You are on page 1of 6

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

 Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi diawali dengan penjualan, Bebaban pokok penjualan, dan Laba
Kotor. Selanjutnya diikuti oleh beban operasi yaitu semua beban (kecuali beban pokok
penjualan) yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan utama perusahaan.
Laporan Laba-Rugi dapat disajikan dalam salah satu dari format berikut:
- Format Bertahap (Multiple step)
- Format Satu Tahap (Single Step)
 Laporan Laba-Rugi Bertahap (Multiple step)
Sesuai dengan namanya, laporan laba rugi bertahap atau Multiple step menyajikan
data secara bertahap untuk akhirnya sampai pada laba bersih. Laporan laba-rugi
bentuk ini juga membrdakan antara aktivitas operasi dan aktivitas non-operasi.
Selainitu dalam laporan bentuk ini penentuan laba diperhatikan secara bertahap dan
beban dikelompokkan.
 Penyajian Penjualan Dalam Laporan Laba-Rugi
Laporan laba-rugi bentuk bertahap dimulai dengan menyajikan pendapatan penjualan.
Selanjutnya pendapatan ini dikurangi dengan akun kontraknya, yaitu potongan
penjualan dan retur & pengurangan harga penjualan, sehingga dapat ditentukan
besarnya penjualan bersih. Dalam laporan laba-rugi Nada Kencana, penjualan
disajikan dengan cara sebagai berikut:

NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi (Sebagian)

Pendapatan penjualan
penjualan Rp 169,300,000.00
Dikurangi: Retur & pengangguran harga penjualan Rp2,000,000.00
Potongan penjualan 1,400,000.00
3,400,000.00

Penjualan bersih Rp165,900,000.00

Penyajian data diatas menunjukkan dengan jelas aktivitas penghasilan pendapatan


perusahaan yang utama.
 Laba Kotor
Dalam gambar 7-3 di atas telah ditunjukkan bahwa perusahaan mengurangkan beban
poko penjualan dari pendapatan penjualan untuk dapat menentukan laba kotor. Dalam
menetapkan laba kotor, data penjualan yang digunakan adalah penjualan bersih.
Dalam laporan laba-rugi, perhitungan laba kotor disajikan sebagai berikut:

Penjualan bersih Rp 165,900,000.00


Beban pokok penjualan 90,800,000.00

Laba kotor Rp 75,100,000.00

Laba kotor mencerminkan profitabilitasbarang dagangan suatu perusahaan. Angka ini


belum menunjukkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan, karena angka ini
belum dikurangi dengan beban operasi. Namun demikian, manajemen dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan sangat memperhatikan jumlah serta perkembangan
(trend) laba kotor. Angka ini dibandingkan dengan angka laba kotor tahun lalu,
bahkan dalam hal tertentu dibandingkan dengan persentase laba kotor perusahaan
pesaing serta laba kotor industry, sehingga dapat dinilai efektifitas fungsi pembelian
dan kebijakan penetapan harga jual.

 Beban operasi dan laba bersih operasi


Komponen berikutnya dalam menentukan laba bersih sebuah perusahaan dagang
adalah beban opersai yaitu beban-beban yang terjadi dalam proses memperoleh
pendapatan penjualan. Beban-beban ini serupa dengan beban operasi dalam
perusahaan jasa.
Kebanyakan perusahaan mengelompokkan beban operasi menjadi dua golongan,
yaitu:
- Beban penjualan yaitu beban-beban yang berkaitan dengan pemasaran produk
perusahaan, iklan/advertensi, depresiasi, sewa gedung, listrik di bangunan toko
dan gudang, pajak bumi dan bangunan (atas bangunan yang berhubungan dengan
penjualan), dan beban angkutan penjualan.
- Beban umum meliputi beban-beban yang tidak berkaitan dengan pemasaran
produk perusahaan seperti misalnya beban kantor yang terdiri dari: gaji pimpinan
dan pegawai kantor, depresiasi, sewa kantor, listrik dan beban-beban lain yang
tidak berkaitan dengan pemasaran.
Laba kotor dikurangi beban opersai disebut laba operasi. Laba operasi adalah hasil
dari operasi normal perusahaan yang sedang berlangsung dalam kasus perusahaan
dagang Nada Kencana jumlah beban operasi seluruhnya adalah Rp20.700.000,00.
Dengan mengurangkan total beban ini dari laba kotor di atas, dapatlah ditentukan
besarnya laba (atau rugi) bersih operasi.

Laba kotor Rp 75,100,000.00


Beban operasi 20,700,000.00

Laba bersih operasi Rp 54,400,000.00

 Aktivitas non opersai


Aktivitas non-operasi terdiri atas berbagai pendapatan dan beban serta keuntungan
dan kerugian yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan
dan beban atau keuntungan dan kerugian semacam ini harus dipisahkan dari
pendapatan dan dan beban operasi. Tujuannya adalah agar dapat diketahui kinerja
keuangan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Untuk menentukan laba
bersih, pendapatan dan keuntungan ditambahkan terhadap laba bersih operasi,
sedangkan beban dan kerugian dikurangkan terhadap laba bersih operasi,. Dalam
laporan keuangan, pendapatan dan keuntungan ini dikategorikan sebagai pendapatan
dan keuntungan lain, sedangkan beban dan kerugian yang berasal dari kegiatan non
operasi dikategorikan sebagai beban dan kerugian lain.
Jenis-jenis pendapatan & keuntungan dan beban & kerugian yang berasal dari
aktivitas non opersai antara lain terlihat dalam diagram berikut.
PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN LAIN
Pendapatan bunga dari piutang wesel dan surat berharga.
Pendapatan dividen dari investasi dalam saham.
Pendapatan sewa dari penyewaan ruangan atau aset lain milik persahaan
Keuntungan dari penjualan tanah, gedung dan aktiva tetap perusahaan
lainnya.
BEBAN DAN KERUGIAN LAIN
Beban bunga atas utang wesel dan pinjaman.
Kerugian yang tak terduga yang timbul dari kecelakaan atau pengrusakan.
Kerugian dari penjualan tanah, gedung dang aktiva tetap perusahaan lainnya
Kerugian akibat pemogokan buruh
Gambar 7-9 Contoh Laporan Laba-Rugi Bentuk Bertahap
NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan penjualan Rp 169,300,000.00


Dikurangi: Retur & Pengurangan Harga Penjualan Rp 2,000,000.00

Potongan penjualan 1,400,000.00 3,400,000.00

Penjualan bersih 169,900,000.00

Beban pokok penjualan 90,800,000.00

Laba kotor penjualan 75,100,000.00

Beban operasi:
Beban gaji Rp 10,200,000.00
Beban sewa 8,400,000.00
Beban asuransi 1,000,000.00
Beban depresiasi 600,000.00
Beban perlengkapan 500,000.00 20,700,000.00

Laba bersih operasi 54,400,000.00

Pendapatan & Beban Lain:


Beban bunga 1,300,000.00

Laba bersih Rp 53,100,000.00

Baris terakhir laporan laba-rugi menunjukkan laba bersih (atau rugi bersih)

 Laporan laba-rugi bentuk satu tahap (Single Step)


Format laporan laba-rugi lainnya adalah laporan laba-rugi bentuk satu tahap. Disebut
demikian, karena dalam bentuk inihanya ada satu tahap pengurangan total beban
terhadap total pendapatan untuk menentukan besarnya laba bersih. Dalam laporan
laba rugi bentuk satu tahap, data dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu (1)
pendapatan, yang meliputi baik pendapatan operasi maupun non operasi, dan (2)
beban, yang meliputi beban operasi maupun beban non operasi.
Gambar 7-10 Contoh Laporan Laba-Rugi Bentuk Satu tahap
NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan penjualan (bersih) Rp 165,900,000.00

Beban-beban:
Beban pokok penjualan Rp 90,800,000.00
Beban gaji 10,200,000.00
Beban sewa 8,400,000.00
Beban asuransi 1,000,000.00
Beban depresiasi 600,000.00
Beban perlengkapan 500,000.00
Beban bunga 1,300,000.00

Total beban 112,800,000.00

Laba bersih Rp 53,100,000.00

 Laporan perubahan modal


Laporan perubahan modal pada sebuah perusahaan dagang persis sama dengan
laporan perubahan modal pada perusahaan jasa.

NADA KENCANA
Laporan Laba-Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011

Modal, Arifin, 31 Des. 2010 Rp 25,900,000.00


Ditambah: Laba bersih 53,100,000.00
79,000,000.00
Dikurangi: Pengambilan prive (54,100,000.00)

Modal, Arifin, 31 Des. 2010 Rp 24,900,000.00


 Neraca
Neraca pada perusahaan dagang juga sama dengan neraca pada perusahaan jasa,
kecuali pada bagian asset lancer perusahaan dagang dicantumkan akun persediaan (yang
tidak kita jumpai pada perusahaan jasa, karena perusahaan jasa tidak memiliki persediaan).

NADA KENCANA
Neraca
31 Desember 2011

Aset Kewajiban

Aset lancar: Kewajiban lancar:


Kas Rp 2,800,000.00 Utang Usaha Rp 39,500,000.00
Piutang Usaha 4,600,000.00 Pendapatan Diterima di Muka 700,000.00
Persediaan 40,200,000.00 Utang Gaji 400,000.00
Asuransi Dibayar di Muka 200,000.00
Perlengkapan 100,000.00 Total Kewajiban Lancar 40,600,000.00
Kewajiban Jk. Panjang
Total Aset Lancar 47,900,000.00 Utang wesel 12,600,000.00
Total Kewajiban Lancar 53,200,000.00
Aset Tak Lancar

Mebel 33,200,000.00 Modal


Kurangi: Akumulasi

Depresiasi (3,000,000.00) 30,200,000.00 Modal, Arifin 24,900,000.00

Total Aset Rp 78,100,000.00 Total Kewajiban & Modal Rp 78,100,000.00

You might also like