1. Tugas Perkembangan Remaja Menurut Beberapa Para Ahli Hurlock (1980) menjelaskan bahwa semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Tugas-tugas tersebut antara lain: 1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. 2. Mencapai peran sosial pria, dan wanita. 3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. 6. Mempersiapkan karir ekonomi. 7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Ali & Asrori (2006) menambahkan bahwa tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Hurlock (dalam Ali & Asrori, 2006) juga menambahkan bahwa tugastugas perkembangan masa remaja adalah berusaha: 1. Mampu menerima keadaan fisiknya 2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa 3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis 4. Mencapai kemandirian emosional 5. Mencapai kemandirian ekonomi 6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat 7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua; 8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa 9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan 10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. Kay (dalam Jahja, 2012) mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut: 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. 3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kolompok. 4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya. 5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. 6. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, psinsip-psinsip, atau falsafah hidup. (Weltan-schauung). 7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak- kanakan. Hurlock (1980) juga menjelaskan sebagian besar orang-orang primitif selama berabad-abad mengenal masa puber sebagai masa yang penting dalam rentang kehidupan setiap orang. Mereka sudah terbiasa mengamati berbagai upacara sehubungan dengan kenyataan bahwa dengan terjadinya perubahanperubahan tubuh, anak yang melangkah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Setelah berhasil melampaui ujian-ujian yang merupakan bagian penting dari semua upacara pubertas, anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh hak dan keistimewaan sebagai orang dewasa dan diharap memikul tanggung jawab yang mengiringi status orang dewasa. Dalam masa remaja, penampilan anak berubah, sebagai hasil peristiwa pubertas yang hormonal, mereka mengambil bentuk tubuh orang dewasa. Pikiran mereka juga berubah; mereka lebih dapat berpikir secara abstrak dan hipotesis. Perasaan mereka berubah terhadap hampir segala hal. Semua bidang cakupan perkembangan sebagai seorang remaja menghadapi tugas utama mereka: membangun identitas –termasuk identitas seksual- yang akan terus mereka bawa sampai masa dewasa (Papalia, Old, & Feldman; 2008). Berikut adalah beberapa tugas-tugas perkembangan remaja menurut Havigrust yang seharusnya dicapai pada periode remaja, yaitu sebagai berikut : 1. Menguasai kemampuan membina hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya yang sama atau pun berlawanan jenis. Kemampuan membina hubungan baik baru tersebut adalah kemampuan berpikir positif, empati, altruistik dan kontrol emosi. Kemampuan berpikir positif dapat diartikan sebagai kebiasaan memahami orang lain pada dasarnya baik. Remaja yang berpikir positif terhadap teman sebayanya suka menonjolkan aspek-aspek positif dari teman sebayanya tersebut. Remaja ini terhindar dari tingkah laku berburuk sangka atau hanya melihat sisi negatif teman sebayanya. Remaja yang memiliki kemampuan empati mudah memahami perasaan teman sebaya, sehingga mereka cepat tanggap dan saling mereaksi secara positif perasaan temannya tersebut. Remaja yang bertingkah laku altruistik mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Dan remaja yang memilki kontrol emosi tinggi memperlihatkan tingkah laku sabar , dan bersikap humor ketika teman sebayanya bertingkah laku yang kurang menyenangkan. 2. Menguasai kemampuan melaksanakan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin a. Sebagai laki-laki mampu melaksanakan peranan sebagai berikut : 1) Mampu membina pergaulan yang harnonis dengan teman perempuan 2) Mau melindungi wanita dan orang-orang yang lemah, misalnya anak kecil, orang tua, dan sebagainya 3) Memiliki rasa percaya diri dalam bergaul 4) Memiliki kemampuan berpikir positif terhadap orang lain 5) Menyukai dan menampilkan cara-cara berkomunikasi yang sopan, suka mendengarkan atau memberi rasa penghormatan kepada orang lain b. Sebagai perempuan, mau dan mampu melaksanakan peranan sebagai berikut : 1) Mampu membina hubungan dan bekerja sama dengan sebaya laki-laki 2) Bertingkah laku lembut, ramah dan berbaik hati kepada orang lain 3) Menampakkan kasih sayang teerhadap anak-anak dan orang-orang yang lemah 4) Mampu melakukan komunikasi yang sopan, suka mendengarkan, mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan menimbulkan perasaan hormat pada orang lain 5) Berpikir positif terhadap orang lain 3. Menerima keadaan fisik dan mengaktualisasikan secara efektif. Remaja yang mencapai tugas perkembangan akan dapat menerima keadaan fisiknya sesuai dengan jenis kelamin yang dimilkinya, apakah sebagai pria atau wanita 4. Mencapai kemerdekaan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja yang telah mencapai tugas perkembangan ini, mampu mengembangkan kasih sayang terhadap orang tua, perasaan hormat terhadap orang dewasa dan ikatan emosional dengan lawan jenis. 5. Memiliki kemampuan untuk mandiri secara ekonomi. Remaja yang matang memiliki dorongan untuk mencari biaya hidup sendiri. Mereka ingin berbuat sesuatu yang bisa menghasilkan uang, seperti dengan ikut kerja paruh waktu. 6. Memiliki kemampuan memilih dan mempersiapkan diri untuk karier. Sebagai remaja yang berkembang, mereka sudah memiliki keyakinan nilai-nilai untuk bekal hidup dalam karier, memiliki ketetapan karier yang akan ditekuni dan mengarahkan diri dalam pendidikan dan kepribadian yang sesuai dengan tuntutan karier yang mereka pilih. 7. Berkembangnya keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang perlu untuk menjadi warga negara yang baik. Sebagai remaja yang berkembang, maka dari aspek intelektual dia memperlihatkan kemampuan menerapkan atau mempergunakan ilmu yang mereka pelajari dalam menghadapi kehidupan mereka. 8. Memiliki keinginan untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku sosial. Sebagai remaja yang telah mencapai tugas perkembangan ini, remaja benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, mencintai dan ingin bertingkah laku sosial yang manusiawi. 9. Memiliki perangkat nilai dan sistem etika dalam bertingkah laku. Remaja telah memiliki sikap dan nilai-nilai sebagai dasar dalam bertingkah laku atau filsafat hidup. Mereka mempedomani nilai-nilai agama, budaya dan ilmu pengetahuan dalam bertingkah laku. Berikut Tugas Perkembangan Remaja Menurut beberapa para ahli: 1. Robert J. Havighurst (1961) a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya. b. Mencapai peranan sosial sebagai pria atau wanita. c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif. d. Mencapai kemadirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. e. Mancapai jaminan kemandirian ekonomi. f. Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan). g. Belajar merencanakan hidup berkeluarga. h. Mengembangkan keterampilan intelektual. i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku. k. Mengamalkan nilai – nilai keimanan dan ketakwaan kepada tuhan dalam kehidupan sehari – hari, baik pribadi maupun sosial. 2. Charlotte Buhler (1930) Belajar melepaskan diri dari persoalan tentang diri sendiri dan lebih mengarahkan minatnya pada lapangan hidup konkret, yang dahulu dikenalnya secara subjektif belaka. 3. Elizabeth B. Hurlock (1978) Belajar menyesuaikan diri terhadap pola – pola hidup baru, belajar untuk memiliki cita – cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia kematangannya mulai belajar memantapkan identitas diri 4. Erik Erikson (1963) Anak mulai memusatkan perhatian pada diri sendiri, mulai menentukan pemilihan tujuan hidup, belajar berdikari, belajar bijaksana.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Tugas Perkembangan
Secara umum, faktor yang mempengaruhi lancarnya pelaksanaan tugas perkembangan remaja adalah sebagai berikut : 1. Faktor herediter/keturunan (genetik) 2. Faktor lingkungan 3. Faktor interaksi antara genetis dan lingkungan Berikut adalah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap lancarnya pelaksanana tugas-tugas perkembangan menurut seorang ahli : 1. Pertumbuhan fisik remaja Tugas perkembagan akan suskses bila pertumbuhan fisik remaja berjalan dengan sewajarnya 2. Perkembangan psikis remaja Tugas perkembangan akan sukses bila perkembangan psikisnya, seperti mental, sikap perasaannya berkembang dengan wajar 3. Posisi remaja dalam keluarga Kelancaran tugas perkembangan juga banyak dipengaruhi oleh posisinya ditengah keluarga; sebagai anak tunggal atau bukan, anak kandung atau anak angkat, anak pertama atau terakhir 4. Kesempatan remaja untuk mempelajari tugas- tugas perkembangan Banyak sedikitnya kesempatan yang dimiliki remaja sangat berpengaruh pada pelaksanaan tugas perkembangan remaja 5. Motivasi diri Ada tidaknya motivasi, kuat atau lemah nya motivasi tersebut atau faktor pendorong yang ada dalam diri seorang remaja akan memperlancar atau menghambat pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja
3. Masalah-Masalah yang Terkait dengan Pencapaian Tugas Perkembangan
Remaja Berikut adalah beberapa masalah yang terkait dengan pencapaian tugas-tugas perkembangan remaja, antara lain sebagai berikut : · Masalah yang cenderung sering dialami oleh remaja : 1. Memiliki sahabat dekat dua orang atau lebih 2. Sebagai anggota “klik” dari jenis kelamin yang sama secara mantap 3. Dipercaya oleh teman sekelompok dalam posisi tanggung jawab tertentu 4. Memiliki penyesuaian sosial yang baik 5. Banyak meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan teman sebaya 6. Berpartisipasi dalam acara teman sebaya 7. Memahami dan dapat melakukan keterampilan sosial dalam bergaul dengan teman sebaya. 8. Mau bekerja sama dengan orang lain 9. Berusaha memahami pandangan orang lain dalam diskusi kelompok 10. Kadang-kadang memberikan tepuk tangan kepada lawan dalam suatu permainan
Masalah yang cenderung kadang-kadang dialami remaja
1. Memiliki seorang teman dekat 2. Menjadi anggota “klik” atau “gank” namun kurang mendapat perhatian 3. Memiliki kemampuan sosial yang sedang 4. Kadang-kadang mau menghadiri acara dengan teman lawan jenis 5. Merasa tidak percaya diri, apabila berada dalam kelompok yang beragam 6. Mempunyai peran yang netral dalam kegiatan kelompok
· Masalah yang jarang dialami oleh remaja
1. Tidak memiliki teman akrab 2. Tidak pernah diundang untuk menghadiri acara kelompok 3. Sering dikambing hitamkan oleh kelompok sebaya 4. Sering balas dendam dengan sikap bermusuhan 5. Berperilaku penyimpangan penyesuaian sosial 6. Sangat malu bergaul dengan lawan jenis
4. Upaya Untuk Menumbuh Kembangkan Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan pada periode remaja tidak dikuasai oleh remaja sendirinya, tetapi perlu bantuan dari lingkungan untuk memungkinkan remaja menguasai tugas-tugas perkembangannya. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk membantu tugas-tugas perkembangan remaja, antara lain : 1. Membantu remaja agar menguasai kemampuan membina hubungan baru dengan teman sebaya yang sejenis atau berlawan jenis Usaha-usaha yangn dapat dilakukan adalah : a. Melakukan diskusi kelompok baik dalam bentuk bimbingan maupun konseling tentang ciri perilaku dan perlunya mengembangkan berpikir positif, empati, altruistik, kontrol emosi dan penampilan yang menarik untuk membina keakraban dengan teman sebaya b. Melatih remaja untuk selalu berpikir positif, empati, altruistik dan kontrol emosi dengan program latihan yang terstruktur dan kontinu. Dan juga perlu mengenalkan program gizi seimbang, karena remaja adalah masa yang bagus untuk pertumbuhan. 2. Membantu remaja agar menguasai kemampuan melaksanakan perasaan sosial sesuai dengan jenis kelamin Yang perlu dilakukan adalah, sebagai berikut : a. Melakukan bimbingan kelompok yang terjadwal untuk membahas tentang mengapa dan bagaimana peranan seorang remaja, baik sebagai wanita atau pria sejati yang sesuai dengan nilai-nilai agama, ilmu pengetahuan ataupun adat- istiadat b. Melakukan pelatihan tentang peranan-peranan tersebut melalui metode bermain peran, drama dan tugas-tugas terprogram melalui kurikulum (matapelajaran yang terkait) c. Menciptakan kondisi belajar yang memupuk kerjasama agar masing-masing remaja dapat mempraktekkan perannya sesuai dengan jenis kelamin d. Menjadikan guru, teman sebaya dan orang-orang terkenal yang dikagumi remaja sebagai model (contoh atau acuan) peran-peran yang disesuaikan dengan jenis kelamin 3. Membantu remaja agar menerima keadaan fisik dan mempergunakannya secara efektif Usaha untuk mencapai tugas perkembangan ini adalah dengan melakukan hal-hal berikut : a. Pemberian informasi tentang cara merawat tubuh sesuai dengan jenis kelamin. Pemberian informasi harus dilakukan diruangan yang terpisah antara remaja pria dan remaja wanita, dan diberikan oleh guru dengan jenis kelamin sama dengan siswanya b. Melakukan diskusi atau bimbingan kelompok untuk membahas permasalahan perawatan dan penggunaan fisik dengan sebaiknya c. Khusus bagi remaja wanita diperlukan peragaan perawatan fisik (kulit, rambut, organ seks dan bau badan) dengan mempergunakan obat tradisional seperti melalui kegiatan ekstrakurikuler 4. Membantu remaja agar mencapai kemerdekaan (kebebasan) emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya Untuk mencapai tugas perkembangan ini, yang dapat dilakukan adalah : a. Melakukan bimbingan kelompok untuk membahas mengapa dan bagaimana emosi remaja yang mandiri b. Melakukan konselling kelompok dan perorangan untuk mengatasi permasalahan emosi remaja yang tidak stabil c. Personil sekolah hendaknya dapat menjadi model bagi perkembangan emosi yang matang seperti ramah, sabar, kasih sayang, ceria dan sebagainya dalam menghadapi permasalahan hidup, terutama dalam permasalahan remaja d. Guru menghargai dan menyokong tingkah laku emosi siswa yang positif ketika menghadapi masalah dan memberi petunjuk mengatasi emosi yang tidak terkontrol e. Melakukan pertemuan dengan orangtua siswa tentang cara yang harus dilakukan agar emosi remaja berkembang dengan baik 5. Membantu remaja agar mencapai kemandirian ekonomi Usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Memberi kesempatan kepada remaja mengelola usaha sekolah atau diluar sekolah yang menampilkan hasil karya atau kreativitas remaja b. Melaksanakan kegiatan pengembangan bakat-bakat khusus yang bernilai ekonomis pada masa sekarang maupun yang akan datang 6. Membantu remaja agar mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk berkarier Untuk mencapai tugas perkembangan ini, yang dapat dilakukan adalah : a. Memperkenalkan potensi alam sekitar yang dapat diolah menjadi produksi yang dapat menunjang ekonomi b. Memperkenalkan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat dalam rangka memelihara dan memanfaatkan potensi lingkungan c. Membentuk keyakinan kerja keras dalam berkarier dan mencontohkan orang- orang yang sukses sebagai model dalam kehidupan berkarier d. Memberikan penghargaan dan penilaian tinggi terhadap siswa yang kreatif dan produktif baik dalam bidang akademis, bakat khusus maupun dalam kehidupan sosial 7. Membantu remaja agar menguasai keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang perlu sebagai warga negara Usaha yang dilakukan adalah, sebagai berikut : a. Memberikan pengalaman melalui kurikulum tentang nilai dan ilmu pegetahuan yang oenting, dan melatih menerapkan pengalaman itu dalam kehidupan sehari- hari b. Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada keaktifan siswa dalam pemecahan masalah dengan mempergunakan informasi dari berbagai sumber seperti guru, media cetak, televisi, dsb 8. Membantu remaja agar memiliki keinginan dan kemampuan bertanggung jawab terhadap tingkah laku sosial Usaha yang perlu dilakukan adalah : a. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa tentang nilai-nilai sosial yang berlaku dan mempergunakannya dalam berinteraksi dan memecahkan masalah sosial b. Memperkenalkan remaja pada berbagai aspek kehidupan masyarakat sekitar yang dapat diamati secara langsung dan nyata 9. Membantu remaja agar memiliki perangkat nilai dan etika bertingkah laku Untuk mencapai tugas perkembangan ini, yang dapat dilakukan adalah : a. Memperkenalkan filsafat hidup sesuai dengan nilai agama, ilmu pengetahuan dan adat istiadat melalui berbagai sumber, baik media cetak, elektronik maupun narasumber b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan menghayati sampai seberapa jauh filsafat hidup itu berperan dalam kehidupannya c. Mencontohkan orang dewasa dan teman sebaya sebagai model untuk menjalankan kehidupan yang sesuai dengan nilai agama, ilmu pengetahuan dan adat-istiadat 2.4 Pengkajian Kesehatan Pada Remaja A. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas 1. Pengkajian Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi : a) Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas, data demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas b) Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas, batas-batas wilayah, dan kondisi geografis c) Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan, fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan) d) Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia. e) Keamanan dan transportasi f) Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan g) Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran informasi h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi 2. Analisa Data Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data; a) Menetapkan kebutuhan komunitas b) Menetapkan kekuatan c) Mengidentifikasi pola respon komunitas d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan. 3. Prioritas Masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria penapisan, diantaranya: a) Sesuai dengan perawat komunitas b) Jumlah yang berisiko c) Besarnya resiko d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan e) Minat masyarakat f) Kemungkinan untuk diatasi g) Sesuai dengan program pemerintah h) Sumber daya tempat i) Sumber daya waktu j) Sumber daya dana k) Sumber daya peralatan l) Sumber daya orang Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 = tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi. 4. Diagnosa Keperawatan Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari : a) Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang terjadi. b) Penyebab (Etiologi) Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan. c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton) Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya masalah. Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan kesehatan yang bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu : 1. Risiko cedera yang berhubungan dengan: a. Pilihan gaya hidup b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas rekreasi d. Aktivitas seksual 2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan: a. Aktivitas seksual b. Malnutrisi c. Kerusakan imunitas 3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan: a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung pertumbuhan b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan yang mudah atau mesin penjual makanan d. Kemiskinan e. Efek penggunaan alcohol atau obat 4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan: a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional yang tidak dikenal b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah 5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan: a. Perasaan negative tentang tubuh b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan laju pertumbuhan adolesens 5. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan adolesens
Intervensi promosi kesehatan 1) Cedera tidak disengaja a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan minum dan berkendaraan; penggunaan obat c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan kendaraan bermotor d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk penggunaan semua alat olahraga 2) Penggunaan zat Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta informasikan risiko penggunaannya 3) Bunuh diri a) Berikan informasi tentang bunuh diri b) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba bunuh diri 4) Penyakit menular seksual a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk penularan, dan gejala yang berhubungan b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif seksual, tentang penggunaan kondom c) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual 6. Implementasi Keperawatan Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan komunitas yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, yaitu : a) Berdasarkan respon masyarakat. b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat. c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta lingkungannya. d) Bekerja sama dengan profesi lain. e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit. f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat. g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan implementasi keperawatan. 7. Evaluasi Keperawatan Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.