Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Asifa Anwar solihah(P07133318013)
2. Tujuan
a. Mahasiswa lebih mengetahui tentang Penyediaan Air Bersih
b. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel air
c. Mahasiswa mampu menggunakan alat pengambilan sampel dengan baik dan
benar sesuai dengan prosedur.
d. Mahasiswa mampu menggunakan metode dan cara pengambilan sampel air
3. Ruang Lingkup
a. Metode pengambilan sampel ini meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan
sampel kualitas air untuk pengujian kualitas air.
b. Metode ini berlaku untuk pengambilan sampel uji kualitas air sungai, air bersih
(air minum), air danau/waduk, air tanah, dan air limbah.
4. Pengertian
a. Pengertian Air Bersih
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/ PER/IX/ 1990
yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak mengandung mineral/kuman-kuman yang
membahayakan tubuh. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air
bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih
merupakan air yang tidak menyebabkan penyakit bagi manusia. Oleh karena itu,
air tersebut hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,
sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan air yang telah ditentukan
(Kusnoputranto, 2000).
b. Sumber Air
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1) Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya
sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa
lama.
2) Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3) Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
4) Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku
yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan
untuk tercemar polutan sangat besar.
5) Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung air
dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah:
1) Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
2) Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang tidak
dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
3) Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal dan air
sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk
diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah
dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil
budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di
permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi,
muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di
daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah
air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum,
namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan
kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila
diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang
membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.
4) Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum berdasarkan
kualitasnya dapat dibedakan atas:
a) Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
b) Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
c) Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan (artificial
treatment).
1) Air Permukaan
Titik pengambilan contoh dapat dilakukan di sungai dan danau/waduk,
dengan penjelasan sebagai berikut:
a.) Di sungai, titik pengambilan contoh di sungai sebagai berikut:
- Sungai dengan debit kurang dari 5 m3/detik, contoh diambil pada
satu titik di tengah sungai pada 0,5 x kedalaman dari permukaan
air
- Sungai dengan debit antara 5 - 150 m3/detik, contoh diambil pada
dua titik masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada
0,5 x kedalaman dari permukaan air
- Sungai dengan debit lebih dari 150 m3/ detik contoh diambil
minimum pada enam titik masing-masing pada jarak 1/4, 1/2 dan
3/4 lebar sungai pada 0,2 x dan 0,8 x kedalaman dari permukaan
air
b.) Di danau/waduk, titik pengambilan Contoh di danau/waduk sebagai
berikut:
- Danau/waduk yg kedalamannya kurang dari 1.0 m, contoh diambil
pada dua titik di permukaan dan di dasar danau/waduk
- Danau/waduk dengan kedalaman antara 10 - 30 m, contoh diambil
pada tiga titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin dan di
dasar danau/waduk
- Danau/waduk dengan kedalaman antara 30 - 100 m, contoh
diambil pada empat titik, yaitu: di permukaan, di lapisan termoklin
(metalimnion), di atas lapisan hipolimnion dan di dasar
danau/waduk
- Danau/waduk yg kedalamannya > 100 m, titik pengambilan
contoh dapat ditambah sesuai dengan keperluan.
2) Air Tanah
a) Air tanah bebas (tidak tertekan) :
- Di sebelah hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan
sampan kota/industri
- Di sebelah hilir daerah pertanian yang intensif menggunakan
pestisida dan pupuk kimia
- Di daerah pantai dimana terjadi penyusupan air asin
- Pada sumur gali contoh diambil pada kedalaman 20 cm di bawah
permukaan air dan sebaiknya diambil pada pagi hari
- Pada sumur bor dg pompa tangan /mesin, contoh diambil dari
kran/mulut pompa tempat keluarnya air setelah air dibuang
selama ± 5 menit
- Tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
b) Air tanah tertekan :
- Di sumur produksi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan
perkotaan, pedesaan, pertanian dan industri
- Di sumur produksi air tanah PAM maupun sarana umum
- Di sumur-sumur pemantauan kualitas air tanah
- Di lokasi kawasan industri
- Di sumur observasi untuk pengawasan imbuhan
- Pada sumur observasi air tanah di suatu cekungan air tanah
artesis
- Pada sumur observasi di wilayah pesisir dimana terjadi
penyusupan air asin
- Pada sumur observasi penimbunan/pengolahan limbah industri
bahan berbahaya
- Pada sumur bor eksplorasi contoh diambil pada titik yang telah
ditentukan sesuai keperluan eksplorasi
- Pada sumur observasi contoh diambil pada dasar sumur setelah
air dalam sumur bor/pipa dibuang sampai habis (dikuras)
sebanyak tiga kali
- Pada sumur produksi contoh diambil pada kran/mulut pompa
keluarnya air.
C. Pelaporan
Pada lembar pelaporan yaitu mencatat data jaminan mutu untuk setiap parameter
yang diukur dan contoh yang diambil, lembar data parameter yang diukur di
lapangan harus memiliki informasi sebagai berikut:
1. Identitas contoh
2. Tanggal
3. Waktu
4. Nama petugas pengambil contoh
5. Nilai parameter yang diukur di lapangan
6. Analisa yang diperlukan
7. Jenis contoh
8. Komentar dan pengamatan