You are on page 1of 80

Outline:

Respiratory System
Arterial Blood Gas Analysis
Blood Gas Sampling
Brief Overview of Acid-Base Physiology
Acid-Base Nomograms
Hypoxemia
Oxygen therapy
Define the oxygen therapy and its indications
Discuss the type of oxygen therapy
List the purpose of using the oxygen therapy
Explain the procedure
Demonstrate the procedure
List Complication of oxygen therapy and hazards
Respiratory System
Fungsi Paru
• Fungsi pertukaran gas O2 & CO2:
ventilasi - difusi (fungsi utama)

• Sebagai reservoir darah

• Pertukaran panas

• Metabolisme - sintesis & katabolisme

• Pertahanan imunologis & mechanical


defence
Respiratory System Consists Of:

CNS (medulla)
Peripheral nervous system
(phrenic nerve)
Respiratory muscles
Chest wall
Lung
Upper airway
Bronchial tree
Alveoli
Pulmonary vasculature
Obstructive Pathophysiology
Restrictive Pathophysiology
Diffusion Pathophysiology
Ventilation Pathophysiology
Control System Pathophysiology
RESPIRATORY
Anatomy, signs, symptoms
Management respiratory emergencies:
Upper airway
Lower airway
Inadequate Breathing
Laju pernapasan <12 atau >20*
Respirasi dangkal atau irregular
Ekspansi dinding dada tidak sama
Suara napas menurun atau tidak ada
Penggunaan otot batu napas (aksesori)
Warna kulit pucat atau sianotik & dingin
Dll
Blood Gas Analysis

“Understanding ABG is not magic but an art learned by


continued practice”
Arterial Blood Gas Analysis
• Penting untuk investigasi assessment klinik.

• Memberi informasi: Ventilasi, Oksigenasi & Status asam-basa


☛ 3 parameter fisiologi yang akan menjaga hemostasis pH.

Ventilasi Alveolar: Oksigenasi:


• Pertukaran gas darah-paru. • Pengiriman oksigen ke jaringan.

• Produksi CO2 konstan ➙ PaCO2 • Fungsi sistem cardiopulmonary & faktor PaO2,
FiO2, Hb.
tergantung ventilasi alveolar.
• PaO2 & SaO2 digunakan penilaian status oksigenasi.
• PaCO2 ➙ hipoventilasi alveolar &
• Saturasi O2 (SpO2/ SaO2) ➙ indikator kandungan O2
PaCO2 ➡ ➙ hiperventilasi alveolar. arteri yang lebih baik daripada PaO2 (98% O2 darah
dalam keadaan berikatan dengan Hb).
• PaO2 harus selalu ditafsirkan dengan konsentrasi
FiO2 & usia (PaO2 arteri menurun berdasarkan usia).

• PaCO2 , PaO2 sedang-rendah & pH asam indikasi ventilatory failure.

• PaCO2 ➡rendah, PaO2 ➡ & pH basa indikasi primary oxygenation failure.


Pendekatan
Interpretasi BGA

Assessment Status Assessment Status


Ventilasi & Oksigenasi Asam & Basa

Ada keterkaitan, tetapi sedikit membingungkan jika dilihat


secara terpisah …
Kunci Interpretasi BGA: (4 Persamaan, 3 Proses Fisiologis)

Persamaan Proses Fisiologis


1. Persamaan PaCO2. Ventilasi alveolar
2. Persamaan gas Alveolar. Oksigenasi
3. Persamaan kandungan oksigen. Oksigenasi
4. Persamaan Henderson-Hasselbalch. Keseimbangan asam-basa

BMJ 2013; 346 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.f16


Berapa banyak oksigen dalam darah?
PaO2 vs. SaO2 vs. CaO2
OXYGEN PRESSURE: PaO2
• PaO2 hanya mencerminkan molekul oksigen bebas yang larut dalam plasma
& bukan yang terikat pada Hb, PaO2 tidak dapat memberi informasi “berapa
banyak” oksigen dalam darah;

OXYGEN SATURATION: SaO2


• Persentase semua heme yang terikat dengan O2 tersaturasi (dalam darah
arteri, SaO2).

OXYGEN CONTENT: CaO2


• Hanya CaO2 yang menunjukkan seberapa banyak O2 dalam darah (O2 ml/
dl); CaO2 satu-satunya nilai yang menggabungkan konten Hb.

CaO2 = (Hb x 1,34 x SaO2) + (0,003 x PaO2)


Oxygen delivery = Cardiac output x CaO2
Mengapa Perlu Melakukan Pemeriksaan Gas Darah?

Indikasi Analisis Gas Darah Arteri:


Evaluasi kecukupan fungsi paru
✓ Ventilasi, status asam-basa
✓ Oksigenasi
Menentukan kebutuhan O2 tambahan
Monitor ventilatory support
Mengetahui tingkat keparahan atau progresivitas penyakit paru
Diagnosis toksisitas CO

Keuntungan pemeriksaan BGA:


• Membantu menegakkan diagnosis.
• Memandu rencana terapi.
• Membantu manajemen penggunaan alat bantu napas.
• Manajemen asam-basa.
• Status asam-basa mempengaruhi kadar elektrolit kritis.
Membantu menegakkan diagnosis & menentukan strategi
terapi.
“Step Wise Approach to Interpretation of ABG Reports”

Step 0 Apakah BGA tersebut Authentic?

Step 1 Acidemia atau Alkalemia?

Step 2 Respiratori atau Metabolik?

Step 3 Respiratori - Akut atau Kronik?

Step 4 Apakah kompensasinya adequate?

Step 5 Metabolik - Anion Gap?

Step 6 High gap Metabolic Acidosis - GAP GAP?

–Six steps
logical approach originally proposed by Narins & Emmett (1980) & modified
by Morganroth in 1991
Potensi Kesalahan Preanalisis
Selama persiapan sebelum pengambilan sampel:
✓Penggunaan jenis atau jumlah antikoagulan yang salah
- Dilusi karena penggunaan heparin cair;
- Jumlah heparin yang tidak cukup;
- Pengikatan elektrolit ke heparin;

Selama pengambilan sampel/ penanganan:


✓Campur darah vena & arteri selama tusukan;
✓Gelembung udara dalam sampel. Gelembung udara yang volume >1% dari darah
merupakan sumber potensial mempengaruhi nilai PaO2.
✓Analisis dalam 30 menit.

Antikoagulan sitrat & EDTA sedikit bersifat asam yang risiko meningkatkan pH rendah.
In Vivo Values Air Contamination

pH 7.40 7.45

pCO2 40 30

PO2 95 110
BMJ 2013; 346 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.f16
https://nurseslabs.com/8-step-guide-abg-analysis-tic-tac-toe-method/
Nilai Normal BGA

Gas Nilai Normal

pH Asidosis 7.35 7.40 7.46 Alkalosi

PaCO2 Hipokarbia 35 45 Hiperkarbia RESPIRATORY

HCO3 22 27 METABOLIC
Asidosis Alkalosi
BE -3 3

PaO2 80 100
Hipoksemia Hiperoksemia
SaO2 90 100
Acidemia atau Alkalemia
• Lihat nilai pH:
• <7.35 : Acidemia
• >7.45 : Alkalemia
• Kelainan asam basa bisa terjadi walaupun pH atau PCO2 normal

Respiratory atau Metabolik


• Apakah gangguan primernya respiratory atau metabolik?

• pH PCO2 atau pH➡ PCO2➡ : Metabolik

• pH PCO2➡ atau pH➡ PCO2 : Respiratory

• Jika pH atau PCO2 normal, bisa juga ada gangguan asam basa
campuran metabolik & respiratorik

Clinical Medicine 2014 Vol 14, No 1: 66–8


Ex.
PCO2 (Asidosis), HCO3 ➡(Asidosis) ➾ pH (Alkalosis)(?) ➾ Diulang
Flenley Nomogram
ANION GAP
Hitung anion gap, jika terdapat kelebihan maka asidosis metabolik
AG = [Na+] - [Cl- + HCO3-]

Mind the gap Nilai Normal: 10.2 mmol/L


Anion gap = metabolic acidosis

Unmeasur
Unmeasur
ed anions
ed cations

Cl-

Na+
HCO3-

Cation = Anions Clin J Am Soc Nephrol, 2013 Nov 7; 8(11): 2018-2024


Respiratori/ Metabolik
Asidosis/ Alkalosis

Apakah ada kompensasi


Status oksigenasi

Konfirmasi assesmen klinis pasien


Monitor CO2 bersifat kuantitatif atau kualitatif

1. Quantitative devices
Mengukur endtidal CO2 (EtCO2) yang tepat
(Capnometry)

Angka & bentuk gelombang (Capnography)

2. Qualitative devices

Mengukur rentang di mana EtCO2 turun (mis.


0 hingga 10 mmHg atau > 35 mmHg)
CAPNOMETRY

Hypercarbia
HiPOksEMIA &
HiPOksIA

Hypoxaemia: reduction below normal levels of oxygen in arterial


blood (PaO2). Hypoxia: reduction below normal levels of oxygen in
the tissues & leads to organ damage.
Hypoxaemia
Hypoventilation
V/Q mismatch
Right-Left shunting
Diffusion impairment
Reduced inspired oxygen tension

Venous Admixture

V/Q mismatch
Lung India : Indian Chest Society. 2017;34(1):47-60. doi:10.4103/0970-2113.197116.
Grading Hypoxemia

PaO2
PaO 2 SaO2
SpO (%)
2 (%)

Normal 97 97
Kisaran normal >80 >95
Hipoksemia <80 <95
Ringan 60-79 90-94
Sedang 40-59 75-89
Berat <40 <75
PaO2 ➡ ➡ PaO2 ➡
PaCO2 N/➡ PaCO2

Pathophysiology of
Respiratory Failure
Respiratory
Failure
Eur Respir J 2003; 22: Suppl. 47, 3s–14s
Type of Respiratory Failure

Hypoxemic/ PaO2 <60 mmHg pada udara ruangan

Type 1
AHRF Penurunan V/Q

Hypercapnic/ PCO2 >50 mmHg

Type 2
Ventilatory Ventilasi tidak adekuat

Merupakan bagian dari gagal napas tipe 1


tetapi terkadang dianggap terpisah karena
Type 3 Perioperative sangat umum

Penurunan FRC + Attelectasis

Inadekuat post operative analgesi


Efek sekunder dari ketidakstabilan
Type 4 Shock kardiovaskuler

Penurunan perfusi

Eur Respir J 2003; 22: Suppl. 47, 3s–14s


Proc Am Thorac Soc Vol 5. pp 530–535, 2008
DOI: 10.1513/pats.200707-088ET
Respiratory Failure

Primary Oxygenation Failure Primary Ventilatory Failure

Cardiac Alveolar Respiratory Respiratory


CNS Chest wall
failure or disease muscle muscle
depression defects
pulmonary fatigue weakness
vascular
disease Intrapulmon
ary R to L
shunt Alveolar hypoventilation
↓O2
transport

Hypercapnia
Metabolic Severe Respiratory Acidosis
acidosis hypoxemia
refractory to
O2
Penilaian kebutuhan O2:
Ditentukan oleh pengukuran oxygen tensions &/ saturasi (invasif/
noninvasif), &/ indikator klinis.
• Presentasi klinis
• Pulse oximetry
• Gas darah arteri
Kesalahan dalam pulse oximetry:
➡Kuku buatan
➡Pigmentasi gelap
➡Electrical
➡Pewarna intravena
➡Gerakan
➡Cat kuku
➡Pulsatile venous system
➡Cahaya yang terpancar
➡Edema

Jubran Critical Care (2015) 19:272 DOI 10.1186/s13054-015-0984-8


A-a Gradient
Persamaan gas alveolar menggambarkan bagaimana peningkatan FIO2
meningkatkan PO2 alveolar (PAO2) & selanjutnya PO2 arteri (PaO2)

PAO2 = FIO2 (PB-47) - 1:25 PaCO2


FIO2 = PA O2 + (5/4) PaCO2

FIO2 = 713 x O2%

A-a gradient = PAO2 - PaO2

Nilai normal 0-10 mmHg (<20 mmHg) (2.5 + 0.21 x age in years)
Dengan konsentrasi O2 lebih tinggi, maka A-a gradient juga akan meningkat

Suplai oksigen tergantung pada Hb, SaO2 & cardiac output (Q).

Oksigen fluks menunjukkan jumlah total oksigen yang dikirim ke tubuh per
menit & persamaan nya:
Fluks oksigen = 1,34 x Hb ⦗g/ dL⦘ x (SaO2/ 100) x (Q ⦗mL / min⦘)/ 100
= 1000 mL/ mnt
Oxygen Doses
FiO2 calculation

Formula #1 Formula #2

150+A&DO2 !"0$ "%&'"( = !"0$ &"*+,&


FiO2 = *100%
760 !-.$ "%&'"( = !-0$ &"*+,&

A!DO2 : alveolar-arterial oxygen gradient A!DO2 = "#$% – "!0%


˂ 20 mmHg : normal "#$% = alveolar-oxygen partial pressure
20-40 mmHg : V/Q mismatch "#$% = value is taken from astrup
40-60 mmHg : shunt
"#$% = (PATM – PH2O) x FiO2 – "!(0% x
˃ 60 mmHg : diffusion disorder 1,25
= (760-47) x FiO2 – "!(0% x 1,25
= 713 x FiO2 – "!(0% x 1,25
True PaO2=(PaO2/ (21+4 (Lpm O2))x21
True PaO2=(PaO2/FiO2) x 0.21

PAO2=((760-47)xFiO2)-(PCO2/0.8)
P(A-a DO2)=PAO2-PaO2
FiO2 needed= (P(A-a DO2)+150)/760
OXYGEN THERAPY

Scott Haldane (1860–1936) was first to brought oxygen


therapy to a rational and scientific basis
Oksigen dapat diklasifikasikan sebagai elemen, gas & obat.
Udara atmosfir mengandung O2 21%.

Terapi oksigen:
Pemberian oksigen dengan konsentrasi lebih besar dari udara ruangan
untuk mengobati atau mencegah hipoksemia.
Terapi oksigen kunci perawatan pada respiratory care.

Tiga tujuan klinis terapi O2:


1. Treat hypoxemia
2. Menurunkan work of breathing (WOB)
3. Menurunkan kerja myocardial

"Mengobati atau mencegah hipoksemia sehingga mencegah hipoksia jaringan


yang dapat mengakibatkan cedera jaringan atau bahkan kematian sel”

Respiratory Care June 2017, 62 (6) 645-661; DOI: https://doi.org/10.4187/respcare.05245


Indikasi untuk terapi oksigen:
➡Terdapat hipoksia/ hipoksemia (gagal napas)
➡Mencapai target saturasi O2 yang diinginkan (sepsis, selama CPR)
➡Terapi kondisi akut/ emergency dimana dicurigai hipoksemia/ hipoksia.
➡Terdapat gangguan pernapasan yang dimanifestasikan:
‣ Dyspnea, tachypnea, bradypnea, apnea
‣ Pucat, anemia, sianosis
‣ Lethargy atau gelisah
‣ Penggunaan otot bantu napas: napas cuping hidung, interkostal atau sternal,
tarikan trakea
‣ Circulatory compromise (shock)
➡Hipertensi pulmonal
➡Terapi jangka pendek: post anestesi atau prosedur pembedahan
➡Paliative care: untuk kenyamanan pasien (LTOT)
➡Keracunan gas (cyanite)

Oxygen Therapy Clinical Best Practice Guideline


Oxygen delivery system:
Sumber oksigen
Pengatur tekanan (pressure regulator) & flow meter
Oxygen delivery device
Pasien

Sumber Oksigen:
Oksigen atmospher (21%)
Oxygen Cylinder (Compressed gas cylinders)
Liquid Oxygen (Liquid oxygen in cryogenic containers)
Medical Oxygen Concentrator
Bagaimana Terapi Oksigen Bekerja?
Transportasi Oksigen
Mayoritas O2 yang dibawa dalam darah terikat dengan hemoglobin.
= SpO2 x Hb% x 1,39 mL / dL

Sejumlah kecil gas oksigen diangkut terlarut dalam plasma.


Dissolved O2 = 0,003 ml/ dL/ mmHg x PaO2

Kandungan Oksigen Arteri (CaO2)


= SpO2 x Hb% x 1,39 mL / dL + 0,003 ml/ dL mmHg x PaO2 ~ 20ml

Kandunga Oksigen Vena (CvO2)


= SpO2 x Hb% x 1,31 mL/ dL + 0,003 ml/ dL/ mmHg x PvO2 ~ 15ml

Pengiriman O2 = CaO2 x cardiac output

Konsumsi O2 = (CaO2-CvO2) x cardiac output

Fraksi Ekstraksi = (CaO2-CvO2)/ CaO2 ~ 25%


Kurva Disosiasi Oxyhemoglobin:
• Hubungan antara jumlah oksigen terlarut dalam darah & jumlah yang terikat pada
hemoglobin.
• Oksigen dapat diukur dalam dua bentuk:
✓Tekanan parsial oksigen atmosfer (PaO2)
✓Saturasi oksigen (SaO2)
✓Perhitungan estimasi saturasi oksigen (SpO2): indirect SaO2

Table 1
97% saturation = 97 PaO2 (normal)
90% saturation = 60 PaO2 (danger)
80% saturation = 45 PaO2 (severe hypoxia)
Gas exchange
Oksigen kaskade: langkah-langkah penurunan tekanan oksigen parsial dari
level tinggi ke lebih rendah sampai mitokondria.

Mixed venous blood PVO2: 40 mmHg

Cell PO2: 5-40 mmHg

Pergerakan oksigen pada tingkat mikrosirkulasi terjadi terutama karena difusi pasif.

Assessment of Oxygen Therapy


Hemoximetry (disebut CO-oximetry) - dikerjakan pada pemeriksaan BGA.
Pulse Oximetry - teknik pemantauan portabel & noninvasif
Risiko hypercapnic
respiratory failure?

Ya Tidak

Target SpO2 Target SpO2 Terutama kondisi akut


88-92% 94-98% Bila usia >70th, target 92-98%

BTS Guidelines

High dose O2 therapy

Oxygen Delivery Medium dose O2 therapy


Initial O2 Therapy
Devices

Low dose O2 therapy


Faktor Yang Menentukan Penggunaan Divice:
1. Kenyamanan, usia & toleransi pasien
2. Tingkat FiO2 yang dibutuhkan & FiO2 bisa dikontrol dalam kisaran tertentu
4. Tingkat humidifikasi &/ nebulisasi
5. Ketahanan minimal untuk bernapas
6. Penggunaan oksigen yang efisien & ekonomis

Kebutuhan aliran normal:


3-4 kali dari MV (MV = TV X RR)

Metode pemberian oksigen


1 Ambient air pressure
➡Low flow system
➡High flow system

2 Positive airway pressure


➡CPAP ( continous positive airway pressure )
➡IPPV ( intermittent positive pressure ventilation )
➡Hyperbaric chamber
Metode Delivery O2
Low flow oxygen delivery system (variable performance)
• FiO2 tergantung pada ventilasi pasien, ukuran & isi oxygen reservoir.
• Flow rate lebih rendah dibandingkan inspiratory flow rate pasien
• Flow rate bervariasi tergantung RR & TV
• FiO2 sulit diprediksi & FiO2 antara 24-90%
High flow oxygen delivery system(fixed performance)
• Berikan FiO2 konstan dengan mengirimkan gas pada laju aliran yang melebihi laju aliran inspiratori
puncak pasien & dengan divices yang mengendalikan proporsi udara ruangan yang tetap.
• Flow rate lebih besar dibandingkan inspiratory flow rate pasien
• Tidak dipengaruhi RR & TV
• FiO2 tetap & akurat
• Reliable

Low Flow Systems High Flow System


Nasal Canul Ventury system
Intransal catheter Oxyhood, Oxygen tent (>1500 ml)
Simple mask (100-250 ml) Fase tent, AMU bag
Partial rebreathing mask (250-1500 ml) T-piece, Tracheostomy collar
Non rebreating mask High flow nasal prongs

CPAP, Heliox, Hyperbaric Oxygen


Low Flow Devices High Flow Devices
Nasal Kanul
Menghasilkan FiO2 24-44% pada O2 1-6 L/ menit
FiO2 = 20% + (4x aliran oksigen liter)

Keuntungan:
Mudah digunakan
Pasien dapat berbicara & makan dengan oksigen di tempat
Kekurangan:
Menyebabkan iritasi mukosa hidung & faring
Kateter Nasofaring
✓Seperti suction catheter dengan multiple openings
✓Ukuran 8-14 Fr
✓Dimasukkan hingga lipatan soft palate
✓Perlu diubah dari 1 lubang hidung ke lainnya setiap 8 jam.
✓FiO2 bisa mencapai 40%
Keuntungan: aliran gas tidak mengenai pada satu area
Kerugian: iritasi hidung, mengeringkan mukosa
Face Mask
✓Flow rate minimal 4 L/ menit untuk menghindari rebreathing (6-10 L/ mnt)
✓FiO2: 35-65% bergantung pada laju aliran, ukuran masker, pola pernapasan
Keuntungan:
✓Memberikan oksigen untuk waktu yang singkat
✓Berguna untuk pernafasan mulut
Kekurangan:
✓Harus dibuka saat makan & minum
✓Komunikasi agak sulit, obstruct coughing
✓Tidak nyaman & tidak dapat digunakan untuk jangka panjang
PARTIAL REBREATHING MASK
• Masker dengan kantong penampung, tetapi tanpa katup satu arah. Aliran rendah, 8-12 L/mnt.
• Kantong harus tetap setidaknya 1/3 penuh selama inspirasi
• Insp: ambil gas dari kantong & udara ruangan; Exp: 1/3 pertama gas dihembuskan ke dalam
kantong (dead space)
• Memberikan FiO2 ~ 60%
• Keuntungan:
• Dapat menghirup udara melalui ruangan
• Tidak mudah mengeringkan mukosa
• Kerugian:
• Memerlukan tight seal
• Sulit makan & berbicara, tidak nyaman
NON REBREATHING MASK
Terdapat dua katup satu arah mencegah konservasi udara yang dihembuskan.
Memberikan FiO2 95-100% pada laju aliran 8-15 L / menit.
Keuntungan:
Memberikan konsentrasi oksigen setinggi mungkin
Cocok untuk pernapasan spontan dengan hipoksemia berat
Kerugian:
Tidak praktis untuk terapi jangka panjang
Kurang nyaman
Oxygen hood
Merupakan kubah atau kotak plastik dengan oksigen
didalamnya yang hangat & lembab
Kap atau kubah ditempatkan di atas kepala.
Exhalasi gas keluar melalui jalan keluar dileher

Oxygen tents
Tenda oksigen merupkan plastik yang diletakkan atas
tempat tidur yang dihubungkan dengan oksigen.

Face tent/ face shield


High flow soft plastic bucket
Ditoleransi dengan baik
FiO2 40%, 10-15 L / mnt
Akses suctioning tanpa mengganggu oksigenasi
MASKER TRACHEOSTOMY
Diarahkan ke trakea
Diindikasikan untuk terapi O2 jangka panjang
FIO2 akurat, aliran O2 8-10 L/ Mnt

Keuntungan:
Menghasilkan konsentrasi O2 yang tinggi
Stabil & tidak bergerak ketika pasien dipindahkan atau dibersihkan.

Kekurangan:
Kurang nyaman
Sistem Venturi
✓Udara ruangan medilusi oksigen yang memasuki tubing ke
konsentrasi tertentu
✓Menerapkan prinsip Bernoulli
✓FiO2 24-60%, pada aliran 4-15 L/ menit.

Keuntungan:
Menghasilkan konsentrasi O2 yang paling tepat
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kekurangan:
Kurang nyaman
Risiko iritasi kulit
Nasal High Flow Oxygen Therapy (NHF)
Menyediakan pengiriman O2 hingga 60 L/ menit (dihangatkan & dilembabkan), udara
campuran & oksigen NC.
Menyediakan O2 & continuous positive airway pressure (CPAP)
HFNP dapat mengurangi kebutuhan CPAP/ intubasi, atau membantu proses weaning
Pada aliran tinggi 2 L/ Kg/ menit dengan NC, tekanan positif 4-8 cmH2O
Meningkatkan FRC & mengurangi work of breathing

Indikasi:
• Distres pernapasan sedang-berat (bronchiolitis, pneumonia, CHF)
• Respiratory support post extubation
• Weaning dari CPAP atau BIPAP
• Suport napas penyakit neuromuskular

Komplikasi:
Kontraindikasi:
Distensi lambung
Hidung tersumbat/ atresia koanal
Pressure areas
Trauma/ operasi nasopharing
Pneumotoraks
Efek fisiologis terapi high-flow nasal canul therapy:
Pharyngeal dead speace washout
Pengurangan resistensi nasofaring

Memberikan positive expiratory pressure

Alveolar recruitment
Humidifikasi & peningkatan toleransi

Regulasi FiO2 & meningkatkan mucociliary clearance

✓Memperbaiki saturasi O2
✓Skala KENYAMANAN
pasien meningkat
✓Mengurangi kebutuhan
akan ventilasi mekanis

John F Fraser, Amy J Spooner, Kimble R Dunster, Chris M Anstey, Amanda Corley Thorax August 2016 Vol 71 No 8
FIGURE Recommended algorithm for high-flow
nasal cannula use in acute hypoxaemic
respiratory failure in immunocompetent or
immunocompromised patients.
#: arterial oxygen tension (PaO2)/inspiratory oxygen
fraction (FiO2) <300 (patients with arterial carbon dioxide tension (PaCO2) >45 mmHg and pH <7.35 are
excluded); ¶: systolic arterial blood pressure <90 mmHg despite adequate fluid administration; +: the rationale for change in
nasal high flow (NHF) settings are as follows. 1) Flow rate could be adjusted downwards by 5–10 L·min−1 per 1–2 h if none
of the negative prognostic factors are present. However, if targets of arterial oxygen saturation measured by pulse oximetry
(SpO2) and respiratory rate are not achieved, while the flow rate is <60 L·min−1, increase of flow rate by 5–10 L·min−1 is
preferred to raising FiO2; 2) increase in FiO2 causes increases in PaO2 and SpO2; 3) temperature can be set at 37°C or
lower (31–34°C), based on the patient’s comfort; §: haemodynamic instability is defined by heart rate >140 beats·min−1 or
change >20% from baseline and/or systolic arterial blood pressure >180 mmHg, <90 mmHg or decrease >40 mmHg from
baseline.
MV: mechanical ventilation; SOT: standard oxygen treatment.

Ischaki E, Pantazopoulos I, Zakynthinos S. Nasal high flow therapy: a novel


treatment rather than a more expensive oxygen device. Eur Respir Rev 2017; 26:
170028 [https://doi.org/10.1183/ 16000617.0028-2017]
Menyiapkan peralatan
• Ukuran kanula hidung & pipa sirkuit yang sesuai
• Hubungkan kanula nasal ke adaptor pada tubing sirkuit, & rangkaian tubing ke humidifier
• Pasang selang oksigen dari sumber oksigen
• Hubungkan tabung oksigen dari blender ke humidifier
• Pasang air bag untuk humidifier & nyalakan (370C)
• Prongs tidak harus benar-benar menutup lubang hidung

Mulai HFNP pada pengaturan berikut:


✓Laju alir
≤10Kg: 2 L / kg / mnt
> 10Kg: 2 L / kg / mnt untuk 10 kg pertama + 0,5 L / kg / mnt untuk setiap kg
Mulai di 6 L/ mnt & naikkan hingga laju aliran sasaran selama beberapa menit, biarkan pasien
menyesuaikan dengan aliran tinggi

✓FiO2 bisa mulai dari 50-60% atau 100%.


Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT)
Tekanan O2 ruangan & FiO2 tinggi (100%) ➟ difusi O2 ke plasma 10x konsentrasi normal
Pasien selalu diawasi selama HBOT

Indikasi HBOT
1. Emboli Udara atau Gas
2. Keracunan Karbon Monoksida
3. Gas Gangrene
4. Crush Injury, Compartment Syndrome dan Traumatic Ischemias Akut lainnya
5. Penyakit dekompresi
6. Insufisiensi arteri: • Oklusi Arteri Retina sentral
7. Anemia Berat
8. Abses intrakranial
9. Necrotizing Soft Tissue Infections
10. Delayed Radiation Injury (Nekrosis Jaringan Lunak & Tulang)
11. Graft & Flaps yang Terganggu
12. Luka Bakar Termal Akut
Long-term oxygen therapy (LTOT)
Meningkatkan kelangsungan hidup, exercise, kualitas tidur & kinerja.
Perbaikan hipoksemia mengurangi kekhawatiran tentang retensi CO2.
Metode pemberian O2: nasal, pulse demand, reservoir cannulae & transtracheal catheter.

Tujuan LTOT mempertahankan SaO2 >90% selama istirahat, tidur & aktivitas.
Pasien aktif membutuhkan oksigen portabel.

Jika O2 diberikan selama eksaserbasi, periksa kembali BGA setelah 30-90 hari.
Weaning O2 karena perbaikan PaO2 atau ada efeksamping.
Edukasi pasien meningkatkan kepatuhan.

BTS Guidelines, Hardinge M, et al. Thorax 2015;70:i1–i43. doi:10.1136/thoraxjnl-2015-206865


International Journal of COPD 2008:3(2) 231–237
Oxygen Dose
Patient demand
RR X TV = MV
Minute alveolar ventilation: the total volume of gas entering the lungs per minute

Flow meter

O2 devices

Monitoring
Monitoring terapi oksigen:
• Terapi O2 tidak boleh dihentikan tiba-tiba.
• Dosis O2 harus dihitung dengan hati-hati.

Evaluasi:
• Pola napas & normal rate.
• Nail beds, bibir, konjungtiva berwarna pink
• Tidak ada confusion, disorientation.
• Kandungan O2 arteri atau hemoglobin
• SpO2 dalam batas normal.

Kapan harus menghentikan terapi O2 (Weaning):


✓Pasien sudah nyaman, penyakit dasarnya stabil, vital sign, warna kulit & SpO2
kisaran normal.
✓Weaning bertahap dengan menghentikan/ menurunkan konsentrasi O2 jangka waktu
tetap (30 menit) & mengevaluasi kembali parameter klinis & SpO2 secara berkala.
General principles of titrated oxygen therapy
Sisi Buruk Pemakaian Oksigen:
• Penghambatan hypoxic pulmonary vascontriction
• Peningkatan SVR (Sistemic Vascular Resistance) dengan penurunan aliran darah
koroner, serebral & ginjal
• Peningkatan produksi reactive oxygen species
• Penurunan paradoks konsumsi O2 karena maldistribusi aliran darah (shunt perifer untuk
melindungi organ vital).
• CO2 narkosis: PPOK, FiO2 tinggi menggeser hypoxic drive yang menyebabkan
hipoventilasi & narcosis.
• Drying of mucous membranes
• Infeksi
• Denitrogenation Absorption Atelectasis
O2 memindahkan semua N2 ke jalan napas: Karena kelarutan, terabsorbsi menyebabkan
alveolar kolaps pada alveolus dengan perfusi tinggi & ventilasi buruk (pada PPOK).
Pencegahan Toksisitas O2:
✓Gunakan FiO2 terendah untuk waktu tersingkat
✓Air break - periode intermiten pada pernapasan udara
✓Penggunaan PEEP lebih awal untuk mengurangi shunts
✓Mempertahankan keseimbangan asam basa
✓Pemberian antioxydan seperti Vitamin C & E

Konsentrasi oksigen >50% selama 24-48 jam dapat


menyebabkan perubahan patologis di paru
Terapi pasien bukan BGA (melengkapi penilaian
klinis bukan menggantikannya)
Hipoksia sangat berbahaya & letal
Kondisi klinis mendasari terapi O2
Pulmonary HTN
Cardiac failure
Cerebral injury Shock
Chest Injury
Post operative pain
Pulmonary embolism
Upper airway obstruction
COPD
Endotracheal intubation
Congenital heart disease
Atelectasis
Pneumothoraks
HIGH FLOW/ FIXED DELIVERY SYSTEMS
Menyediakan FiO2 tetap (0,24 - 1,0) terlepas dari inspirasi pasien.
✓Air Entrainment Mask (Venturi)
✓Air Entrainment Nebulizer;
✓Nasal High Flow Oxygen Therapy;
✓Mechanical Ventilators (invasive Noninvasive);
✓CPAP Machines;
✓Resuscitation Bags; and
✓Hyperbaric Oxygen Chambers.
How to Manage Hypoxemia
Toksisitas oksigen:
✓Karena kelebihan produksi radikal bebas dari molekul oksigen
✓Ion superoksida
✓Hidrogen peroksida
✓Singlet oksigen

Toxicity O2:
• Pernapasan: ARDS Like Syndrome
• Neurologis: Seizure (hyperbaric)
• Anak: Displasia Bronkopulmonary, Retrolental fibroplasia

Konsentrasi oksigen >50% selama 24-48 jam dapat


menyebabkan perubahan patologis di paru

Pencegahan Toksisitas O2:


✓Gunakan FiO2 terendah untuk waktu tersingkat
✓Air break - intermiten periode pada pernapasan udara
✓Penggunaan PEEP lebih awal untuk mengurangi shunts
✓Mempertahankan keseimbangan asam basa
✓Pemberian antioxydan seperti Vitamin C & E
Sistem Venturi
✓Udara ruangan medilusi oksigen yang memasuki tubing ke
konsentrasi tertentu
✓Menerapkan prinsip Bernoulli
✓FiO2 24-60%, pada aliran 4-15 L/ menit.

Perhitungan total aliran gas = Aliran oksigen dalam L / menit + aliran udara
masuk
Aliran udara yang masuk = Aliran oksigen x (1-FiO2)
FiO2-0.2

Keuntungan:
Menghasilkan konsentrasi Oksigen yang paling tepat
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kekurangan:
Tidak nyaman
Risiko iritasi kulit
Kontraindikasi absolut & Kemungkinan Adverse Effects:

Kontraindikasi Absolut:
✓Pasien menolak untuk menerima terapi oksigen
✓Penggunaan beberapa divices terapi O2 (Nasal kanul & nasopharyngeal catheter
pada pasien yang memiliki obstruksi nasal)

Potensi Efek Samping:


✓Toksisitas oksigen
✓Stres oksidatif
✓Depresi napas pada pasien dengan hypercarbia kronis
✓Retinopati prematuritas
✓Absorption atelectasis
Sifat fisik oksigen:
✓Berat molekul 32 & berat jenis 1.105
✓Dapat bergabung dengan semua elemen lain kecuali gas inert lainnya untuk membentuk
oksida.
✓Oksigen sebagai oksidator.
✓Merupakan gas yang tidak berwarna & tidak berbau.
✓Mempercepat pembakaran.
✓Suhu kritisnya -118,4 C (di atas suhu kritis ini oksigen hanya dapat sebagai gas tanpa
tekanan).
✓Lingkungan yang kaya oksigen memiliki 23% oksigen di udara.
British Journal of Anaesthesia, 120(1): 18e27 (2018)

You might also like