Professional Documents
Culture Documents
GANGGUAN SIRKULASI
SKENARIO 1
Laki-laki berusia 15 tahun dibawa ke instalasi rawat darurat dengan penurunan kesadaran, akral
dingin, muka tampak pucat, nadi kecil dan hampiir tidak teraba. Riwayat jantung bawaan
sebelum masuk ke IRD. TTV, TD : 70/0 mmHg, Nadi : 40x/menit T : 35,50C, RR : 25x/menit.
A. Kata Kunci
1. Laki-laki Usia 15 tahun
2. Penurunan kesadaran
3. Akral dingin
4. Muka tampak pucat
5. Riwayat jantung bawaan
6. Nadi : 40x/menit, kecil dan hampir tidak teraba
7. TD : 70/0 mmHg
8. T : 35,50C
9. RR : 25x/menit
C. Core Problem
Dari kasus diatas maka dapat kami simpulkan bahwa penyakit tesebut
adalah Syok Kardiogenik karena adanya penurunan kesadaran, akral dingin,
muka tampak pucat, nadi kecil dan hampir tidak teraba Nadi : 40x/menit
T:35,50C.
D. Pertanyaan penting
A. SYOK
1. Apa yang dimaksud dengan syok ?
2. Bagaimana patofiologi terjadinya syok ?
3. Apa saja tahapan pada syok ?
4. Bagaimana cara penanganan syok ?
5. Bagaimana monitoring terhadap syok ?
B. SYOK KARDIOGENIK
6. Apa pengertian dari syok kardiogenik ?
7. Apa penyebab,terjadinya syok kardiogenik ?
8. Apa tanda dan gejala terjadinya syok kardiogenik ?
9. Bagaimana patofisiologi terjadinya syok kardiogenik ?
10. Apa saja prosedur diagnostic pada syok kardiogenik ?
11. Apa Komplikasi yang dapat terjadi pada syok kardiogenik?
12. Tuliskan intervensi terapeutik syok kardiogenik!
13. Asuhan keperawatan secara konsep syok kardiogenik meliputi:
a. Pengkajian primer dan sekunder syok kardiogenik
b. Penetapan diagnosa keperawatan syok kardiogenik
c. Perencanaan keperawatansyok kardiogenik
1) Diagnosa prioritas
2) Tujuan dan kriteria hasil
3) Intervensi
14. Buatlah asuhan keperawatan pada skenario!
C. Apa saja jenis-jenis dari syok
D. Hasil – hasil penelitian tentang syok
E. Jawaban Pertanyaan
A. SYOK
1. Apa yang dimaksud dengan syok ?
FISIOLOGIS RESPONS
Sistem saraf simpatis (SNS)
Baroceptors mengaktifkan SNS yang Peningkatan denyut jantung
dipicu oleh penurunan tekanan Peningkatan kontraksi
Pelepasan epinephrine dan jantung
norephineprine Peningkatan tekanan darah
Vasokontriksi meredistribusi darah ke
jantung dan otak
Sistem Renin-Angiotensin-Aldosterone
Aliran darah menurun ke ginjal akan Penurunan output urine
mengaktifkan sekresi angiotensin I Peningkatan tonus
Angiotensin I diubah menjadi angiotensin pembuluh darah dan volum
II di paru-paru darah
Angiotensin II mnyebabkan Tekanan darah meningkat
Vasokontriksi dan pelepasan aldosteron Peningkatan darah kembali
dari adrenal ke jantung
Aldosteron meningkatkan natrium dan air Peningkatan curah jantung
reabsorbsi di tubulus
Antidiuretic hormon (ADH)
ADH disekresi oleh hipofisis posterior Peningatan tekanan darah
dalam merespons hipovolemia Peningkatan curah jantung
Pemicu reabsorbsi ginjal natrium dan air Penurunan output urine
pertukaran cairan intraseluler
Penurunan volume intravaskular Peningkatan tekanan darah
menyebabkan cairan berpindah dari Peningkatan curah jantung
intraseluler ke intravaskular
Peningkatan volume intavaskular, darah
kembali ke jantung, curah jantung, dan
aliran darah
b. Syok tidak terkompensasi ( Uncompensated shock)
Ketika mekanisme kompensasi tidak lagi mampu mempertahankan
perfusi jaringan yang adekuat, kondisi klinis psien mulai memburuk. Tanda
dan gejala menunjukan kegagalan mekanisme kompensasi dan pergeseran
konsisi syok ketahap lanjut.
RESPONS FISIOLOGIS SELAMA SYOK YANG TIDAK TERKOMPENSASI
FISIOLOGIS RESPONS
Perubahan permeabilitas kapiler
Kebocoran cairan dan protein dari Edema
ruang vaskuler ke dalam ruang Penurunan volume intravaskular
intersitial
yang menyebabkan penurunan
takanan darah dan perfusi jaringan
Insuficience depression
Peningkatan laju pernapasan atau
Edema intertisial paru takipnea
Ventilasi dan prfusi Ronki seluruh bidang paru-paru
Dyspnea
Cardiac depression
Penurunan aliran balik vena ke Tekanan darah menurun
jantung Peningkatan denyut jantung
Penurunan curah jantug dari iskemi Penurunan denyut perifer
organ vital Disritmia jantung
Hipoperfusi jaringan
Vasokontriksi menyebabkan Penurunan output urine
iskemia dari organ non-vital, ginjal, peningkatan serum laktat
usus dan kulit SvO2 < 65 %
Peningkatan defisit basa
Kulit dingin, kualitas dari denyut
perifer, kapiler refill tertunda
Respons neurologis
Aliran darah ke otak berkurang perubahan status mental
2. Pertahankan Respirasi
a. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau
muntah.
b. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu
jalan nafas (Gudel/oropharingeal airway).
c. Berikan oksigen 6 liter/menit
d. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan
pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
3. Pertahankan Sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi,
tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).
B. SYOK KARDIOGENIK
6. Apa pengertian dari syok kardiogenik ?
Pengertian/definisi
Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri
atau gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami
kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,
menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak
adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). Derajat syok sebanding
dengan disfungsi ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya
sering terjadi sebagai komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada
temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati dan disritmia. (Brunner &
Suddarth, 2001)
Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi jantung
yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik
jantung, manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi
yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. (Kamus Kedokteran
Dorland, 1998)
Vertebra
Ekstremitas
3) Kalaborasi
3) Kolaborasi
6) Kalaborasi
Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang dapat muncul dari data yang
diperoleh diatas adalah sebagai berikut:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan
pertukaran gas yang ditandai dengan sesak nafas.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas ventrikel sebagai efek sekunder kerusakan sel-sel
miokardium.
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
gangguan aliran darah sekunder akibat dari gangguan vaskuler
yang ditandai dengan akral dingin, muka tampak pucat.
Perencanaan dari syok kardiogenik
Etiologi
Penyebab umum syo hipofolemik meliputi berikut ini:
1) Trauma tajam
2) Cedera organ padat internal dan perdarahan
3) Ruptur aneurisma abdomen
4) Perdarahan gastrointestinal berat
5) Plasenta previa dan solusio plasenta
6) Ruptur tuba falopi sekunder pada kehamilan ektopik
7) Pangkreatitis akut
8) Asites
9) Luka bakar yang luas
10) Muntah-muntah hebat atau diare hebat
Pelepasan ADH
peningkatan volume darah
Detak jantung meningkat dan Perpindahan cairan intraselular ke
perlawanan sistem vaskular intravaskular
Peningkatan cardiac output
Intervensi terapeutik
Manajemen pasien syok hipovolemik diarahkan untuk mencegah
kehilangan cairan lebih lanjut dan memulihkan volume sirkulasi.
Perdarahan berkontribusi terhadap presentase terbesar dari mortality pada
satu jam pertama dan 50 % kematian pada hari pertama setelah trauma.
a. Intervensi untuk syok hipovolemik termasuk manajemen jalan napas
yang agresif. Pasien mungkin memerlukan intubasi endotrakeal dan
ventilasi mekanik. Ventilasi positif pressure (tekanan positif) yang
berlebihan harus dihindari karena dapat mengurangi aliran balik vena
(venous return) ke jantung.
b. Kontrol perdarahan merupakan prioritas pada pasien pada perdarahan
aktif. Tekanan langsung ke area perdarahan tetap merupakakn
intervensi awal yang penting.
c. Dukungan sirkulasi memerlukan resusitasi cairan dengan dua kateter
intravena (IV kateter) dengan lumen yang besar dan infus larutan
kristaloid yang hangat.
1) Memulai dengan IV kristaloid isotonik yang hangat, bolus untuk
pasien dewasa atau 20 mL/ kg untuk pasien pediatrik (anak-anak).
2) Akses intraosseus dapat diindikasikan jika akses perifer tidak
dapat dilakukan atau jika pasien dalam kondisi cardiopulmonary
arrest (cardiac arrest) atau syok berat.
d. Pasang monitor jantung pada pasien dan kaji adanya disritmia
e. Siapkan pasien untuk prosedur diagnostik dan kemungkinan
intervensi surgical, prosedur diagnostik dilakukan secara rutin dapat
mencakup:
1) Serial hemoglobin dan hematokrit
2) Berat jenis urine
3) Serum elektrolit
4) Adar asam laktat (> 4 mmol/L)
5) Meningatnya defisit basa (tingkat normal adalah 2 mEq/L)
6) Computed tomogarafi
7) Radiografi sesuai indikasi untuk menentukan sumber perdarahan
f. Pasang kateter urine dan memonitor keluaran urine perjam
g. Mencegah hipotermia dengan menggunakan selimut hangat,
pemanasan lampu, atau pemanas konveksi.
h. Fiksasi cedera tulang besar untuk stabilitas dan kenyamanan (misal,
femur,pelvis)
i. Pasang selang NGT untuk mengurangi distensi lambun, yang berhubungan
dengan muntah dan aspirasi.
pertimbangkan mempesisikan pasien syok dalam posisi supine dengan
kaki ditinggikan; posisi ini dapat memfasilitasi aliran balik vena ke
jantung. Jangan memposisikan pasien dengan posisi trendelemburg.
Posisi tersebut dapat meningkatkan kinerja jantung, dapat
memperburuk pertukaran gas, dan dapt berdampak aspirasi pada
pasien.
Penggantian darah
Penggantian olume darah dengan darah lengkap (whole blood),
ssel darah merah (paked red blood cell), fresh frozen plasma (plasma), dan
penggantian darah, merupakan bagian penting dari manajemen syok
hemoragik hipovolemik. Jjenis—spessifik dan crossmathed darh disukai
jika waktu memungkinkan untuk dilakukan pencookan. Dalam kasus
hipoolemik hemoragik yang berat, darah O-Negai dapat digunakan,
ssampai type dan crossmatch yang lengkap selesai dilakukan. Pasien laki-
lakidan perempuan setelah usia ssubur bisa diberikan darah O-Positif.
Dalam kasus trauma toraks, pertimbangan autotransusi jika ada kehilangan
darah dalam jumlah besar atau, jika lebih dari 500mL darah dikumpulkan.
Autotransusi merupakan kontraindikasi pada kasus trauma berat dengan
potensi kontaminasi dengan konten usus.
Trasfusi Masif
Dalam transfusi masih belum ditetapkan. Namun, sebagian besar
mendeenisikan yang mengacu kepada pengantian dari volume darah pasien
dalam persentasi besar dan waktu yang relai singkat (biassanya <24jam). Karena
PRBss kekurangan trombosit ssebagai actor pembeku yang ccukup, disarankan
setiap pemberian 1 unit trombossit diberikan untuk setiap 1 atau 2 unit PR
untuk menegah oagulopathies. Semua cairan dan tranfusi harus dihhangatkan
untuk meinimalkan hipotermia dan asidosis metabolic. Saat menerima darah,
pasien harus diperiksa secara rutin untuk resspons terhadap penggobatan dan
komplikasi yang terkait dengan infuss darah, pasien haruss diperiksa ssecara
rutin unuk respins terhadap pengobatan dan komplikasi yang terkait dengan inus
darah (transusi). Tabel beriku merangkum komplikasi yang terkait dengan
penggantian transusi darah.
KOMPLIKASI YANG SERING BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN
TRANSFUSI DARAH
Syok Distributif
1. Septik
2. Anafilaktik
3. Neurogenic
b. Syok anafilaksis
Etiologi
Bagi individu yang peka ( seseorang yang mengalami paparan
sebelumnya), paparan antigen memicu pelepasan berbagai mediator yang
memberi efek pada pembuluh darah dan system paru. Terjadi vasodilatasi
hebat dan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga cairan
didistribusikan ke dalam ruang interstitial, menyebebkan hypovolemia
mendalam dan kolaps pembuluh. Cairan bocor ke alveoli menghasilkan
kongesti paru. Angioedema menyebabkan obstruksi jalan napas progresif
dan selanjutnya terjadi respiratory arrest atau henti napas.
- Dyspnea - Eritema
- Mengi - Sinkop
Intervensi terapeutik
Pengelolaan pasien dengan anafilaksis syok diarahlkan pada
mempertahankan kepatenan jalan napas dan mengatasi reaksi anafilaksis.
Intervensi umum adalah sebagai berikut :
1. Pastikan jalan napas paten, lakukan segera intubasi endotrakeal jika
diperlukan.
2. Anestesi spinal
d. Syok Obtruktif
Pada syok Obstruktif, curah jantung dan sekaligus poerfusi jaringan
tidak adekuat karena adanya resitensi utnuk pengisian ventrikel. Obstruksi,
umumnya karena faktrol eksternal jantung itu sendiri, menghambat aliran
balik vena selama waktu pengisian diastolic jantung. Jika obstruksi
tersebut ekstrim, fungsi sistol juga dapat terganggu.
Etiologi
Penyebab suok obstruksi meliputi berikut ini :
1. Tamponade pericardial
2. Tension pneumothorax
3. Emboli paru
Intervensi terapeutik
Manajemen syok obstruktif berfokus pada mengatasi ABC,
mengidentifikasi penyebab syok, dan menghilangkan sumber obstruksi.
a. Tamponade pericardial
a) Pericardiocentesis segera
b) Intervensi bedah untuk perbaikan jantung
b. Tension pneumothorax
Ringkasan ulasan : Syok adalah sindrom klinis yang ditandai dengan hipotensi (
yaitu tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg atau
tekanan arteri rata-rata kurang dari 60 mmHg atau
berkurang lebih dari 30 % , selama paling sedikit 30 menit )
, oliguria ( yaitu Output urine kurang dari 20 mL / jam atau
0,3 ml / kg / jam selama 2 jam berturut-turut ) , dan perfusi
perifer yang buruk ( misalnya kulit dingin dan lembap yang
menunjukkan pengisian kapiler miskin ) . Hipovolemik dan
syok kardiogenik berhubungan dengan gangguan yang
menyebabkan cacat yang mendasari hemodinamik volume
intravaskular rendah dan penurunan kontraktilitas miokard ,
masing-masing.
a. Kesimpulan
Syok didefenisikan sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa,
yang ditandai dengan tidak adekuatnya aliran darah kejaringan dan sel-sel
tubuh (Rice, 1991, yang diposkan oleh Brunner & suddart, 2001)
Syok adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi
sirkulasiyang menyebabkan ketidak cukupan perfusi jaringan dan oksigenasi
jarngan,dengan akibat gangguan mekanisme homeostasis.
Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari
karena perlu adanya pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai
problematika kesehatan terkait system kardiovaskuler.
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok
serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama
penderita mengalami syok
Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau
gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang
luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan
penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ
vital (jantung, otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan disfungsi
ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi sebagai
komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli
paru, kardiomiopati dan disritmia. (Brunner & Suddarth, 2001)
b. Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu
kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem
kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu dirumah
sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat
kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung
sebagai pusat kehidupan.
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang nantinya
menjadi seorang perawat profesional agar dapat lebih peka terhadap tanda
dan gejala ketika menemukan pasien yang mengalami syock sehingga dapat
melakukan pertolongan segera.
Penulis juga menyarankan agar mahasiswa dapat melakukan tindakan-
tindakan emergency untuk melakukan pertolongan segera kepada pasien
yang mengalami syok.
Daftar Pustaka
OLEH : KELOMPOK 4