You are on page 1of 11

Agro Ekonomi Vol. 26/No.

2, Desember 2015 139

KEEFEKTIFAN LEMBAGA PASAR LELANG CABAI MERAH DI KECAMATAN


PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO

The Effectiveness of Auction Market Institution for Red Chili in Panjatan District Kulon
Progo Regency

Patrianisya Devi1, Harsoyo1, Subejo1


1
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
Research was done in Panjatan District Kulon Progo Regency aimed to know the effectiveness of auction market
institution for red chili in Panjatan District and also to know the factors which influence to the effectiveness of auction
market institution for red chili. This research used descriptive analytic method. District, subdistrict, and farmer groups
were taken by Purposive method. Sample members were taken from every farmer group sample by using Simple Random
Sampling with total amount of 60 farmers. Data were analized by Proportion Test and Multiple Regression Analysis.
The results of research showed that the most of farmer in Panjatan District Kulon Progo Regency have perception
that the auction market institution for red chili has a high effectiveness. Farmer’s attitude and farmer group leader
role give positive influence to the effectiveness of auction market institution for red chili, education level of farmers
give negative influence to the effectiveness of auction market institution for red chili, whereas age, motivation, and the
selling price of chili do not influence to the effectiveness of auction market institution.

Keywords : Effectiveness, Auction Market, Coastal Farming Land, Kulon Progo

INTISARI
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keefektifan lembaga pasar lelang cabai merah di Kecamatan Panjatan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan lembaga pasar lelang cabai merah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik. Pengambilan sampel kecamatan, desa, dan kelompok tani menggunakan metode purposive. Sampel
anggota diambil dari masing-masing sampel kelompok tani secara Simple Random Sampling sehingga total sampel
60 petani. Data dianalisis dengan metode Uji Proporsi dan Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar besar petani di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo memiliki persepsi bahwa lembaga
pasar lelang cabai merah memiliki keefektifan yang tinggi. Sikap petani dan peran ketua kelompok berpengaruh positif
pada keefektifan lembaga pasar lelang cabai merah, tingkat pendidikan petani berpengaruh negatif terhadap keefektifan
lembaga, sedangkan umur, motivasi, dan harga jual cabai merah tidak berpengaruh pada keefektifan lembaga pasar
lelang cabai merah.

Kata Kunci: Keefektifan, Pasar Lelang, Lahan Pasir, Kulon Progo

PENDAHULUAN yang potensial untuk budidaya tanaman cabai


Indonesia merupakan negara agraris yang merah yaitu pada lahan pasir pantai.
cocok untuk budidaya tanaman cabai. Cabai Kulon Progo adalah salah satu kabupaten yang
(Capsicum annum L) merupakan salah satu memiliki lahan pasir pantai yang cukup luas dan sesuai
komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh untuk budidaya cabai merah, tepatnya di Kecamatan
petani di Indonesia. Hampir seluruh masyarakat Panjatan. Sebagian besar penduduk di pesisir pantai
Indonesia menggunakan cabai dalam setiap Kecamatan Panjatan bermata pencaharian sebagai
masakan mereka. Oleh karena itu cabai dapat petani yang menggantungkan hidup melalui budidaya
dikatakan sebagai salah satu komoditas yang cabai merah. Cabai merah menjadi komoditas
menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. utama petani lahan pasir pantai disamping tanaman
Salah satu jenis cabai yang banyak dicari konsumen hortikultura lain seperti melon dan semangka.
yaitu cabai merah. Tanaman cabai merah mampu Cabai merah juga merupakan salah satu
ditanam baik di berbagai lahan. Salah satu daerah produk pertanian yang rentan mengalami fluktuasi
140 Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015

harga. Harga bisa melonjak tinggi namun bisa menjadi penentu harga secara benar sesuai dengan
juga berubah sangat rendah. Permainan harga oleh kekuatan tawar menawar mereka masing-masing.
para tengkulak (pedagang pengumpul) menjadi Pihak-pihak lainnya seperti pemerintah mempunyai
hal yang sangat merugikan petani cabai merah di peran yang tidak hanya sebagai provider yang
lahan pasir pantai. Salah satu solusi untuk menekan memfasilitasi transaksi yang efisien dan efektif
anjloknya harga cabai merah yaitu dengan adanya sehingga berlangsung aman, transparan lancar, dan
kelembagaan pasar lelang. terkendali (Martius, 2008).
Kecamatan Panjatan memiliki komunitas Kelembagaan pasar lelang secara konsepsional
petani lahan pasir pantai yang telah mendirikan merupakan penyelenggara transaksi perdagangan
beberapa pasar lelang cabai merah di beberapa komoditas agro sebagai upaya penemuan harga
desa. Menurut Supriyanto, et al. (2012) dalam yang terbuka, transparan dan terbaik, memberikan
penelitiannya mengenai pengorganisasian pasar perlindungan nilai, serta peningkatan efisiensi
lelang secara umum menunjukkan hasil bahwa perdagangan. Konsep tersebut telah dijabarkan dalam
pasar lelang memberikan keuntungan bagi petani ketentuan penyelenggaraan Pasar Lelang Forward.
ditilik dari segi sosial maupun ekonomi. Penentuan harga ditentukan sebagai konskuensi
Komunitas petani lahan pasir pantai di pertemuan kekuatan supply dan demand pada titik
Kecamatan Panjatan telah mengembangkan pasar keseimbangan harga pasar. Melalui informasi yang
lelang cabai merah dengan manajemen yang relatif lengkap baik tentang harga, mutu dan kuantitas,
sederhana dan terus berkembang. Kelembagaan sehingga biaya transaksi dianggap nol dan pasar adalah
pasar lelang ini dipelopori dan dikelola sendiri oleh sebagai solusi yang efisien. Demikian pula dalam hal
angggota kelompok tani yang menjadi pengurus penemuan harga; terjadi proses kesepahaman antara
pasar lelang. Dengan demikian, kelembagaan penjual dan pembeli pada tingkat harga pasar yang
kelompok tani sangat mempengaruhi kelembagaan disepakati yang memungkinkan terjadinya transaksi
pasar lelang dan keefektifan dari pasar lelang itu (Damoma, et al., 2013).
sendiri. Pasar lelang sebenarnya merupakan pasar
Para ahli berpendapat bahwa lembaga dapat yang diatur untuk menyeimbangkan pengetahuan
diartikan sebagai suatu norma/ kaidah peraturan antar pelaku, mengurangi kemungkinan terjadinya
atau organisasi yang memudahkan koordinasi under value pada suatu barang tertentu, dan dapat
dalam membentuk harapan masing-masing yang menciptakan mekanisme penentuan harga yang
mungkin dapat dicapai dengan saling bekerja sama terbuka. Dengan demikian, pada dasarnya pasar
(Rintuh & Miar, 2003). lelang ditujukan untuk menciptakan transparansi
Lembaga pasar lelang jika dikelola dengan harga melalui mekanisme tawar-menawar langsung
baik dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi antara penjual dan pembeli (Hartono et al., 1996).
bagi para petani cabai merah. Keberhasilan suatu Fungsi pasar lelang adalah mempertemukan
pasar tidak semata-mata ditentukan oleh tersedianya antar pedagang (pembeli) kepada komoditas yang
barang dan pembeli, namun juga pengorganisasian ditawarkan oleh kelompok tani. Tampak bahwa
lembaga dan pemasaran itu sendiri. Apabila bisa peran terpenting pasar lelang sangat terkait dengan
diorganisasikan dengan baik, pasar lelang bisa informasi harga pasar yang terjadi dengan patokan
menjadi senjata utama dalam menekan fluktuasi di tingkat pasar induk. Fungsi lain dari pasar
harga cabai merah yang sering menjadi momok lelang adalah melakukan fungsi pelelangan atau
bagi petani. Berdasarkan hal tersebut maka perlu mengatur sepenuhnya proses transaksi antara petani
diketahui sejauh mana keefektifan lembaga pasar yang diwakili kelompok tani dengan beberapa
lelang cabai merah ini, serta perlu diketahui apa pedagang, melalui ketentuan yang telah disepakati
saja faktor yang mempengaruhinya.. sebelumnya. Selain memberikan informasi harga
dan menjembatani proses transaksi tersebut, pasar
TINJAUAN PUSTAKA lelang juga harus menjadi penghubung lembaga
antara petani dengan lembaga keuangan, dalam
Secara konvensional pasar adalah tempat
merekomendasikan jumlah modal yang dibutuhkan
berlangsungnya transaksi jual beli komoditi
sesuai dengan jumlah produksi yang dapat dijual
(barang dan jasa) antara penjual dan pembeli yang
atau dipasarkan (Anugrah, 2004).
merupakan pelaku utama pasar. Penjual dan pembeli
Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015 141

Menurut Departemen Pedagangan cit. suatu organisasi. Istilah efektivitas itu sendiri
Hartono et al. (1996), fungsi pasar lelang dalam sangat bervariatif dimana penjelasannya dapat
menentukan harga dapat berjalan secara efektif menyangkut berbagai dimensi yang memusatkan
bila (a) terdapat pengetahuan dan informasi yang perhatian kepada berbagai kriteria evaluasi.
memadai mengenai mutu produk yang dipasarkan Selanjutnya pengukurannya relatif beraneka ragam
sehingga diperlukan suatu mekanisme grading dimana kriteria yang berbeda dilakukan secara
dan sortasi secara penampakan fisik dari barang serempak. Efektivitas adalah ukuran berhasil
yang ditawarkan, (b) pembeli potensial bersedia tidaknya pencapaian tujuan organisasi. Apabila
melakukan transaksi di pasar lelang sehingga perlu suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka
adanya layanan dari pasar lelang kepada pembeli, organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif
(c) pasar lelang harus cukup besar yang antara lain (Stoner cit. Monoarfa, 2012).
dapat dicapai dengan mengembangkan pola pasar Konsep efektivitas/ keefektifan memiliki
lelang sebagai kegiatan koperasi petani produsen, makna yang berbeda dan kriteria yang berbeda-beda
(d) tidak ada kolusi harga diantara pembeli, (e) tergantung pada kerangka acuan yang digunakan
terdapat transparansi harga secara geografis, dan (f) serta situasi dan kondisi wilayah yang akan diteliti.
adanya mekanisme untuk dapat mengikuti proses Menurut Steers (1985), ukuran-ukuran unvariasi
perubahan harga dalam lelang. untuk efektivitas organisasi antara lain :
Efektif menurut Kamus Besar Bahasa a. Efektivitas keseluruhan, sejauh mana organisasi
Indonesia berarti ada efeknya (akibatnya, melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau
pengaruhnya, kesannya) serta dapat membawa mencapai semua sasarannya.
hasil (berhasil guna). Sedangkan keefektifan b. Kualitas, kualitas dari jasa atau produk primer
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu yang dihasilkan oleh organisasi.
menjadikan efektif. Keefektifan atau efektivitas c. Produktivitas, kuantitas atau volume dari
biasanya berkaitan dengan perbandingan antara produk atau jasa pokok yang dihasilkan
tingkat pencapaian tujuan dengan rencana yang organisasi. Dapat diukur menurut 3 tingkatan:
telah disusun sebelumnya. tingkat individual, kelompok dan keseluruhan
Bagi seorang ahli ekonomi atau analis organisasi. Ini bukan ukuran dari efisiensi, tidak
keuangan, efektivitas organisasi adalah keuntungan ada perhitungan nisbah biaya dan keluaran.
atau laba investasi. Bagi seorang manajer produksi, d. Kesiagaan, penilaian menyeluruh sehubungan
efektivitas seringkali berarti kuantitas atau kualitas dengan kemungkinan, bahwa organisasi mampu
keluaran (output) barang atau jasa. Bagi seorang menyelesaikan sesuatu tugas khusus dengan
ilmuan bidang riset, efektivitas dijabarkan dengan baik jika diminta.
jumlah paten, penemuan atau produk baru suatu e. Efisiensi, nisbah yang mencerminkan
organisasi. Dan bagi sejumlah sarjana ilmu perbandingan beberapa aspek prestasi unit
sosial, efektivitas seringkali ditinjau dari sudut terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi
kualitas kehidupan pekerja. Singkatnya pengertian tersebut.
efektivitas organisasi memiliki arti yang berbeda- f. Laba atau penghasilan
beda bagi setiap orang, bergantung pada kerangka g. Pertumbuhan, penambahan dalam hal-hal
acuan yang dipakai (Steers, 1985). seperti tenaga kerja, fasilitas pabrik, harga,
Lipham dan Hoeh cit. Mulyasa (2003) penjualan, laba, bagian pasar, dan penemuan
meninjau efektivitas adalah suatu kegiatan dari baru.
faktor pencapaian tujuan, yang memandang h. Pemanfaatan lingkungan
bahwa efektivitas berhubungan dengan pencapaian i. Stabilitas, pemeliharaan struktur, fungsi, dan
tujuan bersama bukan pencapaian tujuan pribadi. sumber-daya sepanjang waktu.
Suatu organisasi dan lembaga dikatakan efektif j. Perputaran atau keluar masuknya pekerja
jika tujuan bersama dapat dicapai dan belum bisa k. Kemangkiran
dikatakan efektif meskipun tujuan individu yang l. Kecelakaan, frekuensi dalam pekerjaan yang
ada didalamnya dapat terpenuhi. berakibat kerugian waktu
Efektivitas organisasi dalam pencapaian m. Semangat kerja
tujuan-tujuan organisasi adalah kunci dari kesuksesan n. Motivasi
142 Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015

o. Kepuasan, tingkat kepuasan yang dirasakan dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
seseorang atas peranan atau pekerjaannya hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam
dalam organisasi. pelaksanaan penelitian, penelitian ini menggunakan
p. Penerimaan tujuan organisasi metode penelitian survei, yaitu penyelidikan yang
q. Kepaduan konflik-konflik kompak, dimensi diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
berkutub dua, yang dimaksud kutub kepaduan gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan
adalah fakta bahwa para anggota organisasi secara faktual. Metode survei menunjukkan hasil
saling menyukai satu sama lain, bekerja sama dari populasi, oleh karena itu sampel individu atau
dengan baik, berkomunikasi sepenuhnya dan kelompok yang diteliti harus mewakili populasi.
secara terbuka, dan dapat mengkoordinasikan
usaha kerja mereka. Pada kutub yang lain Uji Proporsi
terdapat organisasi penuh pertengkaran baik Ho : P ≤ 50%
dalan bentuk kata-kata maupun secara fisik, Ha : P > 50%
koordinasi yang buruk, dan komunikasi yang
tidak efektif. Dengan,
r. Keluwesan adaptasi, kemampuan sebuah Ho : diduga kurang dari 50% petani memiliki
organisasi untuk mengubah prosedur standar persepsi bahwa lembaga pasar lelang cabai
operasinya jika lingkungannya berubah, untuk merah memiliki keefektifan yang tinggi
mencegah kebekuan terhadap rangsangan Ha : diduga lebih dari 50% petani memiliki
lingkungan. persepsi bahwa lembaga pasar lelang cabai
s. Penilaian oleh pihak luar merah memiliki keefektifan yang tinggi

Menurut Sharma cit. Monoarfa (2012), Taraf siginifikansi : α = 0,05 (5%), n = 60


kriteria atau ukuran suatu efektivitas dapat dinilai Statistik pengujian :
dari produktivitas organisasi atau output, fleksibilitas
organisasi dan bentuk keberhasilannya dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di Z hitung =
dalam dan di luar organisasi, serta dari ada tidaknya
ketegangan dalam organisasi atau hambatan-hambatan Keterangan :
konflik di antara bagian-bagian organisasi. x : Jumlah sampel petani yang menyebutkan
lembaga pasar lelang memiliki keefektifan
METODE PENELITIAN yang tinggi
Metode dasar yang dipakai dalam penelitian n : Jumlah keseluruhan petani sampel
ini adalah deskriptif analitik. Tujuan dari penelitian Po : Keofisien keyakinan (50%)
deskriptif adalah untuk membentuk deskripsi, Kriteria pengujian:
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, Zhit > ZTabel : Ho ditolak, Ha diterima
Zhit ≤ ZTabel : Ho diterima, Ha ditolak

Analisis Regresi Linear Berganda


Y = A+b1.X1+ b2.X2+ b3.X3+ b4.X4+ b5.X5+
b6.X6

Keterangan :
Y : Keefektifan lembaga pasar lelang
A : Nilai konstanta
b1-b6 : koefisien regresi
X1 : Umur
X2 : Tingkat Pendidikan
X3 : Sikap petani anggota
Gambar 1 Metode Pengambilan Sampel X4 : Motivasi petani
Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015 143

X5 : Peran ketua kelompok tani kerangka acuan yang digunakan serta situasi
X6 : Harga jual cabai merah dan kondisi wilayah yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini, keefektifan lembaga pasar lelang
Pengujian hipotesis : di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo
Ho : b1=b2=b3=b4=b5=b6= 0 diukur menggunakan 3 komponen, yaitu output
Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠b6≠ 0 lembaga, fleksibilitas lembaga, serta ada tidaknya
ketegangan dalam lembaga.
Ho : Tidak ada pengaruh nyata antara umur, Output lembaga menunjukkan keluaran yang
tingkat pendidikan, sikap anggota terhadap dihasilkan oleh lembaga dari aspek kualitas maupun
lembaga pasar lelang, motivasi petani kuantitas. Yaitu kualitas dari jasa yang dihasilkan
menjual hasil produksi melalui pasar lelang, oleh organisasi serta kuantitas atau volume
peran ketua kelompok, dan harga jual cabai dari jasa yang dihasilkan lembaga. Fleksibilitas
merah dalam keefektifan lembaga pasar lembaga atau keluwesan adaptasi dapat diartikan
lelang. sebagai kemampuan lembaga untuk mengubah
Ha : Ada pengaruh nyata antara umur, tingkat prosedur standar operasinya jika lingkungannya
pendidikan, sikap anggota terhadap lembaga berubah untuk mencegah kebekuan terhadap
pasar lelang, motivasi petani menjual hasil rangsangan lingkungan. Ada tidaknya ketegangan
produksi melalui pasar lelang, peran ketua dalam lembaga menggambarkan fakta bahwa para
kelompok, dan harga jual cabai merah dalam anggota saling menyukai satu sama lain, bekerja
keefektifan lembaga pasar lelang. sama dengan baik, berkomunikasi sepenuhnya dan
secara terbuka, dan dapat mengkoordinasikan usaha
Kriteria pengujian kerja mereka.
Dengan menggunakan software SPSS 13.0 Keefektifan lembaga pasar lelang cabai
for Windows maka dapat dilakukan analisis sebagai merah di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon
berikut: Progo dapat dilihat pada Tabel 1. Output lembaga
1) R s q u a re a t a u k o e f i s i e n d e t e r m i n a s i dijelaskan melalui indikator kelayakan harga
menunjukkan persen variabel dependen yang jual cabai merah, besarnya keuntungan bagi
dapat diterangkan oleh variabel independen. petani, dan jaminan tersalurkannya (terjualnya)
Untuk jumlah variabel independen yang lebih semua hasil produksi. Indikator kelayakan harga
dari 2 maka digunakan adjusted R square. jual cabai merah memiliki tingkat keefektifan
2) Dari uji ANOVA atau F test untuk mengetahui sebesar 78,4%, meskipun harga cabai terkadang
apakah variabel independen secara bersama- mengalami penurunan namun cabai yang dijual
sama berpengaruh terhadap variabel dependen, melalui pasar lelang memiliki harga jual yang
dapat diambil kesimpulan jika nilai sig < 0,05 lebih tinggi dibanding melalui pedagang langsung
maka variabel independen secara bersama-sama dan menghilangkan monopoli pedagang. Selain
berpengaruh terhadap variabel dependen. itu pasar lelang dipercaya mampu menjaga
3) Uji t untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh harga agar tidak dipermainkan oleh pedagang.
masing-masing variabel independen terhadap Besarnya keuntungan bagi petani memiliki tingkat
variabel dependen, maka pengambila keputusan keefektifan sebesar 76,6%, sebagian besar petani
adalah sebagai berikut (taraf signifikansi α = menilai pasar lelang sudah efektif karena lokasinya
0,05): yang dekat, mudah pelaksanaannya, harga relatif
Nilai signifikansi < α maka Ho ditolak tinggi dan potongan yang relatif rendah sehingga
Nilai signifikansi > α maka Ho diterima keuntungan lebih besar. Namun ada pula petani
yang merasa keuntungan masih belum maksimal
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN karena terkadang belum mampu menutupi biaya
yang dikeluarkan saat produksi. Meski demikian
Keefektifan adalah keberhasilan dari tujuan
petani sadar apabila dijual melalui pedagang
atau perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan
pengumpul (tengkulak) justru mereka akan semakin
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.
merugi. Indikator terakhir, jaminan tersalurkannya
Konsep keefektifan memiliki makna yang berbeda
(terjualnya) semua hasil produksi memiliki
dan kriteria yang berbeda-beda tergantung pada
144 Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015

tingkat keefektifan sebesar 76,6%, pasar lelang mengatasi dengan membuat hukuman bagi pedagang
sudah memiliki akses yang luas, di Desa Bugel yang mangkir. Pada kelompok tani Bangun Karyo
dan Garongan masing-masing sudah memiliki 5 Desa Garongan, pedagang diberi toleransi untuk
pedagang tetap dalam proses lelang. Dalam setiap membayar maksimal 3 hari sejak pelelangan.
pelelangan biasanya terdapat 5 sampai 8 pedagang Apabila melanggar maka pedagang tersebut
yang berpartisipasi sehingga seluruh hasil produksi mendapatkan hukuman tidak diizinkan mengikuti
cabai merah hampir selalu terjual. lelang berikutnya sampai dia membayar lunas.
Fleksibilitas lembaga dijelaskan melalui Sedangkan pada kelompok tani Gisik Pranaji Desa
indikator kelayakan harga jual meskipun mengalami Bugel, pedagang diberi toleransi untuk membayar
perubahan harga, kesesuaian frekuensi dan waktu maksimal 2 kali tunggakan. Apabila melanggar
pelaksanaan lelang terhadap ketersediaan hasil, maka pedagang tersebut akan diberi hukuman
kemampuan menyelesaikan masalah ketika ada tidak diizinkan mengikuti lelang lagi. Indikator
pedagang yang mangkir dalam pembayaran, fleksibilitas yang terakhir yaitu keadilan bagi petani
dan keadilan bagi petani dalam menggilir lokasi dalam menggilir lokasi pelelangan memiliki tingkat
pelelangan. Indikator kelayakan harga jual meskipun keefektifan sebesar 45%. Hal ini menunjukkan
mengalami perubahan harga memiliki tingkat bahwa pasar lelang tidak terlalu fleksibel dalam hal
keefektifan sebesar 78,4%. Harga jual cabai merah pergiliran pasar lelang. Pada beberapa pasar lelang
memang selalu berubah-ubah sesuai ketersediaan ada yang menerapkan lokasi pelelangan yang bergilir
produksi, kualitas cabai, dan kondisi pasar. Namun dalam satu desa. Maksudnya pengumpulan hasil
pasar lelang tetap dapat menyesuaikan kondisi produksi oleh petani dilakukan pada masing-masing
tersebut sehingga keputusan harga tidak terlalu dusun, namun proses pelelangan oleh pedagang
merugikan petani. Salah satu tindakan konkrit yaitu dilakukan pada satu lokasi saja untuk memudahkan
pada tahun 2013 pasar lelang di Kelompok Tani administrasi dan pasar mampu menyediakan cabai
Bangun Karyo, Desa Garongan telah membuat aturan merah dalam jumlah yang cukup banyak. Kemudian
adanya harga dasar cabai merah yang mengharuskan untuk menghindari adanya perasaan tidak adil bagi
pedagang melelang dengan harga diatas harga petani antar dusun proses pelalangan dilakukan
dasar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi bergilir pada masing-masing dusun. Namun ada
harga yang terlalu anjlok. Indikator kesesuaian juga beberapa daerah yang melakukan proses lelang
frekuensi dan waktu pelaksanaan lelang terhadap secara individu per dusun sehingga membutuhkan
ketersediaan hasil memiliki tingkat keefektifan pengurus pasar lelang yang lebih banyak.
sebesar 60,5%. Saat bukan musim panen pasar Ada tidaknya ketegangan dalam lembaga
lelang tidak buka, saat produksi sedikit biasanya dijelaskan melalui indikator hubungan baik antar
pasar lelang buka tiga kali dalam seminggu, dan anggota kelompok, hubungan baik antara anggota
saat panen raya pasar bisa buka hampir setiap hari dengan pengurus pasar lelang, keadilan pembagian
untuk menampung semua hasil produksi petani. hasil penjualan, perasaan suka dengan kinerja
Hal tersebut menjamin semua hasil produksi petani pengurus pasar lelang, dan persetujuan anggota
dapat tersalurkan dan kebutuhan pedagang akan terhadap keputusan-keputusan yang diambil pengurus.
cabai merah yang tidak sedikit pun dapat tercukupi. Indikator hubungan baik antar anggota kelompok
Indikator kemampuan menyelesaikan masalah ketika memiliki tingkat keefektifan sebesar 85,6%, hubungan
ada pedagang yang mangkir dalam pembayaran kekeluargaan antar petani sangat kental sehingga
memiliki tingkat keefektifan sebesar 55,75%. mereka hidup rukun bersama dan jarang sekali terjadi
Hasil ini menunjukkan bahwa pasar lelang cukup konflik dengan sesama petani dalam kelompok.
fleksibel dalam menghadapi masalah pembayaran. Indikator hubungan baik antara anggota dengan
Pasar lelang memang memberikan toleransi kepada pengurus pasar lelang memiliki tingkat keefektifan
pedagang untuk tidak langsung membayar setelah sebesar 85,4%, tingginya angka ini karena pasar lelang
diumumkan menjadi pemenang lelang karena dikelola sendiri oleh kelompok tani setempat dengan
pengurus menyadari sulit untuk menyediakan uang kepengurusan dari anggota kelompok tani itu sendiri
jumlah besar dalam waktu singkat. Hal tersebut sehingga kekeluargaan, keterbukaan, dan kepercayaan
yang menyebabkan pedagang sering lambat dalam anggota semakin besar. Indikator keadilan pembagian
membayar. Namun pasar lelang sudah mampu hasil penjualan memiliki tingkat keefektifan sebesar
Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015 145

Tabel 1. Keefektifan Lembaga Pasar Lelang Cabai Merah


Interval Skor Tingkat
No. Indikator
Skor Rerata Keefektifan (%)
Output lembaga
1. Besarnya keuntungan bagi petani. 0-5 3,83 76,60
2. Jaminan tersalurkannya (terjualnya) semua hasil produksi. 0-5 3,83 76,60
3. Kelayakan harga jual cabai merah. 0-5 3,92 78,40
Jumlah 0-15 11,58 77,20
Fleksibilitas lembaga / keluwesan adaptasi
1. Kesesuaian frekuensi dan waktu pelaksanaan lelang terhadap
0-4 2,42 60,50
ketersediaan hasil.
2. Kelayakan harga jual meskipun mengalami perubahan harga. 0-5 3,92 78,40
3. Keadilan bagi petani dalam menggilir lokasi pelelangan. 0-4 1,80 45,00
4. Kemampuan menyelesaikan masalah ketika ada pedagang yang
0-4 2,23 55,75
mangkir dalam pembayaran.
Jumlah 0-17 10,37 61,00
Ada tidaknya ketegangan dalam lembaga
1. Hubungan baik antar anggota kelompok. 0-5 4,28 85,60
2. Hubungan baik antara anggota dengan pengurus pasar lelang. 0-5 4,27 85,40
3. Perasaan suka dengan kinerja pengurus pasar lelang. 0-5 4,12 82,40
4. Persetujuan anggota terhadap keputusan-keputusan yang diambil
0-6 4,03 67,17
pengurus.
5. Keadilan pembagian hasil penjualan. 0-5 4,18 83,60
Jumlah 0-26 20,88 80,31
Total 0-58 42,83 73,84
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2014

83,6%, sistem pembagian hasil penjualan yaitu dengan Tabel 2. Sebaran Keefektifan Lembaga Pasar Lelang
melakukan pemotongan harga sebesar Rp100 sampai Cabai Merah
Rp300 per kg cabai merah tergantung tinggi rendahnya Jumlah Persentase
harga jual. Hasil potongan harga tersebut nantinya No. Kategori (skor) (orang) (%)
sebagian digunakan untuk upah pengurus atau pekerja 1. Rendah (0-18) 0 0,00
2. Sedang (19-37) 7 11,67
dan sebagian dimasukkan dalam kas kelompok.
3. Tinggi (38-55) 53 88,33
Indikator perasaan suka dengan kinerja pengurus pasar Jumlah 60 100,00
lelang memiliki tingkat keefektifan sebesar 82,4%, Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2014
anggota menilai pengurus pasar lelang sudah bekerja
dengan baik, rajin, ulet, jujur, tegas, disiplin, konsisten, menilai lembaga pasar lelang cabai merah memiliki
kerjasama bagus, terbuka dan selama ini belum ada keefektifan yang rendah (0%). Hal ini berarti sebagian
kasus kecurangan atau korupsi yang dilakukan oleh besar petani menilai lembaga pasar lelang cabai merah
pengurus pasar lelang. Dan indikator terakhir yaitu memiliki keefektifan yang tinggi dan tidak ada petani
persetujuan anggota terhadap keputusan-keputusan yang beranggapan bahwa pasar lelang tidak efektif.
yang diambil pengurus memiliki tingkat keefektifan Skor tertinggi dari ketiga komponen tersebut diperoleh
67,17%, umumnya anggota setuju dengan keputusan pada ada tidaknya ketegangan dalam lembaga yaitu
yang diambil pengurus karena biasanya keputusan sebesar 80,31%, disusul pada komponen output
merupakan hasil musyawarah bersama. lembaga yaitu sebesar 77,20%, dan komponen
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa fleksibilitas lembaga sebesar 61%.
sejumlah 53 orang (88,33%) petani anggota menilai Hipotesis pertama (Ha) pada penelitian ini
lembaga pasar lelang cabai merah memiliki keefektifan adalah diduga lebih dari 50% petani memiliki
yang tinggi dengan skor 38 sampai 55. Sedangkan 7 persepsi bahwa lembaga pasar lelang cabai
orang (11,67%) petani menilai lembaga pasar lelang merah memiliki keefektifan yang tinggi. Untuk
cabai merah memiliki keefektifan yang sedang membuktikan hipotesis pertama maka dilakukan
dengan skor 19 sampai 37. Tidak ada petani yang uji proporsi sebagai berikut :
146 Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015

berpengaruh nyata terhadap keefektifan lembaga pasar


Z hitung = lelang. Dari hasil analisis regresi linear berganda juga
diperoleh nilai Adjusted square sebesar 0,39 yang
Keterangan: menunjukkan bahwa sebesar 39% variabel keefektifan
x : Jumlah sampel petani yang menyebutkan lembaga pasar lelang dapat dijelaskan oleh variabel
lembaga pasar lelang memiliki keefektifan tingkat pendidikan, sikap petani anggota, dan variabel
yang tinggi peran ketua kelompok. Sedangkan sisanya 61%
n : Jumlah keseluruhan petani sampel dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Nilai
Po : Keofisien keyakinan (50%) F hitung sebesar 13,552 dan F tabel sebesar 4,016,
Tingkat signifikansi pada α = 0,05 (5%), n = 60 dari hasil uji dapat dilihat bahwa F hitung > F tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
Kriteria pengujian: diterima. Variabel tingkat pendidikan, sikap anggota
Z hitung > Z tabel : Ho ditolak, Ha diterima terhadap lembaga pasar lelang, dan peran ketua
Z hitung ≤ Z tabel : Ho diterima, Ha ditolak kelompok secara bersama-sama berpengaruh nyata
terhadap keefektifan lembaga pasar lelang dengan
Z hitung = nilai signifikansi <0,05.
Berdasarkan Tabel 6.4 dapat diketahui bahwa
Z hitung = 5,938574 independent variable yang signifikan adalah tingkat
Z tabel = -1,645 pendidikan (X2), sikap anggota (X3), dan peran
Z hitung > Z tabel: Ho ditolak, Ha diterima ketua kelompok (X5), sedangkan independent
variable yang lain yaitu umur, motivasi petani,
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan dan harga jual cabai merah tidak berpengaruh
uji proporsi didapatkan hasil bahwa Z hitung nyata terhadap keefektifan lembaga pasar lelang
sebesar 5,938574 sedangkan Z tabel -1,645 cabai merah karena nilai signifikansinya > 0,05.
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti Dari faktor-faktor tersebut maka dapat diperoleh
sebagian besar petani (>50%) petani di Kecamatan persamaan regresi sebagai berikut:
Panjatan Kabupaten Kulon Progo memiliki persepsi
bahwa lembaga pasar lelang cabai merah memiliki Y = 12,901 - 0,505X2 + 0,353X3 + 0,250X5
keefektifan yang tinggi.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa Keterangan :
nilai signifikansi variabel tingkat pendidikan adalah Y = keefektifan lembaga pasar lelang cabai
0,050, nilai signifikansi variabel sikap petani anggota merah
adalah 0,000, dan nilai signifikansi variabel peran X2 = tingkat pendidikan petani
ketua kelompok adalah 0,017. Ketiga variabel tersebut X3 = sikap petani anggota terhadap lembaga pasar
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari taraf lelang
signifikansi yaitu α=0,05, sehingga ketiga variabel X5 = peran ketua kelompok

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Diduga


Mempengaruhi Keefektifan Lembaga Pasar Lelang Cabai Merah (Model 4)
Koefisien
No. Variabel t Hitung Sig Ket
Regresi (B)
1. Tingkat Pendidikan (X2) -0,505 -2,004 0,050 *
2. Sikap Anggota (X3) 0,353 4,875 0,000 *
3. Peran Ketua Kelompok (X5) 0,250 2,759 0,008 *
Konstanta 12,901
R square 0,421
Adjusted square 0,390
F hitung 13,552
F tabel 4,016
Keterangan: *signifikansi pada tingkat kesalahan 5%; NS: Non Signifikan
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2014
Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015 147

Berikut ini akan dibahas hasil uji hipotesis Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
masing-masing faktor yang berpengaruh nyata semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka
terhadap keefektifan lembaga pasar lelang cabai lembaga pasar lelang semakin tidak efektif. Begitu
merah yang merupakan hasil analisis regresi pula sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan
berganda (Model 4). petani maka lembaga pasar lelang semakin efektif.
Tingkat pendidikan yang berpengaruh negatif
1. Tingkat Pendidikan ini dapat terjadi karena beberapa petani yang
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa nilai berpendidikan tinggi memiliki orientasi ekonomi
koefisien regresi untuk variabel tingkat pendidikan yang tinggi pula sehingga mereka terkadang tidak
adalah sebesar -0,505 dengan nilai signifikansi menjual seluruh hasil produksi melalui pasar lelang
0,050. Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai t namun mencari alternatif pasar dengan harga yang
hitung sebesar 2,004 dengan t tabel sebesar 2,001. lebih tinggi. Selain itu, untuk menjadi anggota
Nilai t hitung lebih besar dari t tabel sehingga pasar lelang tidak harus memiliki latar belakang
hipotesis diterima yang artinya hipotesis tingkat pendidikan yang tinggi karena pelaksanaan lelang
pendidikan berpengaruh nyata terhadap keefektifan yang relatif murah, anggota cukup membawa
lembaga pasar lelang. Berdasarkan hasil analisis hasil produksi ke pasar lelang dan menunggu hasil
regresi linear berganda, diperoleh persamaan penjualan di rumah tanpa harus ikut mensortir,
regresi sebagai berikut: melakukan tawar menawar harga, ataupun mencari
pedagang. Fasilitas yang disediakan pengurus
Y = 12,901 - 0,505 X2 sudah sangat mempermudah anggota dalam
pemasaran. Sehingga biasanya petani yang tingkat
Keterangan : pendidikannya relatif rendah justru selalu menjual
Y = keefektifan lembaga pasar lelang cabai hasil produksi melalui pasar lelang karena tidak
merah mempunyai jaringan pemasaran selain pasar lelang
X1 = tingkat pendidikan petani dan tengkulak.

Persamaan regresi tersebut jika disajikan 2. Sikap Petani Anggota


dalam grafik adalah sebagai berikut : Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa nilai
koefisien regresi untuk variabel sikap petani anggota
adalah sebesar 0,353 dengan nilai signifikansi 0,000.
Variabel sikap petani anggota memiliki nilai t hitung
sebesar 4,875 dengan t tabel sebesar 2,001. Nilai
t hitung lebih besar dari t tabel sehingga hipotesis
diterima yang artinya hipotesis sikap petani anggota
berpengaruh nyata terhadap keefektifan lembaga
pasar lelang. Berdasarkan hasil analisis regresi
linear berganda, diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :

Gambar 2. Grafik Pengaruh Tingkat Pendidikan Y = 12,901 + 0,353 X3


Terhadap Keefektifan Lembaga Pasar Lelang
Keterangan :
Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa Y = keefektifan lembaga pasar lelang cabai
variabel tingkat pendidikan berpengaruh negatif merah
terhadap keefektifan lembaga pasar lelang. Nilai X3 = sikap petani angggota terhadap lembaga
koefisien regresi 0,505 menunjukkan bahwa setiap pasar lelang
penambahan satu nilai variabel tingkat pendidikan
(X2) maka nilai keefektifan lembaga (Y) akan Persamaan regresi tersebut jika disajikan
berkurang sebesar 0,505. dalam grafik adalah sebagai berikut :
148 Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015

Persamaan regresi tersebut jika disajikan


dalam grafik adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Grafik Pengaruh Sikap Petani Terhadap


Keefektifan Lembaga Pasar Lelang
Gambar 4. Grafik Pengaruh Peran Ketua Kelompok
Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa Terhadap Keefektifan Lembaga Pasar Lelang
variabel sikap petani anggota berpengaruh positif
terhadap keefektifan lembaga pasar lelang. Nilai Dari Gambar 4 dapat diketahui bahwa
koefisien regresi 0,353 menunjukkan bahwa setiap variabel peran ketua kelompok berpengaruh
penambahan satu nilai variabel sikap petani anggota positif terhadap keefektifan lembaga pasar lelang.
(X3) maka nilai keefektifan lembaga (Y) akan Nilai koefisien regresi 0,250 menunjukkan bahwa
meningkat sebesar 0,353. setiap penambahan satu nilai variabel peran ketua
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok (X5) maka nilai keefektifan lembaga (Y)
semakin positif sikap petani anggota terhadap akan meningkat sebesar 0,250.
lembaga pasar lelang maka lembaga pasar lelang akan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
semakin efektif. Tingkat sikap yang berpengaruh semakin tinggi peran ketua kelompok tani maka
searah ini terjadi karena petani yang (kognitif) lembaga pasar lelang akan semakin efektif. Tingkat
pengetahuannya positif terhadap pasar lelang maka peran ketua yang berpengaruh positif ini terjadi
(afektif) perasaannya terhadap pasar lelang pun karena ketua kelompok merupakan tokoh tani yang
menjadi semakin positif sehingga kecenderungan disegani dan menjadi panutan oleh petani anggota
bertindak (konatif) pun semakin positif terhadap sehingga dengan perannya sebagai motivator,
lembaga pasar lelang. Kecenderungan bertindak komunikator, dan fasilitator yang tinggi maka
petani ke arah positif lah yang menyebabkan lembaga pasar lelang akan semakin efektif.
lembaga pasar lelang semakin efektif.
KESIMPULAN
3. Peran Ketua Kelompok
1. Keefektifan lembaga pasar lelang cabai merah
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa nilai di Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo
koefisien regresi untuk variabel peran ketua tergolong efektif di mana 53 petani (88,33%)
kelompok adalah sebesar 0,250 dengan nilai menilai lembaga pasar lelang memiliki
signifikansi 0,008. Variabel peran ketua kelompok keefektifan tinggi.
memiliki nilai t hitung sebesar 2,759 dengan t tabel 2. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata
sebesar 2,001. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel terhadap keefektifan lembaga pasar lelang
sehingga hipotesis diterima yang artinya hipotesis cabai merah yaitu tingkat pendidikan, sikap
peran ketua kelompok berpengaruh nyata terhadap petani anggota terhadap lembaga pasar lelang,
keefektifan lembaga pasar lelang. Berdasarkan dan peran ketua kelompok. Semakin tinggi
hasil analisis regresi linear berganda, diperoleh tingkat pendidikan, maka lembaga pasar lelang
persamaan regresi sebagai berikut: semakin tidak efektif. Semakin positif sikap
Y = 12,901 + 0,250 X5 petani, maka lembaga pasar lelang semakin
Keterangan : efektif. Semakin tinggi peran ketua kelompok,
Y = keefektifan lembaga pasar lelang cabai maka lembaga pasar lelang semakin efektif.
merah
X5= peran ketua kelompok
Agro Ekonomi Vol. 26/No. 2, Desember 2015 149

DAFTAR PUSTAKA Monoarfa, Heryanto. 2012. Efektivitas dan efisiensi


Anugrah, I. S. 2004. Pengembangan Sub Terminal penyelenggaraan pelayanan publik: Suatu
Agribisnis (STA) dan pasar lelang komoditas tinjauan kinerja lembaga pemerintahan.
pertanian dan permasalahannya. Pusat Jurnal Pelangi Ilmu 05 (01)
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah,
Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi Konsep, Strategi, dan Implementasi. PT
22 (2): 102-112. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Damoma, R., I Dewa, G. R. S. dan I Gusti, A. A. Rintuh, Cornelis dan Miar. 2003. Kelembagaan
L. A. 2013. Kajian terhadap implementasi dan Ekonomi Rakyat. Direktorat Pembinaan
pasar lelang komoditi agro pada Dinas Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat,
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Bali. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata 2: Palangka Raya.
204-213. Steers, Richard M. 1985, Efektivitas Organisasi
Hartono, S., J.H Mulyo, Masyhuri, D. Hadidarwanto (Kaidah Perilaku), Erlangga, Jakarta.
dan Sinarhadi. 1996. Riset Desain Rintisan Supriyanto, Subejo, Ageng, S. H., Sri, P. W.,
Pengembangan Pasar Lelang Komoditas Dyah, W. U., Siwi, I. D., dan Lailia, D. W.
Perkebunan Melalui Koperasi. Fakultas 2012. Strategi Adaptasi Petani Terhadap
Pertanian UGM, Yogyakarta. Perubahan Iklim. Laboratorium Pengkajian
Martius, E. 2008. Kemitraan agribisnis untuk Masalah Sosial dalam Pertanian Program
memberdayakan ekonomi rakyat. Jurnal Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
Agribisnis Kerakyatan Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta
Universitas Andalas.

You might also like