You are on page 1of 13

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “A” KALA I-IV DENGAN PERSALINAN NORMAL

DI BPS NY HARTINING. S,Amd.Keb

PLOSO-JOMBANG

Oleh:

NURUL LAIFA

7209033

PRODI D3-KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM

JOMBANG

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT Karen dengan rahmatnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY
“A” KALA I-IV DENGAN PERSALINAN NORMAL DI BPS NY HARTINING. S,Amd.Keb
PLOSO-JOMBANG.

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan
program praktek akademik kebidanan Darul Ulum-Jombang. Terselesainya penyusunan laporan
ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Hj. Sabrina Dwi Prihartini, Skm. Selaku ketua prodi DIII Kebidanan Darul ‘Ulum-
Jombang
2. Hartining, S,Amd. Keb. Selaku pembimbing ruangan
3. Murfi Hidamansyah, SST selaku dosen pembimbing
4. dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini

Dengan terselesainya laporan ini penulis mennyadari bahwa banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi
penyusun maupun pembaca.

Jombang, 26 Mei 2011

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari sudut praktis, memimpin persalinan adalah suatu seni, walaupun memerlukan ilmu
obsteri yang harus diketahui penolong. Oleh karena itu dukun beranak masih mempunyai
peranan penting dan memerlukan pendidikan dan latihan, terutama dinegara-negara
berkembang.
Pertanyaan yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di rumah atau di
rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya dijumpai
komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik dapat mencegah
komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara berkembang adalah
tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da sosio-medis masih memegang
peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju. (Sinopsis Obstetri 1998:101)
Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara cepat dan
tepat karena jika ibu bersalin tidak mendapatkan asuhan persalinan normal, maka ditakutkan
akan terjadi komplikasi dalam persalinan baik pada ibu maupun bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan varney sesuai dengan kasus ibu bersalin normal serta
mendapatkan pengalaman dalam menangani masalah.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa dapat :
1) Memahami teori persalinan
2) Melaksanakan pengkajian pada kasus persalinan normal
3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah kebidanan berdasarkan data subjektif dan
data objektif
4) Menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
5) Menentukan kebutuhan segera
6) Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk menangani kasus persalinan
normal
7) Melaksanakan perencanaan yang telah dilakukan
Mendokumentasikan secara benar
C. Batasan Masalah
Masalah yang penulis ambil adalah asuhan kebidanan pada Ny “A” Kala I-IV dengan
persalinan normal di BPS Ny. Hartining, Ploso-Jombang

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Persalinan
I. Pengertian
a. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri) yang dapat
hidup kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Sinopsis
Obstetri 1998 : 91 )
b. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan Normal 2008 :
37)
c. Persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau malalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1998 : 157 )
d. Jadi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan selaput
ketuban) keluar dari uterus ibu.
II. Bentuk Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut :
a. Persalinan spoontan
Bila persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan
sebagai berikut:
a. Abortus
- terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kanduangan.
- Umur hamil sebelum 28 minggu.
- Berat janin kurang dari 1000gr
b. Persalinan prematuritas
- Persalinan sebelum umur 28 sampai 36 minggu.
- berat janin kurang dari 2,499gr
c. Persalinan aterm
- Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
- Berat janin diatas 2,500gr
d. Persalinan serotinus
- Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu.
- Pada janin terdapat tanda maturitas.
e. Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3jam (Manuaba 1998 : 157)
f. Persalinan partus imaturus
Penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr atau
kehamilan dibawah 28 minggu. (Sinopsis Obstetri, 1998:92)
Gravida dan Para
a. Gravida adalah seseorang wanita yang sedang hamil
b. Prini gravid adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama.
c. Para adalah seseorang wanita yang pernah melahirkan bayi viable.
d. Nullipara adalah seseorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah mekahirkan bayi hidup untuk pertama
kali.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (sampai 5 kali)
g. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup
atau mati (Sinopsis Obstetri 1998 : 92)
III. Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormon. ½ minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar
hormone esterogen dan progesteron. Progesterone bekerja sebagai penegang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His
bila kadar kolesteron turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan menyebabkan turunnya kadar-kadar esterogen dan
progesterone yang menyebabkan kekejang pembuluh darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang serviks terletak gangguan servikale (flexus
franken hauser) bila gangguan ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan jalan:
 Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang fleksus frans ken hauser.
 Amniotomi: pemecahan ketuban
 Oksitosin drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus (Sinopsis Obstetri
1998:92)
IV. Permulaan Terjadinya Persalinan
Dengan penurunan hormone progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi.
Kontraksi otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke
36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah diatas simpisis pubis dan sering ingin
kencing atau susah kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
 Bidang hodge.
Bidanng-bidang hodege ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah bagian
terendah janin turun dalam panggul, dalam persalinan.
- Bidang hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis dan
promontorium bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
- Bidang hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak dibagian
bawah sympisis
- Bidang hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1 dan Bidang
hodge 2 terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.
- Bidang hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2 dan 3
terletak setinggi os koksigis.

(Ilmu Kebidanan 2008:105)


2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
tertekannya pleksun frankenhouser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan
palsu- false labour)
4. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
5. Terjadi pengeluaran lendir dimana lendir penutup seviks dilepaskan (Manuaba
1998:160)
V. Tanda Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut:
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin
pendek.
 His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak
kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus. Sesudah tiap his. Otot-otot
korpus uteri menjadi lebih pendek dari pada sebelumnya yang disebut sebagai
refraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan terbuka
(penipisan dan pembukaan), lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian janin yang
keras. Umpamanya kepala.
(Ilmu Kebidanan 2008:290)
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
- pengeluaran lendir
- lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks.
- Pelunakan serviks
- pendataran serviks
- terjadi pembukaan serviks
(Manuaba 1998:160)
Factor-faktor penting dalam persalinan adalah:
1. Power
- his (kontraksi oto rahim)
- kontraksi otot dinding perut
- Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan ………….
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum
2. Pasanger
- janin, plasenta
3. Passage
- jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
(Manuaba 1998:160)
VI. Mekanisme Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I : Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10
cm.
2. Kala II : Kala pengeluaran janin janin, waktu uterus dengan kekuatan his tambah.
3. Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
4. Kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
(Sinopsis Obstetri 1998:94)
Diagnosis kala dan fase persalinan
Gejala dan tanda Kala Fase
Serviks belum berdilatasi

Seviks berdilatasi kurang dari 4 cm


Persalinan Laten
Seviks berdilatasi 4-9 cm
palsu/belum
- Kecepatan pembukaan 1 cm atau
inpartu Aktif
lebih perjam
- Penurunan kepala dimulai
1 Awal
Serviks membuka lengkap (10 cm)
1 (non ekspulsif)
- Penurunan kepala berlanjut
- Belum ada keinganan untuk
11 Akhir
menekan
11 (ekspulsif)
Serviks membuka lengkap (10 cm)
- Bagian terbawah telah mencapai
dasar panggul
- Ibu meneran
(Maternal Neonatal, 2002:N-7)
1. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) kala satu persalinan
terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif
a. Fase laten
- Dimulai sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap.
- Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
- Pada umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.
- Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik.
b. Fase aktif

- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi di anggap
adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama
40 detik atau lebih).

- Dan pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan
kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara).

- Terjadi penurunan bagian terbawah janin


(Asuhan Persalinan Normal, 2008:38)
Dalam buku-buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah: melembek
(softening), menipis (thinned out), obblitrasi (obblitrated) mendatar dan tertarik
keatas(effaced and taken up) dan membuka (dillatation).
Fase-fase yang dikemukakan diatas menjumpai pada primigravida bedanya dengan
multigravida:
Primi Multi
Serviks mendatar (effacement) Mendatar dan membuka bisa
dulu baru dilatasi bersamaan
Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam
(Sinopsis Obstetri, 1998:95)

 Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal


Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung Setiap 1 jam Setiap 30 menit


janin
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

 Pemeriksaan dalam
 Pada setiap pemeriksaan dalam, catatlah hal-hal sebagai berikut:
- Warna cairan amnion
- Dilatasi serviks
- Penurunan kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa luar)
 Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis
inpartu belum dapat ditegakkan.
- Jika terdapt kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam,
untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan
terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidek terdapat
perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
 Pada kala II persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam.

 Penurunan kepala janin menurut system persalinan


Perikasa dalam Keterangan
Kepala diatas PAP
= 5/5
mudah digerakan
Sulit digerakan, bagian
= 4/5 H= I-II terbesar kepala belum
masuk kedalam panggul
Bagian terbesar kepala
= 3/5 H=II-III
balum masuk panggul
Bagian terbesar kepala
= 2/5 H=III+
sudah masuk panggul
=1/5 H=III-IV Kepala didasar panggul
=0/5 H=IV D1 Prerinium
(Maternal Neonatal, 2007:N-9)
2. Kala II
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama. Kira-kira 2-5
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ke ruang panggul, sehingga terjadilah
tekanan pasa otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris yang menimbulkan masa
mengedan karena tekanan pada rectum, ibu seperti merasa mau buang air besar, dengan
terasa tanda anus membuaka pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan. Vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah
kepala dengan diikuti badan rahim (Sinopsis Obstertri 1998:95)
3. Kala III
Setelah kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan lahirnnya
bayi, sudah melepaskan plasenta.
Lepasnya plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini:
- uterus menjadi bundar
- uterus terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
- tali pusat bertambah panjang
- terjadi perdarahan
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara creede pada fundus uteri
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum paling
sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan:
 Tingkat kesadaran penderita
 Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernafasan
 Kontraksi uterus
 Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. (Manuaba
1998:166)
Lamanya perdarahan pada primi dan multi adalah
Kala Primi Multi
I 13 jam 7 jam

II 1 jam ½ jam

III ½ jam ¼ jam


Lama Persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
(Sinopsis Obstetri. 1998:97)
B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
I. Pengkajian
1. Data Subjektif
Tujuan: mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan.
Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk menentukan
diagnosis untuk mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai. (Asuhan
Persalinan Normal 2008:38)
Tanyakan pada ibu
 Nama, umur dan alamat
 Gravida dan para
 Hari pertama haid terakhir
 Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
 Riwayat alergi obat-obatan tertentu
 Riwayat kehamilan sekarang
- Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya periksa kartu
antenatalnya (jika mungkin)
- Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannya (misalnya perdarahan,
hipertensi)?
- Kapan mulai kontraksi teratur? Seberapa sering terjadi kontraksi?
- Apakah ibu masih terasa gerakan bayi?
- Apakah selaput ketuban sudah peceh? Jika ya apa warna cairan ketuban?
Apakah kental atau encer? Kapan saat selaput ketuban pecah? (periksa perinium
ibu untuk memeriksa cairan ketuban di pakaiannya)
- Kapankah ibu terakhir kali makan atau minum?
- Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih?
 Riwayat kehamilan sebelumnya
- Apakah da masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya (bedah
caesar, persalinan dengan ekstraksi vakum atau vorseps, induksi oksitosin,
hipertensi yang diinduksi oleh kehamilannya, preeklampsi/eklampsia,
perdarahan pasca persalinan)?
- Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu lahirkan?
- Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/ persalinan
sebelumnya?
 Riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi, gangguan jantung,
berkemih, dll)
 Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau nyeri
epigastrium bagian atas). Jika ada periksa tekanan darahnya dan protein dalam
urine ibu
 Pertanyaan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran
lainnya.
(Asuhan Persalinan Normal 2008:39)
 Riwayat perkawinan
Ditanyakan kawin berapa kali, umur/lama perkawinan, jaral perkawinan dengan
kehamilan, perkawinan pada masyarakat pedesaan sering terjadi pada usia muda,
yaitu sekitar usia menarche resiko melahirkan BBLR sekitar 2 kali lipat dalam 2
tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antara janin
dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan
hormonal yang terjadi selama kehamilan. Semua ini akan menyebabkan
kebanyakan wanita di negara berkembang mempunyai TB yang pendek.
(Soetyningsih, 1995:96)
 Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu
b. Eliminasi
Karena adanya perubahan pada alat perencanaan maka ada kemungkinan untuk
menimbulkan obstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan menghindari makanan
yang dapat menimbulkan obstipasi
c. Istirahat/tidur
Waktu istirahat harus lebih lama dari pada keadaan biasa bagi wanita hamil
membutuhkan 10-11 jam.
d. Kebersihan
Kebersihan meliputi kebersihan tubuh. Pakaian dan lingkungan, menjaga
kebersihan sangat penting agar kesehatan ibu tetap terpelihara.
 Data psikologis
Wanita hamil diharapkan selalu disertai perasaan aman dan tenang dalam
menghadapi kehamilan dan persalinannya yang akan datang. (Perawatan Ibu di
Puskesmas, DepKes RI: hal 81)
 Latar belakang sosial budaya
- Pada wanita hamil dari golongan sosial ekonomi rendah pada umumnya
tergolong kategori resiko besar
- Adanya pantangan wanita hamil tentang makanan tertentu dapat
mengakibatkan kekurangan gizi pada ibu hamil
- Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah
dibandingkan laki-laki, sehingga kurang energi protein (KEP) pada wanita lebih
tinggi dengan akibat tingginya angka kematian bayi.
(Soetyningsih, 1995:96)
2. Data Objektif
1 Pemeriksaan umum
- Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran.
- Adanya anemia, cynose, loterus atau dypnoe
- Keadaan jantung dan paru-paru
- Reflek terutama lutut
- Tanda-tanda vital
Tidak boleh mencapai 140/90 mmHg, perubahan 30 sistole dan 15 diastole
diatas tensi sebelum hamil menekankan toxemia gravidarum. Pernafasan normal
± 80-90 x/menit. Suhu dalam batas normal 36,5-37,5oc.
- Berat badan
- Pemeriksaan laborat, meliputi air kencing, darah dan feses
(Obstetri Fisiologi, Fak Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung:157)
2 Pemeriksaan khusus
Inspeksi
a. Kepala
Meliputi keadaan rambut, warna pada sklera mata, warna konjungtiva.
b. Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar tyroid bila ibu menderita hypertiroidisme
maka dapat mempengaruhi kehamilan yaitu kehamilan berakhir dengan
keguguran, persalinan prematur dapat terjadi kompensasio kordir, terutama
kala pengusiran. ( Manuaba 1998:283)
c. Dada
- Payudara menjadi lebih besar
- Apakah air susu pada ibu sudah keluar?
- Apakah puting susu menonjol?
d. Perut
- Menentukan tinggi fundus uteri
- Memantau kontraksi uterus
- Memantau denyut jantung janin
- Menentukan presentasi
- Menentukan penurunan bag. Terbawah janin
(Asuhan Persalinan Normal 2008:40)
e. Genetalia
Dilakukan vagina toucher meliputi:
- Pengeluaran pada vulva
- Pembukaan
- Effecement
- Apakah ketuban sudah pecah atau belum
- Begian terendah pada janin
- Bagian terkecil janin
- Bagian terdahulu
- Hodge
Palpasi
a. Leher : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena
jugularis
b. Payudara : apakah ada benjolan abnormal, colostrum keluar
atau tidak
c. Abdomen : raba kontraksi uterus dan frekuensinya dalam 10
menit
Leopold I : untuk menentukan TFU dan bagian janin dalam
fundus
Leopold II : untuk menentukan batas samping rahim kanan/kiri,
letak punggung janin
Leopold III : untuk menentukan bagian terbawah janin apakah
sudah masuk PAP
Leopold IV : untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa
jauh sudah masuk PAP.
II. Interpretasi Data/diagnosa
a. Diagnosa (dibedakan antara kala I, kala II, kala III, dan kala IV) dasar (data subjektif,
objektif)
b. Masalah
c. Kebutuhan (sesuai dengan diagnosa/masalah yang ditemukan)
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah potensial sesuai dengan masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasi
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di konsultasikan tau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
V. Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Menyusun rencana yang menyeluruh dengan rasional meliputi:
1. Terapi dan asuhan
2. Pendidikan kesehatan
3. Konseling
4. Kolaborasi (bila diperlukan)
5. Rujukan (bila diperlukan)
6. Tindak lanjut
VI. Implementasi
Melakukan rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah V
VII. Evaluasi
Dilakukan evaluasi dari keefektifan dari asuhan yang diberikan
- Tanggal/jam
- Subjektif : data yang diambil dari pasien
- Objektif : hasil pengkajian dari petugas kesehatan
- Assesment : merupakan diagnosa dari pemeriksaan subjektif dan
objektif
- Planning : menentukan rencana tindakan selanjutnya

You might also like