You are on page 1of 4

Asuhan Keperawatan dalam Pendampingan Klien

diambang Kematian (Care of the Dying)

KETAKUTAN MENGHADAPI KEMATIAN

Biarkanlah aku berdoa bukan agar terlindungi dari bahaya tetapi agar tidak takut
menghadapinya…

Janganlah aku meminta untuk dibebaskan dari rasa nyeri tetapi agar kuat untuk menjalaninya…

Janganlah aku lebih melihat pada beratnya memperjuangkan hidup tetapi lebih pada kekuatan
yang aku punyai…

Janganlah aku tenggelam dalam ketakutan dan kecemasan untuk diselamatkan tetapi berharap
akan kesabaran untuk kebebasan…

Ijinkanlah agar aku punya keberanian, tidak hanya mengandalkan belas kasihmu dalam
keberhasilanku, tetapi ijinkanlah aku merengkuh tanganmu dalam kegagalanku….

(Terjemahan bebas dari Tagore : On the Fear of Death)


Perenungan :
Apa yang ditangkap Perawat dari cetusan hati penulis puisi…
Apa itu Dying…
Bgmn pengalaman dan kesadaran seseorang terhadap proses Dying…
Mengapa Perawat harus concern dengan Dying process…
Bgmn tahapan respon klien dalam menjalani Dying process…
Apa yang harus dilakukan perawat dalam pendampingan klien dengan kondisi Dying…

Dying…near death..

Proses menghadapi kematian…merupakan bagian dari kehidupan normal yang harus


dijalani…permasalahannya adalah bagaimana menjalani proses kematian secara manusiawi dan
bermartabat,terutama berkenaan dengan kondisi terminal dan ini harus dipahami secara
kontekstual

Kondisi Terminal
Suatu kondisi dimana seseorang mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan
untuk sembuh dan menuju pada proses kematian dalam 6 bulan atau kurang ……

“an incurable and irreversible condition that result from injury or illness and that reasonable
medical professionals would agree will probably result in death of the person with the injury or
illness in six months or less”
(Legislature of the State of Arizona)
Kematian
Sebagai wujud kehilangan kehidupan dan abadi sifatnya , baik bagi yang tengah menjalani
proses kematian maupun bagi yang ditinggalkan . kematian ini dapat bermakna berbeda bagi
setiap orang. Wolf (1989:754) mengemukakan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan dan
hak untuk meninggal secara damai dan nyaman, dan perawat dapat menyediakan bantuan
keperawatan yang memungkinkan seseorang untuk meninggal secara damai menurut jalannya
Pengalaman dan Kesadaran seseorang dalam menjalani proses kematian (NDEs & NDAs)
* Dalam konteks kondisi terminal, NDEs(Near Death Experience) merupakan pengalaman yang
dirasakan sejalan dengan perubahan kondisi fisik yang dialami,sedangkan NDAs (Near death
Awareness) merupakan pengalaman yang signifikan menjelang kematian, dapat terjadi tanpa
disertai perubahan kondisi fisik,berfungsi untuk menyiapkan diri menghadapi kematian, dan
dialami bila pasien dalam kondisi sadar penuh
Pada proses ini :
* Secara sadar yang berssangkutan meriviu pengalaman hidupnya secara mendetil , hal yang
menjadi minat utamanya, dan bila memungkinkan berupaya terlibat dalam aktifitas itu
* Yang bersangkutan mengidentifikasi apa yg selama ini telah dipelajarinya dan kontribusi apa
yang telah diberikan ke sekelilingnya,maaf memaafkan menjadi kepedulian utama, ybs
menyadari ini merupakan aspek penting untuk mengatasi masalah yang tidak dapat diselesaikan
* Ybs memulai proses dengan menyatakan selamat berpisah kepada semua aspek kehidupan..
Melepaskannya satu persatu pada waktu yang berbeda, aktifitas,peran,kemandirian/kewenangan
dll

PROBLEM yang berkaitan dengan THE DYING

Problem fisik, berkaitan dengan kondisi /penyakit terminalnya: nyeri, perubahan berbagai fungsi
sistem tubuh, perubahan tampilan fisik
Problem psikologis, Ketidak berdayaan : kehilangan kontrol, ketergantungan, kehilangan diri
dan harapan
Problem social, Isolasi dan keterasingan, perpisahan
Problem spiritual, faith,hope,fear of unknown
Ketidak-sesuaian, antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yg didapat
(dr,perawat,keluarga dsb)
TAHAPAN RESPON KLIEN terhadap DYING PROCESS (Kubler – Ross,1969) :
DENIAL – penolakan
ANGER – marah
BARGAINING – tawar menawar
DEPRESSION – kesedihan mendalam
ACCEPTANCE – menerima
DENIAL
No – not me, it can not be true
Respon dimana klien tidak percaya atau menolak terhadap apa yang dihadapi/ sedang terjadi.
YBS tidak siap terhadap kondisi yang dihadapi dan dampaknya.DENIAL berfungsi sebagai
buffer setelah mendengar sesuatu yang tidak diharapkan…
Ini memungkinkan bagi pasien untuk membenahi diri.. dengan berjalannya waktu, sehingga tidak
defensif secara radikal.
ANGER
why me?
Fase marah terjadi saat fase denial tidak lagi bisa dipertahankan.
Rasa kemarahan ini sering sulit dipahami oleh keluarga/orang terdekat oleh karena dapat terpicu
oleh hal-hal yang secara normal tidak menimbulkan kemarahan.Rasa marah ini sering terjadi
karena rasa tidak berdaya,bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja tetapi umumnya
terarah kepada orang-orang yang secara emosional punya kedekatan hubunga
BARGAINING
Klien mencoba untuk melakukan tawar menawar dengan Tuhan agar terhindar dari kehilangan
yang akan terjadi,ini bisa dilakukan dalam diam atau dinyatakan secara terbuka.Secara
psikologis tawar menawar dilakukan untuk memperbaiki kesalahan atau dosa masa lalu
DEPRESSION
Rasa kesedihan yang mendalam sebagai akibat kehilangan (past loss & impending
loss),ekspresi kesedihan ini – verbal/non verbal merupakan persiapan terhadap
kehilangan/perpisahan abadi dengan apapun dan siapapun
ACCEPTANCE
Pada tahap menerima ini, klien memahami dan menerima keadaannya,yang bersangkutan mulai
kehilangan interest dengan lingkungannya,dapat menemukan kedamaian dengan kondisinya, dan
beristirahat untuk menyiapkan dan memulai perjalanan panjang
TINGKAT KESADARAN (State of awareness) terhadap kondisi terminal, baik dari sisi pasien
atau keluarga harus dikaji untuk menentukan bagaimana perawat harus berkomunikasi dengan
pasien dan keluarga .Tingkat kesadaran ini meliputi :
Clossed awareness
dalam hal ini klien dan keluarga tidak menyadari datangnya kematian, tidak tahu mengapa sakit
dan percaya akan sembuh
Mutual pretense
Dalam hal ini klien,keluarga,team kesehatan tahu bahwa kondisinya terminal tetapi merasa tidak
nyaman untuk dan menghindari membicarakan kondisi yang dihadapi klien. Ini berat bagi klien
karena tdk dapat mengekspresikan ketakutannya
Open awareness
Pada kondisi ini klien dan orang disekitarnya tahu bahwa ia berada diambang kematian sehingga
tidak ada kesulitan untuk membicarakannya. Pada tahap ini klien dapat dilibatkan untuk proses
intervensi keperawatan
KEPERAWATAN…the unique function of the nurse is to assist the individual, sick or well (or
to a peaceful death) in the performance of those activities in such a way that he/she can perform
unaided if he/she has the necessary strength,will or knowledge (V.Henderson, 1967)
ICN (1987) merumuskan nursing sebagai

”NURSING encompasses autonomous and collaborative care of individuals of all ages,family,


groups and communities, sick or well and in all settings. Nursing includes the promotions of
health, prevention of illness and the care of ill, disable and dying people …”
Dari kedua pengertian keperawatan tsb,

1. Profesi keperawatan menekankan pentingnya kontribusi perawat dalam pendampingan klien


yang berada dalam ambang kematian
2. Perawat harus membantu klien untuk dapat menjalani dan menyongsong proses kematian
secara manusiawi, damai dan bermartabat

Tujuan keperawatan klien dengan kondisi terminal secara umum :


Menghilangkan/ mengurangi rasa kesendirian,takut dan depresi
Mempertahankan rasa aman, harkat dan rasa berguna
Membantu klien menerima rasa kehilangan
Membantu kenyamanan fisik
“Mempertahankan harapan”
(faith and hope)
Intervensi Keperawatan:

Tahap denial..Beri dukungan pada fase awal karena ini berfungsi protektif dan memberi waktu
bagi klien untuk melihat kebenaran..bantu untuk melihat kebenaran dengan konfirmasi kondisi
a.l. melalui second opinion

Tahap anger ..Bantu klien untuk memahami bahwa marah adalah respon normal akan
kehilangan dan ketidak berdayaan..siapkan bantuan berkesinambungan agar klien merasa aman

Tahap bargaining.. Asah kepekaan perawat bila fase tawar menawar ini dilakukan secara diam-
diam.. Bargaining sering dilakukan klien karena rasa bersalah atau ketakutan terhapap bayang-
bayang dosa masa lalu…Bantu agar klien mampu mengekspresikan apa yang dirasakan…apabila
perlu refer ke pemuka agama untuk pendampingan

Tahap depresi..Klien perlu untuk merasa sedih dan beri kesempatan untuk mengekspresikan
kesedihannya..
Perawat hadir sebagai pendamping dan pendengar

Tahap menerima..Klien merasa damai dan tenang..dampingi klien untuk mempertahankan rasa
berguna (self worth)..berdayakan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang masih mampu
dilakukan dengan pendampingan..fasilitasi untuk menyiapkan perpisahan abadi

Kepustakaan :

Kemp & Pillitteri (1984) ,Fundamentals of Nursing, Boston :Little Brown&co


Kubler-Ross,E.,(1969) ,On Death and Dying, ,London: Tavistock Publication
Kircher & Callanan (2003),Near Death Experiences and DeathAwareness in the Terminally
Ill,Connecticut :www.iands org
Kozier & Erb (1991),Fundamentals of Nursing,vol.II, 4th ed.,California : Addison-Wisley
Publishing Co.
Legislature of the State Of Arizona,Medical treatment;Terminal Illness,HB 2001-432R-1
Ver,ALIS onlineNorthern Territory of Australia (1997),Right of the Terminally Ill Act
Pattison,Mansell (1977), The Experience of Dying, Englewood Cliffs:Prentice- Hall Inc.

You might also like