You are on page 1of 4

23 - MENGUKUR PENDAPATAN SUATU NEGARA

Kondisi perekonomian secara keseluruhan sangatlah besar pengaruhnya terhadap kita semua, perubahan
kondisi perekonomian banyak tersiar dimana – mana baik media elektronik dan juga media cetak. Bahkan
kurang rasanya apabila kita membaca surat kabar tanpa mengamati laporan atau kondisi terbaru tentang
statistik perekonomian. Statistik tersebut kemungkinan mengukur pendapatan total semua orang dalam
perekonomian.
Gros Domestic Product ( GDP ) atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal sebagai Pruduk Domestik
Bruto (PDB), tingkat kenaikan harga ( Inflasi ), persentase tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan
(pengangguran). Semua statistik ini disebut dengan ekonomi makro. Statistik – statistik ini tidak
memberikan informasi tentang rumah tangga atau perusahaan tertentu, melainkan tentang perekonomuan
secara keseluruhan.

Dalam bukunya, N. Gregory Mankiw berpendapat bahwa ekonomi makro ( Macroeconomics ) adalah
ilmu tentang perekonomian secara keseluruhan.

Tujuannya adalah untuk menjelaskan perubahan perekonomian yang memengaruhi semua rumah tangga,
perusahaan, dan pasar secara bersamaan. Termasuk juga didalamnya membahas tentang harga – harga
yang melonjak tajam pada periode tertentu tetapi stabil pada periode yang lain, masalah laju pertumbuhan
pendapatan, dan inflasi yang rendah. Semuanya terangkum dalam ilmu ekonomi makro karena berkenaan
dengan jalannya perekonomian secara keseluruhan.

PENDAPATAN DAN PENGELUARAN DALAM


PEREKONOMIAN
Dengan mengukur atau memeriksa pendapatan seseorang, mungkin anda bisa mengetahui nilai prestasi
ekonomi seseorang. Orang berpenghasilan besar dapat lebih mudah menjangkau kebutuhan hidupnya,
kemewahan, standar hidup yang lebih tinggi, perawatan kesehatan yang baik, bahkan dapat berlibur
kemana saja yang dia inginkan.

Logika yang sama berlaku pula untuk perekonomian suatu negara secara keseluruhan. Suatu negara dapat
dikatakan perekonomiannya berjalan dengan baik atau buruk dapat dilihat dari pedapatan total yang
diperoleh semua orang dalam perekonomian tersebut. Inilah fungsi dari Produk Domestik Bruto (PDB).

PDB mengukur dua hal sekaligus, yaitu pendapatan total semua orang dalam perekoomian dan jumlah
pembelanjaan untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Pada dasarnya pengukuran kedua
hal ini sama saja, karena dalam suatu perekonomin secara keseluruhan, pendapatan total harus sama
dengan penguluaran total.

Maksud dari pendapatan perekonomian harus sama dengan pengeluarannya adalah dalam setiap transaksi
melibatkan dua pihak, yaitu penjual dan pembeli.

PDB mencakup seluruh barang yang diproduksidalam perekonomian dan dijual secara legal dipasar.
Namun ada juga sebagian produk yang tidak dimasukan kedalam PDB karena sulit diukur . PDB tidak
memasukan sebagian besar barang yang diproduksi dan dijual secara tidak sah, misalnya obat – obatan
terlarang.

PDB mencakup, baik barang berwujud (makanan, pakaian, kendaraan) maupun jasa tidak berwujud
(pangkas rambut, membersihkan rumah, kunjungan dokter).

PDB mencakup barang dan jasa yang sedang diproduksi. PDB tidak termasuk transaksi yang melibatkan
barang – barang yang diproduksi pada masa lalu.

PDB mengukur nilai produksi didalam batas – batas wilayah geografis suatu negara. Dengan demikian,
barang – barang dimasukkan kedalam PDB suatu negara jika diproduksi secara domestik tanpa
memandang kewarganegaraan produsennya.

PDB juga mengukur nilai produksi yang dilakukan pada jangka waktu tertentu. Biasanya, jangka
waktunya adalah satu tahun atau satu kuartal (tiga bulan) dan setiap kali pemerintah menyajikan data
PDB dalam kuartal tertentu, maka laporan perhitungannya adalah angka – angka tahunan. Kebiasaan
inisering dilakukan oleh pemerintah dibanyak negara agar data PDB kuartalan dan PDB tahunan dapat
langsung dibandingkan secara mudah.

Jadi, produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar dari semua barang jadi dan jasa yang diproduksi di
suatu negara selama kurun waktu tertentu.

KOMPONEN – KOMPONEN PDB


Dalam ekonomi cara memanfaatkan sumber daya langka, para ahli ekonomi mempelajari komposisi PDB
dari berbagai jenis pembelanjaan. Untuk melakukannya, PDB dilambangkan dengan “ Y “ dibagi menjadi
empat komponen, yaitu konsumsi (C), investasi (I), belanja pemerintah (G), dan ekspor neto (NX).

Y = C + I + G + NX
Persamaan ini merupakan sebuah identitas yaitu suatu persamaan yang harus tetap berlaku atau terbukti
benar meskipun urutannya tidak berurutan sedemikian rupa.

KONSUMSI
Pembahasan komponen – komponen PDB yang pertama akan diawala dengan
konsumsi. Konsumsi (consumption) adalah pembelanjaan rumah tangga untuk barang dan jasa.
“Barang” meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang awet seperti kendaraan dan alat rumh
tangga, juga barang tidak awet, seperti makanan dan pakaian. “Jasa” meliputi barang – barang yang tidak
kasat mata, seperti potong rambut dan layanan kesehatan

INVESTASI
Investasi (investment) adalah pembelian yang akan digunakan pada masa depan untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih banyak. Investasi adalah jumlah pembelian peralatan modal, persediaan dan
bangunan atau struktur. Investasi pada bangunan meliputi pengeluaran untuk rumah baru, meskipun
dilakukan oleh rumah tangga, ini bukan konsumsi. Karena telah disepakati oleh para ekonom bahwa
pembelian rumah tangga dikategorikan sebagai investasi, bukan konsumsi.

BELANJA PEMERINTAH
Belanja pemerintah (goverment purchases) meliputi pengeluaran untuk barang dan jasa yang dilakukan
oleh pemerintah. Pengeluaran jenis ini dicontohkan oleh pengeluran Angkatan Laut dalam memperbarui
armada akan kapal selamnya, upah pegawai negeri dan pengeluaran untuk pekerjaan umum. Arti “belanja
pemerintah” perlu diperjelas, jadi apabila pemerintah membayar upah seorang jendral, maka upah
tersebut merupakan bagian belanja pemerintah. Hal ini tidak berlaku jika pemerintah membayar uang
pensiun bagi warga lanjut usia, karena dalam hal ini tidak adanya untuk ditukar dengan barang atau jasa
yang diproduksi pada saat itu ini bisa dikatakan dengan pembayaran tranfer.

EKSPOR NETO
Ekspor neto ( net export ) adalah pembelian barang produksi domestik oleh warga asing (ekspor)
dikurangi dengan pembelian barang asing oleh warga domestik (impor). Istilah “neto” pada “ekspor neto”
merujuk pada kenyataan bahwa nilai impor dikurangi dari nilai ekspor. Pengurangan ini dilakukan karena
impor atas barang atau jasa dari luar negeri sebenarnya sudah tercakup dalam komponen – komponen
lainnya dari PDB

PDB RIIL VERSUS PDB NOMINAL


Apabila jumlah pembelanjaan meningkat dari tahun ke tahun, salah satu dari dua kemungkinan berikut
bernilai benar, yaitu
1. Perekonomian memproduksi barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak
2. Barang dan jasa dijual dengan harga lebih tinggi

Dalam mempelajari perubahan perekonomian seiring berjalannya waktu, para ahli ekonomi ingin
memisahkan kedua pengaruh ini. Secara khusus, mereka ingin mengukur jumlah barang dan jasa yang
diproduksi pada tahun ini yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan jasa.

Untuk melaksanakan hal tersebut, para ekonom menggunakan ukuran yang disebut “PDB rill”. PDB rill
dapat menunjukan bagaimana kuantitas atau tingkat produksi barang dan jasa dari waktu ke waktu.
Sedangkan PDB nominal yaitu nilai produksi barang dan jasa berdasarkan harga yang tengah berlaku.

Untuk mengetahui ukuran produksi sesungguhnya setiap tahun, yakni produksi yang nilainya tidak
dipengaruhi oleh kenaikan harga, kita dapat menggunakan konsep PDB riil yaitu produksi barang dan
jasa yang dinilai pada harga tetap. Langka pertama dalam menghitung PDB riil yaitu memilih salah satu
tahun sebagai tahun dasar (base year). Kemudian, gunakan kedua harga barang pada tahun dasar untuk
menilai barang atau jasa pada tahun tersebut. Dengan kata lain, harga barang pada tahun dasar menjadi
dasar perbandingan kuantitas pada tahun – tahunyang berbeda.

Dapat disimpulkan bahwa PDB nominal menggunakan harga – harga saat ini untuk menilai produksi
barang dan jasa dalam perekonomian. PDB riil menggunakan harga tahun basis/dasar untuk menilai
produksi barang dan jasa dalam perekonomian.

Tujuan menghitug PDB adalah untuk mengukur jalannya perekonomian secara keseluruhan. Karena PDB
riil mengukur produksi barang dan jasa dalam perekonomian, PDB riil mencerminkan kemampuan
perekonomian untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat orang sehingga PDB riil menjadi ukuran kesehatan
ekonomi yang lebih baik daripada PDB nominal.

DEFLATOR PDB
Dari PDB riil dan PDB nominal, kita dapat menghitung statistik ketiga yang disebut deflator PDB, yang
mencerminkan harga barang dan jasa bukan kuantitas yang diproduksi. Rumus deflator PDB duhitung
sebagai berikut,

Deflator PDB = ( PDB Nominal : PDB Rill ) × 100

Deflator PDB merupakan salah satu ukuran pokok yang dipakai para ekonom untuk memantau tingkat
harga rata – rata dalam suatu perekonomian.

You might also like