You are on page 1of 22

MATI

BATANG
OTAK
Oleh :
MUSDALIFAH (C014172095)
IRA VERNANDA (C014181033)

Pembimbing :
dr. Candra Arisandi
DEFINISI
1959 2010
Calixto Machado , Jurnal
Mollaret dan Goulon
Neurologi Internasional
“koma dépassé”
irreversible koma dengan Kematian otak sebagai gejala klinis
mendeskripsikan 23 pasien koma dari otak yang ditandai dengan
yang telah hilang kesadaran, refleks penghentian kerja otak yang
batang otak, pernafasan serta irreversibel, disebut koma, refleks
electroencephalogram yang datar. batang otak tidak ada dan disertai
apnea.

1135-1204 1968
Moses Maimonedes komite Ad Hoc di Harvard
mempertimbangkan bahwa Medical School
kematian setara dengan hilangnya mendefinisikan ulang kematian adalah
fungsi otak secara irreversibel. koma yang irreversibel
“Seseorang dinyatakan mati apabila
fungsi sistem jantung, sirkulasi dan sistem
pernafasan terbukti telah berhenti secara
permanen, atau apabila kematian batang
otak telah dapat dibuktikan. “
Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pasal 117
ANATOMI &
FISIOLOGI
OTAK
NERVUS CRANIALIS
SUPLAI DARAH
ETIOLOGI Perdarahan intrakranial

Trauma

Tumor otak

Overdosis obat
Patomekanisme
Peningkatan
Perdarahan
tekanan intrakranial
Edema Otak

Konsentrasi karbon dioksida,


hidrogen, dan oksigen

Gangguan perfusi Iskemia


jaringan cerebral

Autoregulasi vasomotor daerah


sekitar iskemik, gangguan
metabolisme, reaksi degeneratif dini
saraf

Kematian sel saraf


KRITERIA KEMATIAN BATANG OTAK
Kriteria Minnesota
Kriteria Harvard
• Hilangnya respirasi spontan setelah masa 4 menit pemeriksaan.
• Tidak bereaksi terhadap stimulus • Hilangnya refleks otak yang ditandai dengan: pupil dilatasi,
noksius yang intensif (unresponsive hilangnya refleks batuk, refleks kornea dan siliospinalis,
coma). hilangnya doll’s eye movement, hilangnya respon terhadap
stimulus kalori dan hilangnya refleks tonus leher.
• Hilangnya kemampuan bernapas
spontan. • Status penderita tidak berubah sekurang-kurangnya dalam 12
jam.
• Hilangnya refleks batang otakdan
spinal.

• Proses patologis yang berperan dan dianggap tidak dapat
diperbaiki.
• Hilangnya aktivitas postural seperti
• Hilangnya fungsi serebral
deserebrasi.
• Hilangnya fungsi batang otak termasuk respirasi spontan
• EEG datar. • Bersifat ireversibel.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan
konfirmatif
(+)

Tes Apnea

(-)
REFLEKS
BATANG
OTAK

KOMA DALAM
Tidak berespon dengan nyeri

EVALUASI
KASUS KOMA
EVALUASI KOMA

Koma dalam yaitu kondisi dimana tidak


adanya respon motorik serebral
terhadap rangsang nyeri di seluruh
ekstremitas (nail-bed pressure) dan
penekanan di supraorbital
REFLEKS BATANG OTAK
REFLEKS CAHAYA 1. REFLEKS CORNEA

REFLEKS OCULOCEPHALIC
CALORIC TEST
GAG & COUGH REFLEX
TES APNEA
TES KONFIRMASI (BILA PERLU)
ELECTROENCEPHLAOGRAPHY ANGIOGRAPHY
DAFTAR PUSTAKA
1. Wijdicks. Current Concepts, The Diagnosis of Brain Death, N Engl J Med, 2001, 344 (16)
2. Guidelines On Certification Of Brain Death, The Hong Kong Society Of Critical Care
Medicine, journal of the Royal College of Physicians of London 1995, 29:381-2
3. RM, Schapiro R, eds. The definition of death: contemporary controversies, Johns Hopkins
University Press, Baltimore, 1999
4. New York State Department of Health. Guidelines for Determining Brain Death,
Department of Health, New York, 2005 Quality Standards Subcommittee of the American
Academy of Neurology,. Practice parameters for determining brain death in adults
(summary statement), Neurology, 1995, 45(5):1012-4
5. Pernyataan Ikatan Dokter Indonesia tentang mati. Surat Keputusan Pengurus Besar
Ikatan Dokter Indonesia SK PB IDI No.231/PB.A.4/07/90
6. G. Bryan Young MD FRCPC. Et al. Brief Review: The Role Of Ancillary Tests In The
Neurological Determination Of Death. Can J Anesth 2010;53(6) : 620-627.
Thank You

You might also like