You are on page 1of 6

CBL 1 BLOK 12

A twenty five years old women complained pain in lower posterior


right teeth. Past dental history showed large cavity and tooth feel
pain when contacted with sweet food and cold water, the pain feel
around 4 second
Objective examination:
36: oclusal cavity with dentin depth
Sondasi: + pain
Perkusi: -
Palpasi: -
Vitality test (thermal test) 36: + (pain around 5 second)
Radiograph showed radioluscent area in oclusal approaching pulp
horn.
Periapikal tissue shows normal condition
When the dentist escavate the caries there are a perforation on the
pulp horn around 0,5 mm (pin point)

A. Menentukan masalah

1. Interpetasi pemeriksaan objektif?


2. Diagnosis dari kasus tersbut?
3. Differential diagnosis?
4. Etiologi penyakit?
5. Patofisiologi penyakit?
6. Indikasi dan kontraindikasi dari perawatan yang sesuai pada
scenario?
7. Perawatan yang tepat pada scenario dan macam perawatan
lainnya?
8. Material yang digunakan pada perawatan tersebut?
9. Peforasi pada tanduk pulpa apakah mempengaruhi rencana
perawatan?
10. Teknik atau cara pengaplikasian bahan medikasi pada
perawatan?
11. Prognosis?

B. JAWABAN
1. Sondasi + : untuk memberikan rangsang taktil untuk menentukn
ada tidaknya sensitifitas dentin. Sensitifitas dentin bisa
disebabkan karena dingin,kimia,taktil,mekanis dll. Dimana
didalam dentin terdapat tubulus dentinalis dan terdapat cairan
dentin apabila terkena stimulus maka menyebabkan cairan
dentin mengalir dengan cepat shg terjadi hydrodynamic force
yang merupakan aksi dari serabut A delta

Perkusi -: menandakan tidak ada inflmasi pada ligament


periodontal.
Palpasi -: tidak menunjukan pembengkakan/inflmasi yang aktif.
Pembekakan bukan hanya yang fluktuasi , rasa nyeri juga
menjadi tanda peradangan.
Vitalitas + : menandakan bahwa pulpa masih vital.
Radiograf: tedapat radiolusen mendekati tanduk pulpa
menandakan bahwa karies sudah sampai dentin
Periapikal tissue : normal
Perforasi: tertembus akar diakibat karena perawatan endodontic
Perforasi :perforasi bisa di tanduk pulpa ataupun diakar. Saat
preparasi menembus pulpa berupa pit point. (cohen path way of
the pulp)
Direct complete excavation dapat menyebabkan pulp exposure.
Karena pengambilan karies secara menyeluruh . kemungkinan
terjadi pulp exposure sekitar 40 % dan stepwise excavation
17,5%( masih meninggalkan jaringan karies)

Cara mengetahui pin point: papabila saat membersihkan


jaringan karies akan terlihat seperti rembesan darah

2. Diagnosis :
Gigi vital pulpitis reversible (normal apical tissue)
Karena tes thermal + sakit 5 detik , sakit saat makan manis dan
dingin (sakit apabila ada stimulus), tidak ada sakit spontan.

Pulpitis reversible rasa sakit tajam yang disebebkan adanya


serabut saraf A delta. Juga rasa sakitnya tidak berkepanjangan.

3. Ddx :
Pulpitis irreversible. Perbedaannya dengan reversible ada rasa
sakit spontan
Pulpitis reversible asymptomatic
Pulpitis reversible disertai dengan chronic periradikuler
periodontitis. Perbedaannya pada radiograf

4. Etiologi:
Karies hingga dentin
Inflamasi disebebkan oleh iritan
mikroba(bakteri),mekanis(kesalahan teknik operator) dan
kimiawi (bahan tumpat)
Fisik ; mekanik,thermal dan elektrik(arus galvanic)
Mekanik: iatrogenic,lesi non karies
Thermal : makanan panas dan dingin

5. Patofisologi :

Karies dentin ->invasi iritan bakteri melalui tubulus dentinalis


-> rasa sakit -> inflmasi-> pulpitis

Demineralisasi bahan-bahan anorganik pada enamel  imvasi


bakteri secara horixontal maumpun vertical  sampai dentin 
pada predentin terdapat kolagen dan cairan disini akan terjad
sensitivitas  invasi ke tubulus dentinalis  maka iritan akan
merusak odontoblas dan membentuk odontoblast like cell
sehingga terbentuk dentin reparative  invasi bakteri terus
berlanjut  invasi ke pulpa  respon imun  inflmasi
nekrosis  bisa berlanjut ke abses

Serat C pada pulpa juga terstimulus akibat mkanan dingin,


panas dan juga mediator inflmasi seperti histamine,dan
bradykinin.

6. Indikasi dan kontra indikasi

Pulp capping indirect: dentin yang terbentuk dentin reaksioner


akibat adanya rangsangan ringan sampai sedang
Indikasi karies dalam hingga dentin mendekati pulpa, gigi
permanen dan gigi susu dengan normal pulpa dan pulpitis
reversible asymptomatic, tidak ada pelebaran jaringan
periodontal(inflamasi jaringan periodontal), deep lesion,

Kontraindikasi  pulpitis reversible symptomatic , adanya


kelainan jaringan apikal

Pulp capping direct:terbentuk dentin reparative akibat adanya


stimulus mild to moderate
Indikasi  pulpa vital,gigi sulung dengan pulp exposure tidak
lebih dari 1 mm ,gigi permanen dengan pulp exposure <1mm
tanpa gejala, pulp exposure akibat kesalahan operator sebesar
pin point

Kontraindikasi  ada nyeri spontan, terjadinya pendarahan yg


tidak terkontrol, peradangan jaringan periodontal
Apabila pulpa exposure dalam keadaan karies maka
jangan di direct capping pulp. Namun trjadi pulp exposure
pulpa saat steril bisa dilakukan direct capping pulp
Macam perawatan lain:
Pulpotomi : bisa karena trauma mekanis atau karies , tidak ada
tanda patologis scr klinis dan radiograf pada kelainan periapikal
Partial pulpotomi: menghilangkan jaringan pulpa pada
superficial 1-2 mm pada bagian coronal. Indikasi nya
pendarahan akibat pin point, apabila pendarahan tidak
terkontrol. Pada gigi dicidui dan gigi permanen muda dimana
foramen apical belum menutup. Untuk mempertahakan pulpa
radikuler.
Pulpektomi: mengambil seluruh jaringan pulpa, dengan keadaan
gigi vital. Tidak ada kelainan pada periapikal. Invasi bakteri
meluas hingga saluran akar.
7. Material Direct Pulp Capping:
CH (calcium hydroxide) dan MTA (mineral trioxide aggregate)
kedua bahan ini dpat menginduksi pembentukan dentin
reparative dengan cara merilis atau melepaskan growth factor
dari dentin matriks. Gworth factor akan menginduksi proses
differensiasi dari stem cell untuk membetntuk odontoblas like
cell sehingga terbentuk dentin reparative
CH yang digunakan adalah hard setting . komposisi dari hard
setting adalah pasta (base+ katalis)dimana sifatnya daya serap
rendah dan daya larut rendah dan merupakan fast setting atu
high setting (high strength,antimicrobial rendah)

8. Teknik cara pengaplikasian bahan perawatan:


Direct pulp capping
Karies dibersihkan  aplikasi bahan CH atau MTA dilapisi
GIC  tumpatan sementara  evaluasi  tumpatan permanen

9. Prognosis
Prognosis baik karena gejala hanya mucul karena ada stimuli
dan respon sakit hanya sebentar  pulpitis reversible
Prognosis buruk apabila tidak dilakukan isoloasi dan pulp
exposurenya dalam dan derajat inlfmasi yg tinggi

You might also like