Professional Documents
Culture Documents
PLOSO-JOMBANG
Oleh:
NURUL LAIFA
7209033
PRODI D3-KEBIDANAN
JOMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Karen dengan rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY
“A” KALA I-IV DENGAN PERSALINAN NORMAL DI BPS NY HARTINING. S,Amd.Keb
PLOSO-JOMBANG.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan
program praktek akademik kebidanan Darul Ulum-Jombang. Terselesainya penyusunan laporan
ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Hj. Sabrina Dwi Prihartini, Skm. Selaku ketua prodi DIII Kebidanan Darul ‘Ulum-
Jombang
2. Hartining, S,Amd. Keb. Selaku pembimbing ruangan
3. Murfi Hidamansyah, SST selaku dosen pembimbing
4. dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Dengan terselesainya laporan ini penulis mennyadari bahwa banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun maupun pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu
obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih mempunyai
peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-negara
berkembang.
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di rumah atau di
rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya dijumpai
komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik dapat mencegah
komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara berkembang adalah
tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis masih memegang
peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri 1998:101)
Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara cepat dan
tepat karena jika ibu bersalin tidak mendapatkan asuhan persalinan normal, maka ditakutkan
akan terjadi komplikasi dalam persalinan baik pada ibu maupun bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan varney sesuai dengan kasus ibu bersalin normal serta
mendapatkan pengalaman dalam menangani masalah.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
1) Memahami teori persalinan
2) Melaksanakan pengkajian pada kasus persalinan normal
3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan
data objektif
4) Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
5) Menentukan kebutuhan segera
6) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus persalinan
normal
7) Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
Mendokumentasikan secara benar
C. Batasan Masalah
Masalah yang penulis ambil adalah asuhan kebidanan pada Ny “A” Kala I-IV dengan
persalinan normal di BPS Ny. Hartining, Ploso-Jombang
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Persalinan
I. Pengertian
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat
hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Sinopsis
Obstetri 1998 : 91 )
b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan Normal 2008 :
37)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau malalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1998 : 157 )
d. Jadi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan selaput
ketuban) keluar dari uterus ibu.
II. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
a. Persalinan spoontan
Bila persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan
sebagai berikut:
a. Abortus
- terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kanduangan.
- Umur hamil sebelum 28 minggu.
- Berat janin kurang dari 1000gr
b. Persalinan prematuritas
- Persalinan sebelum umur 28 sampai 36 minggu.
- berat janin kurang dari 2,499gr
c. Persalinan aterm
- Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
- Berat janin diatas 2,500gr
d. Persalinan serotinus
- Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu.
- Pada janin terdapat tanda maturitas.
e. Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3jam (Manuaba 1998 : 157)
f. Persalinan partus imaturus
Penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr atau
kehamilan dibawah 28 minggu. (Sinopsis Obstetri, 1998:92)
Gravida dan Para
a. Gravida adalah seseorang wanita yang sedang hamil
b. Prini gravid adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama.
c. Para adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable.
d. Nullipara adalah seseorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah mekahirkan bayi hidup untuk pertama
kali.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (sampai 5 kali)
g. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
atau mati (Sinopsis Obstetri 1998 : 92)
III. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormon. ½ minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormone esterogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penegang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His
bila kadar kolesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar esterogen dan
progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale (flexus
franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan jalan:
Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang fleksus frans ken hauser.
Amniotomi: pemecahan ketuban
Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus (Sinopsis Obstetri
1998:92)
IV. Permulaan Terjadinya Persalinan
Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi.
Kontraksi otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke
36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah diatas simpisis pubis dan sering ingin
kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
Bidang hodge.
Bidanng-bidang hodege ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah bagian
terendah janin turun dalam panggul, dalam persalinan.
- Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis dan
promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
- Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak dibagian
bawah sympisis
- Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1 dan Bidang
hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.
- Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2 dan 3
terletak setinggi os koksigis.
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi di anggap
adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama
40 detik atau lebih).
- Dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara).
Pemeriksaan dalam
Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut:
- Warna cairan amnion
- Dilatasi serviks
- Penurunan kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis
inpartu belum dapat ditegakkan.
- Jika terdapt kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam,
untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan
terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidek terdapat
perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam.
II 1 jam ½ jam