Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 19B :
EDRA PINANDO
NANDA JULIAN
TAHUN 2019
PERTANYAAN KELOMPOK
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan
Anak yang berjudul tentang “HIPOSPADIA & EPISPADIA”. Selain itu bertujuan
untuk memberikan informasi dan menambah wawasan tentang Hipospadia dan
Epispadia.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada ibu selaku dosen
pembimbing mata kuliah Materi Keperawatan Anak.
Kami menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini dan memperbaiki
kesalahan dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar
2. Daftar Isi
3. BAB I PENDAHULUAN
4. BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipospadia
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana terjadi hambatan penutupan uretra penis
pada kehamilan miggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis antara skrotum dan glans penis.
Hipospadia terjadi pada satu sampai tiga per 1000 kelahiran dan merupakan anomaly
penis yang paling sering. Hipospadia adalah congenital anomali yang mana uretra
bermuara pada sisi bawah penis atau perineum. (Suriadi, 2001)
Hipospadia adalah suatu keadaan dengan lubang uretra terdapat padapenis bagian
bawah, bukan diujung penis. Beratnya hipospadi bervariasi, kebanyakan lubang
uretra terletak didekat ujung penis yaitupada glans penis. Bentuk hipospadia yang
lebih berat terjadi jikaluubang uretra terdapat ditengah batang penis atau pada
pangkal penis,dan kadang pada skrotum atau dibawah skrotum. Kelainan ini
sering berhubungan kordi, yaitu suatu jaringan vibrosa yang kencang yang menyebabkan
penis melengkung kebawah saat ereksi. (Muslihatum, 2010)
Epispadia
Epispadia adalah suatu anormali kongenital yaitu meatus uretra terletak pada
permukaan dorsal penis.
Epispadia adalah suatu kelainan bawaan pada bayi laki-laki, dimana lubang uretra
terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak berbentuk tabung, tetapi terbuka.
Epispadia merupakan kelainan kongenital berupa tidak adanya dinding uretra bagian
atas. Kelainan ini terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering dialami
oleh laki-laki. Ditandai dengan adanya lubang uretra disuatu tempat pada permukaan
dorsum penis. (Kamus Saku Kedokteran DORLAN, 2011)
2.2 Etiologi
Menurut Basuki (2011), etiologi hipospadia dan epispadia yaitu :
1. Faktor Genetik
Terjadi karena gagalnya sintesis androgen. Hal ini biasanya terjadi karena mutasi
pada gen yang mengode sintesis androgen tersebut sehingga ekspresi dari gen tersebut
tidak terjadi.
2. Faktor Hormon
Hormone yang dimaksud di sini adalah hormone androgen yang mengatur
organogenesis kelamin (pria). Atau bias juga karena reseptor hormone androgennya
sendiri di dalam tubuh yang kurang atau tidak ada. Sehingga walaupun hormone
androgen sendiri telah terbentuk cukup akan tetapi apabila reseptornya tidak ada tetap
saja tidak akan memberikan suatu efek yang semestinya. Atau enzim yang berperan
dalam sintesis hormone androgen tidak mencukupi pun akan berdampak sama.
3. Lingkungan
Biasanya faktor lingkungan yang menjadi penyebab adalah polutan dan zat yang
bersifat teratogenik yang dapat mengakibatkan mutasi.
4. Embriologi
Secara embriologis hipospadia disebabkan oleh sebuah kondisi dimana bagian
ventral lekuk uretra gagal untuk menutup dengan sempurna.Diferensiasi uretra
bergantung pada hormone androgen Dihidrotestosteron (DHT) dengan kata lain
hipospadia dapat disebabkan oleh defisiensi produk testosterone, konversi testosterone
menjadi DHT yang tidak adequate, atau defisiensi local pada hormone androgen.
(Heffner, 2005)
1. PENGKAJIAN
A. Riwayat Kesehatan
Anamnesis
1.Kaji identitas pasien
Identitas pasien, terdiri dari nama, alamat, tempat tanggal lahir, tanggal masuk
rumah sakit, data obyektif/data subyektif, dan informasi lain yang penting
tentang pasien.Secara keseluruhan kelainan hipospadia ditemukan dan terjadi
pada anak laki-laki.
6.Mental
a. Sikap pasien sewaktu diperiksa
b. Sikap pasien dengan adanya rencana pembedahan
c. Tingkat kecemasan
d. Tingkat pengetahuan keluarga dan pasien
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan genetalia
Saat dilakukan inspeksi bentuk penis lebih datar dan ada lekukan yang dangkal
dibagian bawah penis yang menyerupai meatus uretra eksternus, pada
kebanyakan penderita penis melengkung ke bawah(chordee) yang tampak
jelas pada saat ereksi, preputium (kulup) tidak ada dibagian bawah penis tetapi
menumpuk dibagian punggung penis,testis tidak turun ke kantong
skrotum. Letak meatus uretra berada sebelah ventral penis dan sebelah
proximal ujung penis.
2. Palpasi abdomen
untuk melihat distensi vesika urinaria atau pembesaran pada ginjal,
karena kebanyakan penderita hipospadia sering disertai dengan kelainan pada
ginjal.
3. Perhatikan kekuatan dan kelancaran aliran urin
Pada hipospadia aliran urin dapat membelok kearah bawah atau menyebar dan
mengalir kembali sepanjang batang penis. Anak dengan hipospadia
penoskrotal atau perineal berkemih dalam posisi duduk. Pada hipospadia
glanduler atau koronal anak mampu untuk berkemih dengan berdiri, dengan
sedikit mengangkat penis ke atas.
C. Pemeriksaan Penunjang
2.Excretory urography
Excretory urography dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya abnormalitas
congenital pada ginjal dan ureter.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pre-op
a. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pancaran urin yang
merembes
b. Kecemasan orang tua berhubungan dengan prosedur pembedahan
2. Post – op
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan pascabedah
b. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer tidak adekuat
(integritas kulit tidak utuh/insisi bedah)
E. Intervensi Keperawatan
1. Pre-op
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
Kecemasan orang tua Tujuan:Setelah - Jelaskan pada anak
berhubungan dengan dilakukan tindakan dan orang tua
prosedur pembedahan keperawatan selama 3 tentang prosedur
x 24 jam kecemasan bedah dan
orang tua menjadi perawatan pasca
berkurang. operasi yang
Kriteria Hasil : diharapkan.
- Orang tua - Evaluasi tingkat
mengalami penurunan pemahaman
rasa cemas yang keluarga tentang
ditandai oleh penyakit
ungkapan pemahaman - Akui masalah
tentang prosedur pasien dan dorong
bedah mengekspresikan
masalah dan berikan
kesempatan untuk
bertanya dan jawab
dengan jujur
- Libatkan pasien dan
keluarga dalam
perencanaan
keperawatan dan
berikan kenyamanan
fisik pasien.
2. Post-Op
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
Resiko infeksi Tujuan : Setelah - Kaji lebar luka, letak
berhubungan dengan dilakukan tindakan luka
pertahanan tubuh keperawatan selama 3 - Kaji faktor yang
primer tidak adekuat x 24 jam diharapkan dapat menyebabkan
(integritas kulit tidak tidak terjadi infeksi infeksi
utuh/insisi bedah) Kriteria Hasil : - Bersihkan
- Tidak ada tanda- lingkungan dengan
tanda infeksi seperti benar
(rubor, tumor, kalor, - Ganti balut setiap
dolor, fungiolesa) hari
- Kolaborasi untuk
pemberian antibiotik
dan anti pendarahan
F. Evaluasi
1.Pre-Op
a. Tidak terdapat gejala kerusakan kulit
b. Rasa cemas menurun yang ditandai dengan pengungkapan perasaan mereka tentang
2.Post-Op
a. Nyeri berkurang
b. Pasien tidak mengalami infeksi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipospadia terjadi pada satu sampai tiga per 1000 kelahiran dan merupakan anomaly
penis yang paling sering. Hipospadia adalah congenital anomali yang mana uretra
bermuara pada sisi bawah penis atau perineum. (Suriadi, 2001)
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana terjadi hambatan penutupan uretra penis
pada kehamilan miggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis antara skrotum dan glans penis.
Epispadia digambarkan seolah-olah pisau dimasukkan ke meatus normal dan kulit
dilucuti di bagian atas penis. Klasifikasi epispadias didasarkan pada lokasi meatus
pada penis. Hal ini dapat diposisikan pada kepala penis (glanular), di sepanjang batang
penis (penis) atau dekat tulang kemaluan (penopubic). Posisi meatus penting dalam hal
itu memprediksi sejauh mana kandung kemih dapat menyimpan urin (kontinensia).
B. Saran
Dengan adanya Makalah ini semoga pembaca dapat mengerti dan memahami isi yang
terdapat dalam makalah ini. Sebelumnya makalah ini jauh dari kata sempurna, mohon
dimaklumi karna masih dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA