Professional Documents
Culture Documents
Lokasi penelitian kali ini berada di PT Aditya Buana Inter yang bergerak di
bidang pertambangan batu granit (Quarry) yang terletak di Desa Kenanga
Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka. PT Aditya Buana Inter terletak 10 Km
dari pusat Kota Sungailiat dengan akses pencapaian menuju lokasi memiliki kondisi
jalan relatif bebatuan dan dikelilingi daerah industri peleburan bijih timah. PT
Aditya Buana Inter beroperasi pada Bukit Sambung Giri dengan luas Izin Usaha
Perambangan (IUP) sebesar 12,86 Ha dengan area luasan cadangan sebesar 6 Ha
tanpa memiliki blok penambangan dengan metode penambangan Open Pit.
Pengambilan data awal di lapangan menggunakan alat ukur Theodolit DT 200
menggunakan pengukuran detail pada setiap sisi bukit dan perhitungan cadangan
pada menggunakan Metode Cross Section dan Metode Contour dengan batas
minimum elevasi 20 m di atas permukaan air laut.
46
47
Pada data tabel di atas dapat dilihat pada pengambilan data lapangan
menggunakan pengambilan titik detail dari masing-masing stasiun yang terbagi atas
7 stasiun dengan jumlah data pengukuran keseluruhan berjumlah 248 data
(Lampiran B). Untuk nilai elevasi terendah berada pada stasiun A dan elevasi
tertinggi berada pada stasiun G karena tempat berdirinya alat pada Stasiun A
merupakan dataran sedangkan pada Stasiun G merupakan puncak bukit pada saat
menempatkan alat ukur.
Dari Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa pada Metode Cross Section dengan
interval section 10 m memiliki total volume paling besar kemudian diikuti dengan
interval section 15 m dan interval section 20 m memiliki total volume terkecil. Hal
ini dapat berarti interval antar section mempengaruhi hasil dari volume yang
dihasilkan yaitu semakin besar interval section maka akan semakin kecil total
volume yang didapat atau dengan kata lain interval antar section memiliki pengaruh
tingkat ketelitian dari hasil volume yang didapat yaitu semakin rapat jarak section
maka semakin tinggi tingkat ketelitian yang didapat.
15,000,000.00
10,000,000.00
interval kontur dengan jarak antar sesuai dengan interval kontur dan dihitung
menggunakan Software Minescape 4.119. Perhitungan dilakukan pada tiap kontur
yang terdapat pada bentuk 3 dimensi dan menjumlahkan sesuai elevasi sehingga
didapat luasan tiap elevasi kontur. Perhitungan ini juga tergantung pada ketebalan,
panjang, massa jenis batu granit di setiap kontur dan jarak interval setiap
penampang.
Kemudian pada Gambar 4.7 di atas menunjukkan bidang yang sudah dipilih
yaitu terletak pada elevasi 55 m kemudian dapat ditentukan luasannya
menggunakan Software Minescape 4.119. Tahapan ini dilakukan pada semua
kontur yang terdapat pada peta kemudian hasil masing-masing luasan bidang yang
didapat diakumulasikan pada tiap elevasi yang sama sehingga didapat total luasan
bidang tiap elevasi. Dari hasil luasan total elevasi tersebut perhitungan volume pada
Metode Contour dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan frustum atau
mean area. Untuk perhitungan nilai Metode Contour dapat dilihat pada lampiran
F, G, dan H sedangkan untuk contoh perhitungan Metode Contour pada interval 5
m dengan menggunakan Persamaan 2.1 yaitu persamaan frustum sebagai berikut:
(132.716,03 + 3.520,86) + √132.716,03 × 3.520,86
V = ×5
3
= 263.089 m3
Berdasarkan pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan Software
Minescape 4.119, didapat nilai total volume masing-masing cadangan dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Volume Cadangan Metode Contour
No Interval Volume Tonnase
1 1m 4.871.332,59 m3 12.665.464,73 ton
2 5m 4.808.473,06 m3 12.502.029,97 ton
3 10 m 4.798.857,98 m3 12.477.030,75 ton
Dari Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa pada Metode Contour yang memiliki
dengan kontur interval 1 m memiliki total volume paling besar kemudian diikuti
kontur dengan interval 5 m dan kontur dengan interval 10 m memiliki total volume
terkecil. Hal ini juga berarti pada Metode Contour, interval kontur mempengaruhi
hasil dari volume yang dihasilkan yaitu semakin besar interval kontur maka
semakin kecil total volume yang didapat karena interval kontur semakin banyak
dan rapat sehingga volume yang didapat akan semakin besar, begitu pula sebaliknya
semakin besar interval kontur maka akan semakin sedikit elevasi yang didapat yang
mempengaruhi hasil dari luasan area sehingga volume yang didapat akan lebih kecil
dibandingkan dengan jarak interval kontur yang rapat. Hasil dari pengolahan
54
penaksiran cadangan menggunakan Metode Contour dapat dilihat pada Gambar 4.8
sebagai berikut.
15,000,000.00
10,000,000.00 tonnase (ton)
5,000,000.00
volume (m3)
0.00
1 meter 5 meter 10
meter
volume (m3) 4,871,332.59 4,808,473.06 4,798,857.98
tonnase (ton) 12,665,464.73 12,502,029.97 12,477,030.75
Perbandingan Tonnase
12,800,000.00
12,600,000.00
12,400,000.00
12,200,000.00
Ton
12,000,000.00
11,800,000.00
11,600,000.00
11,400,000.00
Volume 1 Volume 2 Volume 3
Cross Section 12,347,885.00 11,964,851.00 11,890,788.30
Contour 12,665,464.73 12,502,029.97 12,477,030.75
Berdasarkan grafik di atas, diketahui adanya selisih pada nilai tonnase batu
granit antara Metode Cross Section dan Metode Contour. Selisih tersebut masing-
masing yaitu pada volume 1 memiliki selisih sebesar 317.579,73 ton atau 2,5 % ,
pada volume 2 memiliki selisih sebesar 537.178,97 ton atau 4,3 %, dan pada volume
3 m memiliki selisih sebesar 586.242,45 ton atau 4,7% .
Perbandingan nilai tonnase ini memiliki rata-rata pada interval kontur yang
semakin rapat maka hasil tonnase akan semakin tinggi yang berarti semakil rapat
kontur maka nilai cadangan akan semakin besar karena semakin rapat kontur
semakin banyak pula bagian yang akan terhitung dan semakin renggang kontur
maka akan ada bagian yang hilang sehingga tidak dapat dihitung dan ini
menyebabkan nilai kontur yang semakin renggang akan memiliki nilai cadangan
yang semakin kecil.
Untuk mengetahui lamanya umur tambang berdasarkan data perhitungan
cadangan di atas dapat diketahui dengan menggunakan Persamaan 2.15.
Perhitungan umur tambang ini menggunakan data cadangan yang diketahui dan
kemudian dibagi dengan data jumlah produksi per tahun sehingga akan didapat
lamanya umur tambang. Berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB)
PT Aditya Buana Inter Tahun 2017, jumlah target produksi perusahaan per bulan
yaitu 10.000 m3 atau 120.000 m3 per tahun. Untuk perhitungan umur tambang, nilai
total cadangan yang digunakan yaitu pada Metode Cross Section memiliki nilai
sebesar 4.749.186,40 m3 pada interval section 10 m sedangkan pada Metode
Contour nilai total cadangan yang digunakan yaitu sebesar 4.871.332,59 m3 dengan
interval 1 m karena memiliki nilai yang paling tinggi dan dianggap yang paling
mendekati kebenaran. Sesuai dengan data target produksi PT Aditya Buana Inter,
maka perhitungan umur tambang yaitu sebagai berikut:
1. Umur Tambang dengan hasil Metode Cross Section
4.749.186,40 m3
Umur tambang =
120.000 m3 ⁄tahun
= 39, 577 tahun atau 40 tahun
56