You are on page 1of 9

74 Jurnal JIBEKA Volume 12 No 1, 2018: 74 - 82

PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBINAAN TERHADAP


PENGEMBANGAN USAHA KECIL
Rina Irawati
Dosen STIE Malangkuçeçwara Malang

Abstract:
Small businesses have a central role in the Indonesian economy. Small businesses have supporting
economic sector development. The large number is unfortunately not accompanied by the maximum
quality of education from SMEs. To develop a small business, of course, training and coaching are
required. The purpose of this study was to examine the effect of training and coaching simultaneously and
partially on the development of small business. The sample of this research is 76 small medium
entrepreneurs in Lowokwaru Malang, with purposive sampling technique. The result of multiple
regression test proves that there is influence simultaneously and partially between training and coaching
to small business development. It means research hypothesis was accepted. The dominant variable that
influences is coaching (X2) with the largest beta value of 0.675.
Keywords: Training, Coaching, Small Business Development
Abstrak:
Usaha kecil memiliki peran sentral dalam perekonomian Indonesia. Usaha kecil mendukung
pengembangan sektor ekonomi. Jumlah yang besar sayangnya tidak disertai dengan kualitas pendidikan
maksimal bagi UKM. Untuk mengembangkan usaha kecil, tentunya diperlukan pelatihan dan pembinaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pelatihan dan pembinaan secara simultan dan
parsial terhadap pengembangan usaha kecil. Sampel penelitian ini adalah 76 pengusaha kecil menengah
di Lowokwaru Malang, dengan teknik purposive sampling.
Hasil uji regresi berganda membuktikan bahwa ada pengaruh secara simultan dan parsial antara
pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan usaha kecil. Artinya hipotesis penelitian diterima.
Variabel dominan yang mempengaruhi adalah pembinaan (X2) dengan nilai beta terbesar 0,675.
Kata kunci: Pelatihan, Pendampingan, Pengembangan Usaha Kecil

dibina secara berkelanjutan agar dapat lebih


PENDAHULUAN berkembang dan maju.
Usaha kecil sebagai kegiatan ekonomi Untuk mengembangkan usaha kecil, tentu saja
rakyat memiliki peran sentral dalam dibutuhkan pelatihan. Menurut Sikula, 1976
perekonomian Indonesia. Walau krisis ekonomi dalam Susilo et.al (2014), pelatihan merupakan
telah memporakporandakan kehidupan bidang proses pendidikan jangka pendek yang
usaha besar dan menengah, ternyata usaha kecil menggunakan prosedur sistematis dan
tetap tegar dan berjalan marak di kawasan terorganisir sehingga tenaga kerja non
kehidupan ekonomi tingkat bawah (Glendoh, manajerial mempelajari pengetahuan dan
2001). Di Indonesia usaha kecil menengah ketrampilan teknis untuk tujuan tertentu.
adalah tulang punggung perekonomian. Jumlah Pembinaan juga memiliki arti penting dalam
UKM sampai dengan tahun 2014 adalah 57,9 mengembangkan usaha kecil. Pembinaan
juta. Tahun 2016 diperkirakan jumlah pelaku merupakan proses atau pengembangan yang
UKM terus bertambah. Peranan UKM di mencakup urutan-urutan pengertian, diawali
Indonesia sangat besar karena menyumbang dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara
60% dari PDB dan menampung 97% tenaga pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha
kerja. perbaikan, menyempurnakan dan
mengembangkannya (Rasyid et al, 2002 dalam
Usaha kecil memiliki potensi yang nyata dalam Alhempi, Raden, 2013). Sasaran dari pembinaan
menunjang pembangunan di sektor ekonomi. usaha kecil menengah adalah untuk
Antara lain: (1) Menyerap tenaga kerja, (2) mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.
Penghasil barang dan jasa pada tingkat harga
yang terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak Obyek penelitian ini adalah usaha kecil yang
yang berpenghasilan rendah, dan (3) Penghasil berada di Kelurahan Lowokwaru Malang,
devisa negara yang potensial, karena dimana kelurahan ini menjadi salah satu daerah
keberhasilannya dalam memproduksi komoditi binaan Posdaya STIE Malangkucecwara
non migas. Karena perannya tersebut, maka Malang “Mentari Jaya” sejak 5 tahun terakhir.
usaha kecil perlu terus menerus dilatih dan Kelurahan Lowokwaru memiliki 13 Rukun
Rina Irawati: Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan terhadap..................................................................... 75

Warga yang tersebar mulai dari wilayah Jalan perkembangan usaha KUD. Begitu juga
Sarangan (timur), Jalan Tawangmangu (barat), penelitian dari Sari, Ni Made Anintia Trisna
Jalan Tretes (utara) dan Jalan Wijaya Kusuma (2013) yang menyimpulkan bahwa pelatihan
dan Setaman (selatan). Terdapat banyak usaha kewirausahaan berpengaruh positif dan
kecil menengah dengan kriteria tertentu, yang signifikan terhadap perilaku berwirausaha.
meliputi berbagai macam bidang. Antara lain:
kerajinan, produksi, home industry, dan lain- Pelatihan
lain. Berdasarkan uraian di atas, maka Soeprihanto, 2001 dalam Alhempi, Raden
dibuatlah penelitian dengan judul: “Pelatihan (2013) menyatakan bahwa pelatihan adalah
dan Pembinaan Pengaruhnya terhadap kegiatan untuk memperbaiki kemampuan
Perkembangan Usaha Kecil”. karyawan dengan cara meningkatkan
pengetahuan dari ketrampilan operasional dalam
Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) menjalankan suatu pekerjaan. Mangkunegara,
Apakah terdapat pengaruh antara pelatihan dan Anwar Prabu (2011) berpendapat bahwa
pembinaan secara simultan terhadap pelatihan adalah suatu proses pendidikan jangka
pengembangan usaha kecil?; dan (2) Apakah pendek yang mempergunakan prosedur
terdapat pengaruh antara pelatihan dan sistematis dan terorganisir dimana pegawai non
pembinaan secara parsial terhadap manajerial mempelajari pengetahuan dan
pengembangan usaha kecil?. Adapun manfaat keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.
dari penelitian ini adalah: (1) Sebagai bahan Notoadmodjo, Soekidjo (2009) mengatakan
masukan instansi terkait untuk mengembangkan pelatihan merupakan bagian dari suatu proses
program-program pelatihan bagi usaha kecil di pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan
masa datang; (2) Sebagai bahan masukan bagi kemampuan atau memperoleh keterampilan
usaha kecil itu sendiri agar dapat khusus bagi seseorang atau sekelompok orang.
mengaplikasikan materi pelatihan yang telah Hamalik (2007) menambahkan bahwa pelatihan
diterima agar usahanya bisa lebih berkembang; merupakan suatu fungsi manajemen yang perlu
dan (3) Sebagai bahan referensi bagi penelitian dilaksanakan terus menerus dalam rangka
selanjutnya yang membahas masalah serupa. pembinaan ketenagakerjaan suatu organisasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
TINJAUAN PUSTAKA bahwa pelatihan merupakan suatu proses
Tinjauan Penelitian Terdahulu pembinaan, pengertian dan pengetahuan
Alhempi, Raden et al (2013) dalam terhadap sekelompok fakta, aturan, serta metode
penelitiannya yang membahas tentang pengaruh yang terorganisasikan dengan mengutamakan
pelatihan dan pembinaan terhadap pembinaan kejujuran dan ketrampilan
pengembangan usaha kecil pada program operasional.
kemitraan Bina Lingkungan di Telkom
Pekanbaru membuktikan bahwa pelatihan Menurut Hamalik (2007), tujuan umum
(training) dan pembinaan (coaching) baik pelatihan adalah: (1) Untuk mengembangkan
secara individu ataupun bersama-sama memiliki keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
pengaruh yang signifikan terhadap dengan lebih cepat dan lebih efektif. (2) Untuk
perkembangan usaha kecil. Dimana pembinaan mengembangkan pengetahuan, sehingga
memiliki pengaruh dominan yang memberikan pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional. (3)
kepuasan kerja tinggi dalam usaha kecil Untuk mengembangkan sikap, sehingga
menengah. Fathurrohman, Nur (2016) meneliti menimbulkan kemauan kerjasama dengan
tentang pengaruh pelatihan, modal usaha dan teman-teman pegawai dan manajemen
pendampingan terhadap kesejahteraan Mustahik (pimpinan). Adapun tujuan khusus pelatihan
di Yogyakarta. Penelitian lain dilakukan oleh adalah: (1) Tujuan latihan induksi, yaitu untuk
Glendoh, Sentot Harman (2001) yang meneliti membantu pegawai menyelesaikan
tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha pekerjaannya yang baru dan untuk memberikan
Kecil. Hasil penelitian membuktikan bahwa beberapa ide mengenai perusahaan dan latar
pembinaan dan pengembangan usaha kecil belakang pekerjaannya. (2) Tujuan latihan kerja,
sangat dibutuhkan karena sangat besar andilnya yaitu untuk memberikan instruksi khusus guna
bagi Negara dan masyarakat kecil di lapisan melaksanakan tugas-tugas dari suatu jabatan
bawah. Susilo, Bambang et al (2014) meneliti tertentu. (3) Tujuan latihan pengawas, yaitu
tentang pengaruh pelatihan terhadap untuk memberikan pelajaran kepada pegawai
pengembangan usaha di KUD Jember tentang bagaimana memeriksa dan mengawasi
membuktikan bahwa terdapat pengaruh serta melatih pegawai-pegawai lainnya. (4)
pelatihan terhadap peningkatan volume Tujuan latihan manajemen, yaitu untuk
76 Jurnal JIBEKA Volume 12 No 1, 2018: 74 - 82

memberikan latihan yang diperlukan dalam mencakup urut-urutan pengertian, diawali


jabatan manajemen puncak (misal : akuntan, dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara
sekretaris, dll). (5) Tujuan latihan pertumbuhan tersebut yang disertai usaha-usaha
pengembangan pemimpin adalah untuk perbaikan, menyempurnakan dan
mengembangkan dan menambah kemampuan mengembangkannya. Dari definisi di atas dapat
pemimpin-pemimpin yang sudah ada. disimpulkan bahwa pembinaan adalah upaya
yang dilakukan pemerintah, dunia usaha dan
Menurut Hamalik (2007) program pelatihan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan
meliputi unsur-unsur sebagai berikut: (1) penyuluhan untuk menumbuhkan dan
Peserta latihan. Penetapan calon peserta latihan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar
erat kaitannya dengan keberhasilan proses menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta
pelatihan yang nantinya turut menentukan dapat berkembang menjadi usaha menengah.
efektifitas pekerjaan. Oleh karena itu perlu
dilakukan seleksi yang teliti untuk memperoleh Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 32
peserta yang baik berdasarkan kriteria antara tahun 1998 diatur mengenai beberapa hal.
lain : jenjang pendidikan dan keahlian, jabatan, Pembinaan dan pengembangan usaha kecil
pengalaman kerja, motivasi dan minat, pribadi dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha dan
serta intelektual; (2) Pelatih (instruktur). Pelatih masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun
memegang peran penting terhadap kelancaran bersama-sama dan dilakukan secara terarah,
dan keberhasilan program pelatihan. Itu terpadu dan berkesinambungan. Pembinaan dan
sebabnya perlu dipilih pelatih yang ahli, pengembangan usaha kecil dilakukan dengan
berkualifikasi dan profesional. Beberapa syarat cara-cara sebagai berikut: (1) Identifikasi
sebagai pertimbangan adalah: telah disiapkan potensi dan masalah yang dihadapi oleh usaha
secara khusus sebagai pelatih, ahli di bidang kecil, (2) Penyiapan program pembinaan dan
spesialisasi tertentu, berkepribadian baik, pengembangan sesuai potensi dan masalah yang
berasal dari lingkungan dalam organisasi (lebih dihadapi oleh usaha kecil, (3) Pelaksanaan
baik daripada berasal dari luar organisasi); (3) program pembinaan dan pengembangan, dan (4)
Lamanya pelatihan. Lamanya masa pelatihan Pemantauan dan pengendalian pelaksaan
berdasarkan pertimbangan tentang: jumlah dan program pembinaan dan pengembangan bagi
mutu kemampuan yang hendak dipelajari di usaha kecil. Pembinaan dan pengembangan
pelatihan tersebut, kemampuan belajar para usaha kecil yang dilaksanakan oleh dunia usaha
peserta dalam pelatihan, serta media pengajaran; dan masyarakat berupa: (1) Penyediaan tenaga
(4) Bahan latihan. Bahan latihan sebaiknya konsultan profesional, sarana, prasarana,
disiapkan secara tertulis agar mudah dipelajari teknologi, dana dan informasi, (2) Bimbingan
peserta. Cara penulisannya agar disesuaikan dan konsultan, (3) Pendidikan dan pelatihan, (4)
dengan buku pedoman penulisan karya ilmiah Advokasi, dan (5) Pendirian klinik konsultasi
yang berlaku; dan (5) Bentuk pelatihan. Bentuk bisnis untuk usaha kecil.
pelatihan yang digunakan untuk
mengembangkan kemampuan pegawai antara Menurut Dewi, 2008 dalam Alhampi, Raden
lain : learning on the job, problem solving, (2013), kegiatan pembinaan tidak terlepas dari
belajar melalui observasi, kuliah, latihan, adanya faktor pendukung dan faktor
penyuluhan, kursus studi, seminar, pengajaran penghambat. Faktor pendukung meliputi: (1)
dengan mesin, permainan bisnis, rotasi jabatan, Ketersediaan dana, (2) Jalinan kerjasama
program pengembangan manajemen, task force, dengan instansi lain, dan (3) Ketersediaan
dan lain-lain. sarana dan prasarana. Sedangkan faktor
penghambat pembinaan antara lain: (1)
Pembinaan Keterbatasan sumber daya manusia, (2)
Dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 32 tahun Ketidakmampuan pengusaha mengembalikan
1998, pembinaan dan pengembangan usaha pinjaman, (3) Keterbatasan jumlah pegawai, dan
kecil dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha (4) Keterbatasan informasi.
dan masyarakat, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, dan dilakukan secara terarah dan Pengembangan Usaha Kecil
terpadu serta berkesinambungan untuk Moekijat (1991) berpendapat bahwa
mewujudkan usaha kecil yang tangguh dan pengembangan adalah setiap usaha untuk
mandiri, serta dapat berkembang menjadi usaha memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang
menengah. Menurut Widjaja, 2002 (dalam sekarang maupun yang akan datang dengan
Alhempi, Raden, 2013), pembinaan adalah memberikan informasi, mempengaruhi sikap
suatu proses atau pengembangan yang atau menambah kecakapan. Kellog (dalam
Rina Irawati: Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan terhadap..................................................................... 77

Moekijat, 1991) merumuskan bahwa tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
pengembangan sebagai suatu perubahan dalam masyarakat. Ke depannya perlu diupayakan hal-
orang yang memungkinkan yang bersangkutan hal sebagai berikut: (1) Penciptaan iklim usaha
bekerja lebih efektif. Cushway, Barry yang kondusif, (2) Bantuan permodalan, (3)
menjelaskan bahwa pengembangan adalah Perlindungan Usaha, (4) Pengembangan
memberikan individu pengetahuan, keahlian Kemitraan, (5) Pelatihan, (6) Membentuk
dan pengalaman yang perlu supaya mereka Lembaga Khusus, (7) Memantapkan Asosiasi,
dapat melaksanakan peranan dan (8) Mengembangkan promosi, dan (9)
tanggungjawab yang lebih besar dan lebih Mengembangan Kerjasama yang Setara.
menuntut kemampuan mereka. Berdasarkan dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan Hipotesis Penelitian
bahwa pengembangan adalah setiap kegiatan Berdasarkan paparan teori dan tinjauan empiris
yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku di atas, maka dapat disusun model hipotesis
yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan dan penelitian sebagai berikut:
sikap. Hasil pengembangan adalah : (1) H1: Diduga pelatihan dan pembinaan memiliki
Pegawai memiliki pengetahuan atau informasi pengaruh secara simultan terhadap
baru, (2) Dapat menerapkan pengetahuan lama pengembangan usaha kecil.
dengan cara baru, dan (3) Mempunyai minat H2: Diduga pelatihan dan pembinaan memiliki
yang lebih besar untuk menerapkan apa yang ia pengaruh secara parsial terhadap
ketahui. Arah pengembangan adalah pengembangan usaha kecil.
mengembangkan karyawan sekarang dan Gambar 1: Model Hipotesis
mendatang untuk tugas-tugas masa depan
dengan organisasi atau memecahkan masalah
organisasi.

Menurut Bank Indonesia, usaha kecil adalah


suatu usaha yang memiliki total asset maksimal
Rp 600.000.000,- tidak termasuk rumah dan
tanah yang ditempati. Menurut Biro Pusat
Statistik adalah sebagai berikut: (1) Usaha
rumah tangga, yaitu mempunyai 1-5 tenaga METODE PENELTIAN
kerja; (2) Usaha kecil, yaitu mempunyai 6-19 Jenis Penelitian
tenaga kerja; (3) Usaha menengah, yaitu Penelitian ini dilakukan untuk melakukan
mempunyai 20-99 tenaga kerja; dan (4) Usaha analisa secara sitematis untuk menyelesaikan
besar, yaitu mempunyai 100 lebih tenaga kerja. masalah-masalah yang terjadi. Jenis penelitian
Berdasarkan Undang-Undang Republik yang akan dilakukan adalah penelitian
Indonesia nomor 9 tahun 1995, usaha kecil korelasional, yaitu suatu penelitian untuk
adalah kegiatan ekonomi berskala kecil yang mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
memiliki kriteria kekayaan bersih atau hasil antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya
penjualan tahunan, dengan ketentuan sebagai untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga
berikut: (1) Memiliki kekayaan bersih paling tidak terdapat manipulasi variabel (Sugiyono,
banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) 2008). Penelitian korelasional menggunakan
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat instrumen untuk menentukan apakah, dan untuk
usaha; (2) Memiliki hasil penjualan tahunan tingkat apa, terdapat hubungan antara dua
paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar variabel atau lebih yang dapat dikuantitatifkan.
rupiah); (3) Milik warga Negara Indonesia; (4) Populasi dan Sampel Penelitian
Berdiri sendiri, bukan merupakan anak Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah
perusahaan atau cabang perusahaan yang wilayah generalisasi terdiri atas obyek/subyek
dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung yang mempunyai kualitas dan karakteristik
maupun tidak langsung dengan usaha menengah tertentu. ditetapkan oleh peneliti untuk
atau usaha besar; dan (5) Berbentuk usaha orang dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
perorangan, badan usaha yang tidak berbadan Populasi penelitian ini adalah para pengusaha
hukum, atau badan usaha yang berbadan usaha kecil di wilayah Kelurahan Lowokwaru
hukum, termasuk koperasi. Malang sejumlah 168 usaha.

Menurut Hafsah, 2004 dalam Alhempi, Raden Menurut Sugiyono (2008) sampel adalah
(2013) bahwa upaya untuk pengembangan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
usaha kecil pada hakekatnya merupakan dimiliki oleh populasi. Tehnik pengambilan
78 Jurnal JIBEKA Volume 12 No 1, 2018: 74 - 82

sampel menggunakan Purposive Sampling, Keterangan :


yaitu pengambilan sampel dengan rxy = Koefisien korelasi antara variabel x
menggunakan kriteria tertentu. Adapun kriteria dan y
yang ditetapkan adalah usaha kecil menengah y = Skor item total
pernah mendapatkan pelatihan. Dari kriteria x = Skor pertanyaan
tersebut, maka sampel penelitian adalah N = Jumlah pertanyaan
sejumlah 76 usaha. Jika r hitung lebih besar dari r tabel atau nilai r
positif dan lebih kecil dari 0,05 maka butir atau
Variabel Penelitian dan Pengukuran pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
Pelatihan (X1) valid. (Ghozali, 2005 : 45)
Yaitu bagian dari suatu proses pendidikan yang
tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau Uji Reliabilitas
memperoleh keterampilan khusus bagi Tingkat keandalan kuesioner harus reliabel atau
seseorang atau sekelompok orang. Adapun ketepatan, apabila dicobakan secara berulang-
item-itemnya sebagai berikut: Pelatih (trainer), ulang kepada kelompok yang sama akan
Materi pelatihan, Metode pelatihan, Lama menghasilkan data yang sama. Rumusnya
pelatihan, dan Tujuan pelatihan. adalah:
2 xr1 / 21 / 2
Pembinaan (X2) r11 
Pembinaan adalah upaya yang dilakukan (1  r1 / 21 / 2 )
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
melalui pemberian bimbingan dan penyuluhan Keterangan :
untuk menumbuhkan dan meningkatkan r11 = Reliabilitas yang dicari
kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha r ½ ½ = Koefisien antara skor-skor setiap
yang tangguh dan mandiri serta dapat belahan test
berkembang menjadi usaha menengah. Adapun Suatu konstruk atau variabel dikatakan
item-itemnya sebagai berikut: Penyediaan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
tenaga konsultan professional, Penyediaan > 0,60. (Ghozali, 2005 : 42)
sarana, prasarana, teknologi, dana dan
informasi, Bimbingan dan konseling, Pendirian Uji Asumsi Klasik
klinik konsultasi bisnis untuk usaha kecil, dan Uji Normalitas
Jalinan kerjasama dengan instansi lain Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau
Pengembangan Usaha Kecil (Y) residual memiliki distribusi normal. Model
Yaitu suatu perubahan dalam orang yang regresi yang baik adalah yang memiliki
memungkinkan yang bersangkutan bekerja lebih distribusi secara normal. Uji Normalitas
efektif. Adapun item-itemnya meliputi: menggunakan Normal P-Plot (Ghozali, 2005).
Penciptaan iklim usaha yang kondusif, Bantuan Uji Heteroskedastisitas
permodalan, Hasil usaha yang lebih meningkat, Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
Pengembangan kemitraan, Mengembangkan apakah dalam model regresi terjadi
promosi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
Pengukuran menggunakan Skala Likert dengan mendeteksi adanya atau tidaknya
ketentuan: (1) Skor 1 “Sangat tidak setuju”, (2) heteroskedastisitas digunakan Scatter Plot.
Skor 2 “Tidak setuju”, (3) Skor 2 “Cukup Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
setuju”, (4) Skor 4 “Setuju”, dan (5) Skor 5 heteroekedastisitas. Jika data tersebar di atas
“Sangat setuju”. dan di bawah garis diagonal nol, maka
dikatakan tidak terjadi heteroskedasitisas
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas (Ghozali, 2005:63)
Uji validitas digunakan untuk mengetahui Uji Multikolinearitas
seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi Uji mulitikolineritas bertujuan untuk menguji
ukurnya. Adapun rumus teknik korelasi product apakah model regresi ditemukan adanya
moment adalah sebagai berikut (Umar, 2002: korelasi antar variabel bebas (independen).
190). Model regresi yang baik seharusnya tidak
N  xy  ( x)( y ) terjadi korelasi di antara variabel independen.
rxy  Kriteria untuk menentukan mulitikolinearitas
N  xy 2  ( x) 2 ( N  y 2  ( y ) 2 ) adalah jika nilai tolerance < 0,1 dan Varian
Inflation Factor (VIF) > 10, maka terdapat
Rina Irawati: Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan terhadap..................................................................... 79

multikolonieritas. Model regresi yang baik 3. Derajat keyakinan ( level significance / α=


adalah tidak adanya multikolonieritas. 5%)
(Ghozali, 2005 : 64) a) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih
besar dari nilai F tabel, maka hipotesis
Pengujian Hipotesis alternatif diterima.
Uji t b) Apabila nilai signifikansi F hitung lebih
Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui kecil dar nilai F tabel maka hipotesis
pengaruh dari masing-masing variabel alternatif ditolak.
independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2005). Pengujian ini memiliki Koefisien determinasi (R)
beberapa tahap, yaitu: Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol menunjukkan sampai seberapa besar variasi
secara statistik, diuji dalam bentuk: variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
a) Jika H1 : βι > 0, berarti ada pengaruh yang variabel-variabel independen yang ada dalam
signifikan antara variabel dependen dan model (Ghozali, 2005 : 42). Nilai R2
independen secara parsial. mempunyai range antara 0 - 1, jika nilai range
b) Jika H1 : βι = 0, berarti tidak ada pengaruh semakin mendekati angka 1 maka variabel
signifikan antara variabel dependen dan independen. Besarnya nilai R2 dapat diperoleh
independen secara parsial. dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2. Menghitung nilai sig t dengan rumus = ESS RSS
R2   1 Gujarati, 2003 : 217
TSS TSS
Dimana : Keterangan :
= Koefisien regresi ESS = Explained sum of square (jumlah
kuadrat dari regresi)
TSS = Total sum square (total jumlah
kuadrat)
RSS = Residual sum square (jumlah kuadrat
kesalahan penggangu).
3. Derajat keyakinan (level significance / α =
5%) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a) Apabila besarnya nilai sig t lebih besar Uji Validitas dan Reliabilitas
dari tingkat alpha yang digunakan, maka Uji validitas digunakan untuk mengethui
hipotesis yang diajukan, ditolak. seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi
b) Apabila besarnya nilai sig t lebih kecil dari ukurnya. Adapun hasil uji validitas dapat dilihat
tingkat alpha yang digunakan, maka pada tabel di bawah ini.
hipotesis yang diajukan, diterima. Tabel 1. Uji Validitas
Uji F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen secara
simultan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2005). Uji ini memiliki beberapa tahap, yaitu:
1. Hipotesis ditentukan dengan formula nol
secara statistik, diuji dalam bentuk:
a) Jika H1 : βι = β2 = ...= 0, berarti tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel
dependen dan independen secara simultan.
b) Jika H1 : βι ≠ β2≠...≠ 0, berarti ada pengaruh
signifikan antara variabel dependen dan
independen secara simultan.
2. Menghitung nilai sig t dengan rumus :
2 Sumber: hasil olah data penelitian, 2017
R /(k–1)
2 Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai r hitung
(1 – R ) / (N – k)
> r tabel, sehingga semua item variabel
Dimana :
dinyatakan valid.
R2 = Koefisien determinasi
Uji Reliabilitas adalah tingkat keandalan
K = Nilai variabel
kuesioner harus reliabel atau ketepatan, apabila
N = Nilai observasi
dicobakan secara berulang-ulang kepada
80 Jurnal JIBEKA Volume 12 No 1, 2018: 74 - 82

kelompok yang sama akan menghasilkan data Tabel 4: Hasil Uji Regresi Berganda
yang sama. Adapun hasil uji reliabilitas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2: Uji Reliabilitas

Sumber: hasil olah data penelitian, 2017


Dari tabel di atas diketahui bahwa semua nilai
Cronbach’s Alfa > 0,6. Berarti seluruh item
variabel penelitian semuanya reliable dan dapat
dilanjutkan ke uji berikutnya.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas

Sumber: olah data penelitian, 2017

Dari Model Summary diketahui bahwa nilai R


sebesar 0,759 menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara pelatihan dan
pembinaan terhadap pengembangan usaha
kecil, karena angkanya mendekati 1.
Gambar 2: Normal P-Plot Sedangkan Koefisien Determinasi (R square)
Dari gambar di atas diketahui bahwa seluruh memiliki nilai sebesar 0,576 menunjukkan
data berada di sekitar garis diagonal. Berarti bahwa pengembangan usaha kecil dijelaskan
semua data penelitian berdistribusi normal. oleh pelatihan dan pembinaan sebesar 57,6%,
Uji Multikolinieritas sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
Tabel 3: Uji Multikolinieritas yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
No Variabel VIF Misalnya: motivasi, disiplin kerja, lingkungan
1 X1 1.889 kerja, dan lain-lain. Dari uji ANOVA atau uji
2 X2 1.889 F, didapatkan hasil F hitung sebesar 49.525
dengan nilai signifikasi sebesar 0.000. Hal ini
Sumber: olah data penelitian, 2017 menunjukkan bahwa secara simultan pelatihan
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai VIF dan pengembangan memiliki pengaruh
adalah 1.889 < 10, maka tidak terdapat korelasi terhadap pengembangan usaha kecil. Berarti
antar variabel independen, atau dengan kata lain hipotesis satu diterima.
terbebas dari multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas Persamaan regresi penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + e
Y = 0,923 + 0,325X1 + 0,675X2 + e

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi


konstanta dan setiap variabel independen. Dari
tabel Coefficient, diketahui bahwa nilai t hitung
variabel pelatihan (2.592) > t tabel (1,29)
dengan nilai signifikansi 0.000. Sedangkan nilai
Gambar 3: Scatterplot t hitung variabel pembinaan (5.213) > t tabel
Dari gambar Scatter Plot di atas diketahui (1.29) dengan nilai siginifikasni 0.000. Hal ini
bahwa data tersebar rata di atas dan di bawah menunjukkan bahwa pelatihan dan pembinaan
garis diagonal dan tidak membentuk suatu pola secara parsial memiliki pengaruh terhadap
tertentu. Berarti data terbebas dari pengembangan usaha kecil. Berarti hipotesis
heteroskedastisitas. kedua diterima. Adapun variabel yang dominan
Uji Regresi Berganda
Rina Irawati: Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan terhadap..................................................................... 81

berpengaruh adalah pembinaan (X2) dengan data penelitian sudah berdistribusi normal
nilai beta terbesar sebesar 0.675. (menggunakan Normal P-Plot dimana seluruh
data berada pada garis diagonal), dan terbebas
PEMBAHASAN dari adanya multikolinieritas (nilai VIF di atas
Pelatihan bertujuan untuk mengembangkan 10) dan heteroskedastisitas (menggunakan
keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan Scatter Plot dimana seluruh data menyebar rata
dengan lebih cepat dan efektif dan untuk di atas sumbu nol dan tidak membentuk pola
mengembangkan pengetahuan, sehingga tertentu); (5) Nilai R sebesar 0,759
pekerjaan dapat dilakukan secara rasional. menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
Kegiatan pelatihan pada dasarnya dilaksanakan kuat antara pelatihan dan pembinaan terhadap
untuk menghasilkan perubahan tingkah laku pengembangan usaha kecil, karena angkanya
dari orang-orang yang mengikuti pelatihan. mendekati 1. Sedangkan Koefisien Determinasi
Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah (R square) memiliki nilai sebesar 0,576
dapat berupa tambahnya pengetahuan, keahlian, menunjukkan bahwa pengembangan usaha kecil
keterampilan dan perubahan sikap dan perilaku. dijelaskan oleh pelatihan dan pembinaan
Pelatihan sangatlah penting untuk meningkatkan sebesar 57,6%, sedangkan sisanya dijelaskan
kreativitas, keterampilan dan pengetahuan para oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
pemilik dan karyawan usaha kecil menengah penelitian ini. Misalnya: motivasi, disiplin kerja,
dalam menjalankan bisnisnya agar dapat lingkungan kerja, dan lain-lain; (6) Dari uji
mengembangkan usahanya lebih maju lagi. ANOVA atau uji F, didapatkan hasil F hitung
Selain pelatihan, pembinaan usaha kecil pun sebesar 49.525 dengan nilai signifikasi sebesar
harus dilakukan, agar kegiatan usaha dapat 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa secara
berkembang menjadi lebih luas lagi. Usaha simultan pelatihan dan pengembangan memiliki
kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala pengaruh terhadap pengembangan usaha kecil.
kecil memiliki peran sentral dalam Berarti hipotesis satu diterima; dan (7) Nilai t
perekonomian Indonesia. Oleh karenanya hitung variabel pelatihan (2.592) > t tabel (1,29)
dibutuhkan sekali adanya pembinaan. dengan nilai signifikansi 0.000. Sedangkan nilai
t hitung variabel pembinaan (5.213) > t tabel
Peningkatan produktivitas pada usaha kecil (1.29) dengan nilai siginifikasni 0.000. Hal ini
akan berdampak luas pada perbaikan menunjukkan bahwa pelatihan dan pembinaan
kesejahteraan rakyat karena usaha kecil adalah secara parsial memiliki pengaruh terhadap
tempat dimana banyak orang menggantungkan pengembangan usaha kecil. Berarti hipotesis
sumber kehidupannya. Salah satu alternatif kedua diterima. Adapun variabel yang dominan
dalam meningkatkan produktivitas dan berpengaruh adalah pembinaan (X2) dengan
pengembangan usaha kecil adalah dengan nilai beta terbesar sebesar 0.675.
modernisasi sistem usaha dan perangkat
kebijakannya yang sistematik sehingga akan Saran-saran
memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam (1) Pengusaha memperbanyak mengikuti
meningkatkan daya saing daerah. Hasil pelatihan-pelatihan baik yang diadakan oleh
penelitian ini didukung oleh penelitian Glendoh pemerintah dalam hal ini di wilayah Kelurahan
(2001), Alhempi (2013), Fathurrohman (2016), Lowokwaru Malang, ataupun oleh pihak swasta.
Susilo (2014) dan Sari (2013). Karena dengan pelatihan akan dapat membuka
KESIMPULAN DAN SARAN wawasan mereka untuk dapat lebih
Simpulan mengembangkan lagi usaha mereka di masa
(1) Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji depan; (2) Pihak Kelurahan Lowokwaru Malang
pengaruh pelatihan dan pembinaan secara menjembatani atau memfasilitasi akan
simultan dan parsial terhadap pengembangan kebutuhan para pengusaha kecil ini untuk
usaha kecil; (2) Sampel penelitian adalah 76 mencarikan narasumber yang kompeten di
orang pengusaha kecil menengah di Kelurahan bidangnya, baik untuk memberikan pelatihan,
Lowokwaru Malang, dengan teknik seminar ataupun workshop kepada para
pengambilan sampel Purposive Sampling. pengusaha. Sehingga mereka memperoleh
Adapun kriteria syaratnya adalah pengusaha pengetahuan praktis sesuai dengan bidang usaha
tersebut telah mengikuti pelatihan; (3) Hasil uji yang dapat memberikan pinjaman soft loan,
validitas dan realibitas, seluruh item-item atau dengan kegiatan seminar ataupun digeluti,
variabel sudah valid karena nilai r hitung > r dan dapat mengimplementasikannya secara baik
tabel (0,15), serta sudah realiabel karena seluruh dan terarah; (3) Perusahaan ataupun lembaga
nilai Alpha Cronbach nya di atas 0,6; (4) Hasil keuangan dapat memberikan fasilitas pendanaan
uji asumsi klasik membuktikan bahwa seluruh atau CSR (corporate social responsibility)
82 Jurnal JIBEKA Volume 12 No 1, 2018: 74 - 82

kepada para pengusaha kecil untuk workshop 7. Susilo, Bambang, Hendra Wijaya, dan
yang disponsori oleh mereka sehingga para Nanik Yuliati, 2014. Pengaruh Pelatihan
pengusaha kecil memperoleh banyak sekali terhadap Pengembangan Usaha di KUD
ilmu baru yang uptodate sehingga bisa lebih Marem Desa Serut Kecamatan Panti
percaya diri dan termotivasi untuk berusaha dan Kabupaten Jember Tahun 2013, Penelitian
mengembangkan usaha mereka ke depan; dan dipublikasikan, diakses tanggal 10 Januari
(4) Berkaitan dengan pembinaan usaha kecil, 2017.
diharapkan pihak Kelurahan Lowokwaru
ataupun instansi terkait lainnya dapat
melakukan beberapa pilihan tindakan, misalnya:
Penyediaan informasi, bantuan manajemen dan
teknologi kepada usaha kecil, Pemberian
bimbingan dan konsultasi melalui klinik
konsultasi bisnis kepada usaha kecil,
Pelaksanaan magang, studi banding dan praktek
kerja bagi usaha kecil, Lembaga keuangan
menyediakan pendanaan usaha kecil dan
menyederhanakan tata cara memperoleh
pendaan sehingga mudah mengajukan
permohonan kredit, dan Penyelenggaraan
pelatihan membuat rencana usaha dan
manajemen keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alhempi, Raden Rudi dan Wismar
Harianto, 2013, Pengaruh Pelatihan dan
Pembinaan terhadap Pengembangan
Usaha Kecil pada Program Kemitraan
Bina Lingkungan. Media Riset Bisnis dan
Manajemen, volume 13, Nomor 1, April
2013.
2. Fathurrohman, Nur, 2016, Pengaruh
Pelatihan, Modal Usaha dan
Pendampingan terhadap Kesejahteraan
Mustahik, Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Jogjakarta, Penelitian
dipublikasikan, diakses tanggal 10 Januari
2017
3. Glendoh, Sentot Harman, 2001,
Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kecil, Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol 3, no 1, Maret 2001.
4. Hamalik, Oemar (2000), Pengembangan
SDM : Manajemen Pelatihan
Ketenagakerjaan, Pendekatan Terpadu,
Cetakan 1, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
5. Moekijat (1991), Latihan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Cetakan 4, Penerbit Mandar Maju,
Bandung
6. Sari, Ni Made Anintia Trisna, 2013,
Pengaruh Pelatihan, sikap, intensi dan
modal terhadap Perilaku Berwirausaha
pada Peserta Program Mahasiswa
Wirausaha Universitas Pendidikan
Ganesha tahun 2012, Penelitian
dipublikasikan, http://library.um.ac.id,
diakses tanggal 10 Januari 2017.

You might also like