You are on page 1of 15

More Create Blog Sign In

asia_hw
Senin, 04 November 2013 Arsip Blog

▼ 2013 (20)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 ▼ November (20)
VISKOSITAS paralel
biologi sel
Rangkaian Jembatan Wheatstone
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
transformator
VISKOSITAS
elastisitas

Dosen Pembimbing : Jumingin, S.Si pembiasan cahaya


Asisten : Weni Lestari laporan elastisitas
laporan fisika bidang miring
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
KALOR
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
VISKOSITAS
LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI
UMUM OSMOSIS
Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI
Kelompok 2 UMUM METABOLISME TUMB...
Ari Muhamad Isbilly (12 222 011)
PEMBUATAN PREPARAT APUS SEL
Aria Lismi (12 222 012) DARAH
Asia Astuti (12 222 013)
Asri Arum Sari (12 222 014) LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI
UMUM PENGAMATAN JARIN...
Ayu Ariska Pratiwi (12 222 015)
Ayu Kurnia Lady Ultari (12 222 016) LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
Ayu Puji Astuti (12 222 017) PENGUKURAN
Bunga Pertiwi (12 222 018)
LAPORAN PRAKTIKUM I BIOLOGI
Dea Asih Suprianti (12 222 019) UMUM KONSEP DASAR EKO...
Deby Novianti (12 222 020)
HISTOLOGI SISTEM RESPIRASI
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA
PRODI BIOLOGI DAN KEWARGANEGARAAN...

FAKULTAS TARBIYAH makalah botani umum (tanaman mangga)


laporan fisika lensa gabungan
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
2012
Mengenai Saya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan
adanya gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi asia astuti

pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran saya adalah orang yang
zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan terlahir dari keluarga yang
sederhana. tapi saya
suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum bangga karena saya bisa
viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut disekolahkan dengan
fluida yang tertentu maka tegangan geser berbanding lurus dengan tamat bahkan
menyambung dijenjang
viskositas. yang lebih tinggi. saya
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sangat senang dan
sebagai fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan bangga. saya sangat
menyayangi keluarga.
diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang,
Lihat profil lengkapku
tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek
viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan
bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat
yang bersentuhan dengannya.
Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat
cair memiliki kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya
kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan sifat ini zat
cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan
yang dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan
peristiwa gesekan antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair.
Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat
cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian
melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut
pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai
gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya
suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga kecepatan bola
berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya
beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya
percepatannya akan semakin berkurang dan akhirnya nol. Pada saat
tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan terminal. Hambatan-
hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat viskositas
zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
drastic terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah
keteknikan pengaruh viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan
demikian diabaikan. Cairan kemudian dinyatakan sebagai tidak kental
(invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi jika istilah
aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk
benda homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga
kemungkinan yaitu, tenggelam, melayang, dan terapung. Oleh kaarena
itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas
berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan
maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas
2. Mengetahui macam-macam metode pengukuran viskositas
3. Dapat memahami penerapan hukum Stokes
4. Dapat menentukan viskositas zat cair dengan gaya stokes

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat
cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat
cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya
yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau
viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu
bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita
perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di
dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida
baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di
dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat
kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum
membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan
zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat
yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah
viskosimeter ( Lutfy, 2007).
Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol
sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding
mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang
menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel
pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat
cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah
secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair
akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak
terlalu cepat (Sudarjo, 2008).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang
ditimbulkan oleh fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak
didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat
kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin
susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam
zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair
(Martoharsono, 2006).
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas
menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar
molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan
antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis
cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan
memiliki viskositas yang tinggi (Sarojo, 2009).
Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih
kental (viscous) daripada gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan
dasar mengenai aliran yang kental akan jelas nanti, bahwa masalahnya
mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat padat.
Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah
viscometer (Sudarjo, 2008).
Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah,
tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan luncur
tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya
(Lutfy, 2007).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam
suatu fluida. Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan
salah satu lapisan fluida diatasnya lapisan lain haruslah dikerjakan gaya.
Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat bergerak dengan
kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar
sehingga timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas
mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) dari pada
gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki
viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran
viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya mekanika
dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku
untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s)
dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut
dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah
bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut.
Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida
setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak
seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak
memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan
kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu
lapisan – lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan
memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan
kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan
fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan geser (g) pada
lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan tidak
adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan
karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang
besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya gesek tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: G = ŋ A (Ginting, 2011).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan
newtonian dan non newtonian.

1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya :
Air, minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah
viskositas berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan
viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear
rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran
aliran laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2
jenis, yang viskositasnya tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya
rendah disebut “Mobile” (Dogra, 2006).
2. Cairan Non-Newtonian
yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya
perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.

Metode Penentuan Kekentalan


Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara
:
1. Cara Ostwalt / Kapiler
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu
yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika
mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi
suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat
2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.

ŋ = Π P r 4t
8 VL
Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi
kecepatan dalam arus laminer melalui pipa slindris dan menentukan
jumlah cairan yamg keluar perdetik (Sarojo, 2006)

2. Cara Hopper
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya
archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang
terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang
diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel. Berdasarkan hukum stoke yaitu pada saat kecepatan
bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama
dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu
bertambah dan tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan.
Tegangan tidak bergantung pada regangan geser tetapi tergantung pada
laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju regangan
( D. Young , 2009).
Laju perubahan regangan geser = laju regangan
Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan
dengan η (eta), sebagai rasio tegangan geser dengan laju regangan :
η = Tegangan geser
Laju regangan
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun
ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola
tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan
relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati
sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam,
gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di
sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang
menghadap arah alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan.
Titik tersebut pada permukaan bola menghadap kearah aliran, dan gaya
resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum fisika tentang viskositas dilaksanakan pada
Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Desember 2012
Pukul : 13.00 s.d 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Negeri
Raden Fatah Palembang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat:
1. Gelas ukur.

2. Neraca empat lengan

3. Beaker glass.

4. Mikrometer sekrup

5. Stopwatch

6. Penggaris

7. Sendok

8. Kelereng

Bahan:
1. Minyak goreng.

2. Kapas
3.3 Cara Kerja
1. Bacalah Bismillah sebelum memulai eksperimen.

2. Ukur jarak minyak yang ada didalam gelas ukur dengan menggunakan
mistar .

3. Ukur diameter kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup pada


sisi yang berlainan.

4. Timbang berat kelereng dengan menggunakan neraca empat lengan

5. Lepaskan kelereng dari atas permukaan minyak (tanpa kecepatan awal)


dan catat waktu yang diperlukan untuk mencapai pada titik 100 ml.

6. Ulangi langkah seperti diatas selama 10 kali dan catat hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

NO JARAK DIAMETE WAKT


(S) R U (t) V=
KELERE
NG
1. 36cm=0,36 11,43mm 0,8s 0,2025
0,45
m

2. 36cm=0,36 11,43mm 0,7s 0,2601


0,51
m

3. 36cm=0,36 11,43mm 0,7s 0,2601


0,51
m

4. 36cm=0,36 11,43mm 0,5s 0,5184


0,72
m

5. 36cm=0,36 11,43mm 0,7s 0,2601


0,51
m

6. 36cm=0,36 11,43mm 0,8s 0,2025


0,45
m

7. 36cm=0,36 11,43mm 0,8s 0,2025


0,45
m

8. 36cm=0,36 11,43mm 0,6s 0,36


0,6
m

9. 36cm=0,36 11,43mm 0,7s 0,2601


0,51
m

10. 36cm=0,36 11,43mm 0,5s 0,5184


0,72
m
=

= 0,543

=
= 0,032695 m/s
Dari hasil percobaan diketahui
Diameter kelereng ( d ) = 11.43 mm
Massa gelas ( m1 ) = 72.58 gr
Massa minyak ( m2 ) = 37.09 gr

= 0.543

Ditanyakan :
Penyelesaian :

· d = 11.43 mm, maka r = 5.71 mm = 5.71 x 10-3 m

· mminyak = 37.09 gr, maka mminyak = 0.03709 kg

· mkelereng = 2.15 gr, maka mkelereng = 2.15 x 10-3 kg

· vminyak = 50 ml = 5 x 10-5m3
· vkelereng =

Sehingga

poise

4.2 Pembahasan
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan
sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang
menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya
air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir,
contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain. Hal ini bias
dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lanyai
yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari
pada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang
kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur,
minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin
kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada
fluida rill (rill = nyata). Fluida rill / nyata adalah fluida yang kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan
lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird,
1993).
Satuan sistem internasional (SI) untuk koifisien viskositas adalah
Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk
SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p). Viskositas juga
sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p. satuan poise
digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Prancis, almarhum Jean
Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan
kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan
dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul itu tidak terikat pada
suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu sama lain. Jadi
kecepatan fluida atau massanya kecapatan volume tidak mempunyai
makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume
tertentu terus menerus berubah (While, 1988).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui,
disimpulkan bahwa viskositas sangat mempengaruhi kecepatan benda
untuk mewati suatu fluida, semakin kental fluida tersebut, semakin lama
waktu yang dibutuhkan benda untuk melewatinya.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini bahan acuan yang digunakan jangan hanya
berupa minyak kelapa tanpa ada bahan perbandingan lainnya ( seperti air,
oli, dll) sehingga kami tidak bias melihat contoh dari perbedaan
viskositas pada zat cair secara lansung, maka dari itu diharapkan untuk
praktium selanjutnya hal tersebut diatas bisa diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

Dogra. 2006. Kimia Fisika dan Soal-Soal. Malang. Universitas Malang

D . Young, Hugh. 2009. Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta.

Ginting, Tjurmin. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. LDB UNSRI.


Indralaya.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika. Erlangga. Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2007. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soemanto. 2006. Biokimia I. Universitas Gajah Mada.


Yogyakarta.

Sarojo, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika.
Jakarta.

Sudarjo, Randy. 2008. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Universitas


Sriwijaya. Inderalaya.

You might also like