Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Terminal” ini. Makalah ini disusun untuk pedoman dalam
memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien tahap terminal di RSUD Kalideres.
Selesainya makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Dalam penyusunan
Makalah ini penulis juga memberi kesempatan kepada pembaca, kiranya berkenan memberi
kritikan dan saran yang bersifat membangun dengan maksud meningkatkan pengetahuan
penulis agar lebih baik dalam karya selanjutnya.
Penyusun
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………..............1
DAFTAR ISI……………………………………………………..……................2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..................3
A. Latar Belakang..............…………………………………….................3
B. Rumusan Masalah……………………………………….......................4
C. Tujuan............……………………………………….………................4
D. Ruang Lingkup…………………………………….….…….................4
E. Manfaat …………………………………..……..…………..................4
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………….................5
A. Pengertian …………………………………………………..................5
B. Faktor Predisposisi…………………………………………..................5
C. Pathway……………………………………………………..................6
D. Klasifikasi……………………………………………………...............7
E. Tanda dan Gejala……………………………………………................7
F. Hak Individu Yang Akan Meninggal (Tahap Terminal)……................10
G. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Tahap Terminal………...................11
1. Pengkajian………………………………………………................11
2. Diagnosa Keperawatan…………………………………................11
3. Intervensi………………………………………………….............18
BAB III PENUTUP……………………………………………………..............29
A. Kesimpulan…………………………………………………...............29
B. Saran …………………………………………………………............29
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..........30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalah
membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan
kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual
(APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual
( Basic spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).
Pentingnya bimbingan spiritual dalam kesehatan telah menjadi ketetapan WHO yang
menyatakan bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehataan seutuhnya (WHO, 1984). Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama
perawat untuk memenuhi kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang
konfrehensif tersebut pasien senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia
mengantarkan pasien diakhir hayatnya dan perawat juga dapat bertindak sebagai
fasilisator (memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin
sesuai dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose
harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan
krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu
mendapatkan perhatian khusus”.
Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah akibat
ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut
selalu berada di samping perawat.
B. Rumusan Masalah
Setelah kami melakukan observasi pada pasien yang dirawat di RSUD Kalideres, kami
menemukan beberapa pasien dengan kondisi terminal, sehubungan dengan itu dapat
dirumuskan masalah bagaimana askep pada pasien tahap terminal ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
D. Ruang Lingkup
Dalam Penulisan makalah ini kelompok kami menggunakan metode kepustakaan dan
internet.
E. Manfaat
Mengetahui dan dapat bertidak sesuai dengan hak dan kewajibannya sesuai dengan
perainya agar tidak ada yang merasa dilebihkan atau dikurangkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan.
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu
tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Rosa, 1969).
B. Faktor Predisposisi
1. Usia
2. Lingkungan social dan budaya
3. Factor jenis kelamin
4. Factor tingkat pendidikan
5. Factor ekonomi
6. Factor pengetahuan
7. Factor lama rawat inap
8. Factor perawat
C. Pathway
Penyakit terminal
Fase denial Fase anger Fase bergaining Fase depresi Fase acceptance
Resiko bunuh
Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres
Factor 5
diri
lingkungan Factor tingkat
Duka
Factor cita
ekonomi Factor
social dan
Kehilangan Ketidakefektifan
Factor jenis
Factor lama Ketidakmampuan
Factor caring
pendidikan
Factor usia pengetahuan
budaya rawat
kopinginap
kelamin kopingperawat
keluarga
D. Klasifikasi
1. Penyakit – penyakit kanker stadium akhir.
2. Penyakit – penyakit infeksi.
3. Congestif Renal Failure (CRF)
4. Stroke Multiple Sclerosis.
5. Akibat kecelakaan fatal.
6. AIDS.
7. Diabetes Mellitus tipe II.
Tanda-tanda Kematian :
a. Dini :
1) Pernafasan terhenti, penilaian > 10 menit (inspeksi, palpasi auskultasi.
2) Terhentinya sirkulasi, penilaian 15 menit, nadi karotis tidak teraba.
3) Kulit pucat.
4) Tonus otot menghilang dan relaksasi.
5) Pembuluh darah retina bersegmentasi beberapa menit pasca kematian.
6) Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit (hilang dengan
penyiraman air.
b. Lanjut (Tanda pasti kematian)
1) Lebam mayat (livor mortis).
2) Kaku mayat (rigor mortis).
3) Penurunan suhu tubuh (algor mortis).
4) Pembusukan (dekomposisi).
5) Adiposera (lilin mayat).
6) Mumifikasi
Gejala dan masalah yang sering dijumpai pada berbagai sistem Organ.
a. Sistem Gastrointestinal: Anorexia, konstipasi, mulut kering dan bau, kandidiasis dan
sariawan mulut.
b. Sistem Genitourinaria : Inkontinensia urin.
c. Sistem Integumen : Kulit kering (pecah-pecah) dan dekubitus.
d. Sistem Neurologis : Kejang.
e. Perubahan Status Mental : Kecemasan, halusinasi dan depresi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Dukacita
Definisi : Proses kompleks normal yang meliputi respons dan perilaku emosional,
fisik, spiritual, sosial, dan intelektual yakni individu, keluarga, dan komunitas
memasukan kehilangan yang aktual, adaptif, atau dipersepsikan kedalam kehidupan
sehari – hari mereka.
Batasan Karakteristik :
1) Perubahan tingkat aktivitas
2) Perubahan pola mimpi
3) Perubahan fungsi imun
4) Gangguan fungsi neuroendokrin
5) Marah
3. Intervensi Keperawatan
Coping enhancement
1. Anjurkan klien
1. Menurunkan
untuk
ansietas dan
mengidentifikasi
menyediakan
gambaran
kontrol bagi
perubahan
pasien
peran yang realistis
selama situasi
2. Gunakan
krisis
pendekatan tenang
2. Untuk mengatasi
Dan meyakinkan
ketegangan dan
3. Hindari
memelihara rasa
pengambilan
kontrol individu
keputusan pada
1. Memonitor
perkembangan
status kesehatan
pasien
2. Menghargai
kehidupan klien
dengan tetap
memberikan
pelayanan sesuai
kebutuhannya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada harapan
lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau
suatu kecelakaan. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga pada saat-saat
terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal dengan tenang dan damai.
B. Saran
Pemberian bimbingan rohani tidak hanya dilakukan oleh para rohanian saja, sebaiknya
dilakukan juga oleh tenaga kesehatan yang lain, misalnya perawat sebagai tenaga pelayan 24
jam disamping pasien. Karena bimbingan rohani terhadap pasien terminal efektif
menurunkan kecemasan, memberikan ketenangan, dan motivasi hidup. Rancangan strategi
tentang bimbingan rohani pada pasien terminal dibuat prosedur tetap untuk dapat
mempromosikan kesehatan, agar para perawatpun bisa mempersiapkan pasien terminal
menerima kondisinya dan apabila meninggal, pasien terminal bisa meninggal dunia dengan
tenang
DAFTAR PUSTAKA
Cemy Nur Fitria. 2010. Palliative Care Pada Penderita Penyakit Terminal. Bandung.
portalgaruda.org. Diakses pada 15 Februari 2019.
Joko Susanto. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal. Lamongan.
www.e-
jurnal.com. Diakses pada 15 Februari 2019.
AD Damayanti. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Penyakit Terminal Ditinjau Dari
Aspek Psikososial. www.indonesianjournalofcancer.or.id. Diakses pada 15 Februari
2019.