Professional Documents
Culture Documents
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup.
Makhluk hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai sebagian atau
seluruh bagian tubuhnya. Setiap makhluk hidup (organisme) mampu menerima dan menanggapi
rangsangan yang disebut iritabilitas. Salah satu bentuk tanggapan yang umum dilakukan berupa
gerak. (Lawrence, 1991).
Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan aktivitas
hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda dengan gerak yang dilakukan hewan dan
manusia. Gerak pada tumbuhan bersifat pasif. Selain itu gerak pada tumbuhan merupakan respon
terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan (Kadaryanto, 2006).
Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak tropisme tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan air.
Pertumbuhan akar yang selalu menuju ke sumber air disebut gerak hidrotropisme.
Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju kearah yang basah atau berair.
Arah pertumbuhan menuju tempat yang ebrair disebut gerak hidrotropisme positif. Apabila arah
pertumbuhan tanaman menjauhi berair disebut gerak hidrotropisme negative. Contoh
hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar didalam tanah yang selalu menuju
ketempat yang mengandung air (Nowicki, 2008: 468).
Biasanya akar tumbuh lurus ke arah bawah untuk memperoleh air dari dalam tanah. Akan
tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh membelok ke arah
yang cukup air, Dengan demikian, arah pertumbuhan mungkin tidak searah dengan gaya tarik
bumi. Gerak akar menuju sumber air disebut hidrotropisme positif (Salysburi, 2004: 100)
Hirotropisme dapat ditunjukan dengan ujung akar kecambah. Bila ditumbuhkan
kecambah didalam serbuk selagi dibasahi serta ditempatkan dalam suatu ayakan maka
digantungkan miring setelah beberapa lama akan berpengaruh oleh sebagian serbuk yang masih
basah (Alfin, 2013: 6).
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya.
Ferry B. Paimindkk, 1999,Sukses Beternak Jangkrik, Jakarta: Penebar Swadaya,
Afniaty Intania,2006,Substitusi Tepung Kunyit (Curcuma domestica Val.) Dalam Pakan
Jangkrik Kalung (Gryllus bimaculatus) Pada Periode Bertelur, Skripsi, Bogor: IPB
Nowicki, Stephen. 2008. Biology. Arizona: McDougal Li_ell.
Alfin, I. 2013. Efektifitas Pita Tanaman Organik Sebagai Mulsa Pada Tanaman Padi (Oryza
sativa). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 1 (2): 1-8.
Salysburi. F. 2004. Fisiologi Tanaman. Bandung: ITB.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman
Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England.
Nurhayati, Awik Puji Dyah. 2004. Diktat Struktur Hewan. ITS. Surabaya
Ferdinand, Fiktor. 2003. Praktis Belajar Biologi. Grafindo, Yogyakarta.
Kahlen. 2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy : Germany.
Suharjo. K. J. 2011. Dasar – Dasar Fisiologi Tanaman. Bengkulu: Universitas Bengkulu
Hena. 2008. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Gwynne, D. T, & Simmons, L. W. (1990). Experimental reversal of courtship roles in an
insect. Nature 346, 172-174.
Paiman, F. B, Pudjiastuti, L. E, & Ernawati. (1999). Sukses beternak jangkrik. Penebar
Swadaya, Jakarta. Hal. 21-25.
Sadjad, S. 1975. Proses Metabolisme Perkecambahan Benih dalam dasar-dasar Teknologi
benih. Capita selekta. Departemen Agronomi. Buku. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dwidjuseptutro, D. 1985. Penghantar Fisiologi Tumbuhan. Pt. Gremedia. Jakarta.
Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas
Indonesia. Jakarta.