You are on page 1of 15

TUGAS PENYEHATAN AIR – B1

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

DISUSUN OLEH:
Asifa Anwar solihah(P07133318013)

D IV ALIH JENJANG JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2018
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk
hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan
seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka
bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi
kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Dewasa ini, air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius.
Untuk mendapat air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang
yang mahal, karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari
berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah
mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air
mendefinisikan beberapa peristilahan sebagai berikut.
a. Air, meliputi semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber air
yang terdapat di atas permukaan tanah. Air yang terdapat di bawah permukaan
tanah dan air laut tidak temasuk dalam pengertian ini.
b. Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain yang ada atau harus ada dan atau ada unsur pencemar yang dapat
ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukkannya.

Untuk memperhatikan hal-hal tersebut sebelum melakukan penelitian kualitas


air perlu pangambilan sampel air untuk menilai apakah air tersebut masih layak pakai
untuk kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mencuci, air untuk kakus dan lain-
lain

2. Tujuan
a. Mahasiswa lebih mengetahui tentang Penyediaan Air Bersih
b. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel air
c. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik dan
benar sesuai dengan prosedur.
d. Mahasiswa mampu menggunakan metode dan cara pengambilan sampel air

3. Ruang Lingkup
a. Metode pengambilan sampel ini meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan
sampel kualitas air untuk pengujian kualitas air.
b. Metode ini berlaku untuk pengambilan sampel uji kualitas air sungai, air bersih
(air minum), air danau/waduk, air tanah, dan air limbah.

4. Pengertian
a. Pengertian Air Bersih
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/ PER/IX/ 1990
yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman-kuman yang
membahayakan tubuh. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air
bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih
merupakan air yang tidak menyebabkan penyakit bagi manusia. Oleh karena itu,
air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,
sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan air yang telah ditentukan
(Kusnoputranto, 2000).
b. Sumber Air
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1) Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama.
2) Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3) Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4) Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
5) Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah:
1) Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2) Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3) Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air
sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah
dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil
budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi,
muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di
daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah
air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,
namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila
diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang
membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
4) Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
a) Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
b) Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
c) Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial
treatment).

c. Standar Kualitas Air Baku


Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan zat-
zatyang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan
kontaminan yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut
tidak begitu besar. Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah
dan air bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai
kebutuhan. Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu
pada Peraturan Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 416
tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar baku mutu
air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1) Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2) Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3) Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah
beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1) Syarat fisik, antara lain:
a) Air harus bersih dan tidak keruh.
b) Tidak berwarna
c) Tidak berasa
d) Tidak berbau
e) Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
2) Syarat kimiawi, antara lain:
a) Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
b) Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
c) Cukup yodium.
d) pH air antara 6,5 – 9,2.
3) Syarat bakteriologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan
bakteri patogen penyebab penyakit. Pada umumnya kualitas air baku akan
menentukan besar kecilnya investasi instalasi penjernihan air dan biaya
operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin
berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar
kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan
tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No.
173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977):
a) Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air
minum.
b) Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air
yang terlebih dahulu dimasak.
c) Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.

B. Teknik Pengambilan Sampel


1. Persyaratan pengambilan sampel
Pengambilan data lingkungan harus menghasilkan data yang bersifat:
a. Obyektif : Data yang disajikan sesuai dengan yang sebenarnya
b. Representatif : Data dapat mewakili kumpulannya
c. Teliti dan Tepat : Data terjamin kebenarannya
d. Tepat : Sesuai dengan kebutuhan tertentu
e. Relevan : Menunjang persoalan yang terjadi
Persyaratan alat pengambilan sampel:
a. Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh/sampel;
b. Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya;
c. Contoh mudah dipindahkan ke dalam wadah penampung tanpa ada sisa
bahan tersuspensi di dalamnya;
d. Mudah dan aman di bawa;
e. Kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
Beberapa jenis alat pengambil sampel yang dapat digunakan:
a. Alat pengambil contoh sederhana berupa :
• Botol biasa atau ember plastik yang digunakan pada permukaan air
secara langsung
• Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman
tertentu
b. Alat pengambil contoh setempat secara mendatar, dipergunakan untuk
mengambil contoh di sungai atau di tempat yang airnya mengalir pada
kedalaman tertentu, contoh alat ini adalah tipe Wohlenberg
c. Alat pengambil contoh setempat secara tegak, dipergunakan untuk
mengambil contoh pada lokasi yang airnya tenang atau alirannya sangat
lambat seperti di danau, waduk, dan muara sungai pada kedalaman tertentu,
contoh alat ini adalah tipe Ruttner
d. Alat pengambil contoh pada kedalaman yang terpadu, digunakan untuk
pemeriksaan zat padat tersuspensi atau untuk mendapatkan contoh yang
mewakili semua lapisan air, contoh alat ini adalah tipe USDH Alat
Pengambil Contoh Air Tipe Kedalaman Terpadu (Integrated Depth
Sampler - USHD)
e. Alat pengambil contoh secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu
dan volume yang diambil, digunakan untuk contoh gabungan waktu dari air
limbah atau air sungai yang tercemar, agar diperoleh kualitas air rata-rata
selama periode tertentu.
6. Alat pengambil untuk pemeriksaan gas terlarut yang dilengkapi tutup,
sehingga alat dapat ditutup segera setelah terisi penuh; contoh alat ini
adalah tipe Cascila
7. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan bakteriologi adalah botol gelas
yang di tutup kapas/aluminium foil, tahan terhadap panas dan tekanan
selama proses sterilisasi ;
8. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan plankton berupa jaring yang
berpori 173 mesh/inci, yang biasa digunakan adalah jaring plankton
No.20/SI
9. Alat pengambil contoh untuk pemeriksaan hewan benthos disesuaikan
dengan jenis habitat hewan benthos yang akan diambil, beberapa contoh
alat untuk jenis habitat tertentu, antara lain:
• Eckman grab, dibuat dari baja, yang beratnya + 3,2 kg, dengan ukuran
15 x 15 cm, dipergunakan untuk pengambilan contoh pada sumber air
yang alirannya relatif kecil dan mempunyai dasar lumpur dan pasir.
• Jala Surber, terbuat dari benang nilon yang ditenun dan mempunyai
ukuran mata jaring 0,595 mm dalam keadaan terbuka, panjang jala 69
cm dan ukuran permukaan depan 30,5 cm x 30,5 cm, alat ini biasa
dipergunakan pada sumber air yang alirannya deras dan mempunyai
dasar berbatu-batu,
• Petersen grab, terbuat dari baja yang luasnya 0,06 - 0,09 m2 dengan
berat antara 13,7 - 31,8 kg biasanya dipergunakan pada sumber air yang
mempunyai dasar keras, misalnya lempung, batu dan pasir.
• Ponar grab, terbuat dari baja yang luasnya 23 x 23 cm dengan berat ±
20 kg banyak dipergunakan di danau yang dalam dan pada dasar
sumber air yang bervariasi
10. Jaring apung terbuat dari benang nilon yang ditenun, mempunyai ukuran
mata jaring 0,595 mm dan luas 929 cm2 dipergunakan untuk
mengumpulkan hewan yang hidup di permukaan sumber air dan lamanya
waktu yang dipergunakan dalam satu kali pengambilan adalah tiga jam

2. Cara pelaksanaan pengambilan sampel


a. Menentukan lokasi pengambilan sampel
1) Kualitas air sebelum adanya pengaruh kegiatan manusia yaitu pada
lokasi hulu sungai yang dimaksudkan untuk mengetahui kualitas air
secara alamiah sebagai base line station.
2) Pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air dan pengaruhnya untuk
pemanfaatan tertentu. Lokasi ini dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh kegiatan manusia yang disebut “impact station”.
3) Sumber-sumber pencemaran yang dapat memasukkan zat-zat yang
berbahaya kedalam sumber air. Lokasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui sumber penyebaran bahan-bahan yang berbahaya, sehingga
dapat ditanggulangi.

4) Letak lokasi dapat di hulu ataupun di hilir sungai, bergantung pada


sumber dan jenis zat berbahaya tersebut apakah alamiah ataupun buatan.
b. Menentukan titik pengambilan sampel
1) Bila diambil dari saluran, sungai dsb, yang kedalaman tidak lebih dari 5
m, dan aliran cukup turbulen maka diambil ½ sampai 2/3 penampang
basah
2) Berlawanan dengan arah aliran
3) Bila diambil dari saluran atau sungai yang terdiri dari aliran terpisah,
harus diambil pada bagian aliran terbesar
4) Bila penampang tidak sama, diambil di tengah aliran utama (di atas
jembatan, ponton atau perahu)
5) Bila sungai bermuara, pilih di tempat yang tidak dipengaruhi air pasang.
6) Bila diambil dari saluran kota, maka ambil pada saluran yang dianggap
mewakili
7) Berasal dari point source atau non point source

Penentuan titik pada beberapa sumber air:

1) Air Permukaan
Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau/waduk,
dengan penjelasan sebagai berikut:
a.) Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai sebagai berikut:
- Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada
satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan
air
- Sungai dengan debit antara 5 - 150 m3/detik, contoh diambil pada
dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada
0,5 x kedalaman dari permukaan air
- Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/ detik contoh diambil
minimum pada enam titik masing-masing pada jarak 1/4, 1/2 dan
3/4 lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan
air
b.) Di danau/waduk, titik pengambilan Contoh di danau/waduk sebagai
berikut:
- Danau/waduk yg kedalamannya kurang dari 1.0 m, contoh diambil
pada dua titik di permukaan dan di dasar danau/waduk
- Danau/waduk dengan kedalaman antara 10 - 30 m, contoh diambil
pada tiga titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin dan di
dasar danau/waduk
- Danau/waduk dengan kedalaman antara 30 - 100 m, contoh
diambil pada empat titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin
(metalimnion), di atas lapisan hipolimnion dan di dasar
danau/waduk
- Danau/waduk yg kedalamannya > 100 m, titik pengambilan
contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.
2) Air Tanah
a) Air tanah bebas (tidak tertekan) :
- Di sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan
sampan kota/industri
- Di sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan
pestisida dan pupuk kimia
- Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin
- Pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah
permukaan air dan sebaiknya diambil pada pagi hari
- Pada sumur bor dg pompa tangan /mesin, contoh diambil dari
kran/mulut pompa tempat keluarnya air setelah air dibuang
selama ± 5 menit
- Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
b) Air tanah tertekan :
- Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan
perkotaan, pedesaan, pertanian dan industri
- Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum
- Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
- Di lokasi kawasan industri
- Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan
- Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah
artesis
- Pada sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi
penyusupan air asin
- Pada sumur observasi penimbunan/pengolahan limbah industri
bahan berbahaya
- Pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah
ditentukan sesuai keperluan eksplorasi
- Pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur setelah
air dalam sumur bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras)
sebanyak tiga kali
- Pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa
keluarnya air.

c. Pemberian identitas sampel


Hal yang harus tercantum saat mengisi identitas sampel adalah sebagai
berikut:
1) Nama pengirim
2) Alamat pengirim
3) Waktu dan tanggal pengiriman
4) Asal sampel
5) Jenis sampel
6) Jenis pemeriksaan

d. Melakukan pengambilan sampel (pengambian sampel secara fisika,


kimia, dan mikrobiologi)
Prosedur pengambilan sampel air
• Menyiapkan wadah sampel
• Membilas wadah sampel dengan air suling
• Menyiapkan alat pengambil sampel sesuai keadaan sumber air
• Membilas alat pengambil sampel
• Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke wadah
sampel sesuai peruntukan analisis
• Mencatat kondisi lapangan, membuat peta lokasi
• Menentukan uji parameter lapangan (suhu, pH, DO, kekeruhan, DHL,
TDS yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan)
• Hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan
• Memberi label pada wadah sampel
• Melakukan pengawetan sampel sesuai peruntukan uji
• Mengamankan sampel dan wadah
• Mencatat nama sumber air, tanggal dan jam pengambilan, keadaan cuaca,
bahan pengawet yang ditambahkan, dan nama petugas.
1) Fisika
a) Persiapkan alat dan bahan
b) Ambil lah air sumur gali dengan menggunakan ember timba atau
alat apa saja yang dapat digunakan untuk mengambil air di dalam
sumur gali
c) Siapkan satu botol sampel untuk mengambil air di dalam satu sumur
gali
d) Setelah botol terisi penuh, tempel lah botol sampel dengan
menggunakan kertas label dengan ketentuan yang ada. Catat data-
data yang dibutuhkan. Lakukanlah hal demikian di sumur gali yang
lain
e) Setelah semuanya selesai dilakukan, segera bawa botol sampel ke
laboraturium
f) Selanjutnya, periksalah kondisi fisik air dalam botol sampel
tersebut. Yakni dengan memeriksa warna, bau, rasa, & kekeruhan.
Serta mengukur pH air dengan menggunakan pH meter digital
merek lutron. Dengan cara memasukkan Fotosel yang ada pada
pH meter tersebut ke dalam botol sample. Kemudian tekan tombol
ON pada pH meter. Diam kan sejenak sampai PH meter itu
menunjukkan berapa angka pH air tersebut. Lakukan perlakuan
tersebut pada botol-botol sampel yang lain
g) Selain menggunakan pH meter dapat juga menggunakan kertas
lakmus, dengan petunjuk yang ada pada wadah kertas lakmus
tersebut

Pengambilan sampel di beberapa titik:

a. Pengambilan sampel air sumur

1) Ikat pemberat pada botol sampel


2) Ikat benang tukang pada botl sampel sesuai kedalaman air
3) Cuci botol sampel dengan air sampel
4) Lakukan pengambilan dengan menyaelupkan botol sampel ke
dalam air sumur dengan kedalaman 20 cm
5) Angkat botol sampel dari dalam sumur
6) Bungkusi dengan mengggunakan kertas alumunium foil
7) Berikan lebel pada botol sampel
8) Lakukan pemeriksaan

b. Pengambilan sampel air sungai


1) Siapkan satu botol sampel untuk mengambil air di sungai
2) Membakar mulut botol dengan menggunakan lampu bunsen
3) Menyelupkan botol ke dalam air sampai air terisi di batas
lengkungan botol sampel
4) Bungkusi dengan mengggunakan kertas alumunium foil
5) Berikan lebel pada botol sampel
6) Lakukan pemeriksaan

c. Pengambilan sampel air kran


1) Siapkan satu botol sampel untuk mengambil sampel air kran
2) Membakar mulut botol dengan menggunakan lampu bunsen
3) Nyalakan kran biarkan air nya mengalir selama 1-2 menit ,
kemudian tutup mulut kran kembali
4) Membakar mulut kran selama beberapa menit
5) Isikan sampel air ke dalam botol sampai ¾ permukaan
botol sampel
6) Bungkusi dengan mengggunakan kertas alumunium foil
7) Berikan label pada botol sampel
8) Lakukan pemeriksaan
2) Kimia
a. Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuia dengan keadaan
sumber air
b. Membilas alat dengan contoh yang akan diambil sebanyak tiga kali
c. Mengambil sampel sesuai dengan keperluan dan campurkan ke dalam
penampung sementara hingga merata
d. Apabila sampel diambil dari beberapa titik maka volume sampel yang
diambil dari setiap titik harus sama
3) Mikrobiologi
Pengambilan contoh untuk pemeriksaan mikrobiologi dapat dilakukan
pada air permukaan dan air tanah dengan penjelasan sebagai berikut:
a) Air permukaan secara langsung tahapan pengambilan contoh ini
sebagai berikut:
- Siapkan botol yang volumenya paling sedikit 100 mL dan telah
diserilkan pada suhu 120°C selama 15 menit atau dengan cara
sterilisasi lain
- Ambil contoh dengan cara memegang botol steril bagian bawah
dan celupkan botol steril ± 20 cm di bawah permukaan air dengan
posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran.
b) Air permukaan secara tidak langsung dari jembatan atau lintasan
gantung tahapan pengambilan sebagai berikut:
- Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium
- Ikat botol dengan tali dan pasang pemberat di bagian dasar botol
- Buka pembungkus kertas di bagian mulut botol dan turunkan botol
perlahan-lahan ke dalam permukaan air
- Tarik tali sambil digulung
- Buang sebagian isi botol hingga volumenya ± 3/4 volume botol
- Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali.
c) Air tanah pada sumur gali, tahapan pengambilan contoh sama dengan
pengambilan contoh pada air permukaan dari jembatan atau lintasan
gantung;
d) Air tanah pada kran air, tahapan pengambilan contoh sebagai berikut :
- Siapkan botol steril yang tutupnya terbungkus kertas aluminium
- Buka kran selama 1 - 2 menit
- Sterilkan kran dengan cara membakar mulut kran sampai keluar
uap air
- Alirkan lagi air selama 1 - 2 menit
- Buka tutup botol steril dan isi sampai ± 3/4 volume botol
- Bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup lagi.

C. Pelaporan
Pada lembar pelaporan yaitu mencatat data jaminan mutu untuk setiap parameter
yang diukur dan contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di
lapangan harus memiliki informasi sebagai berikut:
1. Identitas contoh
2. Tanggal
3. Waktu
4. Nama petugas pengambil contoh
5. Nilai parameter yang diukur di lapangan
6. Analisa yang diperlukan
7. Jenis contoh
8. Komentar dan pengamatan

You might also like