Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Distribusi merupakan aktivitas yang vital dalam manajemen rantai pasok. Aktivitas
tersebut tidak lepas dari kemungkinan adanya risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan perusahaan. Saat ini, sistem distribusi semen PT Semen Padang masih menghadapi
gangguan yang menjadi penghambat kelancaran distribusi semen. Karena itu, perlu
dilakukan risk assessment terhadap sistem distribusi semen agar risiko yang terjadi di
sepanjang aliran aktivitas distribusi semen PT Semen Padang dapat diminimumkan
kemunculannya.
Penelitian ini mengkaji pengelolaan risiko pada sistem distribusi PT Semen Padang
dengan menggunakan pendekatan ISO 31000 yang terdiri dari tiga elemen pokok yaitu
penentuan konteks, penilaian risiko, dan perlakuan risiko. Tahap penentuan konteks
dilakukan untuk mendapatkan risiko yang diprioritaskan untuk perumusan tindakan
pengendalian risiko. Penentuan konteks risiko dimulai dari identifikasi risiko pada aktivitas
pendistribusian semen PT Semen Padang hingga diperoleh risiko yang diprioritaskan.
Selanjutnya, dilakukan penilaian terhadap risiko yang diprioritaskan tersebut untuk
merumuskan strategi mitigasi dalam upaya merespon risiko tersebut.
Berdasarkan hasil risk assessment yang dilakukan diperoleh 22 risiko yang dapat
terjadi pada aktivitas pendistribusian semen PT Semen Padang, namun 16 risiko yang
dilakukab pengkajian pada penelitian yaitu risiko pada aktivitas pendistribusian semen
melalui jalur darat. Diantara 16 risiko tersebut, risiko yang memiliki tingkat tinggi dan
diprioritaskan untuk ditindaklanjuti adalah risiko gangguan pada packer group, kantong
semen pecah, dan re-bag semen di gudang penyangga. Strategi mitigasi yang
direkomendasikan untuk event kritis risiko gangguan pada packer group adalah peningkatan
perawatan mesin/peralatan packer group, peningkatan produktivitas sumber daya manusia
(SDM) termasuk pengendalian dan pengawasan SDM, peningkatan pengendalian proses
pengantongan semen hingga pemuatan ke truk, pengembangan dan pelatihan SDM, serta
peningkatan kualitas jaringan dan server untuk aplikasi SAP. Strategi mitigasi yang
direkomendasikan untuk event kritis risiko kantong semen pecah adalah peningkatan
kualitas kantong semen, peningkatan kualitas SDM, dan peningkatan keamanan peralatan
packer group. Untuk event kritis risiko re-bag semen di gudang penyangga, strategi mitigasi
yang direkomendasikan adalah peningkatan kualitas SDM dan peningkatan sistem
manajemen gudang penyangga.
1
kerugian sebagai dampak dari kejadian terhadap kinerja peralatan/mesin
risiko. Hanafi (2009) menyatakan bahwa pengemasan semen, rusaknya kantong
risiko merupakan konsekuensi yang muncul semen, keterlambatan pasokan semen,
dari suatu aktivitas, maka dari itu risiko kurangnya persediaan semen di gudang
yang mungkin terjadi pada aktivitas rantai penyangga, dan sebagainya. Semua risiko
pasok perlu dikendalikan agar aktivitas yang yang mungkin terjadi tersebut dapat muncul
dilakukan lebih efisien. Upaya untuk pada aktivitas distribusi semen PT Semen
memahami dan mengelola ketidakpastian Padang dengan probabilitas yang tidak pasti.
(risiko) perlu dilakukan manajemen risiko Pengelolaan dampak/pengaruh efek
yang efektif. Manajemen risiko yang risiko yang terjadi pada aktivitas distribusi
mengelola risiko pada aktivitas rantai pasok semen dapat dimulai dengan melakukan
disebut dengan manajemen risiko rantai pengukuran terhadap risiko selama proses
pasok. pendistribusian semen. Pengukuran risiko
Bosman (2006) menyatakan bahwa tersebut dapat dimulai dengan melakukan
salah satu aktivitas rantai pasok yang identifikasi, analisis dan evaluasi risiko serta
memiliki dampak signifikan terhadap melakukan mitigasi terhadap risiko yang
keberlangsungan bisnis perusahaan adalah mungkin terjadi. Karena itu, diperlukan
pendistribusian produk. Selain itu, IBM penelitian untuk melakukan penilaian risiko
Global Business Services (2008) menyatakan dan perumusan strategi mitigasi risiko dalam
bahwa salah satu aktivitas rantai pasok yang upaya meminimasi kemunculan risiko pada
memiliki fungsi kritis dan berpotensi aktivitas distribusi semen PT Semen Padang.
menyebabkan aktivitas dalam rantai pasok
berhenti (ketika suatu hal yang tidak 2. TINJAUAN PUSTAKA
terduga terjadi) adalah aktivitas distribusi.
2.1 Manajemen Risiko Rantai Pasok
Berdasarkan pernyataan tersebut, peran dari
aktivitas distribusi dalam rantai pasok
Manajemen risiko rantai pasok berfokus
sangat vital karena sangat menentukan
pada bagaimana memahami dan mengelola
ketepatan waktu dan kondisi produk selama
risiko kerugian besar atau kecil yang dapat
proses penyaluran produk sampai ke tangan
terjadi di satu titik dari jaringan pasokan.
konsumen akhir, yang merupakan tujuan
Dalam manajemen risiko rantai pasok,
yang harus dicapai dari keseluruhan
penting untuk dipastikan bahwa ketika
aktivitas rantai pasok. Karena itu, penelitian
gangguan terjadi, perusahaan memiliki
ini mengkaji risiko pada aktivitas
kemampuan untuk kembali ke aktivitas
pendistribusian produk.
normal dan melanjutkan bisnis. Christopher
PT Semen Padang merupakan
dan Peck (2004) dalam Karningsih et al.
perusahaan yang bergerak dibidang industri
(2007) menyebut kondisi tersebut sebagai
manufaktur yang memproduksi semen
ketahanan dari rantai pasok.
dengan wilayah pemasaran dalam dan luar
negeri. Sistem distribusi PT Semen Padang
Fase dasar dalam mengelola risiko rantai
terdiri dari pendistribusian semen melalui
pasok, yaitu dengan melakukan identifikasi
jalur darat dan laut. Pendistribusian semen
risiko (mengidentifikasi apa yang dapat
dimulai dari Packing Plant Indarung dan
terjadi, di mana, kapan, dan bagaimana),
didistribusikan ke beberapa daerah
analisis risiko (menghitung / mengukur
pemasaran PT Semen Padang. Untuk jalur
dampak risiko), evaluasi risiko
darat, pendistribusian dalam bentuk semen
(menempatkan prioritas pada risiko yang
bag menuju gudang penyangga dan untuk
diidentifikasi) dan perlakuan risiko
jalur laut, pendistribusian dalam bentuk
(mengembangkan dan menerapkan strategi
semen curah pada umumnya, yang dimulai
mitigasi risiko untuk mengendalikan risiko)
dari Packing Plant Indarung menuju Packing
(Karningsih et al. 2007).
Plant Teluk Bayur dan dilanjutkan dengan
IBM Global Business Services (2008)
pendistribusian ke beberapa Packing Plant
menjelaskan bahwa sumber utama kesulitan
Perwakilan PT Semen Padang.
dalam pengelolaan suatu rantai pasok
Proses yang dilalui selama
adalah ketidakpastian. Ketidakpastian dapat
pendistribusian semen, tentunya tidak lepas
menimbulkan ketidakpercayaan diri
dari berbagai kemungkinan risiko yang dapat
terhadap strategi dan perencanaan yang
menghambat pencapaian tujuan pengiriman
telah dibuat. Karena itu, perusahaan sering
semen yang tepat waktu ke tangan
menciptakan pengaman di sepanjang rantai
konsumen akhir dengan kualitas semen
pasok. Pengaman tersebut dapat berupa
yang tetap terjaga dengan baik. Risiko yang
persediaan (safety stock), waktu (safety
mungkin terjadi pada aktivitas
time), ataupun kapasitas produksi dan
pendistribusian semen, seperti risiko
2
transportasi. bahwa tujuan dari FMEA adalah untuk
mengetahui dampak dari kegagalan dalam
sistem operasi kemudian mengklasifikasikan
2.2 Konsep Risiko dan Manajemen setiap kegagalan fungsi dalam tingkatan
Risiko kepentingannya.
Hanafi (2009) menyatakan bahwa
kondisi dunia bisnis selalu penuh dengan
2.4 Value at Risk (VaR)
ketidakpastian. Risiko datang tanpa terduga
dan sulit untuk dihindari. Sejalan dengan hal Pada tahun 1994, Morgan
tersebut, maka perusahaan perlu berinisiatif memperpulerkan konsep Value at Risk (VAR)
untuk mengelola risiko yang diperkirakan sebagai alat ukur risiko. Sekarang, VaR
dapat muncul dengan sebaik mungkin. menjadi alat ukur risiko baku. Regulator
Risiko dapat terjadi kapan saja dalam sektor finansial telah mengadopsi VaR
berbagai bentuk. Jika perusahaan tidak sebagai alat ukur risiko. VaR adalah
mampu mengelola risiko tersebut dengan kerugian yang dapat ditoleransi dengan
baik maka perusahaan terancam menerima tingkat kepercayaan (keamanan) tertentu
kerugian. Darmawi (1990), Djojosoedarso (Sunaryo, 2007). Sunaryo (2007)
(2003), Hanafi (2009), dan Siahaan (2009) menyebutkan bahwa VaR tidak mengukur
menyatakan bahwa risiko merupakan suatu kerugian (risiko) maksimum, namun VaR
ketidakpastian yang muncul dalam aktivitas mengukur kerugian yang dapat ditoleransi
suatu organisasi yang dapat menghambat karena VaR menunjukkan jumlah cadangan
pencapaian tujuan organisasi, bahkan dapat yang harus disediakan untuk menanggung
mengakibatkan kehancuran organisasi kerugian risiko sebesar VaR juga.
meskipun dilain pihak risiko juga Metode Value at Risk (VaR) yang
memberikan keuntungan. digunakan pada penelitian ini mengacu pada
Hanafi (2009) dan Siahaan (2009) hasil penelitian yang dilakukan oleh
menyatakan bahwa risiko terdiri dari dua Adiperdana et al. (2010) dengan formula
jenis yaitu risiko murni dan spekulatif. Risiko VaR sebagai berikut :
murni merupakan suatu ketidakpastian yang
pasti menimbulkan kerugian dan tidak 𝑉𝑎𝑅 𝑝 % = 𝐹 −1 𝑝 % (1)
memiliki kemungkinan mendapatkan −𝑘
(2)
𝜎 𝑛
keuntungan, misalnya risiko bencana alam. 𝐹 −1 (𝑝) = 𝜇 + (1 − 𝑝) −1
𝑘 𝑁𝑡ℎ 𝑟𝑒𝑠 ℎ 𝑜𝑙𝑑
Sedangkan risiko spekulatif merupakan
suatu ketidakpastian yang memiliki dua
kemungkinan antara untung atau rugi,
misalnya risiko bisnis. Siahaan (2009) 3. METODOLOGI PENELITIAN
menyatakan bahwa jika terjadinya gangguan Metodologi penelitian merupakan
yang signifikan terhadap pencapaian tujuan langkah-langkah sistematis yang dilakukan
suatu organisasi, maka organisasi tersebut dalam penyelesaian masalah yang diangkat
dapat mengalami kerugian yang signifikan. dalam penelitian ini. Flowchart penelitian
Dalam beberapa situasi, risiko dapat dapat dilihat pada Gambar 1.
mengakibatkan kehancuran organisasi
tersebut. Karena itu, risiko penting untuk
dikelola
3
Mulai Penilaian Risiko yang Diprioritaskan
Evaluasi Risiko
Penentuan Konteks B A C
Mendapatkan risiko yang diprioritaskan
Fit ?
Pengumpulan Data
- Kategori risiko PT Semen Padang yes
- Kuisioner penilaian risiko sistem distribusi semen, kuisioner verifikasi event risiko, dan
kuisioner penilaian event risiko
- Data historis perusahaan sebagai asumsi potensi loss terhadap risiko yang diprioritaskan Penentuan Nilai Threshold
Tidak
Yes
B A C
Penutup
Kesimpulan dan saran
Selesai
4
Padang. Secara umum proses bisnis sistem 4.1.1 Identifikasi Risiko pada Sistem
distribusi PT Semen Padang disajikan pada Distribusi PT Semen Padang
Gambar 2. Pengkajian risiko pada sistem
distribusi semen dilakukan berdasarkan
sumber risiko pada pedoman manajemen
risiko PT Semen Padang yang terangkum
pada Tabel 1 dan pengalaman masa lalu PT
Kereta Api
SEMEN PADANG
5
pencegahan munculnya risiko/gangguan analisis dan evaluasi risiko) hingga
aktivitas distribusi semen jalur darat. Proses dilakukanya perlakuan risiko.
analisis FMEA tersebut dilakukan dengan
wawancara/diskusi dengan pihak risk officer
serta pihak (Biro Pengantongan PPI). Hasil 4.2.1 Identifikasi Event Risiko
dari analisis FMEA berupa Risk Priority
Pada tahap ini dilakukan identifikasi
Number (RPN) yang menunjukkan prioritas
event risiko dari risiko kritis aktivitas
risiko. Skor RPN digunakan sebagai bahan
distribusi semen jalur darat yaitu event-
pertimbangan dalam perumusan konteks
event risiko gangguan pada packer group,
risiko distribusi semen PT Semen Padang
kantong semen pecah, dan re-bag semen di
untuk perumusan strategi pengendalian
gudang penyangga. Identifikasi event risiko
risiko.
dilakukan berdasarkan survey lapangan dan
Untuk mendapatkan hasil rumusan diskusi/wawancara dengan pihak risk officer
konteks risiko yang akan dikaji lebih lanjut serta pihak lapangan.
maka risiko tersebut diinterpretasikan ke
Hasil identifikasi event risiko
dalam peta perlakuan risiko untuk
menunjukkan bahwa untuk risiko gangguan
mendapatkan keputusan terhadap risiko
pada packer group (R02) diperoleh 32 event,
pada aktivitas distribusi semen melalui jalur
risiko kantong semen pecah (R05) diperoleh
darat yang diprioritaskan untuk dilakukan
2 event, dan risiko re-bag semen di gudang
manajemen risiko dalam upaya
penyangga (R22) diperoleh 2 event.
mendapatkan tindakan mitigasi risiko
sebagai upaya dalam mengurangi
kemunculan kejadiannya terhadap 4.2.2 Analisis Event RisikoLIKELIHOOD
kelancaran aktivitas distribusi semen PT SEVERITYevent1 risiko2 adalah
3 4 5
Semen Padang. Peta perlakuan risiko Analisis upaya
distribusi semen melalui jalur darat disajikan untuk memahami risiko yang diprioritaskan
lebih mendalam 5 berdasarkan seberapa besar
pada Gambar 3.
event-event untuk setiap risiko yang
diprioritaskan 4 tersebut berkontribusi
mempengaruhi risiko kritis pada aktivitas
LIKELIHOOD
5,0
distribusi semen melalui jalur darat.
4,5 LIKELIHOOD SEVERITY 1 2 3 4 5
4,0 SEVERITY 1 2 3
3 4 5
Detect and Monitor R02 Prevent at Source
5
Severity
3,5
3,0 5 19 3,27
2,5 2 1
R04 R22
Low Control Monitor
2,0
R01, R21
4
1,5 R08 4 R05 15,20,32
1,0 R07, R09, R06 R10 R03
R12, R20 R11,R13
1 2, 3
1,0 2,0 3,0 4,0 5,0
10,12,14,16,17,18,
3
3
Likelihood 26,31
11,28 (b)
1,2,4,6,7,9,21,22,2
2 1
2 5,13,23,24,30
Gambar 3. Peta Perlakuan Risiko Sistem 5,29
(a) (c)
Dengan mempertimbangkan kajian hasil
analisis FMEA dan peta perlakuan risiko
maka risiko yang diprioritaskan adalah risiko Gambar 4. Matriks Penilaian Event Risiko
gangguan pada packer group (R02), kantong yang Diprioritaskan (a) Risiko
semen pecah (R05), dan re-bag semen di Gangguan pada Packer Group,
gudang penyangga (R22). (b) Risiko Kantong Semen
Pecah, dan (c) Risiko Re-Bag
4.2 Penilaian Risiko yang Diprioritaskan Semen Di Gudang Penyangga
Penilaian risiko yang dilakukan pada
4.2.3 Evaluasi Risiko yang
tahap ini adalah terhadap risiko kritis dalam
Diprioritaskan
aktivitas distribusi semen yang memiliki
tingkat risiko tinggi. Risiko-risiko tersebut Tujuan dari evaluasi risiko adalah
akan dikaji lebih mendalam dengan membantu proses pengambilan keputusan
pendekatan kerangka kerja ISO 31000 yang berdasarkan hasil analisis risiko sehingga
dimulai dari penilaian risiko (identifikasi, dapat memperkuat dan mengkuantifikasi
6
hasil judgement pakar terhadap penilaiannya dapat ditoleransi oleh perusahaan dalam
pada setiap risiko yang telah dikaji. menanggung risiko gangguan pada packer
Evaluasi risiko pada penelitian ini group tersebut yaitu sebesar
dilakukan dengan pengukuran nilai risiko. Rp11.273.149.385,00.
Tujuan pengukuran risiko tersebut adalah
untuk mendapatkan informasi terhadap
perkiraan besarnya kerugian dan toleransi
4.3 Perlakuan Risiko yang
terhadap kerugian serta kemungkinan
Diprioritaskan
terjadinya kerugian dari setiap risiko yang
diukur. Evaluasi risiko dilakukan dengan Perlakuan risiko dilakukan terhadap
mengkaji potensi loss dari setiap risiko event risiko yang diprioritaskan dengan
sehingga diperoleh seberapa besar menentukan alternatif perlakuan/respon
perusahaan mendapatkan kerugian yang risiko. Menurut Komite Nasional Kebijakan
disebabkan oleh risiko yang terjadi. Governance (2011), alternatif
Value at risk (VaR) merupakan salah perlakuan/respon risiko dibagi menjadi 4
satu model yang digunakan untuk mengukur alternatif, yaitu :
risiko. Pada penelitian ini digunakan model 1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Value at Risk (VaR) yang mengacu pada 2. Berbagi risiko (risk sharing/transfer)
hasil penelitian Adiperdana et al. (2010), 3. Mitigasi (mitigation)
dimana dengan mempertimbangkan nilai 4. Menerima risiko (risk acceptance)
loss dari risiko yang melebihi nilai threshold.
Perhitungan VaR dilakukan untuk
tingkat keamanan (kepercayaan) 95 %, 99
%, dan 99,9 % yang tujuannya adalah untuk 4.3.1 Perlakuan Risiko Gangguan pada
menunjukkan seberapa besar perbedaan Packer Group
VaR untuk setiap tingkatan kepercayaan
yang digunakan serta memberikan informasi Berdasarkan hasil dari perlakuan
kepada pihak risk owner terhadap seberapa risiko terhadap event risiko gangguan packer
besar kerugian risiko yang dapat group yang diprioritaskan tersebut maka
ditoleransikan perusahaan dari harga risiko dapat dirumuskan strategi mitigasi risiko
(konsekuensi). Rekapitulasi hasil gangguan pada packer group dalam upaya
perhitungan VaR untuk risiko gangguan pada meminimasi peluang kemunculan untuk
packer group, kantong semen pecah, dan re- mengurangi dampak risiko pada aktivitas
bag semen di gudang penyangga disajikan distribusi semen PT Semen Padang melalui
pada Tabel 3. jalur darat. Berikut adalah rumusan strategi
mitigasi risiko gangguan pada packer group
Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan VaR yang direkomendasikan.
untuk Setiap Risiko 1. Peningkatan kualitas jaringan dan
Value at Risk (VaR) server untuk aplikasi SAP
No Risiko Periode
99,90% 99% 95% 2. Peningkatan perawatan mesin/peralatan
1 Risiko Gangguan pada Packer Group Bulanan Rp 11.273.149.385 Rp 7.482.700.410 Rp 4.555.197.541 packer group
2 Risiko Kantong Semen Pecah Bulanan Rp 2.431.778.696 Rp 2.049.742.966 Rp 1.465.093.903 3. Pengembangan dan pelatihan SDM
3 Risiko Re-bag Semen di Gudang Penyangga
Tahunan Rp 372.250.959 Rp 323.002.030 Rp 244.111.653 4. Peningkatan produktivitas sumber daya
Bulanan Rp 31.020.913 Rp 26.916.836 Rp 20.342.638 manusia termasuk peningkatan
pengendalian dan pengawasan SDM
Contoh perhitungan : 5. Peningkatan pengendalian proses
1. Risiko gangguan pada packer group pengantongan semen hingga pemuatan
−(−0,05118 )
ke truk
21.121 48
𝐹 −1 (0,999) = 3114,1 + (1 − 0,999) −1
−0,05118 20
= Rp 11.273.149.385,00/bulan 4.3.2 Perlakuan Risiko Kantong Semen
Value at Risk (VaR) untuk risiko gangguan Pecah
pada packer group dengan tingkat
Berikut adalah hasil rumusan
kepercayaan 99,9 % memberikan informasi
strategi mitigasi risiko kantong semen pecah
bahwa ada kemungkinan sebesar 0,1 %
berdasarkan kajian terhadap event risiko
penyimpangan kerugian perusahaan dapat
kantong semen pecah, yaitu sebagai berikut
melebihi Rp11.273.149.385,00 atau
:
perusahaan yakin dengan 99,9 % bahwa
1. Peningkatan kualitas kantong semen
penyimpangan kerugian perusahaan tidak
2. Peningkatan kualitas SDM
akan melebihi Rp11.273.149.385,00. Karena
3. Peningkatan keamanan peralatan
itu, perusahaan dapat menggunakan Value
packer group
at Risk (VaR) 99,9 % sebagai kerugian yang
7
yang ditetapkan oleh perusahaan.
8
[5] Darmawi, H. (1990). Manajemen Risiko. [15] Pujawan, I.N. (2005). Supply Chain
PT Bumi Aksara : Padang. Management. Guna Widya : Surabaya.