You are on page 1of 7

Akibat Bangun Kesiangan

Teks Narasi Karangan: Bunga Putri Rasseri

Di pagi hari jam menunjukan pukul 05:00 alaram pun berbunyi kringgg… kring.. kringg…

kumatikan alaramku. Tak lama kemudian alaramku berbunyi kembali kring.. kring.. kring.. rasa

sebal pun mulai muncul kumatikan lagi alaramku. Akhirnya akupun terbangun pukul 6.30.

Ayahku seperti biasanya memanggilku untuk berangkat bersama “Bunga ayo berangkat dah

siang” katanya. Aku pun menjawab “ayah berangkat dulu saja, aku nati berangkat siang kok

yah ada ujian” jawabku sambil kebingungan. “O ya kalau gitu ayah berangkat dulu ya” seru

ayahku. “iya yah hati–hati” jawabku. Waktu itu aku sangat kebingungan bagimana nanti aku

berangkat, bangaimana kalau telat, dll padahal jarak rumah dan sekolahku 10 km.

Tak lama kemudian aku bangun dari tempat tidurku aku langsung mandi. Tak terasa jam

pun berputar cepat sekarang jam menunjukan pukul 7.00. akupun mengeluh “aduh gimana sih

perasaan tadi mandi dah paling cepet”. Aku pun lekas memakai seragamku, ternyata

seragamku pun belum di seterika, “sial banget sih hari ini” keluhku lagi. Akhirnya akupun

menyeterika seragamku, setelah itu akupun siap-siap akhirnya jampun menunjukan pukul 7.45.

aku turun dari kamar dan berpamitan dengan ibuku “bu aku berangkat dulu ya”, ibuku pun

menjawab “iya bunga pakai motor ibu aja sana nanti terlambat” serunya. Aku akhirnya

mengambil motor ibuku d garasi hatiku pun terasa sedikit bahagia akhirnya ada bantuan juga

dari tuhan.

Aku berangkat ke sekoloah dengan kecepatan tinggi, ooppsss di perempatan jalanpun aku

tidak sengaja menerobos lampu merah. Semoga tidak ada polisi di sekitar sini dalam hati aku

mengucap. Tak lama kemudian “hey” sentak polisi. “iya pak maaf tadi saya buru-buru ada ujian

hari ini jadi gak lihat kalau lampu sudah merah maaf ya pak” jawabku ke pak polisi. Polisi pun

tetep tegas “tunjukan STNK mu sekarang”, dalam hati aku tadi kan lupa bawa STNK gimana

nih, “ayo tunjukan STNK mu” seru polisi itu sekali lagi. “maaf pak saya lupa bawa tadi saya

kesiangan terus sekarang juga ada ujian jadi gimana dong pak” jawabku lagi.

Tak lama kemudian ada Andri tetanggaku, dia sekarang sudah kuliah dia mengambil

jurusan managemen “hey Bunga ngapain kamu disini kena tilang ya” ledeknya. Aku pun malu

untuk menjawab “iya ni ndri gimana ni aku lupa bawa STNK lagi” jawabku. Andri bicara dengan

polisi itu “om ini Bunga temenku kasian om dia kan katanya mau ujian dia anak baik kok om

kasihan” mereka pun bicara agak lama dan kemudian polisi pun bicara dengan ku “ya sudah
sekarang kamu berangkat saja ke sekolah nanti kamu terlambat” katanya. “Terimakasih pak”

jawabku. Andri pun tersenyum kepadaku aku membalas senyumanya.

Aku melanjutkan perjalanku ke sekolah sambil membayangkan sikap andri adi kepadaku.

Aku dijalanpun berfikir apa andri suka ya denganku. hahah dalam hatipun aku tertawa sendiri,

entah apa yang ku pikir waktu itu, sampai-sampai aku lupa kalau aku sudah pasti terlambat ke

sekolah. Tetep tertawa aku di jalan, banyak orang yang melihatku mungkin mereka fikir aku

orang gila, tapi aku tetep cuek dengan mereka, “bodoh amat yang penting aku tadi seneng”

Tak terasa sudah sampai di depan gerbang sekolah aduh ada pak satpam lagi “seeetttt

seett pak pak” panggilku. Satpam pun kaget dan melihatku di depan gerbang “loh kok baru

datang ada apa” tanya pak satpam. Akupun kebingunan ingin menjawab apa terpaksa deh aku

berbohong “iya pak aku di suruh bu ambar membeli buku untuk praktik pak ayo cepet di buka

nanti kelamaan menunggu temen-temen” jaawabku. Pintu gerbang sekolahku pun dibuka

ngeeekkkkkk…

Aku pun memarkirkan motorku dan segera lari ke kelasku. Kelasku berada di lantai dua

sampai di depan pintu kelasku nafasku tersengal kecapean lari dan naik tangga. Ku ketuk pintu

kelasku tok..tokk…tok “selamat pagi bu maaf saya terlambat” seruku dengan meminta maaf.

Bu Ambar pun diam dan cuek dengan kehadiranku, aku sekali lagi bicara dengan bu Ambar “bu

maaf saya terlambat boleh saya duduk”. Teman teman di belakang ada yang senyum ada yang

ikut takut. bu Ambar pun akhirnya menjawab “saya kan sudah tau kamu terlambat kamu kan

sudah tau kalau pelajaran saya terlambat 15 menit tidak boleh ikut pelajaran” jawab bu ambar.

Jantungku berdetak cepat “iya bu maaf jadi saya harus gimana bu apa saya tidak boleh ikut

pelajaran ibu” tanyaku lagi. Bu Ambar menggelengkan kepala tapi bukan tidak membolehkan

aku ikut pelajaranya tapi heran dengan sikapku, bu Ambar pun berkata “boleh kali ini soalnya

sehari full pelajaran nanti kamu ketinggalan, eiittsss tapi ada syaratnya kumpulkan dulu PRmu”.

Jantungku tambah berdetak kencang “maaf bu saya lupa membawanya tadi saya kesiangan

bu” keluhku. Teman-temanku pun banyak yang kasian kepadaku.

Bu Ambar mendiamkanku dan tetap mengajar teman-temanku. Saat itu air mata serasa

ingin menetes tapi tetap aku tahan. Tak lama kemudian “ngapain kamu disini ayo ambil PR”

suruh bu Ambar dengan ketus kepadaku. Aku lari keluar dari kelas dan menuju ke parkiran.

Disana ada pak satpam yang sedang duduk di posnya “loh loh kok keluar lagi mau kemana?”
tanyanya. Aku menjawab pertanyaanya “mau keluar pak ambil buku bukakan gerbangya pak”

suruhku. Dibukalah gerbangnya dan aku keluar.

Di tengah perjalanan perutku terasa lapar akhirnya akupun berhenti untuk makan. Sambil

memakan makanan aku pun kebingungan mau kemana, kalau ke rumah takut dimarahi ibu

karena aku tadi sudah bohong ada ujian, tapi kalau tidak pulang PRku gimana pertanyaan dan

jawaban di jawab hatiku entah ada setan apa serasa aku dibisiki untuk pergi main ke pantai

saja. Aku pun tak di sangka sangka mengikuti bisikan setan kerena aku merasa ketakutan

dengan apa yang akan aku lakukan semua ada resikonya, tapi aku tak pernah berfikir kalau

pergi ke pantai banyak resiko.

Aku sebenarnya bukan orang yang nakal di setiap hari tapi aku bingung kenapa hari ini

aku seperti dipengaruhi oleh setan. Di jalan menuju pantai aku merasa bersalah tetapi karena

ketakutan aku tetap nekat. Perjalanan ke pantai 1 jam. Sampai di pantai aku melihat jam dan

ternyata menunjukan pukul 11.00. aku berjalan menuju ke penjual baju aku membeli baju untuk

mengganti seragamku. setelah baju sudah ku dapatkan aku segera ganti ke toilet dan langsung

menuju ke tepi pantai.

Sampai di tepi pantai aku duduk santai dan memikirkan teman-teman di sekolah dan bu

Ambar yang mungkin menungguku di kelas. Ku lihat semua orang di pantai tidak ada yang

sendiri hanya aku yang sendiri aku merasa kesepian disana akhirnya aku pun jalan jalan

melewati pinggir pantai. Ku lihat ada adik kelas ku dia kelas 2 IPA, ku dekati dia dan

kulontarkan beberapa pertanyaan kepadanya “hey hey hey ngapain kamu disini kamu anak 2

IPA kan”. Loh kak kenapa kaka disini” jawabnya tapi dengan santai. Aduh bodoh banget sih

aku kan aku disini bolos ngapain ngledek adik kelas “aku main lah ke pantai ngapain

emangnya kalau gak main aneh lo” jawabku. Kena deh ni aku mau ngejek malah akunya

bingung sendiri, “kak, kamu bolos ya” ledeknya “sama dong kak dengan dewi” tambahnya. Huh

sialan ni bocah dalam hati aku mengeluh “iya, sudah deh gak usah banyak omong kita sama-

sama bolos aja kok” jawabku agak malu.

Aku di ajak mereka gabung aku otomatis menerima lah kan gak ada temen juga. Kita pun

sudah ngobrol banyak dewi pun menghentikan pembicaraan dan berkata “kak sampai lupa ni

temenku kan namanya beni” serunya mengenalkan aku dengan temanya. Ku lihat temanya

agak menakutkan dia tinggi, kekar dan hitam sedangkan dewi putih, tinggi, cantik, s*xy lagi.

Dalam hati aku berfikir ngapain dewi mau dengan orang kayak gini ya. Aku pun tersenyum.
Dewi bertanya kepadaku “kenapa kak tersenyum”, aku pun gugup dan akhirnya aku menjawab

“gak kok seneng aja ada orang yang ku kenal disini jadinya aku gak sendirian kan gak enak di

pantai sendiri” jawabku tetapi agak gak nyambung.

Setelah kita bicara panjang lebar sambil menikmati angin dan suasana pantai pada

umumnya. Kami merasa lapar karena waktunya memang sudah makan siang pukul 12.30.

kami memesan makanan di pinggir pantai sebelum makanan datang aku izin ke mereka untuk

ke toilet “eh aku ke toilet dulu ya” kataku, dewi pun menjawab “oke jangan lama-lama kak nanti

makanmu ku makan loh” candanya tapi gak lucu. Tak lama kemudian aku pun kembali, tapi

agak ada yang kurang enak dengan keadaan. Sebelum aku datang sepertinya mereka

membicarakan sesuatu tetapi setelah aku sampai mereka langsung diam. Dan aku mencoba

menanyakan “ada apa sih kok diam perasaan tadi serius banget deh ada apa hayoo hayoo”

candaku agar mereka memberi tau. Meraka pun tidak menjawab, dan makanan pun datang.

“wah kayaknya enak banget ni ayoo serbu” seru Beni.

Kami makan dengan lahapnya, tak terasa makanan pun habis dengan cepat kami merasa

kekenyangan, dan mau kembali ke pantai terasa berat. Kami putuskan untuk tetap duduk di

meja sambil bicara panjang lebar, tiba-tiba beni pun bicara “kak kamu lebih cantik ya ternyata

dari Dewi”, aku kaget dengan apa yang dibicarakan beni berani banget dia bicara seperti itu

dengan ku orang yang baru di kenal, aku balas ucapanya hanya dengan senyuman.

Aku mengajak mereka kembali ke pantai tapi mereka tidak mau mereka malah ngajak aku

pergi mereka mengajakku untuk naik mobil beni aku menolak karena aku ingat aku membawa

sepeda motor, tapi mereka tetap saja mengajakku katanya hanya ingin ke pantai sebelah dan

aku nurut saja dengan mereka.

Sampai di mobil aku di kasih satu batang rok*k mereka berdua dengan santainya merok*k

dan aku pun di suruh mereka untuk mencoba akupun menolak, tapi mereka tetap memaksaku,

karena rasanya tidak enak menolak padahal mereka sudah baik kepadaku akupun mengambil

rok*knya. “ayo kak cepet di hisap punya kita sudah mau habis” seru beni. Aku yang tadinya

memang belum pernah merok*k agak canggung akhirnya tak lama kemudian habislah rok*kku.

“wah kamu mau juga ya sayang pakai nark*ba” kata Beni. Aku bingung dengan perkataan beni

apa yang di katakan tadi “eh ben kamu tadi bilang apa” tanyaku. Tapi beni tidak menjawab apa-

apa ya sudahlah gak penting juga pikirku.


Perjalanan terasa lama aku pun tanya kepada beni “ben kok lama banget katanya mau ke

pantai sebelah”. beni pun diam sejenak dan menjawab “iya kak sebelah rumahku maksudnya

heheh”. kalimat yang keluar dari mulut beni membuatku ketakutan. “sudahlah kak ikut aja gak

apa-apa kok jangan takut gitu dong kak” hibur Dewi. Aku hanya diam dan senyum “gak gitu wi

kan aku bawa motor tadi” jawabku. Mereka hanya diam sambil beni menyalakan musik yang

gak enak di dengar.

Tak lama kemudian Beni pun menghentikan mobilnya dan mengajak kita di rumah yang

kosong. “eh ni tempat apaan kok kayak gini, serem ah aku takut” kataku sabil menarik baju

Beni. “kak jangan takut ini rumahku dulu sebelum aku pindah di rumah yang sekarang” jawab

beni. Aku bingung dan takut dengan ini semua tapi terasa senang karena Dewi

menenangkanku. Aku senang untung aja ada Dewi. “sudah kak ayo masuk saja kita istirahat

disini” kata dewi. Aku mengikuti perkataan Dewi karena aku berfikir Dewi gak mungkin berbuat

jahat dengan ku.

Sampai di dalam rumahnya ternyata sangat kotor banyak minuman keras dan kulit kacang

dimana-mana. “Kalian tunggu disini ya” perintah beni kepada kami. Beberapa saat kemudian

Beni pun datang dengan membawa botol minuman keras dan banyak cemilan di tanya. “ayo

pesta” kata Beni, “eh kalian pada mau ngapain sih kok bawa kayak gini” tanyaku. Beni pun

marah dengan apa yang aku tanyakan mereka mengikat tangan dan kakitu. Aku pun berkata

kepada mereka “aku salah apa sih dengan kalian kok aku kalian perlakukan seperi ini” teriaku

sambil minta tolong. Tapi tak ada yang bicara satupun mereka asik minum dan sesekali

meminumkan kepadaku. Aku pun nenolak dan tumpah dimukaku begitu seterusnya.

Mereka mengeluarkan pil dari plastik mereka memintaku untuk memakanya aku menolak,

serasa aku ingin waktu di putar kembali saat itu, mereka kemudian mengambil suntikan di

dalam tasnya. Mereka ingin menyuntikan itu ke tanganku aku tau kalu apa yang di bawa

mereka adalah barang haram semua dan di langgar hukum. aku teriak sekeras mungkin tapi

tetap tidak ada orang yang datang membantuku. Dalam hati aku berdoa semoga apa aku

terlindung dari bahaya ini.

Terdengnar ada suara dari luar aku menjerit minta tolong dan pintu pun di dobrak sesorang

yanng ada di luar broookkkk suaranya sangat keras. Ternyata yang datang adalah Andri.

Hatiku senang karena ada penolong yang di kirim tuhan untuk ku. Andri dengan gagahnya

memukul Beni dan menyeretnya keluar dan diikatnya mereka di kursi. Andri kemudian
menelfon polisi. Dan lama kemudian polisi pun datang dan ternyata yang datang adalah polisi

yang tadi pagi menilangku dan beberapa temanya. Aku diam malu akan semua ini.

Andri melepaskan ikatan di kaki dan tanganku dia mengajaku ke mobilnya. “Bunga kenapa

kamu sampai di sini dan di mana sepeda motormu” pertanyaan yang di lontarkan kepadaku

dengan lembut. Hanya tangisan yang bisa aku tunjukan kepada Andri tetapi dengan selang

beberapa waktu aku menjawab “motor ku ada di pantai ndri dan aku tadi pagi bolos aku lupa

gak bawa PR dan sebelum berangkat aku sudah bohong kepada orang tua ku kalau hari ini

ada ujian padahal gak” jawabku sambil menangis. Andri menenangkanku dan membawaku ke

pantai untuk mengambil motorku di telfon lagi omnya yang tadi pagi menilangku untuk

membawa motornya pulang ke rumah.

Dalam perjalanan Andri memberi banyak nasihat kepadaku. Aku menyesal dengan apa

yang aku lakukan saat ini. Sesampai di rumah aku meminta maaf kepada kedua orang tuaku.

Dari situlah aku mulai semangat untuk bangun pagi. Hubunganku dengan Andri sang dewa

penyelamatku pun semakin dekat.


TUGAS BAHASA INDONESIA

OLEH :

Nama : Bunga Putri Rasseri

Kelas : IX. 3

TAHUN AJARAN 2018 / 2019

SMP NEGERI 23 PALEMBANG

You might also like