirkabel tersebut, berbagai negara lalu menetapkan regulasi yang membatasi
daya pancar perangkat yang digunakan.

2 WiMAX
2.1 Umum
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah tPengguna
sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan stPenggunar IEEE
802.16. WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar
dalam jarak jauh.
Yang membedakan WiMAX dengan Wi-Fi adalah stPenggunar teknis yang
bergabung di dalamnya. Jika WiFi menggabungkan stPenggunar IEEE 802.11 dengan ETSI
(European Telecommunications StPenggunards Intitute) HiperLAN sebagai stPenggunar
teknis yang cocok untuk keperluan WLAN, sedangkan WiMAX merupakan penggabungan
antara stPenggunar IEEE 802.16 dengan stPenggunar ETSI HiperMAN.
StPenggunar keluaran IEEE banyak digunakan secara luas di daerah asalnya,
Amerika, sedangkan stPenggunar keluaran ETSI meluas penggunaannya di daerah Eropa
dan sekitarnya. Untuk membuat teknologi ini dapat digunakan secara global, maka
diciptakanlah WiMAX. Kedua stPenggunar yang disatukan ini merupakan stPenggunar
teknis yang memiliki spesifikasi yang sangat cocok untuk menyediakan koneksi berjenis
broadband lewat media wireless atau BWA.

2.2 Tinjauan teknologi


WiMax adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan stPenggunar dan
implementasi yang mampu beroperasi berdasarkan jaringan nirkabel IEEE 802.16, seperti
WiFi yang beroperasi berdasarkan stPenggunar Wireless LAN IEEE802.11. Namun,

PUTU RUSDI ARIAWAN 6


dalam implementasinya WiMax sangat berbeda dengan WiFi.
Pada WiFi, sebagaimana OSI Layer, adalah stPenggunar pada lapis kedua,
dimana Media Access Control (MAC) menggunakan metode akses kompetisi, yaitu
dimana beberapa terminal secara bersamaan memperebutkan akses. Sedangkan MAC
pada WiMax menggunakan metode akses yang berbasis algoritma penjadualan
(scheduling algorithm). Dengan metode akses kompetisi, maka layanan seperti Voice
over IP atau IPTV yang tergantung kepada Kualitas Layanan (Quality of Service) yang
stabil menjadi kurang baik. Sedangkan pada WiMax, dimana digunakan algoritma
penjadualan, maka bila setelah sebuah terminal mendapat garansi untuk memperoleh
sejumlah sumber daya (seperti timeslot), maka jaringan nirkabel akan terus
memberikan sumber daya ini selama terminal membutuhkannya.
StPenggunar WiMax pada awalnya dirancang untuk rentang frekuensi 10 s.d. 66
GHz. 802.16a, diperbaharui pada 2004 menjadi 802.16-2004 (dikenal juga dengan
802.16d) menambahkan rentang frekuensi 2 s.d. 11 GHz dalam spesifikasi. 802.16d
dikenal juga dengan fixed WiMax, diperbaharui lagi menjadi 802.16e pada tahun 2005
(yang dikenal dengan mobile WiMax) dan menggunakan orthogonal frequency-
division multiplexing (OFDM) yang lebih memiliki skalabilitas dibandingkan dengan
stPenggunar 802.16d yang menggunakan OFDM 256 sub-carriers. Penggunaan OFDM
yang baru ini memberikan keuntungan dalam hal cakupang, instalasi, konsumsi daya,
penggunaan frekuensi dan efisiensi pita frekuensi. WiMax yang menggunakan
stPenggunar 802.16e memiliki kemampuan hand over atau hand off, sebagaimana
layaknya pada komunikasi selular.
Banyaknya institusi yang tertarik atas stPenggunar 802.16d dan .16e karena
stPenggunar ini menggunakan frekuensi yang lebih rendah sehingga lebih baik
terhadap redaman dan dengan demikian memiliki daya penetrasi yang lebih baik di
dalam gedung. Pada saat ini, sudah ada jaringan yang secara komersial menggunakan
perangkat WiMax bersertifikasi sesuai dengan stPenggunar 802.162.
Spesifikasi WiMax membawa perbaikan atas keterbatasan-keterbatasan
stPenggunar WiFi dengan memberikan lebar pita yang lebih besar dan enkripsi yang
lebih bagus. StPenggunar WiMax memberikan koneksi tanpa memerlukan Line of
Sight (LOS) dalam situasi tertentu. Propagasi Non LOS memerlukan stPenggunar .16d
atau revisi 16.e, karena diperlukan frekuensi yang lebih rendah. Juga, perlu digunakan
sinyal muli-jalur (multi-path signals), sebagaimana stPenggunar 802.16n.

2.3 Keuntungan

PUTU RUSDI ARIAWAN 7


Banyak keuntungan yang didapatkan dari terciptanya stPenggunardisasi industri ini.
Para operator telekomunikasi dapat menghemat investasi perangkat, karena kemampuan
WiMAX dapat melayani pelanggannya dengan area yang lebih luas dan tingkat
kompatibilitas lebih tinggi. Selain itu, pasarnya juga lebih meluas karena WiMAX dapat
mengisi celah broadband yang selama ini tidak terjangkau oleh teknologi Cable dan DSL
(Digital Subscriber Line).
WiMAX salah satu teknologi memudahkan pengguna mendapatkan koneksi Internet
yang berkualitas dan melakukan aktivitas. Sementara media wireless selama ini sudah
terkenal sebagai media yang paling ekonomis dalam mendapatkan koneksi Internet. Area
coverage-nya sejauh 50 km maksimal dan kemampuannya menghantarkan data dengan
transfer rate yang tinggi dalam jarak jauh, sehingga memberikan kontribusi sangat besar
bagi keberadaan wireless MAN dan dapat menutup semua celah broadband yang ada saat
ini. Dari segi kondisi saat proses komunikasinya, teknologi WiMAX dapat melayani para
subscriber, baik yang berada dalam posisi Line Of Sight (posisi perangkat-perangkat yang
ingin berkomunikasi masih berada dalam jarak pPenggunang yang lurus dan bebas dari
penghalang apa pun di depannya) dengan BTS maupun yang tidak memungkinkan untuk itu
(Non-Line Of Sight). Jadi di mana pun para penggunanya berada, selama masih masuk
dalam area coverage sebuah BTS (Base Transceiver Stations), Pengguna mungkin masih
dapat menikmati koneksi yang dihantarkan oleh BTS tersebut.
Selain itu, dapat melayani baik para pengguna dengan antena tetap (fixed wireless)
misalnya di gedung-gedung perkantoran, rumah tinggal, toko-toko, dan sebagainya, maupun
yang sering berpindah-pindah tempat atau perangkat mobile lainnya. Pengguna bisa
merasakan nikmatnya ber-Internet broadband lewat media ini. Sementara range spektrum
frekuensi yang tergolong lebar, maka para pengguna tetap dapat terkoneksi dengan BTS
selama Pengguna berada dalam range frekuensi operasi dari BTS.
Sistem kerja MAC-nya (Media Access Control) yang ada pada Data Link Layer adalah
connection oriented, sehingga memungkinkan penggunanya melakukan komunikasi
berbentuk video dan suara. Siapa yang tidak mau, ber-Internet murah, mudah, dan nyaman
dengan kualitas broadband tanpa harus repot-repot. Pengguna tinggal memasang PCI card
yang kompatibel dengan stPenggunar WiMAX, atau tinggal membeli PCMCIA (Personal
Computer Memory Card International Association) yang telah mendukung komunikasi
dengan WiMAX. Atau mungkin Pengguna tinggal membeli antena portabel dengan interface
ethernet yang bisa dibawa ke mana-mana untuk mendapatkan koneksi Internet dari BTS
untuk fixed wireless.
Pengguna harus bersabar sebentar karena teknologi ini masih membutuhkan waktu

PUTU RUSDI ARIAWAN 8


untuk dapat tersedia di Indonesia.
3 Blue Tooth
3.1 Perkembangan Sejarah Perangkat
Nama bluetooth berawal dari proyek prestisius yang dipromotori oleh perusahaan-
perusahaan raksasa internasional yang bergerak di bidang telekomunikasi dan komputer, di
antaranya Ericsson, IBM, Intel, Nokia, dan Toshiba.
Proyek ini di awal tahun 1998 dengan kode namabluetooth, karena terinspirasi oleh
seorang raja Viking (Denmark) yang bernama Harald Blatand. Raja Harald Blatand ini
berkuasa pada abad ke-10 dengan menguasai sebagian besar daerah Denmark dan daerah
Skandinavia pada masa itu. Dikarenakan daerah kekuasaannya yang luas, raja Harald
Blatand ini membiayai para ilmuwan dan insinyur untuk membangun sebuah proyek
berteknologi metamorfosis yang bertujuan untuk mengontrol pasukan dari suku-suku di
daerah Skandinavia tersebut dari jarak jauh. Maka untuk menghormati ide raja Viking
tersebut, yaitu Blatand yang berarti bluetooth (dalam bahasa Inggris) proyek ini diberi nama.
Berikut ini adalah table perkembangan teknologi bluetoot :

Tahun Versi Keterangan

Juli, 1999 1.0 dan 1.0 B Dibutuhkan perintah manual pada


Hardware Device Address (BD-ADDR)
transmisi saat proses koneksi di antara
dua device dalam satu jaringan
(handshaking process).
Keamanan pengguna tidak terjamin
Penggunaan protokol tanpa nama
(anonymite mode) tidak dimungkinkan.
Oktober, 1999 1.1 dan 1.2 Digunakannya masks pada perangkat
Hardware Device Address (BD-ASSR)
untuk melindungi pengguna dari identity
snooping (pengintai) maupun tracker.
Penggunaan protokol tanpa nama
(anonymite mode) sudah tersedia namun
tidak diimplementasikan, sehingga
konsumen biasa tidak dapat
menggunakannya.
Adaptive Frequency Hopping (AFH),
dengan memperbaiki daya tahan dari
gangguan frekuensi radio yang digunakan
oleh banyak orang di dalam hopping
sequence.
2.0 Diperkenalkannya Non-hopping
narrowband channels. Pada channel ini
bisa digunakan untuk memperkenalkan

PUTU RUSDI ARIAWAN 9


layanan profilebluetoot oleh berbagai
device dengan volume yang sangat tinggi
dari perangkatbluetoot secara simultan.
Tidak dienkripsinya informasi yang bersifat
umum secara realtime, sehingga dasar
kemacetan trafik informasi dan laju trafik
ke tujuan dapat dihindari waktu
ditransmisikan oleh perangkat dengan
melewati setiap host dengan kecepatan
tinggi.
Koneksi berkecepatan tinggi.
Multiple speeds level.

Bluetooth menggunakan salah satu dari dua jenis frekuensi Spread Specturm Radio
yang digunakan untuk kebutuhan wireless. Jenis frekuensi yang digunakan adalah
Frequency Hopping Spread Spedtrum (FHSS), sedangkan yang satu lagi yaitu Direct
Sequence Spread Spectrum (DSSS) digunakan oleh IEEE802.11xxx. Transceiver yang
digunakan olehbluetoot bekerja pada frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial,
Scientific, and Medical).
Pada beberapa negara terdapat perbedaan penggunaan frekuensi dan channel untuk
bluetooth ini. Seperti di Amerika dan Eropa, frekuensi yang digunakan adalah dari 2400–
2483,5 yang berarti menggunakan 79 channel. Cara perhitungannya sebagai berikut : untuk
RF Channel yang bekerja frekuensi f = 2402+k MHz, di mana k adalah jumlah channel yang
digunakan yaitu : 0 sampai dengan 78 = 2402+79 = 2481 MHz. Kemudian ditambah dengan
pengawal frekuensi yang diset pada 2 MHz sampai dengan 3,5 MHz untuk lebar pita
gelombang 1 MHz, sehingga totalnya menjadi 2481+2,5 = 2483,5 Mhz.

3.2 Cara Kerja Perangkat


Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching dan
packet switching.bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data asinkron, tiga kanal suara
sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara bersamaan mendukung layanan data
asinkron dan suara sinkron. Setiap kanal suara mendukung sebuah kanal suara sinkron 64
kb/s. Kanal asinkron dapat mendukung kecepatan maksimal 723,2 kb/s asimetris, dimana
untuk arah sebaliknya dapat mendukung sampai dengan kecepatan 57,6 kb/s. Sedangkan
untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan kecepatan 433,9 kb/s.
Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless bluetooth akan mempunyai
kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak jangkauan sampai dengan
10 meter (~30 feet), bahkan untuk daya kelas 1 bisa sampai pada jarak 100 meter.
Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link Management

PUTU RUSDI ARIAWAN 10


dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM USB Interface), flash dan voice
code. sebuah link manager. Baseband link controller menghubungkan perangkat keras radio
ke baseband processing dan layer protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas
protokol tingkat tinggi seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi
Tiga buah lapisan fisik yang sangat penting dalam protokol arsitektur bluetooth ini
adalah :
1. Bluetooth radio, adalah lapis terendah dari spesifikasi bluetooth. Lapis ini mendefinisikan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh perangkat tranceiver yang beroperasi pada
frekuensi 2,4 GHz ISM.
2. Baseband, lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unitbluetoot
membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini menggunakan frekuensi-hopping-
spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket pada time slot dan
frekuensi yang telah ditentukan, lapis ini melakukan prosedur pemeriksaan dan paging
untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock dari perangkatbluetoot yang
berbeda.
3. LMP, Link Manager Protocol, bertanggung jawab terhadap link set-up antar
perangkat bluetooth t. Hal ini termasuk aspek securiti seperti autentifikasi dan
enkripsi dengan pembangkitan, penukaran dan pemeriksaan ukuran paket dari lapis
baseband.

3.3 Teknologi Masa Depan


Bluetooth merupakan teknologi yang berkembang sebagai jawaban atas kebutuhan
komunikasi antar perlengkapan elektronik agar dapat saling mempertukarkan data dalam
jarak yang terbatas menggunakan gelombang radio dengan frekuensi tertentu. Salah satu
implementasi Bluetooth yang populer adalah pada peralatan ponsel. Bluetooth adalah
teknologi radio jarak pendek yang memberikan kemudahan konektivitas bagi peralatan-
peralatan nirkabel.
Sistem Bluetooth menyediakan layanan komunikasi point to point maupun
komunikasi point to multipoint. Produk Bluetooth dapat berupa PC card atau USB
adapter yang dimasukkan ke dalam perangkat. Perangkat-perangkat yang dapat
diintegerasikan dengan teknologi Bluetooth antara lain : mobile PC, mobile phone,
PDA (Personal Digital Assistant), headset, kamera digital, printer, router dan masih
banyak peralatan lainnya. Aplikasi yang dapat disediakan oleh layanan Bluetooth ini
antara lain : PC to PC file transfer, PC to PC file synch (notebook to desktop), PC to
mobile phone, PC to PDA, wireless headset, LAN connection via ethernet access point

PUTU RUSDI ARIAWAN 11


dan sebagainya.

4 Infrared
4.1 Umum
Teknologi infrared adalah teknologi pertama dan paling memasyarakat, sudah sangat
umum yang terdapat dipengendali yang beredar di pasaran, misalnya remote tv. Prinsip
kerjanya sangat sederhana, processor kecil pada remote akan menterjemahkan penekanan
tombol menjadi intruksi bahasa mesin (bilangan biner) yang dikirimkan melalui infrared ke
TV. Dan data diubah kembali menjadi instruksi yg dikenal TV. Konsorsium yang mengatur
dan mengurusi infrared adalah IrDA (Infrared Data Associate), memiliki panjang gelombang
sekitar 875 nm. Sinar yang dihasilkan dan dipancarkan didapatkan dari sebuah lampu LED
biasa yang dapat diproduksi dengan sangat murah.
Ada dua versi yaitu versi 1.0 memiliki kecepatan dari 0,576 hingga 115,2 kbps,
sementara versi 2.0 memiliki kecepatan 0,576 hingga 1,152 Mbps
Secara fungsional infra red tidak ubahnya seperti bluteooth, hanya saja
perbedaanya infra red hanya dapat saling berkomunikasi dengan 1 perangkat saja
semisal ponsel dengan laptop, ponsel dengan ponsel dan tidak mengenal perangkat
lainyangtidakkita arahkan langsung. Dari sisi jarak infra red mempunyai kisaran untuk
dapat saling berkomunikasi dari 1-100 cm.

4.2 Kekurangan Infrared


1 Setiap devices harus terarah dan “bertatap muka” langsung karena infrared
menggunakan sinyal terarah dan biasnya hanya 30 derajat.
2 Teknologi yang cukup tua, kecepatan yang sangat terbatas
3 Jarak yang sangat terbatas dan tidak flesibel, mobiles

PUTU RUSDI ARIAWAN 12


BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : turusdi.info@gmail.com

www.facebook.com/turusdi

PUTU RUSDI ARIAWAN 13

You might also like