Professional Documents
Culture Documents
EKOLOGI TUMBUHAN
OLEH :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan,
karena alam dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan
sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-
menerus. Oleh karena itu setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya
dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang
merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-
galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati.
Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru
bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang
ada di sekelilingnya. Oleh karena itu lingkungan merupakan laboratorium
alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari
dan memanfaatkannya.
Lingkungan merupakan hal yang paling penting untuk dilindungi dan
dijaga kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh makhluk
hidup tinggal. Baik manusia, hewan maupun tumbuhan serta faktor biotik dan
abiotik sebagai pendukungnya. Terdapat berbagai ilmu yang mempelajari
tentang lingkungan dan salah satunya adalah ekologi.
Ekologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari
tentang hubungan makhluk hidup dengan habitatnya. Pada dasarnya makhluk
hidup bergantung pada makhluk hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga
terjadi hubungan timbal balik antara suatu makhluk hidup dengan makhluk
hidup lainnya ataupun dengan habitatnya. Hubungan antar makhluk hidup
ataupun dengan habitatnya inilah yang merupakan interaksi yang dapat
bersifat predasi, parasitisme, komensalisme, dan mutualisme.
Ilmu ekologi mempelajari segala hal yang berkaitan dengan
lingkungan, salah satunya adalah vegetasi. Vegetasi merupakan sekumpulan
tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari beberapa jenis yang berbeda hidup
bersama di suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut
terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi
itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga membentuk suatu
sistem yang dinamis dan hidup. Istilah ekologi juga berkaitan dengan
komunitas dan populasi. Populasi merupakan kumpulan individu dari jenis
yang sama dalam suatu daerah, maka komunitas merupakan kumpulan
populasi dari berbagai jenis dalam suatu daerah. Setiap dari satu jenis
komunitas bisa saja terdapat berbagai macam spesies. Dan tentunya jumlah
spesies yang satu dengan yang lainnya dalam suatu komunitas tidaklah sama.
Bisa saja terdapat spesies yang lebih mendominasi, bahkan terdapat pula
jumlah spesies yang terlalu sedikit pada komunitas tersebut.
Salah satu faktor penyusun hutan alam adalah vegetasi. Vegetasi
merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam tumbuhan yang hidup
bersama di suatu tempat. Vegetasi selalu dinamis dan selalu berkembang
sesuai dengan keadaan habitatnya. Dengan itulah maka perlu melakukan
kegiatan analisis vegetasi. Hutan adalah komponen terpenting dari kehidupan
manusia maupun keseimbangan ekologi, oleh karenanya potensi yang
meliputi komposisi jenis tumbuhan dominasi jenis kerapatan dan lainnya
sangat perlu diukur. Hal ini sangat penting untuk menentukan perlakuan yang
harus dilakukan dari suatu luasan hutan. Hal yang diselidiki dan diukur dalam
ekologi hutan alam adalah tegakan.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis)
dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon,
perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari
dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau
komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati
habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain.
Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh
komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan
pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami
perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.Analisis vegetasi ditujukan
untuk mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma,
perubahan flora (shifting) sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan
evaluasi herbisida (trial) untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap
jenis gulma di lapangan.
Didalam suatu objek vegetasi terdapat bermacam-macam vegetasi
yang hidup diantaranya tumbuhan di mana dalam tumbuahan musiman dan
tumbuhan tahunan. Bentuk pada interaksi antara komponen ekosistem
tersebut merupakan suatu asas, yakni asas keanekaragaman, asas kerjasama,
asas persaingan, asas interaksi, dan asas keseimbangan, keseluruhan asas-asas
tersebut berfungsi sebagai sarana untuk tetap mempertahankan adanya
kelangsungan dalam hubungan timbal balik antara komponen ekosistem dan
antar komponen dengan lingkungannya.
Didalam suatu objek vegetasi terdapat bermacam-macam vegetasi
yang hidup diantaranya tumbuhan di mana dalam tumbuahan musiman dan
tumbuhan tahunan. Bentuk pada interaksi antara komponen ekosistem
tersebut merupakan suatu asas, yakni asas keanekaragaman, asas kerjasama,
asas persaingan, asas interaksi, dan asas keseimbangan, keseluruhan asas-asas
tersebut berfungsi sebagai sarana untuk tetap mempertahankan adanya
kelangsungan dalam hubungan timbal balik antara komponen ekosistem dan
antar komponen dengan lingkungannya.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis)
dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon,
perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari
dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau
komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati
habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain.
Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh
komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang
tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan
pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami
perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.
Berdasarkan uraian diatas maka praktikum ini sangat penting bagi kita
untuk melaksanakan praktikum ini untuk menghitung tumbuhan pohon, herba
dan semak yang ada pada plot yang kita bikin.
B. Tujuan
Tujuan pengamatan ini untuk mengetahui analisis vegetatif teknik Point
Center di daerah perbukitan gunung Bawakaraeng dengan mengumpulkan
ramuan, semak, pohon dan sampel.
C. Manfaat
Mahasiswa dapat memahami dan menerapakan metode-metode dalam
menganalisis setiap tipe vegetasi seperti metode transek, point centre, profil
digram, dan nested plot serta dapat mengetahui sifat abiotik lingkungan pada
beberapa wilayah di sekitar gunung bawakaraeng.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Prosedur Kerja
1. Menentukan wilayah untuk pemasangan transek 100m yang didalamnya
ada 10 plot 10x10m, 10 plot 5x5m dan 10 plot 2x2m.
2. Memasang transek sesuai dengan wilayah yang telah ditentukan
3. Mendata sekaligus mengambil gambar setiap spesies yang diamati untuk
setiap tipe vegetasi dimulai dari transek 1 hingga 10
4. Mendata sesuai dengan metode yang telah ditentukan.
5. Menuju ke lokasi lain yang telah ditentukan dan melakukan aktivitas 1 – 4
(lokasi yang ditentukan ada 3)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Herba
a. Densitas
Densitas Densitas
No Spesies Densitas
Mutlak Relatif (%)
1 A 152 1,085714286 4,115894936
2 B 221 1,578571429 5,984294611
3 C 698 4,985714286 18,9006228
4 D 625 4,464285714 16,9239101
5 E 185 1,321428571 5,00947739
6 F 502 3,585714286 13,59328459
7 G 99 0,707142857 2,68074736
8 H 48 0,342857143 1,299756296
9 I 68 0,485714286 1,841321419
10 J 283 2,021428571 7,663146493
11 K 133 0,95 3,601408069
12 L 6 0,042857143 0,162469537
13 M 292 2,085714286 7,906850799
14 N 5 0,035714286 0,135391281
15 O 79 0,564285714 2,139182237
16 P 13 0,092857143 0,35201733
17 Q 2 0,014285714 0,054156512
18 R 29 0,207142857 0,785269429
19 S 1 0,007142857 0,027078256
20 T 46 0,328571429 1,245599783
21 U 12 0,085714286 0,324939074
22 V 104 0,742857143 2,816138641
23 W 90 0,642857143 2,437043054
b. Frekuensi
Frekuensi Frekuensi
No Spesies Frekuensi
Mutlak Relatif (%)
1 A 12 0,34285714 8,69565217
2 B 19 0,54285714 13,7681159
3 C 9 0,25714286 6,52173913
4 D 21 0,6 15,2173913
5 E 16 0,45714286 11,5942029
6 F 5 0,14285714 3,62318841
7 G 9 0,25714286 6,52173913
8 H 5 0,14285714 3,62318841
9 I 5 0,14285714 3,62318841
10 J 2 0,05714286 1,44927536
11 K 3 0,08571429 2,17391304
12 L 2 0,05714286 1,44927536
13 M 10 0,28571429 7,24637681
14 N 1 0,02857143 0,72463768
15 O 6 0,17142857 4,34782609
16 P 1 0,02857143 0,72463768
17 Q 1 0,02857143 0,72463768
18 R 2 0,05714286 1,44927536
19 S 1 0,02857143 0,72463768
20 T 4 0,11428571 2,89855072
21 U 1 0,02857143 0,72463768
22 V 1 0,02857143 0,72463768
23 W 2 0,05714286 1,44927536
c. Dominansi
Dominansi Dominansi
No Spesies Dominansi
Mutlak Relatif (%)
1 A 2,641 0,018864286 0,95603665
2 B 15,8568 0,113262857 5,74012947
3 C 1,7303 0,012359286 0,62636509
4 D 33,1268 0,23662 11,9918345
5 E 12,511 0,089364286 4,52895665
6 F 2,402 0,017157143 0,86951913
7 G 147,22 1,051571429 53,2933417
8 H 0,515 0,003678571 0,18642896
9 I 2,9054 0,020752857 1,05174891
10 J 0,412 0,002942857 0,14914317
11 K 0,166 0,001185714 0,06009166
12 L 0,122 0,000871429 0,04416375
13 M 0,546 0,0039 0,19765089
14 N 5 0,035714286 1,80998987
15 O 51,0056 0,364325714 18,4639239
16 P 0,013 9,28571E-05 0,00470597
17 Q 0,004 2,85714E-05 0,00144799
18 R 0,029 0,000207143 0,01049794
19 S 0,0001 7,14286E-07 3,62E-05
20 T 0,0046 3,28571E-05 0,00166519
21 U 0,024 0,000171429 0,00868795
22 V 0,00104 7,42857E-06 0,00037648
23 W 0,009 6,42857E-05 0,00325798
2. Semak
a. Densitas
Densitas relatif
No Densitas Densitas mutlak
(100%)
6 95 0,76 1,775700935
8 45 0,36 0,841121495
9 17 0,136 0,317757009
10 2 0,016 0,037383178
11 1 0,008 0,018691589
12 4 0,032 0,074766355
b. Frekuensi
Frekuensi Relatif
No Frekuensi Frekuensi Mutlak
(100%)
1 29 0,232 20,86330935
2 29 0,032 20,86330935
3 5 0,04 3,597122302
4 18 0,144 12,94964029
5 21 0,168 15,10791367
6 8 0,064 5,755395683
7 14 0,112 10,07194245
8 6 0,048 4,316546763
9 6 0,048 4,316546763
10 1 0,008 0,71942446
11 1 0,008 0,71942446
12 1 0,008 0,71942446
c. Dominansi
Frekuensi Relatif
No Dominansi Dominansi Mutlak
(100%)
10 7 0,056 0,04878423
11 4 0,032 0,0278767
12 7 0,056 0,04878423
3. Anakan Pohon
a. Densitas
No Densitas Densitas Mutlak Densitas Relatif
2 30 0,034285 8,87573
3 26 0,029714 7,69230
4 1 0,001142 0,29585
b. F
5 8 0,009142 2,36686
r
Jumlah 388 0,386285 100
e
kuensi
No Frekuensi Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif
1 10 0,285 47,619
2 4 0,114 19,047
3 4 0,114 19,047
4 1 0,028 4,76190
c. D
5 2 0,057 9,52380
o
Jumlah 21 0,6 100
m
inansi
No. Spesies Dominansi Dominansi Mutlak Dominansi Relatif
(%)
4. Pohon
a. Densitas
Densitas
Species Densitas Densitas Mutlak
Relatif (100%)
Species A 3 0.003 6
Densitas Species B 32 0.032 64
Species C 12 0.012 24
Species D 3 0.003 6
Total 50 0.05 100
b. Frekuensi
Frekuensi
Species frekuensi FrekuensiMutlak
Relatif (100%)
Species A 3 0.3 15.78947368
Frekuensi Species B 8 0.8 42.10526316
Species C 7 0.7 36.84210526
Species D 1 0.1 5.263157895
Total 19 1.9 100
c. Dominansi
Dominansi Dominansi
Species Dominansi
Mutlak Relatif (100%)
Species
7353.88 7.35388 3.154190063
A
Species
201120.7366 201.1207366 86.26371776
Dominansi B
Species
23133.165 23.133165 9.922163424
C
Species
1538.6 1.5386 0.659928749
D
Total 233146.3816 233.1463816 100
5. Data Abiotik
Ukuran Serasah Ketinggian Baro-m
Transek Plot Kemiringan Koordinat
(m) (cm) (m) (mb)
10x10 3,8 1683 1013,4 S 5 ℃, 15'56.8''
1 5x5 3,5 E 119 ℃, 54' 44.8''
2x2 0,6
10x10 1,7
2 5x5 1,8
2x2 2,5
10x10 2,6
3 5x5 1,5
2x2 1,4
10x10 2,2
4 5x5 2,1
2x2 1,5
10x10 3,3
5 5x5 3,3
2x2 2,3
1
10x10 3,4
6 5x5 2,9
2x2 2,7
10x10 3,1
7 5x5 2,3
2x2 2,5
10x10 4,5
8 5x5 3,1
2x2 3,2
10x10 3,5
9 5x5 3,5
2x2 3,2
10x10 4
10 5x5 3,8
2x2 3,2
10x10 3,9
11 5x5 3,8
2 2x2 2,8
10x10 5,4
12
5x5 4,1
2x2 4
10x10 4,6
13 5x5 4,3
2x2 4,2
10x10 5,9
14 5x5 5,7
2x2 5,2
10x10 6,2
15 5x5 5,1
2x2 5,1
10x10 6,4
16 5x5 6,5
2x2 6,2
10x10 7,1
17 5x5 7,1
2x2 7
10x10 7
18 5x5 6,5
2x2 6,5
10x10 7,2
19 5x5 7
2x2 6,2
10x10 6,5
20 5x5 5,5
2x2 5
10x10 3,2 1697 1,5 65 ℃ S 09° 16’04. 9”
21 5x5 2,8 E 119° 54’43. 4”
2x2 5,5
10x10 4
22 5x5 6
2x2 6,3
10x10 4,9
3 23 5x5 10,5
2x2 4,5
10x10 3,6
24 5x5 5,4
2x2 5,9
10x10 2,7
25 5x5 4,3
2x2 0,7
10x10 1,7
26 5x5 4,4
2x2 0,8
10x10 4,5
27 5x5 5,5
2x2 7
10x10 2,5
28 5x5 3,6
2x2 3
10x10 4,2
29 5x5 2,5
2x2 1,9
10x10 2,4
30 5x5 1,9
2x2 3
10x10 2,3
31 5x5 3,4
2x2 1,9
10x10 2
32 5x5 0,5
2x2 0,9
10x10 2,6
4 33 5x5 2,5
2x2 1,5
10x10 5,6
34 5x5 2,5
2x2 3,9
10x10 1,9
35 5x5 2,4
2x2 0,2
B. Analisis Data
Herba
1. Densitas = kerapatan = jumlah individu
a. Spesies A
152
Densitas mutlak = 2x2x35 = 1.0714
1.0714
Densitas relative = 26,3785 x 100 % = 4,0616 %
b. Spesies B
221
Densitas mutlak = 2x2x35 = 1,5785
1,5785
Densitas relative = 26,3785 x 100 % = 5,9840%
c. Spesies C
698
Densitas mutlak = 2x2x35 = 4,9857
4,9857
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 18,9006%
d. Spesies D
625
Densitas mutlak =2x2x35 = 4,4642
4,4642
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 16,9239%
e. Spesies E
185
Densitas mutlak = 2x2x35 =1,3214
1,3214
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 5,0093%
f. Spesies F
502
Densitas mutlak = 2x2x35 = 3,5857
3,5857
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 13,5932%
g. Spesies G
99
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,7071
0,7071
Densitas relatif =26,3785 x 100 % = 2,6805%
h. Spesies H
48
Densitas mutlak = 2x2x35 = 0,3428
0,3428
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 1,2995%
i. Spesies I
68
Densitas mutlak =2x2x35 =0,4857
0,4857
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 1,8412%
j. Spesies J
283
Densitas mutlak =2x2x35 = 2,0214
l. Spesies L
6
Densitas mutlak = 2x2x35 = 0,0428
0,0428
Densitas relatif =26,3785 x 100 % = 0,1622%
m. Spesies M
292
Densitas mutlak =2x2x35 = 2,0857
2,0857
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 7,9068%
n. Spesies N
5
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,0357
0,0357
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 0,1353%
o. Spesies O
79
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,5642
0,5642
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 2,1388%
p. Spesies P
13
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,0928
0,0928
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 0,3518%
q. Spesies Q
2
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,0142
0,1042
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 0,0538
r. Spesies R
29
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,2071
0,2071
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 0,7851%
s. Spesies S
1
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,0071
0,0071
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 0,0269%
t. Spesies T
46
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,3285
0,3285
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 1,2453%
u. Spesies U
12
Densitas mutlak = = 0,0857
2x2x35
0,0857
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 0,3248%
v. Spesies V
104
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,7428
0,7428
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 2,8159%
w. Spesies W
90
Densitas mutlak =2x2x35 = 0,6428
0,6428
Densitas relatif = 26,3785 x 100 % = 2,4368%.
2. Frekuensi = kehadiran
a. Spesies A
12
Frekuensi Mutlak = 35= 0,342
0,3428
Frekuensi Relatif = x 100% = 8,6943
3,9428
b. Spesies B
19
Frekuensi Mutlak = 35= 0,5428
0,5428
Frekuensi Relatif = x 100% = 13,7668
3,9428
c. Spesies C
9
Frekuensi Mutlak = 35= 0,2571
0,2571
Frekuensi Relatif = x 100% = 6,5207
3,9428
d. Spesies D
21
Frekuensi Mutlak = 35= 0,6
0,6
Frekuensi Relatif = x 100% = 15,2176
3,9428
e. Spesies E
16
Frekuensi Mutlak = 35= 0,4571
0,4571
Frekuensi Relatif = x 100% = 11,5932
3,9428
f. Spesies F
5
Frekuensi Mutlak = 35= 0,1428
0,1428
Frekuensi Relatif = 3,9428 x 100% = 3,6217
g. Spesies G
9
Frekuensi Mutlak = 35= 0,2571
0,2571
Frekuensi Relatif = x 100% = 6,520
3,9428
h. Spesies H
5
Frekuensi Mutlak = 35= 0,1428
0,1428
Frekuensi Relatif = x 100% = 3,6217
3,9428
i. Spesies I
5
Frekuensi Mutlak = 35= 0,1428
0,1428
Frekuensi Relatif = x 100% = 3,6217
3,9428
j. Spesies J
2
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0571
0,0571
Frekuensi Relatif = x 100% = 1,4482
3,9428
k. Spesies K
3
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0857
0,0857
Frekuensi Relatif = x 100% = 2,173
3,9428
l. Spesies L
2
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0571
0,0571
Frekuensi Relatif = x 100% = 1,44
3,9428
m. Spesies M
10
Frekuensi Mutlak = 35= 0,2857
0,2857
Frekuensi Relatif = x 100% = 7.246
3,9428
n. Spesies N
1
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0285
0,0285
Frekuensi Relatif = x 100% = 0,722
3,9428
o. Spesies O
6
Frekuensi Mutlak = 35= 0,1714
0,1714
Frekuensi Relatif = x 100% = 4,347
3,9428
p. Spesies P
1
Frekuensi Mutlak = = 0,0285
35
0,0285
Frekuensi Relatif = x 100% = 0,722
3,9428
q. Spesies Q
1
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0285
0,0285
Frekuensi Relatif = x 100% = 0,722
3,9428
r. Spesies R
2
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0571
0,0571
Frekuensi Relatif = x 100% = 1,448
3,9428
s. Spesies S
1
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0285
0,0285
Frekuensi Relatif = x 100% = 0,722
3,9428
t. Spesies T
4
Frekuensi Mutlak = 35= 0,1142
0,1142
Frekuensi Relatif = x 100% = 2,896
3,9428
u. Spesies U
1
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0285
0,0285
Frekuensi Relatif = x 100% = 0,722
3,9428
v. Spesies V
1
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0285
0,0285
Frekuensi Relatif = x 100% = 0,722
3,9428
w. Spesies W
2
Frekuensi Mutlak = 35= 0,0571
0,0571
Frekuensi Relatif = x 100% = 1,4482
3,9428
3. Dominansi
a. Spesies A
2,641
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0188
0,0188
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,9528%
b. Spesies B
15,8568
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,1132
0,1132
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 5,7371%
c. Spesies C
1,7303
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0123
0,0123
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,6233
d. Spesies D
33,1268
Dominansi Mutlak = = 0,2366
2×2×35
0,2366
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 11,9912%
e. Spesies E
12,511
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0893
0,0893
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 4,5258
f. Spesies F
2,402
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0171
0,0171
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,8666
g. Spesies G
147,22
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 1,0515
1,0515
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 53,2117
h. Spesies H
0,515
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 36,7857
36,7857
Dominansi Relatif = × 100% = 1864,3%
1,9731
i. Spesies I
2,9054
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0207
k. Spesies K
0,166
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0011
0,0011
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,0557%
l. Spesies L
0,122
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0008
0,0008
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,0405%
m. Spesies M
0,546
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0039
0,0039
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,1976%
n. Spesies N
5
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0357
0,0357
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 1,8093%
o. Spesies O
51,0056
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,3643
0,3643
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 18,4637%
p. Spesies P
0,013
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 9,2857
9,2857
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 144,7706
q. Spesies Q
0,004
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 2,8571
2,8571
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 144,80%
r. Spesies R
0,29
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0002
0,0002
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 0,0101%
s. Spesies S
0,0007
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 7,1428
7,1428
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 362,0%
t. Spesies T
0,0046
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 3,2857
3,2857
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 166,5%
u. Spesies U
0,024
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 0,0001
0,0001
Dominansi Relatif = × 100% = 0,0050
1,9731
v. Spesies V
0,00104
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 7,4285
7,4285
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 376,4%
w. Spesies W
0,009
Dominansi Mutlak = 2×2×35 = 6,4285
6,4285
Dominansi Relatif = 1,9731 × 100% = 325,8%.
a. Spesies A Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,04) (-3,08)
= 0,1232
b. Spesies B Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,08) (-2,46)
= 0,1968
c. Spesies C Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,08) (-2,44)
= 0,1952
d. Spesies D Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,14) (-1,91)
= 0,1952
e. Spesies E Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,07) (-2,65)
= 0,1855\
f. Spesies F Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = = - (0,06) (-2,80)
= 0,168
g. Spesies G Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,20) (-1,56)
= 0,312
h. Spesies H Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,01) (-4,07)
= 0,0407
i. Spesies I Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,02) (-3,82)
= 0,0764
j. Spesies J Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,03) (-3,47)
= 0,1041
k. Spesies K Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,01) (-3,93)
= 0,0393
l. Spesies L Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,005) (-5,19)
= 0,02595
m. Spesies M Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,05) (-2,97)
= 0,1485
n. Spesies N Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,0089) (-4,72)
= 0,042
o. Spesies O Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,08) (-2,48)
= 0,1984
p. Spesies P Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,003) (-5,62)
= 0,0168
q. Spesies Q Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,002) (-5,95)
= 0,0119
r. Spesies R Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,007) (-4,89)
= 0,03423
s. Spesies S Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,002) (-5,98)
= 0,01196
t. Spesies T Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,013) (-4,28)
= 0,05564
u. Spesies U Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,003) (-5,64)
= 0,01692
v. Spesies V Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,011) (-4,43)
= 0,048
w. Spesies W Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,012) (-4,34)
= 0,052
6. Indeks Kemerataan
𝐻′
E = ln(𝑠)
2,56948
E= ln(23)
= 0,81948
Semak
1. Densitas
a. Densitas Mutlak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1614
1) Densitas mutlak Spesies A = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
12,912
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1922
2) Densitas mutlak Spesies B = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
15,376
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 184
3) Densitas mutlak Spesies C = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
1,472
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 273
4) Densitas mutlak Spesies D = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
2,184
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1072
5) Densitas mutlak Spesies E = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
8,576
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 95
6) Densitas mutlak Spesies F = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,76
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 121
7) Densitas mutlak Spesies G = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,968
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 45
8) Densitas mutlak Spesies H = = (5𝑥5)𝑥 5 = 0,3
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 17
9) Densitas mutlak Spesies I = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,136
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 2
10) Densitas mutlak Spesies J = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,016
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1
11) Densitas mutlak Spesies K = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,008
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 4
12) Densitas mutlak Spesies L = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,032
b. Densitas Relatif
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1614
1) Denrel Sp. A = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥 100% =
30,1682243
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1922
2) Denrel Sp. B = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100%= 5350 𝑥 100% =
35,92523364
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 184
3) Den rel Sp. C = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100%= 5350 𝑥 100% =
3,439252336
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 273
4) Denrel Sp. D = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100%= 5350 𝑥 100% =
5,102803738
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1072
5) Denrel Sp. E = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100%= 5350 𝑥 100% =
20,03738318
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 95
6) Denrel Sp. F = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
1,775700935
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 121
7) Denrel Sp. G = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
2,261682243
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 45
8) Denrel Sp. H = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
0,841121495
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 17
9) Denrel Sp. I = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
0,317757009
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 2
10) Denrel Sp. J = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
0,037383178
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 1
11) Denrel Sp. K = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
0,018691589
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 4
12) Denrel Sp. L = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. 𝑥 100% = 5350 𝑥100% =
0,074766355
2. Frekuensi
a. Frekuensi Mutlak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 29
1) Frekuensi mutlak spesies A = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,232
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 29
2) Frekuensi mutlak spesies B= = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,232
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 5
3) Frekuensi mutlak spesies C = = (5𝑥5)𝑥 5 = 0,04
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 18
4) Frekuensi mutlak spesies D = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,144
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 21
5) Frekuensi mutlak spesies E = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,168
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 8
6) Frekuensi mutlak spesies F = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,064
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 14
7) Frekuensi mutlak spesies G = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,112
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 6
8) Frekuensi mutlak spesies H = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,048
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 6
9) Frekuensi mutlak spesies I = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,048
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 1
10) Frekuensi mutlak spesies J = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,008
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 1
11) Frekuensi mutlak spesies K = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,008
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 1
12) Frekuensi mutlak spesies L = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑝𝑙𝑜𝑡
0,008
b. Frekuensi Relatif
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 29
1) Frekrel Sp. A = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
20,86330935
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 29
2) Frekrel Sp. B = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
20,86330935
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 5
3) Frekrel Sp. C = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
3,597122302
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 18
4) Frekrel Sp. D = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
12,94964029
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 21
5) Frekrel Sp.E = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
15,10791367
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 8
6) Frekrel Sp. F = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
5,755395683
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 14
7) Frekrel Sp. G = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
10,07194245
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 6
8) Frekrel Sp. H = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
4,316546763
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 6
9) Frekrel Sp. I = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
4,316546763
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 1
10) Frekrel Sp. J = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
0,71942446
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 1
11) Frekrel Sp. K = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
0,71942446
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝. 1
12) Frekrel Sp. L = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % = 139 𝑥 100% =
0,71942446
3. Dominansi
a. Dominansi Mutlak
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 2425,1
1) Dominansi mutlak Spesies A = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
19,4008
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 9642,1
2) Dominansi mutlak Spesies B = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
77,1368
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 592
3) Dominansi mutlak Spesies C = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
4,736
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 429,5
4) Dominansi mutlak Spesies D = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
3,436
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 732,5
5) Dominansi mutlak Spesies E = = (5𝑥5)𝑥 5 = 5,86
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 176,8
6) Dominansi mutlak Spesies F = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
1,4144
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 204,5
7) Dominansi mutlak Spesies G = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
1,636
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 94,6
8) Dominansi mutlak Spesies H = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,7568
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 33,8
9) Dominansi mutlak Spesies I = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,2704
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 7
10) Dominansi mutlak Spesies J = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,056
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 4
11) Dominansi mutlak Spesies K = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,032
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢𝑠𝑝. 7
12) Dominansi mutlak Spesies L = = (5𝑥5)𝑥 5 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
0,056
b. Dominansi Relatif
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
1) Domrel Sp. A = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
2425,1
𝑥 100% = 16,9009471
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
2) Domrel Sp. B = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
9642,1
𝑥 100% =67,1974855
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
3) Domrel Sp. C = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
592
𝑥 100% = 4,1257518
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
4) Domrel Sp. D = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
429,5
𝑥 100% =2,99326081
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
5) Domrel Sp.E = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
732,5
𝑥 100% = 5,104920993
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
6) Domrel Sp. F = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
176,8
𝑥 100% = 1,2321502
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
7) Domrel Sp. G = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
204,5
𝑥 100% =1,42519636
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
8) Domrel Sp. H = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
94,6
𝑥 100% =0,65928399
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
9) Domrel Sp. I = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
33,8
𝑥 100% = 0,23555813
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
10) Domrel Sp. J = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
7
𝑥 100% = 0,04878423
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
11) Domrel Sp. K = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
4
𝑥 100% = 0,0278767
14348,9
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝𝑠𝑝.
12) Domrel Sp. L = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑠𝑝. x 100 % =
4
𝑥 100% =0,04878423
14348,9
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,23) (-1,49)
= 0,34
n 123,98
b. Spesies B Pi = Ni = = 0,41
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,41) (-0,88)
= 0,36
n 11,16
c. Spesies C Pi = Ni = = 0,04
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,04) (-3,30)
=0,13
n 21,04
d. Spesies D Pi = Ni = = 0,07
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,07) (-2,65)
= 0,19
n 40,25
e. Spesies E Pi = Ni = = 0,13
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,13) (-2,01)
= 0,26
n 8,76
f. Spesies F Pi = Ni = = 0,03
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,03) (-3,53)
= 0,11
n 13,75
g. Spesies G Pi = Ni = = 0,05
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,05) (-3,08)
= 0,15
n 5,81
h. Spesies H Pi = = = 0,02
Ni 300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,02) (-3,94)
= 0,07
n 4,86
i. Spesies I Pi = Ni = = 0,01
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,01) (-4,12)
= 0,04
n 0,81
j. Spesies J Pi = Ni = = 0,003
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,003) (-5,91)
= 0,02
n 0,76
k. Spesies K Pi = Ni = = 0,002
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,002) (-5,97)
= 0,01
n 0,84
l. Spesies L Pi = Ni = = 0,003
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,003) (-5,87)
= 0,02
6. Indeks Kemerataan
𝐻′
E = ln(𝑠)
1,7914
E = ln(12)
= 0,14234
Anakan Pohon
1. Densitas = kerapatan = jumlah individu
a. Spesies A
jumlah individu suatu spesies 273
x. Densitas mutlak = = 5x5x35 = 0,312
luas petak contoh
densitas mutlak suatu spesies
y. Densitas relatif = densitas mutlak seluruh spesies x 100 %
0,312
= 0,38628 x 100 % = 80,77 %
b. Spesies B
jumlah individu suatu spesies 30
a. Densitas mutlak = = =0,034
luas petak contoh 5x5x35
densitas mutlak suatu spesies
b. Densitas relative= densitas mutlak seluruh spesies x 100 %
0,034
= 0,3862 x 100 % = 8,804%
c. Spesies C
jumlah individu suatu spesies 26
a. Densitas mutlak = = 5x5x35 =0,029
luas petak contoh
densitas mutlak suatu spesies
b. Densitas relatif = densitas mutlak seluruh spesies x 100 %
0,029
= 0,3862 x 100 % = 7,509 %
d. Spesies D
jumlah individu suatu spesies 1
a. Densitas mutlak = = 5x5x35 = 0,00114
luas petak contoh
densitas mutlak suatu spesies
b. Densitas relative= densitas mutlak seluruh spesies x 100 %
0,00114
= x 100 % = 0,295 %
0,3862
e. Spesies E
jumlah individu suatu spesies 8
a. Densitas mutlak = = 5x5x35 =0,00914
luas petak contoh
densitas mutlak suatu spesies
b. Densitas relatif = densitas mutlak seluruh spesies x 100 %
0,00914
= x 100 % = 2,367 %
0,3862
2. Frekuensi = kehadiran
a) Spesies A
Jumlah Plot Suatu Spesies 10
a. Frekuensi Mutlak = = = 0,28
Jumlah Seluruh Plot 35
Jumlah Mutlak Suatu Spesies
b. Frekuensi Relatif = Frekuensi mutlak x 100 %
Seluruh Spesies
0,28
= x 100% = 46,66%
0,6
b) Spesies B
Jumlah Plot Suatu Spesies 4
a. Frekuensi Mutlak = = 35= 0,11
Jumlah Seluruh Plot
Jumlah Mutlak Suatu Spesies
b. Frekuensi Relatif = Frekuensi mutlak x 100 %
Seluruh Spesies
0,11
= x 100% = 18,33%
0,6
b) Spesies C
Jumlah Plot Suatu Spesies 4
a. Frekuensi Mutlak = = 35= 0,11
Jumlah Seluruh Plot
d) Spesies D
Jumlah Plot Suatu Spesies 1
a. Frekuensi Mutlak = = 35= 0,02
Jumlah Seluruh Plot
e) Spesies E
Jumlah Plot Suatu Spesies 2
a. Frekuensi Mutlak = = 35= 0,05
Jumlah Seluruh Plot
0,05
= x 100% = 8,33%
0,6
3. Dominansi
a) Spesies A
Luas Penutupan Tajuk Setiap Spesies 9,64
a. Dominansi Mutlak = = =0,011
Luas Plot 875
0,011
= x 100 % =78,57%
0,014
b) Spesies B
Luas Penutupan Tajuk Setiap Spesies 0,59
a. Dominansi Mutlak = = =0,00067
Luas Plot 875
0,00067
= x 100 % = 4,775%
0,014
c) Spesies C
Luas Penutupan Tajuk Setiap Spesies 1,49
a. Dominansi Mutlak = = 875 = 0,0017
Luas Plot
0,0017
= x 100 % = 12,14%
0,014
d) Spesies D
Luas Penutupan Tajuk Setiap Spesies 0,01
a. Dominansi Mutlak = = = 0,00001
Luas Plot 875
e) Spesies E
Luas Penutupan Tajuk Setiap Spesies 0,55
a. Dominansi Mutlak = = = 0,00063
Luas Plot 875
0,00063
= 0,01403 x 100 % = 4,49%
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,107) (-2,21)
= 0,236
n 38,87
o. SpesiesCPi = Ni = = 0,129
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,017) (-4,066)
= 0,069
n 16,36
q. SpesiesEPi = Ni = = 0,054
300
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,054) (-2,908)
= 0,157
3. Indeks Kemerataan
H′ 0,99
Spesies A, E = In n = 𝐼𝑛 (5) = 0,615817
Pohon
1. Densitas = kerapatan = jumlah individu
a. Spesies A
3
Densitasmutlak= 10x10x10 = 0,003
0,003
Densitas relative = x 100 % = 6
0,05
b. Spesies B
32
Densitasmutlak = 10x10x10 = 0,032
0,032
Densitas relative = x 100 % = 64
0,05
c. Spesies C
12
Densitasmutlak = 10x10x10 = 0,012
0,012
Densitasrelatif= x 100 % = 24
0,05
d. Spesies D
3
Densitasmutlak =10x10x10 = 0,003
0,003
Densitasrelatif = x 100 % = 6 %
0,05
2. Frekuensi = kehadiran
a. Spesies A
3
Frekuensi Mutlak = 10= 0,3
0,3
FrekuensiRelatif = x 100% = 15,7895
1,9
b. Spesies B
8
Frekuensi Mutlak = 10= 0,8
0,8
FrekuensiRelatif = x 100% = 42,1053
1,9
c. Spesies C
7
Frekuensi Mutlak = 10= 0,7
0,7
FrekuensiRelatif = x 100% = 36,8421
1,9
d. Spesies D
1
Frekuensi Mutlak = 10= 0,1
0,1
FrekuensiRelatif = x 100% = 5,26136
1,9
3. Dominansi
a. Spesies A
7353,88
DominansiMutlak = 10𝑥10𝑥10 = 7,35388
7,35388
DominansiRelatif = 233,146 × 100% = 3,15419
b. Spesies B
20112,1
DominansiMutlak = 10𝑥10𝑥10 = 201,121
201,121
DominansiRelatif = 233,146 × 100% = 86,2637
c. Spesies C
23133,17
DominansiMutlak = 10×10×10 = 23,1332
23,1332
DominansiRelatif = 233,146 × 100% = 9,92216
d. Spesies D
1538,6
DominansiMutlak = 10×10×10 = 1,5386
1,5386
DominansiRelatif = 233,146 × 100% = 0,65993
a. Spesies A Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,0831) (-2,49)
= 0,207
b. Spesies B Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,6412) (-0,44)
= 0,285
c. Spesies C Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,2359) (-1,44)
= 0,341
d. Spesies D Pi
H’ = - ∑ pi ln pi = - (0,0397) (-3,23)
= 0,128
6. Indeks Kemerataan
𝐻′
E = ln(𝑠)
0,207
E= ln(4)
= 0,149
C. Pembahasan
Ekologi merupakan cabang ilmu dalam biologi yang mempelajari tentang
hubungan makhluk hidup dengan habitatnya. Pada dasarnya makhluk hidup
bergantung pada makhluk hidup lainnya ataupun habitatnya sehingga terjadi
hubungan timbal balik antara suatu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya
ataupun dengan habitatnya. Hubungan antar makhluk hidup ataupun dengan
habitatnya inilah yang merupakan interaksi yang dapat bersifat predasi,
parasitisme, komensalisme, dan mutualisme (Lesono, 2007).
Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah
untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang
tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan,
kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi.Analisis
vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan
jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat. Analisa vegetasi
adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka
kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara
peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan ( Kimball,
1965 ).
Kegiatan praktikum ini dilakukan dikawasan gunung Bawakaraeng
Lembanna Malino, Kabupaten Gowa. Analisis vegetasi dilakukan dengan metode
dengan menggunakan plot. Total plot yang diamati adalah 35 plot. Adapun tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui densitas, frekuensi dan dominansi dari
organisme penyusun dalam suatu komunitas, untuk menganalisis vegetasi pada
suatu area, dan untuk dapat merekapitulasi data analisis vegetasi dengan
perhitungan yang tepat. Untuk hasil pengukuran lapangan dilakukan dianalisis
data untuk mengetahui kondisi kawasan yang diukur secara kuantitatif. Alat-alat
yang digunakan busur, termometer, soiltester, dan alat tulis menulis. Metodologi
eksperimen dilakukan dengan mengambil sampel dengan membuat plot 2x2 untuk
herba, 5x5 untuk semak dan anakan pohon, dan 10x10 untuk pohon. Adapun
transek yang kami amati yaitu ada 3,5 transek.
Hasil pengamatan menunjukkan tanaman herba pada transek 1 ditemukan 19
spesies tanaman dan pada transek 2 untuk 5 plot dengan jumlah spesies 8.
Keseluruhan plot herba yang diamati pada spesies G memiliki nilai INP tertinggi
yaitu 59,59 dan spesies Q yang memiliki nilai INP terendah dengan nilai 0,771.
Keanekaragaman jenis tidak hanya ditentukan oleh kekayaan spesies karena
keanekaragam jenis merupakan fungsi gabungan dari kerapatan dan kekayaan
jenis. Dari tabel pengamatan terlihat nilai INP yang tidak merata. Rentang antara
nilai INP yang tertinggi dan terendah yang tinggi sekitar 90. Sehingga, dapat
dikatakan relung tidak tersebar secara merata pada areal tersebut.
Untuk tanaman semak pada transek 1 ditemukan 8 spesies. Pada transek 2
juga ditemukan 4 spesies tanaman semak. Untuk tanaman anakan pohon pada
transek 1 ditemukan 5 spesies. Pada transek 2 hanya ditemukan 1 spesies tanaman
anakan pohon. Untuk keseluruhan plot anakan pohon yang diamati pada spesies A
memiliki nilai INP tertinggi yaitu 206,37 dan spesies D yang memiliki nilai INP
terendah dengan nilai 5,13. Dari tabel pengamatan terlihat nilai INP yang tidak
merata. rentang antara nilai INP yang tertinggi dan terendah. Sehingga, dapat
dikatakan relung tidak tersebar secara merata pada areal tersebut.
Untuk tanaman jenis pohon hanya ditemukan pada transek 1 dengan jumlah 2
spesies tanaman. Dari tabel pengamatan terlihat nilai INP yang cenderung agak
merata. Rentang antara nilai INP yang tertinggi dan terendah tidak terlalu jauh.
Sehingga, dapat dikatakan relung tersebar agak merata pada areal tersebut.
Tingkat keanekaragaman jenis pada transek 1 lebih tinggi dibandingkan tingkat
keanekaragaman jenis pada transek 2. Hal ini disebabkan karena jumlah spesies
pada transek 1 lebih banyak dan tersebar lebih merata.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum lapangan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Densitas ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi
jenis tumbuhan. Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari
jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan
dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen
(%). Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies
dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah
total individu dari seluruh spesies yang ada. Vegetasi pada suatu area.
2. Untuk menganalisis vegetasi pada suatu daerah, perlu ditentukan nilai
densitas, frekuensi, dominansi. Dimana densitas terdiri atas densitas mutlak
dan densitas relatif, frekuensi terdiri atas frekuensi mutlak dan frekuensi
relatif, serta dominansi mutlak dan relatif.
3. Rekapitulasi data analisis vegetasi menggunakan indeks nilai penting (INP)
yang merupakan jumlah dari densitas relatif, frekuensi relatif, dan
dominansi relatif. Kemudian menentukan indeks keanekaragaman dan
indeks kemerataan.
B. Saran
Adapun saran untuk kegiatan praktikum, yaitu sebaiknya praktikan harus
bekerja sama dengan baik lagi dalam kegiatan praktikum agar praktikum
berjalan lebih lancar. Selain itu, praktikan harus berhati-hati dalam melaksaan
kegiatan praktikum agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA