You are on page 1of 51

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Suatu kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh (Purnawan Junadi, 1982).
Kegagalan jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana
cardiac output tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin
terjadi sebagai akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau kapasitas
oksigen yang terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung tidak dapat
mencukupi kebutuhan oksigen pada berbagai organ (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupakelainan
fungsi jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya adakalau disertai
peninggian volume diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif
yang sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan
(Mansjoer, 2001).
Gagal jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk mempertahankan
curah jantung dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.Apabila tekanan
pengisian ini meningkat sehingga mengakibatkan edema paru dan bendungan di
system vena, maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif(Kabo & Karim,
2002).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi
(Smeltzer & Bare, 2001), Waren & Stead dalam Sodeman,1991), Renardi, 1992).

B. Tanda dan Gejala


Menurut Arif masjoer 2001 Gejala yang muncul sesuai dengan gejala jantung
kiri diikuti gagal jantung kanan dapat terjadinya di dada karana peningkatan
kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda – tanda gejala gagal
jantung kongestif biasanya terdapat bunyi derap dan bising akibat regurgitasi mitral

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 1


Gagal Jantung Kiri
a. Dispneu
b. Orthopneu
c. Paroksimal Nokturnal Dyspneu
d. Batuk
e. Mudah lelah
f. Gelisah dan cemas
Gagal Jantung Kanan
a. Pitting edema
b. Hepatomegali
c. Anoreksia
d. Nokturia
e. Kelemahan

C. Etiologi
Penyebab gagal jantung kongestif menurut Arif masjoer 2001, antara lain :
1. Diafungsi miokard, endokard, pericardium
2. Disfungsi pembulu darah besar
3. Kardiomiopati
4. Hipertensi
5. Penyakit jantung congenital

D. Patofisiologi
Kelainan intrinsic pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal
jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif.
Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan
meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir
diastolic ventrikel), maka terjadi pula pengingkatan tekanan akhir diastolic
ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan
ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula peningkatan tekanan
atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 2


diastole. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vascular
paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan
hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vascular,
maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi
cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial.
Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam
alveoli dan terjadilah edema paru-paru.
Tekana arteria paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan
tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seperti yang terjadi
pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, di mana akhirnya akan
terjadi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat
dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dari katup-katup trikuspidalis atau mitralis
bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus
katup atrioventrikularis, atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan
korda tendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang (smeltzer 2001).

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 3


E. Path way
E.
Disfungsi Miokard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan Beban Volume
(AMI) Miokarditis berlebihan berlebihan keb.metabolis berlebihan
me
Kontraktilitas  Beban systole  Preload 

Kontraktilitas 

Hambatan Pengosongan Ventrikel

COP 

Beban jantung meningkat

Gagal jantung
GJ
kanan

Gagal pompa ventrikel kiri Gagal pompa ventrikel kanan

Tekanan Diastole 
Forward Failure Backward Failure
Bendungan atrium kanan
LVED
Penurunan Suplai O2 Renal flow 
Curah jantung
otak  Bendungan vena sistemik
Tek. Vena pulmonalis 
RAA  Penimbunan as. Laktat
Suplai darah
Syncope
jar. 
Aldosteron  Tek. kapiler paru 
Lien Hepar
Metab. anaerob
ADH Edema Paru Beban Ventrikel
Hepatomegali
 Kanan  Splenomegali
Asidosis metabolik Retensi Na + H2O Ronkhi basah
ADH

&ATP  ektrasel
Volume cairan Iritasi mukosa
Hipertropy ventrikel
kanan Mendesak diafragma
 paru
Fatigue ADH 
Sesak Nafas
Reflek Batuk  Penyempitan lumen
Intoleransi aktivitas ventrikel kanan
Pola nafas inefektif
Penumpukan
secret

Resti Ggn. pertukaran


gas

Ket :
α Preload : jumlah darah yang mengisi jantung berbanding tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan
serabut jantung.
Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 4
α Synkope : pingsan hilangnya kesadaran sementara waktu
α LVED : tekanan akhir diastolik ventrikel kiri
α RAA : Renin Angiotensin
F. Penatalaksanaan Medis
a. Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/pembatasan aktivitas
b. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung
c. Mengatasi keadaan yang reversible, termasuk tiroksikosis, miksedema, dan
aritmia digitalisasi
1. Dosis digitalis :
 Digoksin oral digitalisasi cepat 0,5-2 mg dalam 4-6 dosis selama 24 jam
dan dilanjutkan 2x0,5 mg selama 2-4 hari
1) Digoksin iv 0,75 mg dalam 4 dosis selama 24 jam
2) Cedilanid> iv 1,2-1,6 mg selama 24 jam
 Dosis penunjang untuk gagal jantung : digoksin 0,25 mg sehari. Untuk
pasien usia lanjut dan gagal ginjal dosis disesuaikan.
 Dosis penunjang digoksin untuk fiblilasi atrium 0,25 mg.
 Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang
berat :
1) Digoksin : 1-1,5 mg iv perlahan-lahan
2) Cedilanid> 0,4-0,8 mg iv perlahan-lahan
Cara pemberian digitalis
Dosis dan cara pemberian digitali bergantung pada beratnya gagal jantung.
Pada gagal jantung berat dengan sesak napas hebat dan takikardi lebih dari
120/menit, biasanya diberikan digitalis cepat. Pada gagal jantung ringan diberikan
digitalis lambat. Pemberian digitalis per oral paling sering dilakukan karena paling
aman. Pemberian dosis besar tidak selalu perlu, kecuali bila diperlukan efek
meksimal secepatnya, misalnya pada fibrilasi atrium rapi respone. Dengan
pemberian oral dosis biasa (pemeliharaan), kadar terapeutik dalam plasma dicapai
dalam waktu 7 hari. Pemberian secara iv hanya dilakukan pada keadaan darurat,
harus dengan hati-hati, dan secara perlahan-lahan.
2. Menurunkan beban jantung
Menurunkan beban awal dengan diet rendah garam, diuretic (mis :
furosemid 40-80 mg, dosis penunjang rata-rata 20 mg), dan vasodilator

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 5


(vasodilator, mis : nitrogliserin 0,4-0,6 mg sublingual atau 0,2-2
ug/kgBB/menit iv, nitroprusid 0,5-1 ug/kgBB/menit iv, prazosin per oral 2-
5 mg, dan penghambat ACE : captopril 2x6,25 mg).
3. Morfin, diberikan untuk mengurangi sesak napas pada asma cardial, tetapi
hati-hati depresi pernapasan.
4. Terapi vasodilator dan natrium nitropurisida, obat-obatan vasoaktif
merupakan pengobatan utama pada penatalaksanaan gagal jantung untuk
mengurangi impedansi (tekanan) terhadap penyemburan darah oleh
ventrikel.

G. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan ; Perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropik, Perubahan frekuensi, irama dan konduksi
listrik, Perubahan structural
2. Pola nafas inefektif berhubungan dengan Menurunnya pengembangan paru
akibat splenomegaly dan hepatomegaly
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan : Ketidak seimbangan antar suplai
okigen. Kelemahan umum, Tirah baring lama/immobilisasi.
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan
membran kapiler-alveolus

H. Nursing Outcomes Classification


a. Cardiac pump effectiveness
Criteria hasil :
1) Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung
2) Melaporkan penurunan epiode dispnea, angina,
3) Tidak ada penurunan kesadaran
4) Tidak ada edema paru, perifer,dan tidak ada asites
5) Tidak ada kelelahan ,dapat mentoleransi aktivitas

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 6


b. Respiratory status : ventilation
Criteria hasil :
1) Memelihara kebersihan paru-paru dan bebas dari tanda distress
pernafasanT
2) Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih ,tidak ada
sionosis dan dispnea
3) Menunjukakan pola nafas yang efektif dengan frekuensi dan kedalaman
dalam rentan normal.
4) RR : 16 – 22 permenit

c. Activity tolerance
Criteria hasil :
1) Berpartisipasi pad ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri
sendiri,
2) Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan
oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.

d. Respiratory status : gas exchange


Criteria hasil :
1) klien mampu mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi adekuat pada
jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas
gejala distress pernapasan.
2) Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas
kemampuan/situasi.

I. Nursing intervention classification


a. Cardiac care
 evaluasi adanya nyeri dada(intensitas,local,durasi)
 catat adanya disritmia jantung
 Catat tanda dan gejala penurunan cardiac output
 monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 7


 monitor adanya dispnea,fatigue, takipnea danortpnea

b. Airway management
 buka jalan nafas
 posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan bantu nafas
 keluarkan secret dengan batuk efektif, kalau perlu
 Auskultasi adanya suara nafas tambahan
 monitor respirasi dan status O2

c. activity therapy
 kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan
program terapi yang tepat
 bantu klien untukmengindentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
 monitor respon fisik ,emosi,social, dan spiritual.

d. Respiratory monitoring
 monitor rata-kedalaman ,irama dan usaha respirasi
 catat adanya pergerakan dada,
 monitor pola nafas :bradipnea,takipnea,kussmaul,hiperventilasi
 auskultasu suara nafas
 Amati kesemetrisan ,penggunaan otot tambahan

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 8


ASUHAN KEPERAWATAN PADA
NY. P DI BANGSAL NUSA INDAH

DENGAN DIAGNOSA

MEDIS CHF

RSUD PANEMBAHAN SENOPATI


BANTUL

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 9


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. P DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CHF DI RUANG NUSA INDAH
RSUD. PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Tanggal masuk : 12 Agustus 2018


Jam : 09.27 WIB
No RM : 363242
Tgl pengkajian : 13 Agustus 2018
Jam : 09.00 WIB
Diagnosa medis : CHF

A. Pengkajian
1. Identitas pasien dan penanggung jawab
Identitas pasien Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. P Nama : Ny. M
Umur : 66 tahun Umur : 48 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Imogiri Bantul Alamat : Imogiri Bantul
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan :- Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Status : Janda Status : Kawin
Hub dgn klien : Anak Pasien
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan “Saya sesak nafas”
b. Riwayat kesehatan sekarang
 Waktu terjadinya sakit

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 10


Pasien mengatakan “bulan mei yang lalu saya pernah mengalami sesak
nafas yang serupa, tapi sudah lama, sekarang sesaknya mulai timbul sejak
2 hari yang lalu”.
 Proses terjadinya sakit
Pasien mengatakan “sesak nafas mulai kambuh sejak saya
membersihkan rumah dibagian belakang, mungkin karena debu dan
keletihan, saya mulai sulit bernafas, perut serta dada saya pun mulai
terasa sakit, kaki mulai bengkak”.
 Upaya yang telah di lakukan
Pasien mengatakan “pada saat saya sulit bernafas, anak saya memanggil
dokter di kampung, dikasi obat tetapi tidak kunjung membaik, esok
harinya saya langsung dibawa ke sini”
 Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
Pasien nampak tidak nyaman dikarenakan sesak nafas, TD 130/90
mmHg, suhu 360 C, nadi 88 x per menit, RR36 x per menit, BB 50 kg,
tinggi 150 cm, pernafasan menggunakan otot dada, Bunyi nafas Ronky.
c. Riwayat kesehatan dahulu
 Penyakit dahulu
Pasien mengatakan “bulan mei yang lalu, saya pernah mengalami sesak
yang hebat seperti ini, dada terasa nyeri, tetapi tidak separah saat ini”.
 Perlukaan
Pasien mengatakan “ saya tidak ada riwayat tentang luka yang parah”.
 Dirawat di RS
Pasien mengatakan “ saya pernah di rawat di RS karena penyakit serupa,
di RS ini juga”.
 Alergi obat / makanan
Pasien mengatakan “ saya tidak ada alergi terhadap obat-obatan ataupun
makanan”
 Obat-obatan sekarang
Tidak ada

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 11


d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan “ibu saya menderita gagal ginjal dan hipertensi”.
e. Genogram

Keterangan:
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal

3. Pola fungsi kesehatan


a. Pola manajemen kesehatan – persepsi kesehatan
 Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit
Pasien mengatakan “dokter pernah bilang, kalau saya mengalami gagal
ginjal”.
 Prilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Pasien mengatakan “ setiap saya merasa tidak enak badan, letih, sesak,
dan nyeri dada saya langsung duduk dan menyandarkan tubuh saya,
hingga rasa letih dan sesak berkurang“.
 Factor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 12


b. Pola aktivitas dan latihan
 Sebelum sakit
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan v
Mandi v
Berpakaian v
Eliminasi v
Mobilisasi ditempat tidur v
Berpindah v
Ambulansi v
Naik tangga v
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian
2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
 Saat sakit
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan v
Mandi v
Berpakaian v
Eliminasi v
Mobilisasi ditempat tidur √ v
Berpindah v
Ambulansi v
Naik tangga √ V
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Di bantu sebagian

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 13


2 : Di bantu orang lain
3 : Di bantu orang dan peralatan
4 : Ketergantungan / tidak mampu
c. Pola istirahat tidur
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan “ saya biasanya tidur habis sholat isya sekitar jam
8.00 malam dan terbangunpada waktu subuh, sekita pukul jam 4.30, dan
tidur saya pulas/puas”.
 Saat sakit
Pasien mengatakan “ ketika saya tidur,saya terbangun karena terasa
mulai sesak, dada terasa nyeri, perut terasa sakit, sehingga saya tidak
bisa tidur lagi, saya hanya tidur sekitar 3 jam, tidak pernah tidur siang
”.
d. Pola nutrisi dan metabolik
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan “ saya makan 3 x sehari dengan porsi penuh dengan
lauk biasanya ikan, tempe, telur, dan saya makan selalu habis dan saya
minum air putih sekitar 7 gelas/harinya ”.
 Selama sakit
Pasien mengatakan “saya jarang makan di karenakan tidak nafsu
makan, terkadang saya makan hanya sekali saja dalam sehari dan tidak
habis dalam 1 porsi penuh makanan, saya juga jarang minum, biasanya
saya minum hanya 1 botol kecil / harinya”.
e. Pola eliminasi
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan “ saya BAB 1 x sehari biasanya sehabis sarapan pagi
dengan kotoran yang saya keluarkan lembek tidak keras dan tidak cair
dan saya BAK ± 5-6 x setiap harinya dengan warna kuning bening bau
yang khas (bau air kencing pesing)”.
 Saat sakit

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 14


Pasien mengatakan “karena saya tidak makan, jadi saya jarang BAB,
biasanya 2-3 hari baru BAB, itupun hanya keluar sedikit, tidak lembek
dan juga tidak keras, BAK pun cuma menetes saja, karena saya jarang
minum”.
f. Pola kognitif dan perceptual
 Sebelum sakit
pasien mengatakan “saya mampu berkomunikasi dengan baik dan
mengerti apa yang dibicarakan, serta mampu merespon dan
bersosialisasi dengan baik.”
 Saat sakit
pasien mengatakan “ saya masih bisa berkomunikasi dengan baik, dan
dapat menjawab pertanyaan dengan baik ketika ditanya oleh petugas
rumah sakit.”
g. Pola konsep diri
 Gambaran diri
Pasien mengatakan “ saya senang dengan anggota tubuh saya meskipun
saya terlihat pendek dan hitam”.
 Identitas diri
Pasien mengatakan “ saya bersyukur diciptakan sebagai perempuan
yang dapat melahirkan 4 orang anak dan saya bangga pada diri saya ”.
 Peran diri
Pasien mengatakan “ saya berperan di rumah sebagai Ibu rumah tangga
yang mengurus 4 orang anak dan saya dihargai oleh anak-anak, sepupu
dan keponakan-keponakan serta cucu-cucu saya ”.
 Ideal diri
Pasien mengatakan “ harapan saya sebagai ibu yang baik dan mampu
menyenangkan anak”.
 Harga diri
Pasien mengatakan “ saya senang semua keluarga mendukung saya dan
saya merasa di perhatikan dan saya ingin cepat sembuh serta segera
beraktifitas seperti biasanya lagi ”.

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 15


h. Pola toleransi stress-koping
 Sebelum sakit
pasien mengatakan “jika saya ada masalah selalu menceritakan masalah
saya kepada keluarga dan tidak pernah menyembunyikan masalah”
 Saat sakit
pasien mengatakan “saya masih selalu menceritakan masalah saya
kepada keluarga dan tidak pernah menyembunyikan masalah walaupun
dalam keadaan sakit”
i. Pola reproduksi-seksualitas
 Sebelum sakit
Tidak dikaji
 Saat sakit
Tidak dikaji
j. Pola hubungan peran
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan “ hubungan saya dengan keluarga saya baik-baik
saja dan saya tidak merasa di kucilkan dari keluarga serta masyarakat
sekitarnya ”.
 Saat sakit
Pasien mengatakan “ hubungan saya sama keluarga dan masyarakat
disekitar masih baik-baik saja walaupun saya sakit, saya tidak pernah
merasa dikucilkan dari orang-orang malahan teman dan kerabat banyak
yang menjenguk mendo’akan saya agar cepat sembuh ”.
k. Pola nilai dan keyakinan
 Sebelum sakit
Pasien mengatakan “ saya ibadah tidak rutin, biasanya hanya subuh,
magrib dan isya, saya sholat terkadang di rumah”.
 Saat sakit
Pasien mengatakan “saya tidak pernah melakukan ibadah, karena
ketidakmampuan melakukan gerakan sholat”.

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 16


B. Pemeriksaan fisik
1. Penampakan umum
Keadaan umum Pasien mengatakan masih merasa sesak nafas, pasien
tampak lemah, dan terlihat sangat kusam.
Kesadaran Composmentis
GCS Eye : 4 Verbal: 5 Motorik : 6. Total = 15
BB 53 kg TB: 130/90 cm
Skala nyeri 6
TD:90/60mmHg Suhu : 36ºC RR : 26x/mnt Nadi : 88x/mnt

2. Kepala dan leher


a. Rambut
 Inspeksi
Rambut terlihat keriting, hitam, tipis, dan tidak ada ketombe
 Palpasi
Rambut kering, kasar, saat dipegang tidak berguguran, tidak
berketombe.
b. Mata
 Inspeksi
Bentuk kiri dan kanan sama (bulat) serta simetris, sclera berwarna putih
kemerah-merahan, ada reaksi pupil apabila di sinari dengan cahaya,
kunjungtiva tidak pucat, lapang pandang baik, iris berwarna kecoklatan,
kornea hitam, kedua bola mata simetris antara kanan dan kiri, mata tidak
juling
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata dan palpebra, tidak ada
benjolan.
c. Telinga
 Inspeksi

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 17


Bentuk telinga kiri dan kanan sama dan simetris, warna serasi dengan
anggota tubuh yang lainnya, tidak ada lesi, tidak ada serumen yang
abnormal di bagian dalam telinga
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan prosesus mastoideus.
d. Hidung
 Inspeksi
Bentuk agak lebar, serasi dengan warna kulit lainnya (sawo matang),
tidak ada pendarahan, tidak ada lesi.
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada hidung.
e. Mulut
 Inspeksi
Mukosa kering, tidak sumbing, tidak ada lesi dan tidak ada stomatitis
dan tonsillitis juga tidak ada, lidah berwarna agak pink dan tidak ada
lessi, gigi bersih.
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada daerah pipi, tidak ada teraba pembengkakan
pada palatum, tidak ada nyeri tekan pada lidah.
f. Leher
 Inspeksi
Tekanan vena jugularis meningkat, Warna sama dengan warna
anggota tubuh lainnya. tidak ada lesi, gerakan flexi dan rotasi rentang
baik
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada leher
3. Dada
 Inspeksi
Bentuk tidak simetris,tidak menggunakan otot tambahan ketika bernafas,
warna sama dengan anggota tubuh lainnya, tidak ada benjolan dan tidak ada
lesi.

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 18


 Palpasi
Tidak ada teraba benjolan, terdapat nyeri tekan pada dada,
pengembangan dada pada saat inspirasi dan ekspirasi tidak simetris.
 Perkusi
Terdengar bunyi sonor pada dada dan pada daerah jantung perkusi redup
 Auskultasi
Terdengar bunyi pernafasan ronky.
4. Jantung
 Inspeksi
Tidak terlihat ictus cordis di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.
 Palpasi
nyeri tekan di daerah jantung di IC 5 mid clavicula sinistra, teraba ictus
cordis di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra.
 Perkusi
Terdengar bunyi redup atau pekak pada daerah ictus cordis.
 Auskultasi
S1 dan S2 terdengar lemah
5. Abdomen
 Inspeksi
Abdomen tidak asites, contur permukaan kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, warna sama dengan anggota tubuh lainnya (sawo matang).
 Auskultasi
Peristaltic usus 18x per menit
 Perkusi
Terdengar bunyi timpani dan tidak ada penumpukan cairan.
 Palpasi
Tidak ada benjolan, pada area appendix tidak ada nyeri tekan, nyeri tekan
di daerah kudran kanan dan kiri atas.
6. Inguinal dan genetalia
Tidak di periksa karena pasien menolak.
7. Ekstrimitas

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 19


 Inspeksi
Edema di ekstrimitas bawah kanan dan kiri, tidak ada lesi, warna kulit
sawo matang.
 Palpasi
Akral hangat, denyut nadi perifer lemah, ada edema di ekstrimitas
bawah
 Kekuatan otot

5 5
1 1

C. Data penunjang
a) Hasil Laboraturium tanggal 13 Agustus 2018 jam 11.30
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
 Hemoglobin : 10,8
 Leukosit : 10,12
 SGOT : 22
 SGPT : 12
 Ureum : 81
 Creatinin : 2,21
 Natrium : 139,3
 Kalium : 2,39
 Chlorida : 111,1
 Hematokrit : 32,8
 Trombosit : 157
 GDS : 118
b) Hasil Rontgen Thorax tanggal 13 Agustus 2018
Cardiomegali dan Edema Pulmo

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 20


D. Data fokus
Data subyektif Data obyektif
 Pasien mengatakan “Saya sesak  Pasien nampak tidak nyaman
nafas” dikarenakan sesak nafas, TD
 Pasien mengatakan “Bulan Mei yang 130/90mmHg, suhu 360 C, nadi
lalu saya pernah mengalami sesak 88 x per menit, RR36 x per
nafas yang serupa, tapi sudah lama, menit, BB 50 kg, tinggi 150
sekarang sesaknya mulai timbul sejak cm, Bunyi nafas Ronky
2 hari yang lalu  Mulut
 Pasien mengatakan “sesak nafas Inspeksi : bibir agak biru
mulai kambuh sejak saya  Leher
membersihkan rumah, mungkin Ada peningkatan tekanan vena
karena debu dan keletihan, saya jugularis
mulai sulit bernafas, perut serta dada  Dada
saya pun mulai terasa sakit, kaki Inspeksi : Bentuk tidak
mulai bengkak simetris, tidak menggunakan
 Pola Istirahat tidur otot tambahan ketika bernafas
Pasien mengatakan “ ketika saya Palpasi : terdapat nyeri tekan
tidur,saya terbangun karena terasa pada dada, pengembangan dada
mulai sesak, dada terasa nyeri, perut pada saat inspirasi dan
terasa sakit, sehingga saya tidak bisa ekspirasi tidak simetris
tidur lagi, saya hanya tidur sekitar 3 Auskultasi : Terdengar bunyi
jam, tidak pernah tidur siang ” pernafasan ronky.
 Pola Nutrisi Metabolik  Jantung
Pasien mengatakan “saya jarang Palpasi : nyeri tekan di daerah
makan di karenakan tidak nafsu jantung di IC 5 mid clavicula
makan, terkadang saya makan hanya sinistra
sekali saja dalam sehari dan tidak
habis dalam 1 porsi penuh makanan,

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 21


biasanya saya minum hanya 1 botol Auskultasi : S1 dan S2
kecil / harinya. terdengar lemah
 Pola Eliminasi  Abdomen
Pasien mengatakan “karena saya Palpasi : nyeri tekan di daerah
tidak makan, jadi saya jarang BAB, kudran kanan dan kiri atas
biasanya 2-3 hari baru BAB, itupun  Ekstrimitas
hanya keluar sedikit, tidak lembek Inspeksi : Edema di ekstrimitas
dan juga tidak keras, BAK pun cuma bawah kanan dan kiri
menetes saja, karena saya jarang Palpasi : denyut nadi perifer
minum”. lemah, ada edema di
ekstrimitas bawah
Kekuatan otot :

5 5
1 1

E. Analisa data
Symtom Etiologi Problem
Ds : Perubahan Tekanan Penurunan Curah
 Pasien mengatakan “sesak preload Jantung
nafas mulai kambuh sejak
saya membersihkan rumah
dibagian belakang,
mungkin karena debu dan
keletihan, saya mulai sulit
bernafas, perut serta dada
saya pun mulai terasa
sakit, kaki mulai bengkak

Do :

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 22


 Pasien nampak tidak
nyaman dikarenakan sesak
nafas, TD 130/90mmHg,
suhu 360 C, nadi 88 x per
menit, RR 26 x per menit,
BB 50 kg, tinggi 150 cm,
pernafasan menggunakan
cuping hidung, Bunyi nafas
Ronky
 Leher
Inspeksi : vena juguralis
terlihat
 Jantung
Palpasi : nyeri tekan di
daerah jantung di IC 5 mid
clavicula sinistra
Auskultasi : S1 dan S2
terdengar lemah
 Ekstrimitas
Inspeksi : Edema di
ekstrimitas bawah kanan
dan kiri
Palpasi : denyut nadi
perifer lemah, ada edema di
ekstrimitas bawah

Ds:
 Pasien mengatakan “Saya Nyeri Ketidakefektifan
sesak nafas” pola napas

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 23


 Pasien mengatakan
“Bulan Mei yang lalu saya
pernah mengalami sesak
nafas yang serupa, tapi
sudah lama, sekarang
sesaknya mulai timbul
sejak 2 hari yang lalu
Do :
 Hidung
Inspeksi : pernafasan
cuping hidung
 Mulut
Inspeksi : bibir agak biru
 Dada
Inspeksi : Bentuk tidak
simetris, tidak
menggunakan otot
tambahan ketika bernafas
Palpasi : terdapat nyeri
tekan pada dada,
pengembangan dada pada
saat inspirasi dan ekspirasi Ketidakmampuan
tidak simetris untuk mencerna Ketidakseimbangan
Auskultasi : Terdengar makan nutrisi kurang dari
bunyi pernafasan ronky. kebutuhan tubuh

Ds :
 Pola Nutrisi Metabolik
Pasien mengatakan “saya
jarang makan di karenakan
tidak nafsu makan,

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 24


terkadang saya makan
hanya sekali saja dalam
sehari dan tidak habis
dalam 1 porsi penuh
makanan, dengan lauk
tempe, telur rebus, saya Intoleransi Aktifitas
juga jarang minum, Ketidakseimbangan
biasanya saya minum antara suplai dan
hanya 1 botol kecil / kebutuhan oksigen
harinya.
Do :
 Abdomen
Palpasi : nyeri tekan di
daerah kudran kanan dan
kiri atas
Mukosa tampak kering

Ds :
 Pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan terasa
sesak jika melakukan
aktifitas yang berlebihan
bahkan melakukan
kegiatan sehari-hari
(berpindah, mobilisasi)
Do :
 Ekstrimitas
Ada edema di ekstremitas
bawah kanan dan kiri

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 25


F. Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah
1. Penurunan curah jantung b/d Perubahan tekanan preload
2. Ketidakefektifan Pola Napas b/d nyeri
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
Ketidakmampuan untuk mencerna makan
4. Intoleran aktivitas b/d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
G. Perencanaan NIC dan NOC
Hr No
Jam NOC/Tujuan NIC/Intervensi
Tgl Dx
13 14.30 1. Cardiac pump effectiveness Cardiac care :
Agustus Circulation Status Vital sign Monitoring:
2018 Vital Sign Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada
Setelah dilakukan tindakan (lokasi, durasi)
keperawatan selama 3x24 2. Catat adanya tanda dan gejala
jam penurunan curah jantung penurunan cardiac output
dapat teratasi dengan kriteria 3. Monitor status cardiovaskuler
hasil : 4. Monitor status pernafasan yang
1. Tanda Vital dalam menandakan gagal jantung
rentang normal 5. Monitor balance cairan

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 26


2. Tidak terdapat edema 6. Kaji adanya odema
ekstrimitas 7. Atur periode latihan dan
3. Tidak ada kelelahan istirahat untuk menghindari
4. Tidak ada pembesaran kelelahan
vena juguralis 8. Monitor toleransi aktivitas
pasien
9. Anjurkan untuk menurunkan
stress
10. Moitor TTV pasien
11. Monitor frekuensi dan irama
pernafasan
12. Monitor suara paru
13 14.30 2. Resiratory status : Respiratory Monitoring :
Agustus Ventilation & airway Airway Management :
2018 Setelah dilakukan tindakan Oxygen therapy :
keperawatan selama 3x24 1. Monitor frekuensi, ritme dan
jam ketidakefektifan pola kedalaman nafas
nafas diharapkan dapat 2. Catat pergerakan dada,
teratasi dengan kriteria hasil kesimetrisan, penggunaan
: otot tambahan
1. Frekuensi pernafasan 3. Monitor pernafasan hidung
dalam rentang normal 4. Auskultasi suara pernafasan
2. Irama nafas sesuai yang 5. Posisikan pasien untuk
diharapkan memaksimalkan ventilasi
3. Ekspansi dada simetris 6. Identifikasi pasien perlunya
4. Tidak ada suara nafas pemasalangan oksigenasi
tambahan 7. Auskultasi suara nafas, catat
5. Tidak ada pernafasan adanya suara tambahan
cuping hidung 8. Monitor respirasi dan status
O2

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 27


9. Pertahankan jalan nafas yang
paten
13 14.30 3. Nutritional Status Nutrition Management :
Agustus Setelah dilakukan tindakan Nutrition Monitoring :
2018 keperawatan selama 3x24 1. Kaji adanya alergi makanan
jam masalah 2. Yakinkan diet yang dimakan
ketidakseimbangan nutrisi mengandung tinggi serat
kurang dari kebutuhan tubuh untuk mencegah konstipasi
diharapkan dapat teratasi 3. Berikan makanan yang
dengan kriteria hasil : terpilih (sudah
 Menunjukkan dikonsultasikan dengan ahli
peningkatan BB gizi)
 menunjukkan perubahan 4. Berikan informasi tentang
perilaku / pola hidup kebutuhan cairan
untuk meningkatkan / 5. Monitor adanya penurunan
mempertahankan BB berat badan
6. Monitor turgor kulit

13 14.30 4. Energy conservation : Terapi aktivitas :


Agustus Setelah dilakukan tindakan Energy Management :
2018 keperawatan selama 3x24 1. Menentukan penyebab
jam masalah Intoleransi toleransi aktivitas (fisik,
aktivitas diharapkan dapat psikologis)
teratasi dengan kriteria hasil 2. Minimalkan kerja
: kardiovaskuler dengan
 Dapat melakukan memberikan posisi dari tidur ke
aktivitas fisik tanpa posisi setengah duduk
disertai peningkatan 3. Berikan terapi fisik untuk
tekanan darah, nadi dan membantu peningkatan level
RR aktivitas dan kekakuan

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 28


 Mampu melakukan 4. Ajarkan kepada pasien
aktivitas sehari-hari bagaimana menggunakan
secara mandiri teknik mengontrol pernafasan
ketika beraktivitas
5. Observasi adanya pembatasan
klien salam melakukan
aktivitas
6. Monitor respon kardiovaskuler
terhadap aktivitas
7. Monitor tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
8. Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi
secara berlebih

H. CATATAN PERKEMBANGAN

Waktu
Implementasi Evaluasi
Hr/tgl Jam
13 agt 15.00 1. Mengevaluasi adanya nyeri dada S :Pasien mengatakan “saya sesak nafas
2018 (lokasi, durasi) setelah melakukan aktivitas
2. Memonitor status cardiovaskuler membersihkan rumah dibagian belakang
13 3. Monitor status pernafasan dan yang berdebu”
irama pernafasan O : Suhu: 36 oC
4. Memonitor balance cairan TD : 130/90mmHg
5. Mengkaji adanya odema Nadi : 88x/menit
6. Menganjurkan untuk menurunkan RR : 26 x/mnt
stress A:
7. Memonitor TTV pasien P:
8. Memberikan Injeksi

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 29


- Furosemide
- Spironolacton
- Acetylcysteine

1. Mengevaluasi adanya nyeri dada


(lokasi, durasi)
2. Memonitor status cardiovaskuler
3. Monitor status pernafasan dan
irama pernafasan
4. Memonitor balance cairan
5. Mengkaji adanya odema
6. Menganjurkan untuk menurunkan
stress
7. Memonitor TTV pasien
8. Memberikan Injeksi
- Furosemide
- Spironolacton
Acetylcysteine

1. Mengevaluasi adanya nyeri dada


(lokasi, durasi)
2. Memonitor status cardiovaskuler
3. Monitor status pernafasan dan
irama pernafasan
4. Memonitor balance cairan
5. Mengkaji adanya odema
6. Menganjurkan untuk menurunkan
stress

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 30


7. Memonitor TTV pasien
8. Memberikan Injeksi
- Furosemide
- Spironolacton
- acetylcysteine

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 31


Diagnosa keperawatan: Penurunan Curah Jantung b/d Perubahan tkanan preload

I. Diagnosa keperawatan: Ketidakefektifan pola napas b/d nyeri

Waktu
Implementasi Evaluasi
Hr/tgl Jam
1. Monitor frekuensi, ritme dan
kedalaman nafas
2. Catat pergerakan dada,
kesimetrisan, penggunaan otot
tambahan
3. Monitor pernafasan hidung
4. Auskultasi suara pernafasan
5. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
6. Identifikasi pasien perlunya
pemasalangan oksigenasi
7. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
8. Monitor respirasi dan status O2
9. Pertahankan jalan nafas yang
paten

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 32


Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 33
Waktu
Implementasi Evaluasi
Hr/tgl Jam

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 34


1. Kaji adanya alergi makanan
2. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
3. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
4. Berikan informasi tentang
kebutuhan cairan
5. Monitor adanya penurunan berat
badan
6. Monitor turgor kulit

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 35


Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 36
CATATAN PERKEMBANGAN

Waktu
Implementasi Evaluasi
Hr/tgl Jam
1. Menentukan penyebab toleransi
aktivitas (fisik, psikologis)
2. Minimalkan kerja kardiovaskuler
dengan memberikan posisi dari
tidur ke posisi setengah duduk
3. Berikan terapi fisik untuk
membantu peningkatan level
aktivitas dan kekakuan
4. Ajarkan kepada pasien bagaimana
menggunakan teknik mengontrol
pernafasan ketika beraktivitas

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 37


5. Observasi adanya pembatasan klien
salam melakukan aktivitas
6. Monitor respon kardiovaskuler
terhadap aktivitas
7. Monitor tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
8. Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebih

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 38


Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 39
Diagnosa keperawatan: Intoleransi Aktifitas b/d

J. Evaluasi

Waktu
Ds. Keperawatan EVALUASI Ttd
Hari/Tgl Jam
19/1/12 07.00 penurunan curah S :
jantung  Pasien mengatakan “saya
masih sesak”
 pasien mengatakan “kaki
saya sakit karena bengkak,
sudah 2 hari ini”
O:
 wajah pasien terlihat
meringis kesakitan ketika
dilakukan palpasi pada
daerah dada di lineal
parasternal dektra,sinistra
dan abdomen di daerah
kuadran kanan dan kiri atas
dengan skala nyeri 6

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 40


 terdapat odema pada kaki
kanan dan kiri sebesar 4 jari
 Td : 100/60
Nadi : 84x/mnt
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
(Cardiac care, vital sign
monitoring)

06.00 Ketidakefektifan S:
pola napas  pasien mengatakan “saya
masih sesak walaupun
terpasang alat bantu jalan
nafas”
 pasien mengatakan “saya
sakit saat bernafas, sulit
sekali”
O:
 pergerakan dada tidak
simetris, pasien terlihat
menggunakan otot bantu
pernafasan, pernafasan
dengan cuping hidung, pola
nafas pasien hiperventilasi,
suara nafas ronky
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
(Respiratory Monitoring,
Airway Management, Oxygen
therapy)

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 41


06.00 Ketidakseimbangan S :
nutrisi kurang dari  pasien mengatakan “saya
kebutuhan tubuh tidak nafsu makan mbak,
walaupun dengan lauk-lauk
yang terpilih”
O:
 Pasien terlihat tidak mau
makan,pasien hanya makan
3 suap.
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
(Nutrition Management)

06.00 Intoleransi aktivitas S :


 pasien mengatakan “dada
saya sesak mbak saat
berpindah”
 pasien mengatakan “saya
merasa capek kalau
membolak balikan tubuh
saya ditempat tidur”
O :
 pasien terlihat sakit untuk
mobilisasi di tempat tidur
TD : 90/60, RR : 36x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
(Terapy Activity, Energy
Management)

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 42


06.00 Insomnia S:
 Pasien mengatakan “saya
kurang bisa tidur mbak,
dada terasa sesak jadi untuk
tidur sangat sulit”
 pasien mengatakan
“semalem saya gak bisa
tidur mbak, terbangun
sekitar jam 2 malam karena
tiba-tiba dada saya sakit”
O:
 Pasien terlihat belum tidur
pada jam 21.45
 wajah pasien terlihat
kurang tidur
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi (Sleep
Encancement)

20/1/12 07.00 Penurunan curah S :


jantung  pasien mengatakan “dada
dan perut saya masih terasa
nyeri mbak”
 pasien mengatakan “saya
sudah mengurangi stress
mbak, tapi sesak nafas saya
tidak juga sembuh,

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 43


walaupun tidak separah
kemarin, untunglah saya
memakai oksigen, jadi tidak
terlalu sesak”
O:
 masih terdapat odema di
kaki kanan dan kiri sebesar
3 jari, masih terdengar S3,
TD : 120/60
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
07.00 Ketidakefektifan
pola napas S:
 pasien mengatakan “saya
masih terasa sesak, tapi
tidak separah kemarin”
O:
 Pergerakan dada terlihat
belum simetris, masih
menggunakan otot
tambahan ketika bernafas,
benafas tidak lagi
dengancuping hidung, pola
nafas pasien masih
hiperventilasi, suara nafas
masih ronky, RR : 30x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
(napas tidak dengan cuping
hidung)

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 44


P : Lanjutkan intervensi
(Respiratory Monitoring,
Airway Management, Oxygen
07.00 Ketidakseimbangan Therapy)
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh S:
 pasien mengatakan “saya
akan coba makan mbak”
O:
 pasien hanya mampu
menghabiskan ½ porsi
makanan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
07.00 Intoleransi aktivitas (Nutrition Management)

S:
 Pasien mengatakan “saya
akan coba membolak
balikan badan di tempat
tidur dan duduk dengan
sendiri tanpa bantuan”
 pasien mengatakan “saya
agak sulit jika mengatur
pernafasan”
O:
 pasien terlihat dapat
mobilisasi di tempat tidur,
dan duduk diatas kasur

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 45


dengan mandiri, walaupun
terlihat lelah
 nafas pasien terlihat
hiperventilasi , RR :
30x/mnt
A : masalah belum teratasi
07.00 Insomnia P : lanjutkan intervensi (Terapy
Activity, Energy Management)

S:
 pasien mengatakan “tidur
saya semalam lebih baik
dari sebelumnya, walaupun
terbangun pada malam hari
karena sesak tiba-tiba
datang, tetapi masih bisa
lanjut tidur”
O:
 wajah pasien terlihat segar,
tidak terlihat ngantuk
A: masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
21/01/11 07.00 Penurunan curah S :
jantung  Pasien mengatakan “saat
ditekan perut dan dada saya
masih terasa sakit”
 pasien mengatakan “kaki
saya terliht masih bengkak
mbak, walaupun tidak
separah kemarin-kemarin”

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 46


 Pasien mengatakan “saya
tidak akan berfikir yang
membuat saya stress lagi
mbak”
O :
 Pasien terlihat kesakitan
saat di palpasi daerah dada,
dan perut di kuadran kanan
dan kiri atas.
 masih terdapat odema
dikaki kanan dan kiri
sebesar 3 jari, Td : 120/80
A : masalah teratasi sebagian
(tekanan darah 120/80 mmHg)
P : lanjutkan intervei (Cardiac
care, vital sign monitoring)

S:
07.00 Ketidak efektifan pasien mengatakan “dada saya
pola nafas tidak terlalu sesak seperti
kemarin-kemarin”
O:
pergerakan dada masih belum
simetris, masih menggunakan
otot bantu pernfasan, pernafasan
tidak lagi dengan cuping hidung,
suara nafas ronky
A : Masalah teratasi sebagian
(napas tidak dengan cuping
hidung)

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 47


P : Lanjutkan intervensi
(Respiratory Monitoring,
Airway Management, Oxygen
Therapy)

07.00 Ketidakseimbangan S :
nutrisi kurang dari  Pasien mengatakan “saya
kebutuhan tubuh akan coba menghabiskan
porsi makan saya siang ini”
O:
 Pasien terlihat mampu
menghabiskan makanannya
dan tidak ada sisa di piring,
 Pasien terlihat tidak
memuntahkan makanannya,
tidak ada tanda-tanda pasien
mual.
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
(Nutrition Management)

S:
07.00 Intoleransi  Pasien mengatakan “saya
Aktifitas akan mengerjakan semua
aktivitas dengan sendiri
kecuali jika kekamar mandi
atau yg bersifat berjalan,
karena kaki saya masih
bengkak dan terasa sakit”
O:

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 48


 pasien terlihat dapat
melakukan semua aktivitas
sendiri termasuk mobilisasi
ditempat tidur, duduk dan
berbaring serta makan
dengan sendiri, kecuali
ambulasi
A : masalah teratasi sebagian
(Pasien mengatakan “saya akan
mengerjakan semua aktivitas
dengan sendiri, pasien terlihat
dapat melakukan semua
aktivitas sendiri termasuk
mobilisasi ditempat tidur, duduk
dan berbaring serta makan
dengan sendiri)
P : Lanjutkan intervensi (Terapy
Activity, Energy Management)

S:
07.00 Insomnia  pasien mengatakan saya
akan tidur awal malam ini”
O:
 pasien terlihat tidur pada
jam 21.30 dan terlihat
nyenyak
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 49


DAFTAR PUSTAKA

Prince A. S et al. 2005. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Smeltzer C. S & B.G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Sudoyo, W. A et al. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK Padjajaran


Bandung, September 1996, Hal. 443 - 450

Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media Aesculapius,
Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 50


Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku 2, Edisi 4,
Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763.

Herdman T.Heather, Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan definis dan klasifikasi,


Penerbit buku EGC Tahun 2009-2011 : Jakarta

Asuhan Keperawatan CHF | STIKes Madani Yogyakarta 51

You might also like