Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok 3
1. Melisa Afiana (G2A218026)
2. Desy Dwi N A (G2A218027)
3. Dina Madinatul M (G2A218028)
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar sampul ..............................................................................................i
Kata pengantar .............................................................................................ii
Daftar isi .........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan .......................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya setiap manusia menginginkan keadaan tubuhnya terus
dalam keadaan sehat, Sehat merupakan modal awal, karena dengan keadaan
tubuh yang sehat, manusia bisa menjalankan semua aktivitasnya seperti biasa.
Dalam menempuh keadaan sehat ini manusia tidak bisa hanya berdiam diri.
Sehat harus ditempuh dengan sebuah usaha. Dengan kata lain sehat
merupakan sebuah fenomena yang dinamis bukan statis. Memang sulit untuk
mendapatkan tubuh yang sehat dan segar, kebanyakan orang bilang Sehat Itu
Mahal, tetapi benarkah tentang fakta itu, tapi menurut pendapat para Ilmu
Kesehatan Dunia (WHO) , memang sehat itu mahal, karena kita harus
memakan- makanan yang penuh dengan gizi, akan kaya protein, zat besi, dan
lain-lain. Sementara itu kita harus membeli makanan itu dengan harga yang
cukup mahal, apa lagi harga sayur-mayur, susu, beras, lauk pauk, dll,
mungkin sedang melonjak harganya di pasar-pasar tradisional.
Sehat dan sakit merupakan suatu peristiwa dan keadaan yang selalu
menyertai hidup manusia sejak zaman Nabi Adam a.s. kita memahami apapun
yang menimpa manusia adalah takdir dari Allah SWT, sehgat dan sakit pun
merupakan suatu takdir dari Allah SWT. Lantas sehat dan sakit itu merupakan
takdir, mengapa ketika kita sakit harus mencari sehat/ kesembuhan?. Lantas
buat apa dan manfaat berobat?. Dari sinilah kita memahami konsep sehat dan
sakit.
Konsep sehat dan sakit dalam islam merupakan konsep yang bersumber
dari pandangan Al-quran dan hadist, berikut salah satu ayat Al-quran yang
menjelaskan hal tersebut : “(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakanku, maka
Dialah yang memberi petunjuk kepadaku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi
makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang
menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni
kesalahanku pada hari kiamat”. (QS asy-Syu’arâ’ 26: 78-82). Dari
penjelasan ayat Al-quran diatas tentulah sehat dan sakit merupakan sesuatau
yang diturtunkan oleh Allah SWT dengan bertujuan untuk menguji hamba-
Nya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep sehat sakit menurut WHO dan UU RI?
2. Apakah faktor penyebab sakit danpenyakit ?
3. Bagaimanakah konsep sehat sakit menurut Islam?
4. Bagaimanakah relasi nilai agama dalam dunia kesehatan?
5. Bagaimanakah penjelasan mengenai sakit sebagai takdir yang
menguatkan iman?
6. Bagaimanakah kiat mengutkan iman ketika sakit ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana konsep sehat sakit menurut WHO dan UU RI.
2. Mengetahui faktor penyabab sehat dan sakit.
3. Mengetahui bagaimana konsep sehat sakit menurut Islam.
4. Mengetahui bagaimana relasi nilai agama dalam dunia kesehatan.
5. Mengetahui Bagaimana penjelasan mengenai sakit sebagai takdir yang
menguatkan iman
6. Mengetahui bagaimana kiat menguatkan iman ketika sakit.
D. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Sehat dan Sakit Menurut WHO dan UU RI
1. Pengertian Sehat
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang
dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle.
1994).
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Definisi sehat menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan,
baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor serta komponen-
komponen yang berperan di dalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari
suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang membentuk ‘positif
health’, yaitu:
1. Sehat Jasmani
2. Sehat Mental
3. Sehat Spiritual
4. Kesejahteraan social
Sehat menurut DEPKES RI, konsep sehat dan sakit sesungguhnya
tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar
kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya.
Setiap pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu
hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli
filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang
ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang
konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.
Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan
kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan
lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosiobudaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan
yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan
yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam
mempertahankan kesehatannya.
Jadi dapat dikatakan bahwa batasan sehat menurut WHO meliputi
fisik, mental, maupun sosial. Sedangkan batasan sehat menurut Undang-
undang Kesehatan meliputi fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan
ekonomi. Sehat fisik yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan
memang secara klinis tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi
normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa),
mencakup:
1. Sehat pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu
berpikir logis (masuk akal) atau berpikir runtut
2. Sehat spiritual tercermin darai cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, atau penyembahan terhadap pancipta alam dan
seisinya yang dapat dilihat daro praktek keagamaan dan
kepercayaannya serta perbuatan baik sesuai dengan norma-norma
masyarakat.
3. Sehat emusional tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan atau pengendalian diri baik.
b. Bersabar
Sabar adalah menahan diri dan membawanya kea rah yang dituntut
syara’ serta menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan. Yakinlah
bahwa musibah ini akan menghapuskan sebagian dari dosa-dosa yang
telah kita perbuat, sebagaimana sabda nabi :
“Tidak ada musibah yang menimpa, seperti keletihan, kelesuhan,
sakit, duka, susah, dan gangguan sekedar tusukan duri sekalipun,
melainkan dihapuskan Allah sebagian dari dosa-dosanya.” (HR. Bukhori
Muslim)
Dalam sebuah hadist qudsy allah berfirman : “Jika kubebankan
kemalangan untuk salah seorang hamba-Ku pada badannya, hartanya,
atau anaknya, kemudian ia menerimanya dengan sabar yang sempurna,
aku merasa enggan menegakkan timbangan baginya pada hari kiamat
atau membukakan buku catatan amal baginnya.” (HR. al-Qudha’I, ad-
Dailami, dan At-Tirmizdi, dan anas).
Kesabaran terhadap musibah ini ternyata membuahkan hasil yang
menakjubkan, yakni kemudahan menghadapi hisab di hari akhir.
c. Banyak bersyukur kepada Allah
Bersyukurlah karena Allah masih memberikan kesempatan bagi
kita untuk bertaubatdan membersihkan diri. Betapa banyak orang yang
menemui ajal pada saat berbuat maksiat atau berlimang dosa.
Terkadang cobaan yang menimpa kita semata-mata pertanda rasa
cinta dan kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh sebuah hadist : “Sesungguhnya jika Allah mencintai
suatu kaum, maka ditimpakannya cobaan pada kaum itu.” (HR. Bukhori).
Sekiranya Allah SWT menunda hukuman kepada hamba-Nya
sampai hari kiamat, niscaya hukuman yang diterima pasti akan lebih pedih
dan menyakitkan.
Seorang hamba yang senantiasa bersabar dan bersyukur atas
kemalangan yang menimpanya, baginya dituliskan pahala amal yang bisa
dikerjakan semasa sehatnya. Firman Allah kepada para malaikat dalam
hadist Qudsi : “Jika aku menguji salah seorang hamba-Ku yang beriman,
lalu ia memuji-Ku atas ujian itu, maka berilah dai pahala sebagaimana
pahala yang biasa kalian berikan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Thabrani)
d. Memperbanyak Istighfar dan menghisab diri sendiri (Muhasabah lin-
Nafsi)
Aktivitas istighfar dan muhasabah diperbanyak dikala sakit.
Dengan menyadari segala kelemahan dan kekurangan kita sebagai hamba
Allah, insya Allah akan mendekatkan hati kita kepada Allah serta
menjadikan ibadah dan doa kita lebih khusyu’. Kondisi ini akan lebih
mengantarkan kita pada ketenangan batin dan berimplikasi pada jasmani.
Umar bin Khattab dalam pesannya yang masyhur mengingatkan,
“Hisablah dirimu sendiri sebelum kamu dihisab.”
e. Tawakkal kepada Allah
Tawakal adalah perpaduan antara sabar, doa, dan ikhtiar yang
sesuai dengan tuntutan dan tuntunan syara’. Allah SWT telah menjanjikan
dan Allah Maha Benar janji-Nya bahwa setiap penyakit ada obatnya.
Karena itu,berikhtiarlah sesuai dengan tuntunan syara’. Janganlah berobat
dengan cara atau barang yang diharamkan. Perbanyaklah doa dan ikhtiar
serta bersabarlah hingga Allah berkenan memberikan kesembuhan. Sabda
Rasulullah saw : “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan
obat. Dan menjadikan untuk kalian bahwa setiap penyakit ada obatnya.
Karena itu, berobatlah, tetapi jangan berobat dengan barang haram.”
(HR. Abu Daud).
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sehat merupakan suatu kondisi normal manusia dimana dengan
dengan kondisi sehat tersebut manusia dapat menjalankan berbagai
aktivitas. Kondisi sehat pada manusia dapat mencangkup fisik, mental,
sosial dan religi
B. SARAN
Semoga makalah kami dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca
serta dapat menjaga makalah dari kelompok kami,apabila ada kritik dan
saran bagi makalah kami,kami dapat menerima. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.scribd.com/doc/214801159/Konsep-Sehat-Sakit-Menurut-Who (6
APRIL 2019)
2. https://www.scribd.com/doc/50917890/KONSEP-SEHAT-SAKIT-MENURUT-WHO
(6 april 2019)
3. Yoyoh Rokayah ,Nidaan Khofiyah ,Sitta Diana,Pujiati.Konsep sehat sakit dalam
islam.https://www.academia.edu/9441144/Konsep_Sehat_dan_Sakit_dalam_Isl
am (6 april 2019)
4. Bima Indragani Purnomo, Bima Pramana Jati, Hidayatul Ainy.2013.
Makalah Konsep Sehat Sakit Dan Faktor Penyebab Sakit Dan Penyakit.
Dari https://www.scribd.com/document/322043773/Makalah-Konsep-
Sehat-Sakit (6 april)
5. Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
6. Azizah, Nurlela. 2008. Pengertian dan Definisi Sehat. (online)
(http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-
definisi.html#sthash.iHECjVBh.dpuf) diakses 5 Desember 2013.