Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
dan pembesaran jantung, dengan meningkatnya resistensi vascular paru,
sering terdapat dispneu dan infeksi paru, pertumbuhan bayi terganggu dan
kesulitan dalam asupan nutrisi. Solusi dari penyakit tersebut bila diberi minum
susu, bayi penderita penyakitjantung bawaan mudah lelah, minumnya hanya
sedikit. Disarankan memberi susu bukanlangsung dari botol tapi dengan
sendok atau bisa juga dengan pipet. Jadi bayi dapat minum lebih banyak
tanpa harus banyakmenguras tenaganya saat mengisap susu dari botol.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebutperanperawatsebagaitenagakesehatan
memberikan penyuluhan dan promosikesehatan agar kewaspadaanterhadap ASD
dan VSD terutama dari faktor prenatal ibu sewaktu hamildapatmeningkat. Oleh
karena itu, peran perawat dan tim kesehatan lainnya tidak kalah pentingnya untuk
melakukan penanganan secara dini sebelum terjadinya komplikasi tersebut.
2
1.3.2 Tujuan Khusus:
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Defek sinus venosus
Defek ini sulit dicitra dengan TEE konvensional dan mungkin hanya bisa
dilihat dengan pencitraan transesofageal.
3. Defektitium primum
Defek ini angat jarang pada orang dewasa dan meskipun dapat terjadi
secara terpisah, lebih umum dilihat sebagai komponen atrium dalam satu
spektrum defek septum atrioventrikel (defek saluran AV).
2.2 PATOFISIOLOGI
Karena terkanan atrium kiri agak melebihi tekanan atrium kanan, maka
darah mengalir dari atrium kiri ke kanan sehingga terjadi peningkatan aliran
darah yang kaya oksigen ke dalam sisi kanan jantung kendati perbedaaan
tekanan rendah, kecepatan aliran yang tinggi tetap dapat terjadi karena
rendahnya tekanan vaskular paru dan semkain besarnya daya kembang atrium
kanan yang selanjutnya akan mengurangi resistensi aliran meskipun terjadi
pembesaran atrium dan ventrikel kanan gagal jantung jarang terjadi pada asd
yang tidak mengalami komplikasi biasanya perubahan pada pembuluh darah
paru hanya terjadi sesudah beberapa puluh tahun kemudian jika defeknya
tidak diperbaiki.
2.4 DIAGNOSIS
Roentgenogram dada anak dengan defek sekat AV komplit sering
menunjukan perbesaran jantung yang menyolok yang disebabkan oleh
penonjolan ventrikel maupun atrium kanan. Elektrokardiogram anak dengan
5
defek sekat AV kompilt adalah khas. Ekokardiogram adalah khas dan
menunjukan tanda- tanda perbesaran ventrikel kanan dengan ganguan eko
katup mitral pada saluran keluar ventrikel kiri. Kataterisasi jantung dan
angiokardiografi mungkin diperlukan untuk memperkuat diagnosis.
Pemerikasaan ini memperagakan gerakan shunt dari kiri ke kanan, keparahan
hipertensi pulmonal, tingkat kenaikan tahanan vaskuler pulmonal, dan
keparahan insufiensi katup AV komunis. Ventrikulografi kiri selektif sangat
membantu dalam mendiagnosis defek sekat AV perubahan bentuk
(deformitas)katup mitral atau katup atrioventrikuler yang umam dan memutar
balikan saluran alirn keluar ventrikel kiri yang menyebabkan deformitas yang
menampakan tanda “leher angsa” saluran aliran keluar ventrikel kiri.
6
2.6 Definisi Defek Septum Ventrikel(Ventrikel Septal Defect)
Merupakan lubang abnormal pada sekat yang memsahkan ventrikel kanan
dan kiri. Malformasi jantung yang paling sering, meliputi 25% penyakit
jantung kongiental. Defek dapat terjadi pada setiap bagian sekat ventrikel,
namun sebagian besar adalah tipe membranosa. Defek ini ada pada posisi
posteroinferior anterior dari daun katup sekat katup trikuspidal. Defek pada
bagian tengah atau daerah apeks sekat ventrikel adalah tipe muskuler dapat
tunggal atau multipel (sekat swiss – cheese). VSD dapat diklarifikasikan
menurut lokasi defeknya: membranosa atau muskularis. Ukuran vsd dapat
bervariasi dari ukuran mata jarum yang kecil hingga keadaan tanpa
sekat(septum) sehingga kedua ventrikel menjadi satu. Vsd sering disertai
dengan defek lainnya seperti stenosis pulmonalis, transposisi pembuluh darah
besar, paten duktus arteriosus, defek antrium dan koarktasio aorta. Banyak
kasus vsd diperkirakan akan menutup secara sponta, penutupan spontan paling
besar kemungkinannya terjadi pada anak –anak dalam usia 0-1 thn defek kecil
hingga defek sedang.
Pembagian ventrikel tunggal menjadi ventrikel kiri dan kanan terjadi pada
minggu ke 4 dan minggu ke 8 kehidupan mudigah. Bersamaan dengan
pembagian antrium tunggal menjadi antrium kanan dan kiri. Septum ventrikel
yang pertama terbentuk pars mebaranasea yang kemudian bergabung dengan
endocardial cushion dan bulbus kordis (bagian proksimal trunkus anteriosus)
pars muskularis septum kemudian mula terbentuk, bersama dengan
pertumbuhan lebi lanjut bulbus kordis dan endocardial cushion. Hasil
perkembangan ini adalah terbentuknya septum ventrikel pars membranase dan
pars muskularis, serta katup mitral yang mempunyai kontak jaringan dengan
aorta, sedangkap katup triskupid dan katup plpmonal terpisah. Salah satu
bentuk pada proses ini dapat menyebabkan lubang pada septum ventrikel.
2.8 PATOFISIOLOGI
Karena tekanan yang lebih tinggi dalam ventrike kiri dan karena sikulasi
sitemik darah arteri meberikan tahanan yang lebih tinggi daripada sirkulasi
7
pulmonal, maka darah mengalir melewati lubang defek kedalam arteri
pulmonalis. Peningkatan volume darah akan dipompa ke dalam paru dan
keadaan ini akhirnya dapat mengakibatkan peningkatan tahanan vaskuler
pulmonalis. Peningkatan tekanan dalam ventrikel kanan akabibat pemintasan
aliran darah dari kiri ke kanan dan peningkatan tahanan pulmonalis akan
menyebabkan hipertrofi otot jantung. Jika ventrikel kanan tidak sanggup lagi
menanpng penambahan beban kerja maka antrium kanan dapt juga membesar
karena berupaya mengatasi tahanan yang terjadi akibat pengosongan ventrikel
kanan yang tidak lengkap. Pada defek yang berat dapat terjadi sindrom
Eisenmenger.
2.10 DIAGNOSIS
Elektrokardiogram dua dimensi akan menunjukkan posisi dan besar VSD.
Pada defek yang amat kecil terutama sekat muskuler, defek sendiri mungkir
sukar ditayangkan dan hanya ditampakkan dengan pemeriksaan dopler
berwarna. Ekokardiogram juga berguna dalam memperkirakan ukuran shunt
dengan memeriksa tingkat beban volume berlebih atrium kiri dan ventrikel
kiri. Kataterisasi jantung juga dapat dilakukan namun tidak dilakukan pada
defek kecil.
8
atau besar kurang sering menutup secara spontan, bahkan defek cukup besar
untuk mengakibatkan gagal jantung. Yang lebih sering adalah bayi dengan
defek besar menderita kejadian infeksi pernafasan berulang dan gagal jantung
kongesif walaupun manajemen medik optimal. Penderita ini beresiko terjadi
penyakit vaskuler pulmonal dengan bertambahnya waktu jika defek tidak
diperbaiki.
9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
10
2. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail
terhadap jantung.
a. Denyut arteri pulmonalis dapat diraba di dada
b. Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan bunyi jantung yang
Abnormal.
c. Bisa terdengar murmur akibat peningkatan aliran darah yang
melalui katup pulmonalis
d. Tanda-tanda gagal jantung
e. Jika shuntnya besar, murmur juga bisa terdengar akibat
peningkatan aliran darah yang mengalir melalui katup
trikuspidalis
3. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital.
4. Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi:
a. Inspeksi
1) Status nutrisi–Gagal tumbuh atau penambahan berat badan
yang buruk berhubungan dengan penyakit jantung.
2) Warna – Sianosis adalah gambaran umum dari penyakit
jantung kongenital, sedangkan pucat berhubungan dengan
anemia, yang sering menyertai penyakit jantung.
3) Deformitas dada – Pembesaran jantung terkadang mengubah
konfigurasi dada.
4) Pulsasi tidak umum – Terkadang terjadi pulsasi yang dapat
dilihat.
5) Ekskursi pernapasan – Pernapasan mudah atau sulit (mis;
takipnea, dispnea, adanya dengkur ekspirasi).
6) Jari tabuh – Berhubungan dengan beberapa type penyakit
jantung kongenital.
7) Perilaku – Memilih posisi lutut dada atau berjongkok
merupakan ciri khas dari beberapa jenis penyakit jantung.
b. Palpasi dan perkusi
11
1) Dada – Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung
dan karakteristik lain (seperti thrill-vibrilasi yang dirasakan
pemeriksa saat mampalpasi)
2) Abdomen – Hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin
terlihat.
3) Nadi perifer – Frekwensi, keteraturan, dan amplitudo
(kekuatan) dapat menunjukkan ketidaksesuaian.
c. Auskultasi
1) Jantung – Mendeteksi adanya murmur jantung.
2) Frekwensi dan irama jantung – Menunjukkan deviasi bunyi
dan intensitas jantung yang membantu melokalisasi defek
jantung.
3) Paru-paru – Menunjukkan ronki kering kasar, mengi.
4) Tekanan darah – Penyimpangan terjadi dibeberapa kondisi
jantung (mis; ketidaksesuaian antara ekstremitas atas dan
bawah) Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian –
mis; ekg, radiografi, ekokardiografi, fluoroskopi,
ultrasonografi, angiografi, analisis darah (jumlah darah,
haemoglobin, volume sel darah, gas darah), kateterisasi
jantung.EvaluasiPasien dengan DefekSeptum Antrium
B. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan dalam rate, irama dan konduksi
jantung
2. Intoleransi aktifitas b.d hipoksia
3. kerusakan pertukaran gas b.d edema paru
12
C. Intervensi Keperawatan
13
oksigen, obat jantung
jantung obat - Dengan
diuretic dan menurunya CO
cairan mempengaruhi
suplay darah ke
ginjal yang
juga
mempengaruhi
pengeluaran
hormone
aldosteron
yang berfungsi
pada proses
pengeluaran
urine
- Mambantu
dalam proses
kimia dalam
tubuh
14
3. Karena
hipertemia/
hipoterma
dapat
meningkatkan
kebutuhan
oksigen
15
2. Defek Septum Ventrikel
A. Pengkajian
2) Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi,
bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
B. Diagnosa Keperawatan
5) Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
C. Intervensi Keperawatan
16
Kriteia hasil : warna dan
adanya tanda- kehangatan kulit.
tanda membaiknya Tegakkan derajat
curah jantung sianosis
(membrane
mukosa,
clubbing)
Monitor tanda-
tanda CHF
(gelisah,
takikardi,
tachipnea, sesak,
lelah saat minum
susu, periorbital
edema, oliguria
dan hepatomegali.
Kolaborasi untuk
pemberian obat
(diuretic, untuk
menurunkan
afterload) sesuai
indikasi
17
Berikan istirahat
yang cukup
Berikan oksigen
sesuai indikasi
18
4 4. Perubahan Tujuan : Sediakan didit
pertumbuhan dan Tidak terjadi yang seimbang,
perkembangan b.d perubahan tinggi zat nutrisi
tidak adekuatnya pertumbuhan dan untuk mencapai
suplai oksigen dan perkembangan pertumbuhan
zat nutrisi ke yang adekuat.
jaringan Kriteria hasil : Monitor TB dan
Pertumbuhan anak BB
sesuai kurva Libatkan keluarga
pertumbuhan BB dalam pemberian
dan TB nutrisi kepada
anak
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Di antara berbagai kelainan bawaan (congenital anomaly) yang ada,
penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang sering
ditemukan. Adapun contoh penyakit jantung bawaan adaah Atrium
Septal Defect (ASD) dan Ventrikel septal defect (VSD).
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa
lubang (defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi
karena kegagalan fungsi septum interatrial semasa janin.Atrial Septal
Defect (ASD) adalah suatu lubang pada dinding (septum) yang
memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium kanan).
Ventrikel septal defect (VSD) suatu keadaan abnormal yaitu adanya
pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.Adanya defek pada
ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi
sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi
pulmonal.Hal ini mengakibatkan darah mengalir ke arteri pulmonal
melalui defek septum.Volume darah di paru akan meningkat dan terjadi
resistensi pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan diventrikel
kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri kekanan. Ini akan
beresiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya hipertropi otot
ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan workload
sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya
workload, terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi
yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna.
4.2 SARAN
20
a. Mahasiswa kesehatan sebaiknya memahami dan mnegetahui
konsep. Atrium septum defek/ ventrikel septum defek dan askep
nya guna unttuk mengaplikasikan dalam memberikan pelayanan
kepada pasien
b. Perawat memiliki pengetahuan tentang ASD/ VSD untuk dapat
mengantisipasi orang tua dalam menjalani pengobatan untuk
sehingga penyakit lebih berat dapat dihindari .
c. Pelayanan keperawatan dapat memberikan anjuran kepada orang
tua untuk melalukan terapi agar ASD/ VSD dapat teratasi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
http://www.layurveda.com/index.php?option=com_content&view=article
&id=21%3Aadmin&catid=7%3Aadmin&Itemid=20&lang=en diakses 143
Maret 2019 Pukul 10.00 WIB
22
23