Professional Documents
Culture Documents
Respiratory System
Arterial Blood Gas Analysis
Blood Gas Sampling
Brief Overview of Acid-Base Physiology
Acid-Base Nomograms
Hypoxemia
Oxygen therapy
Define the oxygen therapy and its indications
Discuss the type of oxygen therapy
List the purpose of using the oxygen therapy
Explain the procedure
Demonstrate the procedure
List Complication of oxygen therapy and hazards
Respiratory System
Fungsi Paru
• Fungsi pertukaran gas O2 & CO2:
ventilasi - difusi (fungsi utama)
• Pertukaran panas
CNS (medulla)
Peripheral nervous system
(phrenic nerve)
Respiratory muscles
Chest wall
Lung
Upper airway
Bronchial tree
Alveoli
Pulmonary vasculature
Obstructive Pathophysiology
Restrictive Pathophysiology
Diffusion Pathophysiology
Ventilation Pathophysiology
Control System Pathophysiology
RESPIRATORY
Anatomy, signs, symptoms
Management respiratory emergencies:
Upper airway
Lower airway
Inadequate Breathing
Laju pernapasan <12 atau >20*
Respirasi dangkal atau irregular
Ekspansi dinding dada tidak sama
Suara napas menurun atau tidak ada
Penggunaan otot batu napas (aksesori)
Warna kulit pucat atau sianotik & dingin
Dll
Blood Gas Analysis
• Produksi CO2 konstan ➙ PaCO2 • Fungsi sistem cardiopulmonary & faktor PaO2,
FiO2, Hb.
tergantung ventilasi alveolar.
• PaO2 & SaO2 digunakan penilaian status oksigenasi.
• PaCO2 ➙ hipoventilasi alveolar &
• Saturasi O2 (SpO2/ SaO2) ➙ indikator kandungan O2
PaCO2 ➡ ➙ hiperventilasi alveolar. arteri yang lebih baik daripada PaO2 (98% O2 darah
dalam keadaan berikatan dengan Hb).
• PaO2 harus selalu ditafsirkan dengan konsentrasi
FiO2 & usia (PaO2 arteri menurun berdasarkan usia).
–Six steps
logical approach originally proposed by Narins & Emmett (1980) & modified
by Morganroth in 1991
Potensi Kesalahan Preanalisis
Selama persiapan sebelum pengambilan sampel:
✓Penggunaan jenis atau jumlah antikoagulan yang salah
- Dilusi karena penggunaan heparin cair;
- Jumlah heparin yang tidak cukup;
- Pengikatan elektrolit ke heparin;
Antikoagulan sitrat & EDTA sedikit bersifat asam yang risiko meningkatkan pH rendah.
In Vivo Values Air Contamination
pH 7.40 7.45
pCO2 40 30
PO2 95 110
BMJ 2013; 346 doi: https://doi.org/10.1136/bmj.f16
https://nurseslabs.com/8-step-guide-abg-analysis-tic-tac-toe-method/
Nilai Normal BGA
HCO3 22 27 METABOLIC
Asidosis Alkalosi
BE -3 3
PaO2 80 100
Hipoksemia Hiperoksemia
SaO2 90 100
Acidemia atau Alkalemia
• Lihat nilai pH:
• <7.35 : Acidemia
• >7.45 : Alkalemia
• Kelainan asam basa bisa terjadi walaupun pH atau PCO2 normal
• Jika pH atau PCO2 normal, bisa juga ada gangguan asam basa
campuran metabolik & respiratorik
Unmeasur
Unmeasur
ed anions
ed cations
Cl-
Na+
HCO3-
1. Quantitative devices
Mengukur endtidal CO2 (EtCO2) yang tepat
(Capnometry)
2. Qualitative devices
Hypercarbia
HiPOksEMIA &
HiPOksIA
Venous Admixture
V/Q mismatch
Lung India : Indian Chest Society. 2017;34(1):47-60. doi:10.4103/0970-2113.197116.
Grading Hypoxemia
PaO2
PaO 2 SaO2
SpO (%)
2 (%)
Normal 97 97
Kisaran normal >80 >95
Hipoksemia <80 <95
Ringan 60-79 90-94
Sedang 40-59 75-89
Berat <40 <75
PaO2 ➡ ➡ PaO2 ➡
PaCO2 N/➡ PaCO2
Pathophysiology of
Respiratory Failure
Respiratory
Failure
Eur Respir J 2003; 22: Suppl. 47, 3s–14s
Type of Respiratory Failure
Type 1
AHRF Penurunan V/Q
Type 2
Ventilatory Ventilasi tidak adekuat
Penurunan perfusi
Hypercapnia
Metabolic Severe Respiratory Acidosis
acidosis hypoxemia
refractory to
O2
Penilaian kebutuhan O2:
Ditentukan oleh pengukuran oxygen tensions &/ saturasi (invasif/
noninvasif), &/ indikator klinis.
• Presentasi klinis
• Pulse oximetry
• Gas darah arteri
Kesalahan dalam pulse oximetry:
➡Kuku buatan
➡Pigmentasi gelap
➡Electrical
➡Pewarna intravena
➡Gerakan
➡Cat kuku
➡Pulsatile venous system
➡Cahaya yang terpancar
➡Edema
Nilai normal 0-10 mmHg (<20 mmHg) (2.5 + 0.21 x age in years)
Dengan konsentrasi O2 lebih tinggi, maka A-a gradient juga akan meningkat
Suplai oksigen tergantung pada Hb, SaO2 & cardiac output (Q).
Oksigen fluks menunjukkan jumlah total oksigen yang dikirim ke tubuh per
menit & persamaan nya:
Fluks oksigen = 1,34 x Hb ⦗g/ dL⦘ x (SaO2/ 100) x (Q ⦗mL / min⦘)/ 100
= 1000 mL/ mnt
Oxygen Doses
FiO2 calculation
Formula #1 Formula #2
PAO2=((760-47)xFiO2)-(PCO2/0.8)
P(A-a DO2)=PAO2-PaO2
FiO2 needed= (P(A-a DO2)+150)/760
OXYGEN THERAPY
Terapi oksigen:
Pemberian oksigen dengan konsentrasi lebih besar dari udara ruangan
untuk mengobati atau mencegah hipoksemia.
Terapi oksigen kunci perawatan pada respiratory care.
Sumber Oksigen:
Oksigen atmospher (21%)
Oxygen Cylinder (Compressed gas cylinders)
Liquid Oxygen (Liquid oxygen in cryogenic containers)
Medical Oxygen Concentrator
Bagaimana Terapi Oksigen Bekerja?
Transportasi Oksigen
Mayoritas O2 yang dibawa dalam darah terikat dengan hemoglobin.
= SpO2 x Hb% x 1,39 mL / dL
Table 1
97% saturation = 97 PaO2 (normal)
90% saturation = 60 PaO2 (danger)
80% saturation = 45 PaO2 (severe hypoxia)
Gas exchange
Oksigen kaskade: langkah-langkah penurunan tekanan oksigen parsial dari
level tinggi ke lebih rendah sampai mitokondria.
Pergerakan oksigen pada tingkat mikrosirkulasi terjadi terutama karena difusi pasif.
Ya Tidak
BTS Guidelines
Keuntungan:
Mudah digunakan
Pasien dapat berbicara & makan dengan oksigen di tempat
Kekurangan:
Menyebabkan iritasi mukosa hidung & faring
Kateter Nasofaring
✓Seperti suction catheter dengan multiple openings
✓Ukuran 8-14 Fr
✓Dimasukkan hingga lipatan soft palate
✓Perlu diubah dari 1 lubang hidung ke lainnya setiap 8 jam.
✓FiO2 bisa mencapai 40%
Keuntungan: aliran gas tidak mengenai pada satu area
Kerugian: iritasi hidung, mengeringkan mukosa
Face Mask
✓Flow rate minimal 4 L/ menit untuk menghindari rebreathing (6-10 L/ mnt)
✓FiO2: 35-65% bergantung pada laju aliran, ukuran masker, pola pernapasan
Keuntungan:
✓Memberikan oksigen untuk waktu yang singkat
✓Berguna untuk pernafasan mulut
Kekurangan:
✓Harus dibuka saat makan & minum
✓Komunikasi agak sulit, obstruct coughing
✓Tidak nyaman & tidak dapat digunakan untuk jangka panjang
PARTIAL REBREATHING MASK
• Masker dengan kantong penampung, tetapi tanpa katup satu arah. Aliran rendah, 8-12 L/mnt.
• Kantong harus tetap setidaknya 1/3 penuh selama inspirasi
• Insp: ambil gas dari kantong & udara ruangan; Exp: 1/3 pertama gas dihembuskan ke dalam
kantong (dead space)
• Memberikan FiO2 ~ 60%
• Keuntungan:
• Dapat menghirup udara melalui ruangan
• Tidak mudah mengeringkan mukosa
• Kerugian:
• Memerlukan tight seal
• Sulit makan & berbicara, tidak nyaman
NON REBREATHING MASK
Terdapat dua katup satu arah mencegah konservasi udara yang dihembuskan.
Memberikan FiO2 95-100% pada laju aliran 8-15 L / menit.
Keuntungan:
Memberikan konsentrasi oksigen setinggi mungkin
Cocok untuk pernapasan spontan dengan hipoksemia berat
Kerugian:
Tidak praktis untuk terapi jangka panjang
Kurang nyaman
Oxygen hood
Merupakan kubah atau kotak plastik dengan oksigen
didalamnya yang hangat & lembab
Kap atau kubah ditempatkan di atas kepala.
Exhalasi gas keluar melalui jalan keluar dileher
Oxygen tents
Tenda oksigen merupkan plastik yang diletakkan atas
tempat tidur yang dihubungkan dengan oksigen.
Keuntungan:
Menghasilkan konsentrasi O2 yang tinggi
Stabil & tidak bergerak ketika pasien dipindahkan atau dibersihkan.
Kekurangan:
Kurang nyaman
Sistem Venturi
✓Udara ruangan medilusi oksigen yang memasuki tubing ke
konsentrasi tertentu
✓Menerapkan prinsip Bernoulli
✓FiO2 24-60%, pada aliran 4-15 L/ menit.
Keuntungan:
Menghasilkan konsentrasi O2 yang paling tepat
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kekurangan:
Kurang nyaman
Risiko iritasi kulit
Nasal High Flow Oxygen Therapy (NHF)
Menyediakan pengiriman O2 hingga 60 L/ menit (dihangatkan & dilembabkan), udara
campuran & oksigen NC.
Menyediakan O2 & continuous positive airway pressure (CPAP)
HFNP dapat mengurangi kebutuhan CPAP/ intubasi, atau membantu proses weaning
Pada aliran tinggi 2 L/ Kg/ menit dengan NC, tekanan positif 4-8 cmH2O
Meningkatkan FRC & mengurangi work of breathing
Indikasi:
• Distres pernapasan sedang-berat (bronchiolitis, pneumonia, CHF)
• Respiratory support post extubation
• Weaning dari CPAP atau BIPAP
• Suport napas penyakit neuromuskular
Komplikasi:
Kontraindikasi:
Distensi lambung
Hidung tersumbat/ atresia koanal
Pressure areas
Trauma/ operasi nasopharing
Pneumotoraks
Efek fisiologis terapi high-flow nasal canul therapy:
Pharyngeal dead speace washout
Pengurangan resistensi nasofaring
Alveolar recruitment
Humidifikasi & peningkatan toleransi
✓Memperbaiki saturasi O2
✓Skala KENYAMANAN
pasien meningkat
✓Mengurangi kebutuhan
akan ventilasi mekanis
John F Fraser, Amy J Spooner, Kimble R Dunster, Chris M Anstey, Amanda Corley Thorax August 2016 Vol 71 No 8
FIGURE Recommended algorithm for high-flow
nasal cannula use in acute hypoxaemic
respiratory failure in immunocompetent or
immunocompromised patients.
#: arterial oxygen tension (PaO2)/inspiratory oxygen
fraction (FiO2) <300 (patients with arterial carbon dioxide tension (PaCO2) >45 mmHg and pH <7.35 are
excluded); ¶: systolic arterial blood pressure <90 mmHg despite adequate fluid administration; +: the rationale for change in
nasal high flow (NHF) settings are as follows. 1) Flow rate could be adjusted downwards by 5–10 L·min−1 per 1–2 h if none
of the negative prognostic factors are present. However, if targets of arterial oxygen saturation measured by pulse oximetry
(SpO2) and respiratory rate are not achieved, while the flow rate is <60 L·min−1, increase of flow rate by 5–10 L·min−1 is
preferred to raising FiO2; 2) increase in FiO2 causes increases in PaO2 and SpO2; 3) temperature can be set at 37°C or
lower (31–34°C), based on the patient’s comfort; §: haemodynamic instability is defined by heart rate >140 beats·min−1 or
change >20% from baseline and/or systolic arterial blood pressure >180 mmHg, <90 mmHg or decrease >40 mmHg from
baseline.
MV: mechanical ventilation; SOT: standard oxygen treatment.
Indikasi HBOT
1. Emboli Udara atau Gas
2. Keracunan Karbon Monoksida
3. Gas Gangrene
4. Crush Injury, Compartment Syndrome dan Traumatic Ischemias Akut lainnya
5. Penyakit dekompresi
6. Insufisiensi arteri: • Oklusi Arteri Retina sentral
7. Anemia Berat
8. Abses intrakranial
9. Necrotizing Soft Tissue Infections
10. Delayed Radiation Injury (Nekrosis Jaringan Lunak & Tulang)
11. Graft & Flaps yang Terganggu
12. Luka Bakar Termal Akut
Long-term oxygen therapy (LTOT)
Meningkatkan kelangsungan hidup, exercise, kualitas tidur & kinerja.
Perbaikan hipoksemia mengurangi kekhawatiran tentang retensi CO2.
Metode pemberian O2: nasal, pulse demand, reservoir cannulae & transtracheal catheter.
Tujuan LTOT mempertahankan SaO2 >90% selama istirahat, tidur & aktivitas.
Pasien aktif membutuhkan oksigen portabel.
Jika O2 diberikan selama eksaserbasi, periksa kembali BGA setelah 30-90 hari.
Weaning O2 karena perbaikan PaO2 atau ada efeksamping.
Edukasi pasien meningkatkan kepatuhan.
Flow meter
O2 devices
Monitoring
Monitoring terapi oksigen:
• Terapi O2 tidak boleh dihentikan tiba-tiba.
• Dosis O2 harus dihitung dengan hati-hati.
Evaluasi:
• Pola napas & normal rate.
• Nail beds, bibir, konjungtiva berwarna pink
• Tidak ada confusion, disorientation.
• Kandungan O2 arteri atau hemoglobin
• SpO2 dalam batas normal.
Toxicity O2:
• Pernapasan: ARDS Like Syndrome
• Neurologis: Seizure (hyperbaric)
• Anak: Displasia Bronkopulmonary, Retrolental fibroplasia
Perhitungan total aliran gas = Aliran oksigen dalam L / menit + aliran udara
masuk
Aliran udara yang masuk = Aliran oksigen x (1-FiO2)
FiO2-0.2
Keuntungan:
Menghasilkan konsentrasi Oksigen yang paling tepat
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kekurangan:
Tidak nyaman
Risiko iritasi kulit
Kontraindikasi absolut & Kemungkinan Adverse Effects:
Kontraindikasi Absolut:
✓Pasien menolak untuk menerima terapi oksigen
✓Penggunaan beberapa divices terapi O2 (Nasal kanul & nasopharyngeal catheter
pada pasien yang memiliki obstruksi nasal)