You are on page 1of 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

MATAKULIAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN


“Struktur dan Kelas Pasar di Pasar Modern dan Pasar Tradisional”

KELAS D
KELOMPOK 4
1. Handani Nawangsih 165040200111022
2. Sumid 165040200111035
3. Vandanita Permata Putri 165040201111097
4. Didit Panggulu Putra 165040201111160
5. Naziha Diyanatur Rosiyah 165040207111015

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Struktur dan Kelas Pasar di Pasar Modern dan Pasar


Tradisional
Komoditas : Kubis, Sawi, Teh dan Keripik
Pasar Modern : Hypermart Malang Town Square
Pasar Tradisional : Pasar Sukun

Di setujui oleh :

Asisten I, Asisten II,

(Fauzi Rismanda Rosanta Putra) (Maulidya Zahra Aulia R.)


NIM. 155040107111065 NIM. 165020101111053
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
DAFTAR TABEL................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR............................................................................................IV
I. PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3
2.1 Pengertian Pasar........................................................................................3
2.2 Klasifikasi Pasar........................................................................................3
2.3 Struktur Pasar............................................................................................4
2.4 Perbedaan Pasar Tradisional dan Modern.................................................6
III. METODE ANALISIS.....................................................................................7
3.1 Pemilihan Komoditas................................................................................7
3.2 Pemilihan Tempat......................................................................................7
3.3 Pemilihan Responden................................................................................7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................8
4.1 Kondisi Umum Pasar Tradisional Dan Pasar Modern...............................8
4.2 Karakteristik Responden.........................................................................10
4.3 Analisis Struktur Pasar............................................................................11
4.4 Analisis Kelas Pasar................................................................................15
4.5 Persepsi Konsumen Terhadap Pasar Modern Dan Pasar Tradisional......17
V. PENUTUP......................................................................................................20
5.1 Kesimpulan..............................................................................................20
5.2 Saran........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................22
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................................................10


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pasar Tradisional Sukun.........................................................................8


Gambar 2.Pasar Modern Hypermart........................................................................9
Gambar 3. Harga Produk Pertanian Pasar Modern................................................14
Gambar 4. Harga Produk Olahan Pasar Modern....................................................14
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar merupakan bagian dari kehidupan sosial masyarakat yang tumbuh
kembangnya disesuaikan dengan kebiasaan norma adat di suatu wilayah,
kemudian pasar tersebut menjadi sarana kegiatan perekonomian dengan
menopang dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Kegiatan perekonomian
tersebut menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pertemuan antara
penjual dengan pembeli tersebut dapat terjadi di pasar tradisional maupun pasar
modern.
Perkembangan pasar di Indonesia sekarang ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu pasar modern dan pasar tradisional, dimana kedua pasar tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Menurut Santoso (2013), pasar
tradisional memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda dengan pasar
modern. Keunggulan pasar tradisional yakni memiliki area yang luas, harga yang
rendah, sistem tawar-menawar harga barang antara penjual dan pembeli.
Sedangkan kelemahan pasar tradisional yakni keadaan pasar yang sangat
sederhana, tidak adanya promosi dan iklan, jam operasional yang terbatas, dan
tata ruang atau tata letak pasar.
Selain pasar tradisional, pasar modern juga memiliki keunggulan yaitu
faktor desain dan tampilan pasar yang bersih dan bagus, tata ruang atau tata letak
yang rapi, keragaman dan kualitas barang, promosi penjualan, jam operasional
pasar yang tidak terbatas. Menurut Santoso (2013), kelemahan yang dimiliki oleh
pasar modern yaitu tidak adanya sistem tawar menawar, harga yang lebih mahal
dibandingkan dengan pasar tradisional. Pada pasar modern juga menawarkan
teknologi dan pelayanan yang berbeda dengan pasar tradisional dengan konsep
one stop shopping dan kemudahan dalam sistem pembayaran.
Kehadiran pasar modern (supermarket, hypermarket, minimarket, alfamart
dan Indomaret) dianggap oleh berbagai kalangan telah menyudutkan pasar
tradisional. Hasil Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri
Departemen Perdagangan RI (2007), menunjukkan bahwa kehadiran pasar
modern telah mengancam eksistensi pasar tradisional. Dampak keberadaan pasar
modern terhadap pasar tradisional adalah dalam hal penurunan omset penjualan.
Penurunan kinerja pasar tradisional sebenarnya tidak sepenuhnya
disebabkan oleh hadirnya pasar modern. Hampir seluruh pasar tradisional di
Indonesia masih bergelut dengan masalah internal pasar seperti manajemen pasar,
sarana dan prasarana pasar yang sangat minim. Lebih lanjut ditemukan, bahwa
pasar tradisional yang berada dekat dengan supermarket terkena dampak yang
lebih buruk dibanding yang berada jauh dari supermarket.
Pada awal berkembangnya pasar modern lebih banyak ditujukan untuk
penduduk berpendapatan menengah ke atas, kini mereka mulai masuk ke segmen
masyarakat kelas menengah ke bawah dengan membuka gerai-gerai sampai
wilayah kecamatan. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan, hampir pada
tiap pasar tradisional tersebut telah berdiri pasar modern disekitarnya, bahkan
tidak jarang dua gerai pasar modern tersebut berhadap-hadapan. Kondisi ini
tentunya memicu persaingan untuk memperebutkan konsumen, bahkan dengan
munculnya gerai-gerai pasar modern tersebut sedikit banyak akan memberikan
dampak pada keberadaan pedagang disekitar pasar tradisional yang memiliki
karakteristik barang dagangan mirip dengan pada pasar modern.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini mengenai struktur dan kelas pasar di
pasar modern dan pasar tradisional yakni sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis struktur pasar modern dan tradisional
2. Untuk mendeskripsikan kelas pasar tradisional dan modern

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilakukan praktikum ini diharapkan dapat mengetahui
struktur pada pasar tradisional dan pasar modern; dapat mendeskripsikan kelas
pasar tradisional dan pasar modern. Sehingga dapat mengurangi kesenjangan
antara pasar tradisional dan modern serta mampu mengangkat eksistensi daripada
pasar tradisional.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar


Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli. Namun
dalam ilmu ekonomi pengertian pasar memiliki pengertian yang lebih luas.
Menurut Kotler (2002), Pasar merupakan suatu tempat fisik dimana pembeli dan
penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang dan jasa. Sedangkan dalam
pengertian yang luas, pasar menurut Indrawati (2014) yaitu segala hal yang
mencakup keseluruhan permintaan dan penawaran, seluruh kontak atau interaksi
antara penjual dan pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Barang dan
jasa yang dijual menggunakan alat tukar yang sah yaitu uang. Bagian dari
kegiatan jual beli ini merupaka salah satu kegiatan perekonomian. Pasar
memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi untuk alokasi sumber
daya dalam masyarakat. Kemunculan pasar dapat bersifat spontan ataupun sengaja
dibangun untuk memungkinkan kegiatan pertukaran antara pembeli dan penjual
melalui transaksi barang ataupun jasa.

2.2 Klasifikasi Pasar


Dalam kegiatan jual beli dimana pembeli membutuhkan barang untuk
kegiatan sehari-harinya dan penjual menyalurkan barang dagangannya, kegiatan
tersebut ditemukan didalam pasar. Menurut Sarwiyanto dkk (2008), ada berbagai
macam pasar yang ada berdasarkan klasifikasinya masing-masing, yaitu sebagai
berikut:
1. Berdasarkan Ketersediaan Barang
a. Pasar Nyata
Pasar nyata merupakan pasar yang menyediakan barang-barang yang
apabila telah terjadi transaksi, barang yang telah dibeli oleh pembeli dapat
dibawa langsung oleh pembeli. Contoh pasar nyata yaitu pasar buah, pasar
sayur, dan sebagainya.
b. Pasar Tidak Nyata
Pasar tidak nyata yaitu pasar yang hanya menyediakan foto contoh
ataupun gambar dari barang ataupun produk yang dijual. Apabila telah
terjadi transaksi pembelian, baru kemudian barang dapat diantar kepada
pembeli. Sistem pembayaran pada pasar nyata dapat secara tunai ataupun
angsuran. Contoh pasar tidak nyata yaitu melalui televise, radio, surat kabar,
ataupun kegiatan online shopping.
2. Berdasarkan Bentuk dan Manajemen Pengelolaan
a. Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah,
swasta, koperasi, dan swadaya masyarakat. Tempat usahanya dapat
berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang menyediakan barang-barang
konsumsi sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh
pedagang kecil, menengah, dan koperasi. Proses penjualan dan pembelian
dilakukan dengan tawar-menawar. Para pengelolanya bermodal kecil.
Contoh pasar tradisional yaitu pasar senen (Jakarta), pasar sukun (Malang),
dan pasar-pasar lain yang dikelola oleh pedagang kecil.
b. Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta,
dan koperasi yang dikelola secara modern. Pada umumnya pasar modern
menjual barang kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang sifatnya tahan
lama. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya besar.
Kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat diutamakan. Biasanya penjual
memasang label harga pada setiap barang. Contoh dari pasar modern yaitu
Carrefour, Giant, Hypermart, dan sebagainya.

2.3 Struktur Pasar


Menurut Jaya (2001), struktur pasar penting, karena struktur pasar
menetukan perilaku perusahaan yang kemudian menentukan kinerja industri.
Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan
perusahaan yang memepengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja di
dalam pasar. Struktur pasar adalah bahasan yang penting untuk mengetahui
prilaku dan kinerja industri. Struktur pasar menunjukan atribut pasar yang
mempengaruhi sifat persaingan.
Struktur pasar menggambarkan pasar dari perusahaan-perusahaan dan untuk
memperluas bagian pasar suatu perusahaaan menghadapi sejumlah rintangan.
Menurut Kuncoro (2007), struktur pasar dibedakan dalam empat jenis pasar yaitu
antara lain: pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar persaingan sempurna dan pasar
monopolistik.
a. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan yang berarti bahwa
barang-barang atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain.
Para pembeli tidak punya pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang
tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan tersebut, maka
mereka harus membeli dari perusahaan tersebut.
b. Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli hanya terdiri dari kelompok kecil perusahaan. Umumnya,
perusahaan oligopoli terdapat beberapa perusahaan raksasa yang mengusai
sebagian besar pasar oligopoli dan disamping itu terdapat pula beberapa
perusahaan kecil.
c. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar
atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli. Dan setiap
penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
Persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal karena
dianggap sistem pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin
terwujudnya kegiatan memproduksi barang atau jasa yang tinggi
efisiensinya.
d. Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu dari pasar
persaingan tak sempurna. Dalam pasar persaingan monopolistik para
konsumen merasakan adanya perbedaan karakteristik dari produk-produk
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk-produk yang
dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Pasar monopolistik
didefinisikan sebagai pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan
komoditas yang berbeda karakteristik dan bisa disebut juga sebagai pasar
yang banyak penjual, yang menawarkan satu jenis barang dengan deferensi
produk yang berbeda-beda baik dari segi kualitas, bentuk dan ukuran.
2.4 Perbedaan Pasar Tradisional dan Modern
Menurut Sinaga (2004), pasar tradisonal adalah pasar yang dikelola secara
sederhana dengan bentuk fisik tradisional yang menerapkan sistem transaksi tawar
menawar secara langsung dimana fungsi utamanya adalah untuk melayani
kebutuhan masyarakat baik di desa, kecamatan, dan lainnya. Menurut Wildan
(2007), sebagian konsumen pasar tradisional adalah masyarakat kelas menengah
kebawah yang memiliki karakteristik sangat sensitif terhadap harga. Ketika faktor
harga rendah yang sebelumnya menjadi keunggulan pasar tradisional mampu
diruntuhkan oleh pasar modern, secara relatif tidak ada alasan konsumen dari
kalangan menengah kebawah untuk tidak turut berbelanja ke pasar modern dan
meninggalkan pasar tradisional
Menurut Sinaga (2004), pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan
manajemen modern, umumnya terdapat diperkotaan, sebagai penyedia barang dan
jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen yang pada
umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas. Contoh pasar modern
antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre, waralaba, toko
mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan sebagainya. Umumnya, barang
yang dijual pada pasar modern sifatnya lebih bervariasi apabila dibandingkan
dengan pasar tradisonal. Pada sistem pembayarannya, pasar modern telah
memiliki label harga tersendiri, sehingga tidak ada sistem tawar-menawar pada
pasar modern.
III. METODE ANALISIS

3.1 Pemilihan Komoditas


Pada praktikum yang dilaksanakan komoditas yang dipilih adalah kubis,
sawi, teh dan keripik ketela. Kubis dan sawi dipilih karena terdapat perbedaan
kualitas yang bisa dibilang sangat jauh antara pasar modern dan pasar tradisional.
Dikarenakan kubis dan sawi merupakan sayuran yang sensitif akan kerusakan
Sehingga praktikan merasa perlu untuk mengetahui tanggapan dari responden dan
penjual mengenai hal tersebut.
Sedangkan untuk teh dan keripik merupakan salah satu produk olahan
pertanian yang dirasa memiliki masa simpan dan kualitas sama yang ada di pasar
modern dan tradisional karena dianggap berasal dari suplier yang sama. Sehingga
praktikan mencoba untuk mengetahui tanggapan mengenai hal tersebut.

3.2 Pemilihan Tempat


Tempat yang dipilih pada pasar modern yaitu Hypermart dan pada pasar
tradisional adalah Pasar Sukun. Praktikan memilih tempat tersebut karena dari dua
tempat tersebut terdapat perbedaan struktur yang nyata ditemukan. Selain itu
praktikan juga mengamati kelas pasar yang terdapat di kedua tempat tersebut.
Struktur dan kelas pasar dirasa perlu untuk diamati karena terdapat perubahan
teknologi dan modernitas yang ada di pasar modern yang dapat menyebabkan
perubahan terhadap struktur dan kelas pasar sehingga menghasilkan perbedaan
yang nyata dari kedua tempat tersebut.

3.3 Pemilihan Responden


Pasar modern mempunyai responden yang mayoritas adalah masyarakat
dengan kelas ekonomi menengah keatas yang notabene meruapakan masyarakat
yang suka terhadap kemewahan dan kemajuan. Sedangkan pada pasar tradisional
memiliki responden dengan mayoritas masyarakat dengan kelas ekonomi
menengah kebawah, selain itu pasar tradisional identik mempunyai responden dari
masyarakat kampung atau daerah sekitar pasar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum Pasar Tradisional Dan Pasar Modern


4.1.1 Pasar Tradisional Sukun
Pasar Tradisional Sukun merupakan salah satu pasar tradisional yang
berada di Kabupaten Malang. Pasar ini buka mulai pukul 04.00 WIB hingga pukul
14.00 WIB. Pasar tradisional Sukun ini menjual berbagai komoditas pertanian.
Untuk keadaan pasar, menurut survey yang telah dilakukan pada pasar ini sudah
memperhatikan kebersihan dan produk-produk pertanian seperti sayuran dan
buah-buahan sudah diletakkan dikeranjang tetapi keranjang tersebut tanpa ada
penutup yang melindungi dari debu atau polusi disekitar sehingga kebersihan
produk kurang terjamin. Tata letak produk yang dijual sudah terbilang rapi dan
dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Menurut informasi, pasar ini akan ramai
pada pagi hari sekitar jam 6 sampai kurang lebih jam 8.

Gambar 1. Pasar Tradisional Sukun

Dalam berbagai komoditas pertanian yang dijual dipasar tradisional Sukun,


terutama bahan makanan pokok salah satunya menjual beras. Di pasar tradisional
Sukun yang menjual beras terdapat paling banyak penjual. Selain beras pedagang
sayur juga banyak terdapat seperti kubis dan sawi. Komoditas sayur yang dijual
biasanya didapatkan dari pasar besar ataupun petani yang didapatkan sehari
sebelum pasar dibuka. Cara menjual komoditas pertanian itu dengan ditaruh diatas
meja dengan perkomoditas dibedakan. Menurut sumber wawancara pasar Sukun
semakin lama sepi pengunjung karena makin banyaknya pasar modern yang lebih
praktis dan menjamur dimana-mana. Persaingan pasar adalah hal utma yang
mengakibatkan pasar Sukun semakin lama sepi pegunjung oleh karena itu perlu
adanya inovasi agar pasar tersebut bisa bertahan.
4.1.2 Pasar Modern Hypermart
Hypermart merupakan salah satu supermarket atau pasar modern terbesar
diindonesia dan sudah memiliki cabang di berbagai kota besar. Salah satu cabang
Hypermart dimalang terletak di Malang Town Square, Lt. Dasar, Jalan Veteran
No, 2, Penanggungan, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65113, Malang. Pasar
modern Hypermart ini dengan suasana yang nyaman dan bersih membuat para
pembeli mudah dan tenang dalam memilih produk yang akan dibeli, terlebih
produk-produk yang ada di Hypermart ini sudah dilakukan proses seleksi dan
sangat diperhatikan dari segi kualitasnya sehingga membuat produk yang
ditawarkan dalam pasar modern ini merupakan produk-produk yang memiliki
kualitas terbaik karena telah melewati proses seleksi. Produk tersebut tak
terkecuali produk dari hasil pertanian seperti sayuran dan buah-buahan.

Gambar 2. Pasar Modern Hypermart

Kondisi supermarket Hypermart memiliki kondisi hampir sama dengan


supermarket lainnya tetapi pada Hypermart memiliki kondisi yang sangat baik
karena Hypermart memiliki fasilitas- fasilitas yang berada pada Hypermart masih
beroprasi dengan maksimal. Hypermart menjual berbagai bahan pangan ataupun
non pangan. Pada umumnya Hypermart menjual produk segar dan olahan.
Produk segar meliputi beras, daging, ikan, sayur-mayur dan buah-buahan
sedangkan produk olahan memiliki tingkat jenis yang beragam dan diferensiasi
homogen yang tinggi. Menurut sumber wawancara pembeli Hypermart mereka
memilih Hypermart karena kualitas dan kebersihan produk lebih terjamin.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden digunakan untuk menguraikan atau memberikan
gambaran mengenai identitas responden dalam laporan, sebab dengan
menguraikan identitas responden yang menjadi sampel dalam laporan ini maka
akan dapat diketahui sejauh mana identitas responden. Jumlah responden dalam
praktikum ini terdapat 10 responden dari pasar tradisional Sukun yang terdiri 5
responden pembeli dan 5 responden penjual. Sedangkan pada pasar modern
terdapat 6 responden yang terdiri dari 1 responden penjual dan 5 responden
pembeli. Para responden ini, memiliki latar belakang yang berbeda-beda satu
sama lain.
Tabel 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 5 31%
Perempuan 11 69%
Total 16 100%

Karakteristik responden menurut jenis kelamin responden, dari beberapa


responden yang menjadi sampel dalam laporan. Hasil kelompok responden
berdasarkan jenis kelamin yang terbesar pada hasil praktikum lapang adalah
wanita sebesar 16 orang. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pelanggan yang
membeli produk pasar adalah didominasi oleh kaum wanita dengan membeli
produk rata-rata yaitu kebutuhuan pokok (daging, sayur, buah-buahan, beras).
Sedangkan kaum laki-laki hanya 5 orang responden yang membeli produk seperti
susu, buah-buahan, dan soda karena kebutuhan pokok.
Dari Hasil wawancara terdapat perbedaan karakteristik beberapa responden
pembeli di pasar tradisional dan pembeli di pasar modern. Pada pasar modern para
responden memilih belanja di pasar modern karena fasilitas umum yang terdapat
di pasar modern lebih bersih, bagus, dan nyaman. Selain itu juga lebih mudah
dalam menemukan produk karena sudah dikelompokkan berdasarkan produknya.
Kemudian dari segi kualitas dan kemasan produk di pasar modern lebih bagus,
bersih dan rapi, sehingga para responden tidak perlu memilih produk berdasarkan
kualitasnya. Kemudian pada pasar tradisional para responden memilih belanja di
pasar tradisional karena domisili para responden dekat dengan pasar tradisional
Sukun dan harga dipasar tradisional lebih murah dibandingkan pada pasar
modern. Para responden masih memilih atau memilah produk yang kualitasnya
bagus karena tidak adanya pengelompokkan produk berdasarkan kualitas.
Kemudian untuk fasilitas umum para responden hanya menggunakan fasilitas
toilet. Penghasilan rata-rata tiap produk.
Karakteristik penjual pada pasar tradisional dan pasar modern juga memiliki
perbedaan dimana pada pasar modern produk berasal dari supplier tetap tiap 3 hari
sekali atau ketika terjadi penyusutan pada kondisi produk, akan tetapi pada pasar
modern untuk menjaga kualitas, kesegaran produk dan untuk menarik konsumen
dapat dilakukan dengan cara produk dikemas. Sebelum dipasarkan produk yang
datang dari supplier disortir lagi (kebesihan, standart ukuran, berat dan
ukurannya). Fasilitas umum yang diberikan di pasar modern yaitu musholla,
tempat parkir, AC, escalator, CCTV, dan toilet, jalur untuk difabel. Pada pasar
modern untuk bisa bersaing dengan pasar modern lain penjual atau manager
mengutamakan pada konsistensi, kualitas, ketersediaan, kesegaran produk dan
kenyamanan konsumen atau pembeli.
Karakteristik penjual pada pasar tradisional berbeda-beda, dimana terdapat
penjual yang mendatangkan produk langsung dari petani dan dari pengepul atau
agen dari pasar besar. Standart produk yang diterima tergantung dari penjual atau
menyesuaikan dengan keinginan penjual. Pemasokan produk pertanian pada pasar
besar tergantung dari stok, apabila stok abis setiap hari pemasokan dilakukan
setiap hari, atau 3 hari sekali dilakukan pemasokan produk pertanian. Produk yang
baru datang dari agen tidak disortir lagi atau langsung dipasarkan kepada
konsumen, sedangkan untuk harga jual berbeda-beda tergantung harga dari agen
dan dari penjual sendiri dan tergantung dari kualitas produk. Fasilitas yang
terdapat pada pasar Sukun yaitu toilet dan tempat ibadah.

4.3 Analisis Struktur Pasar


4.3.1 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran ialah penyaluran barang yang dilakukan oleh produsen
ke konsumen yang melalui beberapa pedagang sebagai perantara. Pedagang
perantara ialah yang dikenal sebagai saluran pemasaran, jadi dapat dikatakan
bahwa saluran pemasaran terdiri atas pedagang yang membeli dan menjual
barang dengan tidak menghiraukan kepemilikan barang dagangan atau hanya
bertindak sebagai agen dan pemilik barang (Primyastanto, 2016). Berdasarkan
kedua pasar yang telah disurvei, saluran pemasaran pasar cukup berbeda-beda.
Pada Hypermart saluran pemasaran melalui petani (sebagai produsen), lalu
supplier (sebagai tengkulak), kemudian ke Hypermart (sebagai pedagang eceran),
dan selanjutnya ke konsumen. Sedangkan pada Pasar Tradisional Sukun saluran
pemasaran pedagang melalui petani (sebagai produsen), lalu ke agen (sebagai
tengkulak), kemudian ke pedagang (sebagai pedagang eceran), dan selanjutnya ke
konsumen.
Dalam fungsi pemasaran tidak perlu melakukan penentuan urutan yang tetap
dan kaku, tetapi harus dilaksanakan semuanya. Dalam hal ini ada 3 fungsi
pemasaran, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi penyediaan sarana
(Hanafie, 2010). Menurut Hanafie (2010) ketiga fungsi tersebut ialah sebagai
berikut:
1. Fungsi Pertukaran
Fungsi ini bertujuan produk harus dijual dan juga dibeli sekurang-kurangnya
sekali selama proses pemasaran berlangsung. Fungsi ini melibatkan kegiatan
yang menyangkut pengalihan hak kepemilikan dalam sistem pemasaran. Pihak
yang terlibat ialah agen dan pedagang. Contoh dari fungsi pertukaran dalam
pemasaran dapat dilihat dengan adanya barang yang diperoleh dari agen
kemudian dipasarkan oleh penjual. Contoh tersebut banyak terjadi di pasar
tradisional sukun ndan juga di Hypermart.
2. Fungsi Fisik
Fungsi fisik pemasaran ialah mengusahakan agar pembeli mendapatkan
barang atau jasa yang diinginkan. Fungsi ini melibatkan jasa transportasi, jasa
perlakuan pascapanen, dan jasa pengolahan seperti pembersihan, pemeliharaan,
penyimpanan, dan pengelolaan. Contoh dari fungsi fisik pemasaran yaitu
pemasaran yang dilakukan langsung oleh penjual dengan harapan pembeli
mendapatkan barang yang diinginkan misalya dengan pengadaan diskon pada
Hypermart dan harga yang direndahkan pada pasar tradisional sukun.
3. Fungsi Penyediaan Sarana
Fungsi penyediaan sarana ialah kegiatan yang menolong sistem pasar untuk
dapat beroperasi dengan lancar. Fungsi penyediaan sarana yang harus
dilakukan dalam proses pemasaran meliputi beberapa hal, yaitu informasi
pasar, penanggungan risiko, standarisasi dan penggolongan mutu, serta
pembiayaan. Contoh dari sistem pemasaran ini dapat dilihat dengan adanya
fasilitas yang ada di Hypermart seperti ruanagn yang bersih dan berAC, kamar
mandi, Mushola dan penunjang lain yang memanjakan konsumen. Pada pasar
tradisional sukun pemasaran penyediaan sarana dapat dilihat dengan adanya
Mushola dan kamar mandi.
4.3.2 Fungsi Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan perusahaan dalam membuat rencana
menentukan harga, promosi, serta menciptakan barang. Fungsi pemasaran yang
dilaksanakan oleh lembaga pemasaran pada prinsipnya terdapat tiga tipe, yaitu
fungsi pertukaran (exchange function), fungsi penyediaan fisik (physical
function), dan fungsi penunjang (facilitating function). Pemasaran mencakup
kegiatan menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen,
kemudian merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang akan
memenuhi keinginan konsumen tersebut dan kemudian memutuskan cara terbaik
untuk menentukan harga, mempromosikan, dan selanjutnya mendistribusikan
produk atau jasa tersebut (Damsar, 2018). Berdasarkan fungsi pemasaran pada
kedua pasar yang telah disurvei fungsi pertukaran berjalan dengan baik karena
antara agen dan pedagang melakukan proses jual-beli berdasarkan kerjasama yang
sudah disepakati. Pada fungsi fisik juga berjalan dengan baik, karena masing-
masing pedagang selalu berusaha memenuhi permintaan dari pembeli yang
mengandalkan jasa transportasi, jasa perlakuan pascapanen, dan jasa pengolahan
seperti pembersihan, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengelolaan. Fungsi
pemyediaan sarana untuk kedua pasar cukup baik. Di Pasar Tradisional Sukun
penyediaan sarana untuk agen, pedagang, dan juga pembeli cuku baik, begitu pula
di Hypermart.

4.3.3 Perbandingan Harga di Pasar Modern dan Pasar Tradisional


Hasil survei untuk perbedaan harga barang mentah di Pasar Tradisional
Sukun dan Hypermart pada komoditas kubis dan sawi memiliki perbedaan.
Gambar 3. Harga Produk Pertanian Pasar Modern

Di Hypermart ditemukan komoditas pertanian kubis dan juga sawi dengan


harga Rp 14.900/bks untuk kusis sedangkan untuk sawi harganya Rp. 950/gr. Pada
pasar tradisional Sukun komoditas tersebut dijual dengan harga yang sedikit
murah dibanding harga di Hypermart yaitu untuk kubis Rp. 9.000/bks dan untuk
harga sawi harganya Rp. 4.000/ikat.
Hasil survei untuk perbedaan harga barang olahan di Pasar Tradisional
Sukun dan Hypermart pada komoditas kubis dan sawi memiliki perbedaan.

Gambar 4. Harga Produk Olahan Pasar Modern

Di Hypermart ditemukan produk olahan pertanian berupa keripik dan juga


teh kemasan dengan harga Rp 12.000/bks untuk keripik sedangkan untuk teh
kemasan harganya Rp. 5.500/bks. Pada pasar tradisional Sukun produk olahan
tersebut dijual dengan harga yang sedikit murah dibanding harga di Hypermart
yaitu untuk keripik Rp. 8.000/bks dan untuk harga teh kemasan harganya Rp.
4.500/bks.
Berdasarkan beberapa perbandingan di atas seperti jumlah penjual dan jenis
barang, maka struktur pasar dari kedua jenis pasar tersebut yaitu pasar tradisional
Sukun termasuk pasar persaingan sempurna dan pasar modern Hypermart
termasuk pasar oligopoli. Pasar tradisional Sukun digolongkan sebagai pasar
persaingan sempurna karena jumlah penjual banyak, jenis produk homogen,
produsen sebagai price taker. Sedangkan, pasar modern Hypermart digolongkan
sebagai pasar monopoli karena penjualnya satu, jenis produk heterogen, serta
jumlah perusahaan yang menguasai pasar lebih dari dua tetapi tidak banyak.
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar
dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual
bersifat homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi
antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak
dapat mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga
(pricetaker). Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak
dapat dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan
apakah suatu barang berasal dari beberapa produsen. Berbeda dengan pasar
persaingan sempurna, pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya
terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah
seorang penjual atau sering disebut sebagai monopolis (Samuelson dan Nordhaus,
1989).

4.4 Analisis Kelas Pasar


Suatu tempat dapat dinamakan pasar karena terdapat lokasi dimana penjual
dan pembeli bertemu, penjual yang terdapat di lokasi tersebut lebih dari satu dan
istilah pasar juga dapat disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. berdasarkan
Perpres No. 112 Tahun 2007, macam-macam pasar antara lain pasar tradisional,
pusat perbelanjaan, toko, toko modern, pengelola jaringan minimarket, pemasok,
usaha kecil dan kemitraan. Analisis kelas pasar dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui jenis suatu pasar.
Pasar yang telah disurvei yaitu Pasar Sukun dan Hypermart Malang Town
Square (MATOS). Berdasarkan kelasnya, kedua pasar tersebut termasuk ke dalam
jenis pasar tradisional dan pasar modern. Pasar Sukun tergolong dalam kelas
tradisional karena segala jenis pembayarannya masih dapat dilakukan tawar-
menawar antara penjual dengan pembeli. Sedangkan, Hypermart MATOS
termasuk ke dalam kelas pusat perbelanjaan dan toko modern. Hal tersebut
dikarenakan proses transaksinya tidak dilakukan tawar-menawar melainkan
pembeli mau tidak mau harus menyepakati harga yang sudah tertera pada label
harga. Persyaratan kelas kedua pasar tersebut termasuk ke dalam kelas pasar
tradisional dan modern sudah terdapat dalam Perpres No.112 Tahun 2007. Pasar
Sukun termasuk ke dalam kelas pasar tradisional karena memenuhi syarat pasar
tradisional sebagai berikut :
1. Penataan pasar tradisional
Persyaratan ini menyatakan bahwa perencanaan wilayahnya harus mengacu
pada rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota. Menyediakan areal parkir
yang memadai untuk pengunjung pasar. Pasar Sukun telah memenuhi syarat
dengan menyediakan lahan parkir yang memadai dan luas. Pasar tradisional
harus menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang bersih, sehat
(hygienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman. Pada kondisi aktual di
pasar Sukun, kebersihan pada pasar tersebut kurang, namun untuk keamanan di
pasar Sukun sudah memenuhi syarat disebutnya sebagai pasar tradisional.
2. Perizinan
Pengoperasian pasar Sukun untuk disebut sebagai pasar tradisional harus
memiliki Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional (IUP2T). Pasar Sukun
dengan berlangsungnya kegiatan jual beli di pasar tersebut dan terdapat papan
yang menunjukkan izin usaha oleh pemerintah menunjukkan bahwa pasar
tersebut memiliki izin usaha.
3. Pembinaan dan Pengawasan
Kegiatan ini meliputi evaluasi pasar oleh pemerintah daerah guna bertambah
baiknya pasar tradisional yang dievaluasi. Pasar Sukun pada saat dilakukannya
survei, sudah dilakukan evaluasi pasar melalui wawancara Pemerintah Daerah
Kabupaten Malang.
Pada kelas pasar modern, Hypermart MATOS memiliki syarat juga untuk
dapat disebut sebagai pusat perbelanjaan dan toko modern. Persyaratan tersebut
sudah tertuang dalam Perpres No.112 Tahun 2007, yang berisi:

1. Penataan pusat perbelanjaan dan toko modern


Peraturan presiden menyebutkan bahwa ada persyaratan luasan area
perbelanjaan adalah 400 m2 (minimarker, supermarket dan department store)
dan 5000 m2 (hypermarket dan perkulakan). Hypermart MATOS termasuk ke
dalam kelas hypermarket karena memiliki luasan kurang lebih sekitar 5000 m2.
2. Pemasokan barang kepada toko modern
Produk yang dijual juga memiliki persyaratan untuk hypermarket yaitu
produk eceran barang konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah
tangga lainnya. Pada Hypermart MATOS produk yang dijual antara lain produk
pertanian dan hasil olahannya, produk perikanan dan hasil olahannya, produk
peternakan dan hasil olahannya, produk elektronik, bahan sandang dan alat
tulis. Pemasokan produk pada Hypermart MATOS harus tepat waktu dan
pembayarannya juga harus tepat waktu. Pada persyaratan kelas pasar modern,
terdapat potongan harga yang meliputi potongan harga reguler, potongan harga
tetap, potongan harga khusus dan potongan harga promosi. Produk yang
dipasok harus diutamakan produk dalam negeri.
3. Perizinan
Perizinan usaha pasar modern harus memiliki surat Izin Usaha Toko Modern
(IUTM) untuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket dan
Perkulakan. Perizinan tersebut dapat didapatkan suatu pasar modern dengan
uji kelayakan pasar.
4. Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan untuk pasar modern harus dilakukan oleh
pemerintah guna kenyamanan konsumen pasar modern tersebut. Pada
peraturan presiden disebutkan bahwa harus adanya kegiatan pemberdayaan
pusat perbelanjaan dan toko modern untuk dapat membina pasar tradisional.

4.5 Persepsi Konsumen Terhadap Pasar Modern Dan Pasar Tradisional


Wawancara terhadap konsumen suatu pasar dilakukan untuk mengetahui
minat konsumen terhadap kegiatan perbelanjaan yang ada pada suatu pasar
tersebut. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan dengan partisipasi beberapa
responden yang ada pada pasar tradisional dan pasar modern. Konsumen pasar
tradisional, dalam hal ini yaitu pasar Sukun, lebih memilih berbelanja di pasar
tersebut dikarenakan harga yang terjangkau dan masih dapat ditawar sesuai
dengan kesepakatan penjual dan pembeli. Selain itu, lokasi pasar yang strategis
dan dekat dengan tempat tinggal menjadikan konsumen lebih memilih berbelanja
di Pasar Sukun. Konsumen di Pasar Sukun sebagian besar memilih produk
pertanian, perikanan dan peternakan untuk digunakan sebagai konsumsi sehari-
hari dan ada juga yang menjualnya kembali di warung tempat tinggalnya.
Pemilihan jenis pasar tradisional oleh konsumen juga dipengaruhi oleh keramahan
pedagang dan keakraban yang terjalin antara penjual dan pembeli. Akan tetapi,
pembeli pasar tradisional menurut pedagang yang ada di pasar tersebut semakin
menurun setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lubis (2005), yang
dianggap selama ini sebagai pasar tradisional adalah pasar yang bentuk
bangunannya relatif sederhana, dengan suasana yang relatif kurang
menyenangkan (ruang tempat usaha sempit, sarana parkir yang kurang memadai,
kurang menjaga kebersihan pasar, dan penerangan yang kurang baik). Oleh karena
itu, pasar tradisional memiliki pembeli yang lebih sedikit dan menurun setiap
tahunnya.
Pasar modern menunjukkan selera konsumen yang tinggi akan suatu produk.
Sejalan dengan penelitian Wicaksono, pelanggan sangat memperhatikan hal-hal
yang terkait dengan nilai tambah terhadap kenyamanan mereka dalam melakukan
aktivitas belanja mengingat berubahnya pandangan bahwa belanja adalah
merupakan aktivitas rekreasi, maupun pemenuhan keanekaragaman kebutuhan
mereka dalam satu lokasi (one stop shopping). Berdasarkan responden yang telah
disurvei, konsumen pasar modern lebih memilih berbelanja di pasar modern yang
dalam hal ini adalah Hypermart MATOS, karena areanya bersih dan terjaga
dengan adanya petugas keamanan, terdapat fasilitas-fasilitas pendukung di pasar
modern tersebut dan parkir yang ada memadai. Konsumen memilih produk-
produk di Hypermart MATOS karena kebersihan produknya terjamin, kesegaran
produknya terjaga, kualitas produk yang dibelinya juga baik dan terdapat garansi
apabila konsumen membeli suatu produk elektronik di pasar modern trersebut.
Konsumen pasar modern tidak terlalu mementingkan harga produk yang
dibelinya, melainkan kualitas produknya. Sebagian besar konsumen pasar modern
adalah masyarakat kelas menengah ke atas, karena pengeluaran untuk sekali
melakukan kegiatan perbelanjaan di pasar modern adalah sekitar Rp. 500.000,00
hingga Rp. 1.500.000,00. Konsumen menyatakan bahwa pengeluaran yang
banyak untuk sekali berbelanja di pasar modern bagi konsumen tidak masalah
karena harga yang mereka keluarkan sebanding dengan kualitas produk yang
didapatnya.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum lapang yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
struktur pasar modern yang diamati yaitu Hypermart, mempunyai struktur pasar
tidak sempurna yang tergolong dalam pasar monopoli, hal ini dikarenakan hanya
terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Sedangkan pada pasar tradisional
yang diamati yaitu Pasar Sukun, mempunyai struktur pasar sempurna karena
terdapat banyak penjual dan pembeli.
Berdasarkan dua pasar yang telah disurvei, yaitu Hypermart dan Pasar Sukun.
Hypermart masuk ke dalam kelas pasar modern sedangkan Pasar Sukun
merupakan kelas pasar tradisional.

5.2 Saran
Berdasarkan dari kegiatan praktikum yang dilaksanakan sebaiknya dalam satu
kelas terdapat kelompok yang menggunakan pasar dengan tempat berbeda-beda
dalam pengambilan data, sehingga akan di dapatkan hasil antara berbagai pasar
tradisionl maupun pasar modern.
DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2018. Pengantar Sosiologi Pasar. Prenadamedia Group: Jakarta.


Fitriyani, Fadila. 2017. Analisis Structure, Conduct And Performance Industri
Media Cetak Surat Kabar Harian Di Kota Pekanbaru. JOM Fekon, 4(1):
1164-1174
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: ANDI.
Indrawati, Toti., Indri Yovita. 2014. Analisis Sumber Modal Pedagang Pasar
Tradisonal di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi 22(1):1-2 Maret 2014.
Jaya, Kirana Wijaya. 2001. Ekonomi Industri. Yogyakarta: PT. BPFE
Yogyakarta.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Kuncoro, Mudrajat. 2007. Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis
dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Lubis, R. N. 2005. Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito dan GDP
terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Primyastanto, M. 2016. Evapro (Evaluasi Proyek): Teori dan Aplikasi pada
Usaha Pembesaran Ikan Sidat (Anguilla sp). Malang: Universitas Brawijaya
Press.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Departemen
Perdagangan RI, 2007. Kajian Dampak Ekonomi Keberadaan Hypermarket
terhadap Ritel/Pasar Tradisional.
Samuelson Paul A, dan William D. Nordhaus, 1993, Mikro Ekonomi, Terjemahan
Drs. Haris Munandar DKK, Edisi ke-14, Erlangga, Jakarta.
Santoso, S. 2013. Statistika Ekonomi Plus Aplikasi SPSS. Ponorogo : Umpo
Press..
Sarwiyanto, Widyaningtyas, Didang Setiawan. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial.
Yogyakarta: Kanisius.
Sinaga Pariaman. 2004. Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Jakarta:
Kementerian Koperasi dan UKM.
Wicaksono, L. N., Priyanto, H dan Puji, A. Persepsi Pedagang Pasar terhadap
Program Perlindungan Pasar Tradisional oleh Pemerintah Kota Semarang.
J. Penelitian Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro
Wildan, Ekapribadi. 2007. Pasar Modern: Ancaman Bagi Pasar Tradisional.
Jakarta: Wordpress.
LAMPIRAN

Responden pertama pada Hypermart Responden kedua pada Hypermart

Responden ketiga pada Hypermart Proses pengumpulan data

Responden keempat dan kelima Responden pertama Pasar Sukun

Responden kedua Pasar Sukun Proses pengumpulan data

You might also like