Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat beserta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI”
Salawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang umum dijumpai di
masyarakat dan merupakan penyakit yang terkait dengan sistem
kardiovaskuler. Hipertensi memang bukan penyakit menular, namun kita
juga tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya kita harus senantiasa
waspada.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi dan arteroselerosis
(pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak
bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini usaha-usaha
baik untuk mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum
berhasil sepenuhnya, hal ini dikarenakan banyak faktor penghambat yang
mempengaruhi seperti kurang pengetahuan tentang hipertensi (pengertian,
klasifikasi, tadan dan gejala, komplikasi ) dan juga asuhan
keperawatannya.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu pengertian hipertensi ?
2. Apa itu kasifikasi hipertensi ?
3. Apa itu jenis hipertensi
4. Apa itu etiologi hipertensi ?
5. Apa itu patofisiologi hiertensi ?
6. Apa itu alur klinis hipertensi
7. Apa itu tanda dan gejala hipertensi ?
8. Apa itu pemeriksaan penunjang hipertensi ?
9. Apa itu penatalaksanaan hipertensi ?
10. Apa itu komplikasi hipertensi ?
11. Apa itu asuhan keperawatan hipertensi
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hipertensi ?
2. Mengetahui kasifikasi hipertensi ?
3. Mengetahui jenis hipertensi
4. Mengetahui etiologi hipertensi ?
5. Mengetahui patofisiologi hiertensi ?
6. Mengetahui alur klinis hipertensi
7. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi ?
8. Mengetahui pemeriksaan penunjang hipertensi ?
9. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi ?
10. Mengetahui komplikasi hipertensi ?
11. Mengetahui asuhan keperawatan hipertensi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian hipertensi
Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten
dengan tekanan sestolik diatas 140 mmhg dan tekanan darah diastolik
diatas 90 mmhg.pada populasi manula,hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik > 160 mmhg dan tekanan diastolik > 90 mmhg(price
2005).hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan
darah normal seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli,yaitu >
140/90 mmhg(sudoyo 2006).hipertensi adalah suatu keadaan ketika
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian (mortalitas)(kushsariadi,2008)
Stadium dari awal dari hipertensi, disebut “prehipertensi”
didefinisikan sebagai tekanan darah sitolik antara 120-139 mmHg dan
tekanan darah diastolik antara 80-89 mmHg. ( Hurst, 2015 : 109 )
B. Klasifikasi
Join nation comitten on detection evolution and treatment of blood
pressure,badan penelitian hipertensi di amerika serikat,menentukan
batasan tekanan darah yang berbeda.pada laporan tahun 1993,dikenal
dengan sebutan jpc-v,tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun
diklasifikasikan sebagai berikut.
No Tekanan darah
Kriteria Sistolik diastolik
1 Normal < 130 < 85
2. Perbatasan(hight normal) 130-139 85-89
3. Hipertensi
Derajat 1 : ringan 140-159 90-99
Derajat 2 : sedang 160-179 100-109
Derajat 3 : berat 180-209 110-119
Derajat 4 : sangat berat ≥ 210 ≥ 120
C. Jenis hipertensi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahu
penyebabnya.diderita oleh sekitar 95% orang.oleh sebab itu,penelitian
dan pengobatan lebih ditujukan bagi penderita esensial.
Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh faktor sebagai
berikut:
1. faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang memengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat),jenis
kelamin(pria lebih tinggi dari perempuan),dan ras(ras kulit hitam
lebih banyak dari kulit putih).
3. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering dan menyebabkan timbulnya
hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi(lebih dari 30
g),kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok, minum
alkohol, minum obat-obatan (efedrin, prednison, epinefrin).
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah terjadi akibat penyebab yang
jelas.contohnya hipertensi vaskular renal,yang terjadi akibat stenosis
arteri renalis.kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat stenosis
arteri renalis.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder,antara lain
feokromositoma,yaitu tumor penghasil epinefrin dikelenjar
adrenal,yang menyebabkan peningkatan keceptan denyut jantung dan
volume sekuncup,dan penyakit cushing,yang menyebabkan
peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan
CTR karena hipersensivitas sistem saraf simpatis aldosteronisme
primer(peningkatan aldosteron tanpa diketahui penyebabnya)dan
hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi yang berkaitan dengan
kontrasepsi oral juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder.
c. Hipertensi Akibat Kehamilan
Hipertensi akibat kehamilan atau hipertensi gestasional adalah
jenis hipertensi sekunder.hipertensi gastasional adalah peningkatan
tekanan darah (>140 mmhg pada sistolik; >90 mmhg pada diastolik)
terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita non-hipertensi
dan membaik dalam 12 minngu pascapartum.
Pada preeklampsia,tekanan darah tinggi disertai dengna
proteinuria(dari daam urine setidaknya 0,3 protein dalam 24
jam).preklampesia biasanya terjadi setelah usia kehamiln 20 minggu
dan dihubungkan dengan penurunan aliran darah lasenta dan pelepasan
mediator kimiawi yang dapat menyebabkan disfunsi sel endotel
faskular diseluruh tubuh.kondisi ini merupakan gangguan yang sangat
serius,seperti halnya preklampesia superinposet pada hipertensi kronis.
D. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik.hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau
peningkatan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang memengaruhi
terjadinya hipertensi:
1. Genetik: respons neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau
transpor na.
2. Obesitas: terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang
mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Stress karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrok konstriksi dan reaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
orda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis.
Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetil kolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca gangglion ke pembuluh darah,
dimana dengan di lepaskan nya neuro pirefin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembulihdarah terhadap rangsang vaso
konstriktor. Lain dengan hipertensi sangat sensitif terhadap nore pinefrin,
meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat yang bersamaan ketika saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vaso konstriksi. Medulla
adrenal men ekskresi epineprin, yang mengakibatkan vaso
konstriksi.korteks adrenal mengeksresi kortisol dan steroid lainnya yang
dapat memperkuat respons vaso konstrikstol pembuluh darah. Vaso
konstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran drah ke gnjal
mengakibatkan pelepasan renin. Renin yang dilepaskan merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian di ubah menjadi angiotensin II,
vaso konstriktil kuat yang pada akhirnya merangsang ekskresi adosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetuskan hipertensi( “Brunner & Suddarth, 2002”).
F. Alur Klinis
Faktor predisposisi
Memperkuat
Pelepasan renin
Hipertensi
Kerusakan vaskular
Sistemik
Koroner
Otak Ginjal
Penurunan suplai
𝑂2 ke kroner
Iskemik miokard
Obstruksi/ruptur
Disfungsi
pembuluh darah
ginjal
otak Nyeri dada
Stroke Gagal
hemorogik ginjal
Nyeri Diagnosa
dada keperawatan :
nyeri akut dan
intoleransi
Nyeri kepala Vaso kontriksi aktivitas
Peningkatan afterload
Diagnosa
keperawatn : Diagnosa
nyeri akut keperawatan :
penurunan curah
jantung
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakarnial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
pusat
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal.
b) Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut
c) Darah perifer lengkap.
d) Kimia darah( kalium,natrium,kreatinin,gula darah puasa)
2. EKG
a) Hipertrofi ventrikel kiri
b) Iskemia atau infark miokard
c) Peninggian gelombang P
d) Gangguan konduksi
3. Foto Rontgen
a) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta
b) Pembendungan, lebarnya paru
c) Hipertrofi parenkim ginjal
d) Hipertrofi vaskular ginjal
I. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan
resiko penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang
berkaitan.
Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan
sistolikdi bwah 140 mmHg dan tekanan diastolikdi bawah 90 mmHg dan
mengontrol faktor resiko. Hal ini dapatdi capai melaluimodifikasigaya
hidup saja,atau dengan obat antihipertensi (mansjoer,2002).
Penatalaksanaan faktor resiko di lakaukan dengan cara pengobatan
serta non farmakologis, antara lain:
1) Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan
dengan obat obatan yang menurunkan gejala gagal jantungdan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.
Beberapa diet yang di anjurkan
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah
pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsmi garam dapat
mengurangi stimulasi sistem renin angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai antihipertensi. Jumlah asupan natrium yang di
anjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanisme
nya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang di percaya di mediasi oleh oksida
nitrat pada dinding vaskular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan cara menurunkan
berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi
beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada beberapa studi
menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan(1 kg per minggu) sangat di anjurkan.
Penurunan berat badan dengan menggunakan obat obatan perlu menjadi
perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual
bebas mengandung simpatomimetik, sehinga dapat meningkatkan tekanan
darah, memperburuk angina (gejala gagal jantung)dan terjadinya
eksaserbasi aritmia.
3) Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tkanan daah dan memperbaiki keadaan
jantung. Olahrag isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel,
vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat di anjurkan
untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL,
yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
K. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a) Aktivitas dan istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup menonton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipmea.
b) Sirkulasi
1. Gejala :
Riwayat hipertensi, ateros klerosis, penyakit jantung koroner atau
katup dan penyakit serebrofaskuler.
Episode palpitas
2. Tanda
a. Peningkatan tekana darah
b. Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,
takikardi
c. Murmurstenosis valfular
d. Distensi vena jugularis
e. Kulit pucat, sianosi, suhu dingin, (vasokontrisi perifer)
f. Pengisian kapiler mungkin lambat atau tertunda
c) Integritas ego
Gejala : riwayat perubhan kepribadian, ansietas, faktor stres
multipel (hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan)
Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penjepitan perhatian,
tanggisan meledak, oto muka tegagng, menghela nafas,
peningkatan pola bicara
d) Eliminasi
Gejala : gagguan ginjal saat ini (seperi obstruksi) atau riwayat
penyakit ginjal pada masa lalu
e) Makan atau cairan
a. Gejala :
1. Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam.
2. Mual, muntah dan perubahan bb saat in (meningkat)
3. Riwayat penggunaan diuretik
b. Tanda
1. Berat nadan normal atau obesitas
2. Adanya edema
3. Glikosurya
f) Neurosensori
a. Gejala :
1. Keluhan pening atau pusing, berdenyut, sakit kepala,
suboksipital (terjadi saat bangun dan meninghilang secara
spontan setelah beberapa jam).
2. Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur,
epistalkis)
b. Tanda :
1. Status menten, perubahan keterjagaan, orentasi, isi biacara,
efek, proses pikir.
2. Penurunan kekuatan genggaman tangan
g) Nyeri atau ketidaknyamanan
1. Gejala :
Angina ( penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung ), sakit
kepala
h) Pernafasan
Gejala :
1. Disnea yang berkaitan dengan aktivitas/ kerja, takipnea,
ortopnea, dispnea.
2. Batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum
3. Riwayat merokok.
Tanda :
4. Evaluasi
Diagnosa keperawatan : risiko penurunan curah jantung
1. Klien melaporkan atau menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
2. Klien mendemonstrasikan penurunan tanda fisilogis intoleransi aktivitas
Diagnosa keperawatan : nyeri akut
1. Klien mengidentifikasi metode penghilangan nyeri
2. Klien melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
3. Klien mendemonstrasikan keterampilan teknik relaksasi dan distraksi
sesuai indikasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan