You are on page 1of 18

CHOLELITHIASIS

DEFINISI

Cholelithiasis adalah penyakit batu empedu; chole = awalan mengenai empedu, lithos = batu.

Cholelithiasis menunjukkan penyakit batu empedu yang dapat ditemukan didlam kandung empedu,
atau didalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya.

Batu empedu yang mengandung material kristal atau amorf dapat mempunyai berbagai macam
bentuk. Batu tersebut dibentuk di dalam vesika felea.

Empedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1500 cc/hari, terdiri dari larutan netral dari
garam empedu yang terikat dalam bentuk natrium, kolesterol, fosfolipid dan pigmen empedu.

Faktor predisposisi terbentuknya batu empedu :

1. Ekskresi garam empedu

Asam empedu dihidroksi (chenodeoxycholyc dan deoxycholic acid) kurang polar dibandingkan asam
trihidroksi (cholic acid). Jadi dengan bertambahnya kadar asam empedu dihidroksi mungkin
menyebabkan terbentuknya batu empedu . Pada penderita cholelithiasis dijumpai kenaikan kadar
asam empedu dihidroksi (terutama deoxycholic). Didalam batu empedu dijumpai asam litocholic.

2. Kolesterol empedu.

Kadar kolesterol empedu yang meningkat dapat dijumpai pada orang yang obesitas, kehamilan, diit
kaya lemak yang menyebabkan kadar kolesterol didalam vesika felea sangat tinggi.
3. Substansia mukus

Perubahan dalam banyaknya dan komposisi substansia mucus dalam empedu mungkin penting
dalam pembentukan batu empedu.

4. Pigmen empedu

Pada anak muda terjadinya batu empedu mungkin disebabkan karena bertambahnya pibmen
empedu. Kenaikan pigmen empedu dapat terjadi karena hemolisis yang kronis. Ekskresi bilirubin
adalah berupa larutan bilirubin glukoronid.

5. Infeksi

Adanya infeksi dapat menyebabkan kerusakan dinding kandung empedu, sehingga menyebabkan
terjadinya stasis yang dapat menaikkan pembentukan batu.

6. Faktor lain

Terjadinya kemungkinan bergantung pada diit, tingginya kalori dan pemasukan lemak, usia (< 50
tahun , banyak dijumpai pada kaum wanita).

JENIS – JENIS BATU EMPEDU

1. Batu empedu kolesterol


Batu kolesterol mengandung paling sedikit 70% kristal kolesterol dan sisanya adalah
kalsiumkarbonat, kalsiumpalmitat dan kalsiumbilirubinat

Bentuk batu empedu kolesterol:

· Bentuk soliter atau tunggal

Tipe batu ini mengandung kristal kasar kekuning- kuningan, pada foto roentgen terlihat intinya.
Bentuknya bulat dengan diameter 4 cm, permukaan licin, noduler.

Batu ini tidak mengandung kalsium

· Bentuk campuran

Batu ini terbentuk bila terjadi infeksi sekunder pada kandung empedu yaitu mengandung batu
empedu kolesterol yang soliter dimana permukaannya tredapat endapan pigmen kalsium.

· Bentuk ganda

Jenis batu ini jarang dijumpai dan bersifat radiolusen.

Proses pembentukan batu kolesterol:

Ø Penjenuhan empedu oleh kolesterol disebabkan oleh bertambahnya sekresi kolesterol (pada
keadaan obesitas,diit tinggi kalori dan lemak), atau penurunan relatif asam empedu atau fosfolipid.
Ø Pembentukan nidus yang berasal dari pigmen empedu, mukoprotein, lendir, protein lain, bakteri.

Ø Kristalisasi yang meliputi suatu nidus.

Ø Pembentukan batu yang merupakan pengendapan kristal kolesterol diatas matriks inorganic,
stasis kandung empedu.

2. Batu empedu pigmen.(batu kalsiumbilirubinat)

Merupakan batu empedu dengan kadar kolesterol < 25%.

Batu yang mengandung pigmen empedu dan berbagai macam kalsium dan matriks dari bahan
organic. Batu ini biasanya ganda, kecil, keras, amorf, bulat, berwarna coklat, hitam atau hijau tua, ±
10% bersifat radioopaque.

Terjadi akibat proses hemolitik atau infetasi E coli, A lumbrikoides kedalam empedu yang mengubah
bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas.

Pada penderita dengan batu kalsiumbilirubinat tidak ditemukan empedu yang sangat jenuh dengan
kolesterol, tetapi konsentrasi bilirubin yang tidak terkonyugasi (bebas) meningkat baik didalam
kandung empedu maupun di hati yang menyebabkan terbentuknya kristal kalsium bilirubin.

3. Batu empedu campuran

Batu ini banyak marupakan jenis yang paling banyak dijumpai (± 80%), terdiri atas kolesterol, pigmen
empedu, berbagai garam kalsium dan matriks protein. Biasanya berbentuk ganda dan sedikit
mangandung kalsium sehingga bersifat radioopaque.
DIAGNOSIS

Batu empedu pada dasarnya tidak menyebabkan keluhan pada penderita selama batu empedu tidak
masuk kedalam duktus sistikus, atau duktus koledokus.

Batu empedu dapat berpindah kedalm duktus koledokus melalui duktus sistikus, yang pada
perjalanannya dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu secara parsial atau komplit
menyebabkan tekanan intraduktus meningkat kemudian terjadi kontraksi otot –otot polos pada
duktus, dalam usahanya mengeluarlan batu sehingga dapat

menimbulkan gejala kolik empedu., bila obstruksinya sudah sempurna dapat terjadi retensi empedu
yang dapat menimbulkan ikterus obstruktiva.

Pasase batu empedu yang berulang melalui duktus sistikus dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan
sehingga dapat menimbulkan peradangan pada dinding sistikus dan striktur.

Batu empedu dapat masuk juga kedalam duodenum melalui papilla vateri yang

menyebabkan timbulnya kolik, iritasi, perlukaan mukosa, peradangan, striktur.

Gejala dan tanda


Ø Pada penderita cholelithiasis (1/2 – 2/3) umumnya asimtomatik, yang kadang diketahui secara
kebetulan pada saat foto roentgen, usg, perabaan waktu operasi.

Pada pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak ditemukan kelainan.

Ø Pada penderita yang simtomatik dapat ditemui gejala seperti : nyeri di daerah epigastrium atau di
bawah iga kanan yang intermiten dan dapat menjalar ke belakang (punggung), disertai mual dan
muntah. Pasien dapat mengalami episode nyeri abdomen akut yang di sebut kolik bilier

Pemeriksaan fisik

o Batu kandung empedu :

- Murphy sign + , apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas

panjang karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan

pemeriksa dan pasien berhenti bernafas.

- Nyeri tekan dengan punktum maksimum di daerah letak anatomik kandung

empedu

o Batu saluran empedu

- Pada palpasi hepar teraba agak membesar


- Sklera ikterik

Pemeriksaan laboratorium

o leukositosis.

o kadar bilirubin serum meningkat, mungkin disebabkan karena adanya batu dalam duktus
koledokus.

o alkali fosfatase serum meningkat

o kadar amylase serum meningkat

DIAGNOSIS BANDING

o Appendicitis

o Cholangitis

o Cholecystitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto polos abdomen

10-15% : batu radioopaque. Untuk terlihat, batu harus mengandung cukup kalsium.

2. Ultrasonografi

Terdapat 2 tipe :

- USG transabdomen

- USG endoskopi

USG transabdomen

Dapat Mengidentifikasikan :

n 97% batu empedu pada saluran empedu

n Penebalan saluran empedu


n Pembesaran saluran empedu

USG Endoskopik

n Melihat batu empedu yang lebih kecil

n Mengidentifikasi batu empedu pada duktus biliaris

3. Kolesistografi oral

n Sodium tyropanoat dan acid iopanoic digunakan oral, malam sebelum pemeriksaan. Zat tersebut
di serap lalu terikat albumin dalam darah portal kemudian di ekstraksi oleh hepatosit dan di sekresi
empedu.

n Gambaran opaque tampak sekitar 8- 12 jam setelah zat tersebut di cerna.

n Hasil true positif adalah gambaran non opaque (radiolusen)pada penyakit kandung empedu

4. ERCP (Kolangiopankreatografi Retrograd Endoskopi).

n Sebagai alat diagnostik dan instrumen untuk mengekstraksi batu empedu pada duktus hepatikus
dan duktus biliaris
TERAPI

Ø Penatalaksanaan Medis

-Terbanyak digunakan adalah ursodioxycholate yaitu komponen asam empedu

untuk menghambat sintesis kolesterol

- Lisis batu

Penghancuran batu menggunakan garam empedu kolelitolitik dapat berhasil

pada batu kolesterol selama satu sampai dua tahun

- Extracorporeal short wafe litotripsy

Bekerja dengan menghancurkan batu menjadi lebih kecil sehingga dengan spontan dapat melalui
duktus empedu sehingga masuk ke dalam duodenum

Ø Penatalaksanaan Bedah

a. Kolesistektomi
- Indikasinya adalah pasien dengan kelainan kandung empedu yang

simtomatik.

- Kontraindikasi mutlak adalah sedang menderita peritonitis, obstruksi usus kecil,kelainan


pembekuan darah, hernia diapraghmatika.

- Kontraindikasi relatif , yaitu: kehamilan, sirhosis, adhesi intra abdomen dan kolesistitis akut..

b. Koledokotomi

- Indikasi : kolangitis, atau ditemukan batu

- Eksplorasi duktus komunis dilakukan jika pada palpasi curiga terdapat batu, duktus komunis tebal
atau dilatasi, duktus sistikus dilatasi, penebalan kaput pankreas, dugaan pankreatitis kronis atau satu
atau lebih batu kecil dalam kandung empedu atau duktus sistikus.

c. Koledokoduodenostomi

Dilakukan untuk memperbaiki pengaliran empedu dengaan koledokoduodenostomi laterolateral


atau koledokojejunostomi Roux en Y

Batu empedu adalah cairan mengeras yang terbentuk di kandung empedu, organ kecil yang terletak
di bawah hati. Nama lain batu empedu adalah gallstone. Kantung empedu atau kandung empedu
membantu proses pencernaan dengan menyimpan empedu dan mengeluarkan empedu tersebut ke
dalam usus kecil ketika makanan masuk. Kenali penyebab batu empedu, penyebab, dan cara
mengobati penyakit batu empedu atau gallstone.

Apa itu Batu Empedu atau Gallstone

Empedu adalah cairan yang diproduksi oleh hati dan terdiri dari beberapa zat, termasuk kolesterol,
bilirubin, dan garam empedu.
Batu empedu adalah potongan-potongan bahan padat yang terbentuk di kandung empedu. Batu-
batu ini berkembang karena kolesterol dan pigmen empedu yang kadang-kadang membentuk
partikel keras.

Selanjutnya, kantung empedu atau gallbladder adalah organ dalam tubuh yang bentuknya mirip
dengan buah pir. Di dalamnya terdapat sekitar 50 ml empedu untuk membantu proses pencernaan.

Seperti apa bentuk kantung empedu?

Umumnya, kantung empedu berukuran 7-10 cm. Warnanya pun hijau gelap, sesuai dengan cairan
empedu yang ada di dalamnya.

Ketahui juga dua jenis utama penyakit batu empedu, yaitu:

 Batu kolesterol

Biasanya berwarna kuning dan hijau, sekitar 80 persen dari batu empedu adalah batu kolesterol.

 Batu pigmen

Batu-batu ini lebih kecil, lebih gelap, dan terbuat dari bilirubin.

Penyebab Batu Empedu

Tentunya ada beberapa faktor penyebab batu empedu. Perlu diketahui juga bahwa cholelithiasis
adalah penyakit batu empedu. Penyakit batu empedu ini ditemukan di dalam kantung empedu,
duktus koledokus, atau keduanya.

Beberapa faktor penyebab batu empedu, meliputi:

 Genetika

 Berat badan

 Penurunan motilitas (gerakan) dari kantong empedu

 Asupan makanan.

Penyakit Batu empedu bisa terbentuk ketika ada ketidakseimbangan dalam zat yang membentuk
empedu. Misalnya, batu kolesterol dapat berkembang sebagai akibat dari terlalu banyak kolesterol
dalam empedu. Penyebab batu empedu lainnya mungkin karena ketidakmampuan kandung empedu
mengosongkan diri dengan benar.

Batu pigmen lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi medis tertentu, seperti sirosis (penyakit
hati di mana jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat) atau penyakit darah seperti
anemia sel sabit.

BACA JUGA: BATU EMPEDU – PENYEBAB NYERI HILANG TIMBUL PADA PERUT

Faktor Risiko Batu Empedu


Setelah kita bahas mengenai penyebab batu empedu, tentunya perlu dibahas juga mengenai faktor
risiko batu empedu. Dengan begitu, kita akan terhindar dari risiko terkena penyakit batu empedu.

Faktor risiko memiliki batu empedu antara lain:

 Keturunan

Jika orang lain dalam keluarga Anda memiliki batu empedu, Anda berada pada risiko berpotensi
mengalami batu empedu

 Obesitas

Ini adalah salah satu faktor risiko terbesar. Obesitas dapat menyebabkan kenaikan kolesterol.

 Wanita hamil atau mengonsumsi pil KB

Estrogen dapat meningkatkan kolesterol dan mengurangi motilitas kandung empedu. Wanita yang
sedang hamil atau yang mengonsumsi pil KB atau KB hormon lainnya memiliki tingkat estrogen yang
lebih tinggi dan lebih mungkin untuk mengalami batu empedu

 Latar belakang etnis

Kelompok etnis tertentu, termasuk penduduk asli Amerika dan Meksiko-Amerika, lebih mungkin
untuk terkena batu empedu

 Jenis kelamin dan usia

Batu empedu lebih sering terjadi pada wanita dan orangtua

 Mengonsumsi obat kolesterol

Beberapa obat penurun kolesterol meningkatkan jumlah kolesterol dalam empedu, yang dapat
meningkatkan potensi batu kolesterol

 Diabetes

Orang dengan diabetes cenderung memiliki tingkat gliserid yang lebih tinggi (sejenis lemak darah),
yang merupakan faktor risiko untuk batu empedu

 Penurunan berat badan yang drastis

Jika seseorang kehilangan berat badan terlalu cepat, hati akan mengeluarkan kolesterol ekstra, yang
dapat menyebabkan batu empedu. Puasa juga dapat menyebabkan kantung empedu kurang
berkontraksi.

Gejala Batu Empedu

Batu empedu sering tidak menimbulkan gejala. Seseorang biasanya mengetahui memiliki penyakit
batu empedu ketika sedang diperiksa untuk penyakit lain. Oleh karena itu ada baiknya kita
mengetahui gejala batu empedu.

Umumnya, gejala batu empedu terdiri dari:


 Mual

 Muntah

 Masalah pencernaan lain, termasuk kembung, mulas dan tidak nyaman di perut

 Nyeri di perut bagian atas dan punggung atas dan rasa sakit ini dapat berlangsung selama
beberapa jam.

Diagnosis Batu Empedu

Jika dokter mencurigai Anda memiliki batu empedu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan
mungkin melakukan berbagai tes lainnya, termasuk pemeriksaan berikut:

 Tes darah

Tes darah dapat diberikan untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau obstruksi dan atau untuk
menyingkirkan kondisi lainnya

 Ultrasonografi

Prosedur ini menghasilkan gambar dari berbagai bagian tubuh dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi batu empedu

 CAT Scan

Tes ini menggunakan sinar-X khusus untuk membuat penampang gambar organ dan jaringan tubuh.

 Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)

Tes ini menggunakan medan magnet dan pulsa energi gelombang radio untuk mendapatkan gambar
dari struktur di dalam tubuh, termasuk hati dan kantung empedu

 Cholescintigraphy

Tes ini dapat menentukan apakah kantung empedu berkontraksi dengan benar. Bahan radioaktif
disuntikkan ke pasien dan berjalan ke kantung empedu. Teknisi kemudian mengamati pergerakan
kantung empedu

 USG Endoskopi

Tes ini menggabungkan USG dan endoskopi untuk mencari batu empedu

 Endoskopi retrograde cholangiopancreatography (ERCP)


Dokter memasukkan endoskop melalui mulut pasien ke usus kecil dan menyuntikkan pewarna untuk
memungkinkan saluran-saluran empedu dapat dilihat.

BACA JUGA: WASPADA! 3 GEJALA KANKER EMPEDU YANG HARUS ANDA KETAHUI

Cara Mengobati Batu Empedu

Mengobati atu empedu biasanya dengan pembedahan dan mengambil kantung empedu. Operasi
tradisional disebut kolesistektomi terbuka. Sebuah prosedur baru yang disebut kolesistektomi
laparoskopi, kurang invasif, memiliki komplikasi yang lebih sedikit dan lebih sering digunakan.

 Kolesistektomi laparoskopi

Selama prosedur ini, instrumen, cahaya, dan kamera dimasukkan melewati beberapa sayatan kecil di
perut. Dokter bedah akan melihat bagian dalam tubuh melalui laparoskop yang diproyeksikan
melalui monitor video, lalu kantung empedu diambil. Setelah operasi, pasien perlu diopname di
rumah sakit

 Kolesistektomi terbuka

Ini adalah prosedur yang lebih invasif di mana ahli bedah membuat sayatan di perut yang lebih besar
untuk menghilangkan kantung empedu. Pasien tetap di rumah sakit selama beberapa hari setelah
operasi.

Jika batu empedu berada di saluran empedu, endoscopic retrograde


cholangiopancreatography dapat digunakan untuk menemukan dan mengambilnya sebelum atau
selama operasi kantung empedu.

Pengobatan Batu Empedu tanpa operasi

Jika Anda memiliki kondisi medis dan dokter merasa tidak harus menjalani operasi batu empedu,
dokter mungkin meresepkan obat sursodiol (Actigall) dan chenodiol (Chenix). Obat ini bekerja untuk
melarutkan batu kolesterol. Diare ringan dapat menjadi efek samping dari kedua obat.

Kelemahan dari menggunakan obat adalah bahwa Anda mungkin harus mengonsumsinya selama
bertahun-tahun untuk benar-benar meluruhkan batu. Selain itu, batu empedu bisa kembali kambuh
setelah Anda berhenti minum obat.

Batu empedu adalah batuan kecil yang berasal dari kolesterol, dan terbentuk di saluran empedu
manusia. Pada hampir sebagian besar kasus, batu empedu ini tidak akan menimbulkan gejala
apapun. Namun, terkadang batu ini akan menyumbat bagian ujung empedu sehingga akan memicu
rasa sakit mendadak yang cukup hebat. Nyeri ini disebut dengan nyeri kolik, dan dapat bertahan
selama hitungan jam.

Ukuran batu empedu bermacam-macam. Ada yang sekecil butiran pasir dan ada yang sebesar bola
pingpong. Jumlah batu yang terbentuk dalam kantong empedu juga bervariasi, misalnya ada orang
yang hanya memiliki satu buah batu dan ada yang lebih banyak.

Penyebab Terbentuknya Batu Empedu


Batu empedu diduga terbentuk akibat pengerasan kolesterol yang tertimbun dalam
cairan empedu. Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah
kolesterol dan senyawa kimia dalam cairan tersebut.
Berikut adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu
empedu:

 Faktor usia. Risiko penyakit batu ginjal akan bertambah seiring usia.
Penyakit ini umumnya dialami orang yang berusia di atas 40 tahun.
 Jenis kelamin. Risiko wanita untuk terkena penyakit batu empedu lebih tinggi
dibandingkan pria.
 Dampak melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan memiliki risiko lebih
tinggi. Penyebabnya mungkin karena meningkatnya kadar kolesterol akibat
perubahan hormon estrogen selama masa kehamilan.
 Pengaruh berat badan. Risiko Anda akan meningkat jika mengalami
kelebihan berat badan, obesitas, hingga penurunan berat badan drastis.

Langkah Pengobatan Untuk Mengatasi Batu Empedu


Keberadaan batu empedu seringkali tidak akan menimbulkan gejala, sehingga tidak
memerlukan penanganan secara khusus. Tetapi jika menyebabkan gejala yang
mengganggu atau jika terjadi komplikasi, penyakit ini harus ditangani.
Batu empedu bisa ditangani dengan obat-obatan hingga operasi pengangkatan
kantong empedu. Walau fungsi organ ini penting, tubuh kita tetap bisa bertahan
tanpa memilikinya. Tanpa kantong empedu, hati akan tetap mengeluarkan cairan
empedu yang membantu dalam pencernaan lemak.
Jenis operasi yang umum direkomendasikan adalah operasi ‘lubang kunci’ atau
istilah medisnya kolesistektomi laparoskopik. Jenis operasi ini dianjurkan karena
metodenya yang sederhana dengan tingkat risiko komplikasi yang rendah.

Komplikasi Akibat Batu Empedu


Walau sangat jarang terjadi, batu empedu dapat menyebabkan komplikasi pada
tubuh. Salah satunya adalah inflamasi kantong empedu (kolelitiasis) dengan gejala
berupa:

 Rasa sakit perut yang terus menerus.


 Demam tinggi.
 Sakit kuning.
 Denyut jantung berdetak cepat.

Pankreatitis akut juga merupakan salah satu risiko yang berbahaya jika batu
empedu masuk dan menghambat saluran pankreas. Peradangan pankreas ini akan
menyebabkan sakit perut yang akan terus bertambah parah.

You might also like