You are on page 1of 24

Laboratorium Separasi Termal & Difusi 2

Semester V 2018/2019

LAPORAN PRAKTIKUM

Pembimbing : Ir. Barlian Hasan


Kelompok : II (Dua)
Tanggal Praktikum : 05 November 2018

Nama Anggota Kelompok :


1. Ahmad Mujahid (331 16 003)
2. Nur Hikma (331 16 008)
3. Zulfahmi (331 16 013)
4. Jihan Nur Salsabila (331 16 014)
5. Masyithah Rachmat (331 16 060)
6. Raodathul Adawiyah (331 16 006)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2018
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengoperasikan Falling Film Evaporator

2. Dapat menentukan konsentrasi umpan dan produk

3. Dapat menentukan koefisien perpindahan panas menyeluruh (U)

4. Dapat menentukan efisiensi steam

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
 Alat destilasi Single (system batch)
 Labu semprot
 Gelas kimia 100 ml, 600 ml, dan 1000 ml
 Gelas ukur plastic 2000 ml
 Erlenmeyer 50 ml
 Pipet ukur 25 ml
 Bola isap
 Timbangan analitik
 Baskom
B. Bahan :
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu :
 Air Keran
 Aquadest
 NaOH
 HCl
 Indikator PP
III. DASAR TEORI

Falling Film Evaporator adalah suatu jenis alat untuk meningkatkan

konsentrasi suatu larutan dengan mekanisme evaporasi. Alat ini telah lama

digunakan misalnya pada produksi pupuk organik, proses desalinasi, industri kertas,

dan bubur kertas, industri bahan pangan dan bahan biologi, dan lain-lain.

Peningkatan konsentrasinya dilakukan dengan penguapan pelarutnya yang

umumnya air. Proses ini ini sering digunakan untuk penguapan larutan kental,

larutan sensitif terhadap panas, larutan yang mudah terdekomposisi, dan penguapan

perbedaan temperatur rendah.

Falling film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan

menggunakan gravitasi untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Pada saat

sekarang ini falling film evaporator sangat meningkat penggunaanya di dalam

proses industri kimia untuk memekatkan fluida terutama fluida yang sensitive

terhadap panas (misalnya sari buah dan susu), karena waktu tertahan pendek cairan

tidak mengalami pemanasan berlebih selama mengalir melalui evaporator.

Laju perpindahan panas pada falling film evaporator dapat dinaikkan dengan

menurunkan suhu permukaan liquida yaitu dengan cara penghembusan udara panas

sehingga tekanan parsial uap akan turun. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi

secara vakum yang memungkinkan penguapan pada suhu rendah.

Prinsip falling film evaporator adalah mengatur agar seluruh permukaan

evaporator terbasahi secara continue, dan film yang dihasilkan mempunyai

ketebalan yang seragam. Sehingga distributor umpan yang akan dipakai harus
didesain secara tepat. Berbagai cara distribusi umpan, dibuat untuk menjamin

keseragaman tebal film, antara lain memakai distributor tipe overflow weir,

peletakan evaporator harus benar-benar tegak.

Proses penguapan di dalam FFE

Umpan dimasukkan melalui bagian atas kolom secara gravitasional. Jika

vakum tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan

dining-dinding bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian

lapisan tipis (film), maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam

penukar panas akan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya.

Penguapan pelarut membawa temperatur uap dari titik temperatur di atasnya,

sehinggga di dalam kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan pada

temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih tinggi atau rendah dari uap pelarut.

Karena temperatur pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah

daripada temperatur pada bagian bawah kolom maka sistem pada bagian kolom

tersebut akan mengalami evakuasi yang dalam arti sebenarnya terjadi penurunan

tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi oleh karena campuran tersebut akan

terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian campuran yang berupa larutan

produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki pengumpul produk,

sehingga uap pelarut menuju kondensor dikondensasikan dan turun menuju tangki

destilat.

Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum proses

akan berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah dari pada
kondisi atmosfer. Selain itu, kemungkinan aliran balik karena pembentukan uap

pelarut dan tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.

Alat ini diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE)

bersama-sama dengan Climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan

tipe pemanasan dapat diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh

dinding pertukaran panas, yaitu jenis kolom calandria shell and tube.

FFE memiliki effektivitas yang baik untuk :

1) Pengentalan larutan-larutan yang jernih

2) Pengentalan larutan-larutan yang korosif

3) Beban penguapan yang tinggi

4) Temperatur operasi yang rendah

Kinerja suatu suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor lainnya :

1) Konsumsi uap

2) Steam ekonomi

3) Kadar kepekatan

4) Persentasi produk

Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam

kalandria tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke

masing-masing tube kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam

tube. Sementara pemanas berada di luar tube, bahan umpan yang turun secara

gravitasi menyerap panas maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari

kalandria terdiri dari dua fasa (fasa uap pelarut dan larutan pekat) kemudian
dipisahakan di evaporator. Penguapan yang terjadi akan berada di bawah titik didih

air atau pelarut lain dalam kondisi curah. Penguapan akan memerlukan kalor yang

lebih sedikit untuk umpan yang memang sedikit karena umpan mengalir dalam

bentuk lapisan tipis (film). Berikut ini skematik falling film evaporator secara

umum.

Gambar 1. FFE

Keuntungan yang lebih dari falling film evaporator ialah sangat terbatasnya

waktu tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung dalam satuan detik,

membuatnya ideal juga untuk produk-produk yang sensitif akan poanas seperti

susu, sari buah, obat-obatan dan lain sebagainya. Berrikut adalah contoh aplikasi

falling film evaporatorpada industri susu.


Gambar 2. FFE di industri susu

Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju

perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :

Q = U A dT

dengan U = koefisien keseluruhan perpindahan panas dalam sistem.

Perhitungan Teoritikal FFE

Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor antara lain :

1) Konsumsi uap

2) Ekonomi uap atau ratio penguapan

3) Kadar kepekatan, konsentrasi produk

4) Persentase produk
Untuk tinjauan teknik dan karateristik evaporator yang perlu diperhatikan

adalah:

a) Neraca massa dan neraca panas

b) Koefisien perpindahan panas, dan

c) Efisiensi

Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju

perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :

Q = U . A . ΔT

Dimana :

U = Koefisien seluruh perpindahan panas dalam system

Q = Kalor atau panas yang dibutuhkan

A = Luas permukaan benda

ΔT = Perbedaan suhu

Untuk sistem tumpak tunggal, kalor laten kondensasi uap sebagai medium

pemanas, merambat melalui permukaan pemanasan untuk menguapkan pelarut

dan memisahkannya dari larutan yang mendidih. Sehingga kesetimbangan panas

terjadi disusun untuk proses kondensasi uap di dalam tabung-tabung penukar

panas dan untuk memanaskan lapisan larutan pada dinding luar penukar panas,

proses penguapan pelarut dan menaikkan temperatur uap pelarut.


Sebenarnya di dalam kolom evaporator juga akan terjadi kontak antara

uapm pelarut pada temperaturnya dengan larutan yang diumpankan dan

membasahi dinding sebelah dalam kolom, sehingga terjadi perpindahan panas

dan massa serta ada panas yang dipindahkan dari bagian dalam dinding ke

bagian luar dinding luar kolom ke lingkungan yaitu berupa panas yang hilang.

Karena proses perpindahan panas dan massa yang terjadi di dalam kolom adalah

factor minor dan dapat diabaikan maka tinggal kehilangan panas ke lingkungan

dari system yang diamati yang diperhatikan. Maka secara umum dapat dituliskan

neraca panas yang terjadi dalam system sebagai berikut :

Qsi = Qse + Qe + QL

yang diturunkan dari perkiraan bahwa jumlah panas yang diberikan oleh

medium pemanas dari penular panas digunakan untuk memanaskan seluruh

larutan hingga titik didihnya dan untuk memanaskan sejumlah pelarut dalam

bentuk uapnya dan panas total yang hilang ke lingkungan.

Jumlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, Q adalah seluruh panas yang

sudah berada di dalam system, yang berbeda atau lebih rendah dari jumlah total

panas yang dihasilkan oleh ketel uap sehingga panas yang hilang selama dalam

aliran menuju ke system diabaikan. Maka jumlah panas yang diberikan ke

system adalah:

Qst = Mst . λst

dimana jumlah massa uap Mst adalah sejumlah massa kondensatnya M dan

λst adalah kalor laten kondensasi pada tekanan uap dalam sistem.
Mempertimbangkan panas yang hilang dalam proses kondensasi , Q L yang

tidak dapat diabaikan, maka persamaan yang lebih lengkap adalah:

Qst = Mst . λst - QL

Pada seksi yang di dalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding

bagian luar penukar panas hasil dari kondensasi uap di atas diambil oleh Sistem

dengan 2 cara:

1) Panas pendidihan, Qse

2) Panas penguapan, Qe

Qse adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume larutan yang

berupa selaput tipis (film) yang membasahi dinding-dinding tabung penukar

panas sampai titik didihnya. Pada tahap ini panas yang hilang hanya terjadi pada

wal proses dan selanjutnya dikompensasi oleh uap yang terbentuk sehingga

kehilangan panas sangat kecil dan diabaikan. Sehingga persamaan untuk jumlah

panas Qse adalah:

Qse = (Md + Mp). Cpair . ΔT

Dalam hal ini Md dan Mp adalah jumlah massa larutan umpan M yang

dihasilkan berupa larutan pekat dan larutan pelarutnya dan adalah jenis larutan

di dalam evaporator. Maka koefisien perpindahan panas keseluruhan proses

dapat dihitung dengan persamaan:

Qse = Use . Ase . ΔLMTD


dimana ΔT adalah beda temperatur rata-rata logaritmik. Harga ini

bergantung pada besar beda temperatur pada saat pengumpanan dan beda

temperatur pada saat evaporasi mulai. Juga tergantung pada system pengaliran

yaitu aliran searah atau berlawanan arah.

Qe adalah panas yang dipindahkan oleh system untuk proses penguapan

sejumlah pelarut dimana massa uap pelarut dapat diketahui secara tidak

langsung dari distilat hasil kondensasinya, jadi:

Qe = Me . λe

Dimana Me massa terevaporasi dianggap sama dengan Md massa distilat,

massa uap pelarut yang terkondensasi. Penganggapan ini dilakukan karena

dalam proses sebenarnya terjadi kehilangan massa baik pada perjalanan uap

tersebut menuju ke kondensator atau pada proses kondensasi itu antara lain

adanya bagian uap ataupun bentuk cairnya yang menempel pada dinding-

dinding kondensator. Karena itu neraca massa harus dibuat untuk menghitung

jumlah keseluruhan massa yang hilang M, seperti:

Mumpan = Mp + Md + M L

Pada proses diatas maka koefisien perpindahan panasnya U, dihitung dengan

persamaan:

Q = U. Ae . ΔT

Sehingga untuk koefisien perpindahan panas total dari evaporator itu dapat

diambil harga rata-rata dari Use dan Ua.


IV. PROSEDUR KERJA

1. Katup-katup untuk jalur air pendingin ke kondesndor dibuka


2. Katup-katup yang harus ditutup V2, V4, V5, V6, V7, dan V8
3. Katup-katup yang harus terbuka penuh yaitu katup utama, V3, V10, dan
pembuangan dibawah steam trap 1.
4. Kedalam tangki umpan dimasukkan air hingga ± 40 liter. Kemudian
ditambahkan NaOH sebanyak 50 gram dan indikator PP sampai berwarna
merah muda.
5. Panel pengendali dinyalakan dan diatur tekanannya sebanyak 5 bar.
6. Katup steam dan katup udara tekan dibuka.
7. Setelah tekanan tercapai (set value=proses value), pompa umpan dinyalakan.
8. Laju alir diatur pada 0,4 liter/jam.
9. Setelah umpan menetes pada labu penampungan waktu dimulai, setiap 15
menit.
10. Setelah 10 menit operasi ini dihentikan dan semua katup ditutup, dan produk,
destilat, kondensat ditimbang.
11. Mengambil produk (sampel) sebanyak 25 ml untuk dititrasi.
12. Melakukan titrasi pada umpan dan produk dengan menggunakan HCl 0,01 N.
13. Mencatat hasil titrasi yang diperoleh.
V. DATA PENGAMATAN
 Setpoint = 4,5 bar

 P = 4,4 bar

 Laju = 0,4 liter/jam

 Ti-04 (Hot Water Out/Steam Inlet) = 148,7oC

 Ti-06 (Hot Water/Steam Outlet) = 148,7oC

 Ti-07 (Feed Inlet) = 32,1oC

 Ti-08 (Cooling Water Out) = 37,9oC

 Ti-10 (Vapor Inlet) = 100oC

 Ti-12 (DestilatI = 34,5oC

 Ti-14 (Cooling Water In) = 33,4oC

 Berat Kondensat Pekat = 16,56 kg

 Berat Kondensat (Aquadest) = 1,54 kg

 Berat Kondensat (Steam) = 8,54 kg

 M = 1,8 m3/jam

 A (Luas Penampang Condensor) = 2,5 m2

 A (Luas Penampang Evaporator) = 0,258 m2

Komponen Titrasi Volume HCl (mL)


Siplo 3,2
Umpan
Duplo 2,8
Siplo 2
Kondensat Pekat
Duplo 1,9
VI. PERHITUNGAN
 Neraca Massa Total

F =V+L
1,54 𝑘𝑔 60 𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑔
V= = 6,16
15 min 1 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

16,56 𝑘𝑔 60 𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑔
L= = 66,24
15 min 1 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
F = 6,16 + 66,24 = 72,4
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

 Neraca Massa Panas

F . hf + S . H s = V . Hv + L . HL + S . hc
o hf = 134,1 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 32,1oC
o Hs = 2744,814 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 148,7oC
o hc = 626,5718 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 148,7oC
o Hv = 2676 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 100oC
o HL = 419 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 100oC

S . (Hs – hc) = V . Hv + L . HL – F . hf
S . (2744,814 – 626,5718) kj/kg = (6,16 . 2676 + 66,24 . 419 - 72,4 . 134,1) kj/jam
S . 2118,2422 kj/kg = (16484,16 + 27754,56 – 9708,84) kj/jam
S . 2118,2422 kj/kg = 34529,88 kj/jam
S = 16,3011 kg/jam
 Q steam

𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚 𝑥 ℎ𝑓𝑔


8,54 𝑘𝑔 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑗
= 𝑥 𝑥 2676
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 60 𝑠 𝑘𝑔
𝑘𝑗
= 25,3922
𝑠
 Q sensibel

𝑄𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 = 𝑚. 𝐶𝑝. ∆𝑇
(𝑚. 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 + 𝑚. 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡)
= . 𝐶𝑝. (𝑇𝑖10 − 𝑇𝑖07)
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(8,54 + 1,54) 𝑘𝑔 𝑘𝑗
= . 4,16 . (100 − 32,1) ℃
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑔 ℃
(10,08) 𝑘𝑔 𝑘𝑗
= . 4,16 . (67,9) ℃
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑔 ℃
(10,08) 𝑘𝑔 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑗
= . . 4,16 . (67,9)℃
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 60 𝑠 𝑘𝑔 ℃
𝑘𝑗
= 3,1633
𝑠

 Menentukan ΔT LMTD evaporator dan kondensor

Aliran Counter-Current ( Aliran Berlawanan Arah )

a. Evaporator

(𝑇𝑖04−𝑇𝑖07)−(𝑇𝑖06−𝑇𝑖10)
LMTD = (𝑇𝑖04−𝑇𝑖07)
ln (𝑇𝑖06−𝑇𝑖10)

(148,7−32,1)−(148,7−100)
= 116,6
ln
48,7

116,6−48,7
=
ln 2,3942

67,9
=
0,873

= 77,77oC
b. Kondensor

(𝑇𝑖10−𝑇𝑖08)−(𝑇𝑖12−𝑇𝑖14)
LMTD = (𝑇𝑖10−𝑇𝑖08)
ln (𝑇𝑖12−𝑇𝑖14)

(100−37,9)−(34,5−33,4)
= 62,1
ln
1,1

62,1−1,1
=
ln 56,45

61
=
4,0333

= 15,1240oC

 Menenetukan koefisien perpindahan panas keseluruhan ( U )

A Evaporator = 0,258 m2

A Condensor = 2,5 m2

LMTD Condensor = 77,77 oC

LMTD Evaporator = 15,1240oC

a. U Evaporator

Q = U. A. ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷

𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
U = 𝐴.∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑘𝑗
25,3922
𝑠
= 0,258 𝑚2 𝑥 15,1240℃

𝑘𝑗
= 6,5075
𝑠 . 𝑚2 . ℃
𝑤
= 6507,5 2
𝑚 .℃
b. U Condensor

Q = U. A. ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷

𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
U = 𝐴.∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
𝑘𝑗
3,1633
𝑠
= 2,5 𝑚2 𝑥 77,77℃
𝑘𝑗
= 0,8106 𝑠 .𝑚2 .℃
𝑤
= 810,68
𝑚2 . ℃

VII.PEMBAHASAN

Ahmad Mujahid ( 33116003 )

Pada percobaan ini yaitu percobaan operasi penguapan pada falling


film evaporator dilakukan pemanasan pada umpan dengan menggunakan
steam secara langsung dengan aliran fluida berlawanan arah (Counter-
Current). Dengan adanya panas yang dimiliki oleh steam maka kalor yang
tersedia di lingkungan akan diterima oleh komponen zat dalam umpan yang
salah satu diantaranya adalah air dengan kandungan paling besar. Kalor yang
diterima oleh air akan berdampak pada meningkatnya energi kinetik yang
dimiliki molekul-molekul air. Pergerakan molekul air yang kian cepat
mengakibatkan molekul air saling menolak satu sama lain akibatnya fasa air
akan berubah menjadi uap dan akhirnya melepasan diri dari ikatan air lainnya
dalam campuran.

Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis maka peningkatan
energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan tipis, panas yang
diterima akan lebih cepat menyebar dan akan mempercepat proses penguapan.
Hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi yaitu sebesar
𝑤
6507,5 untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena
𝑚2 .℃

proses evaporasinya berlangsung kontinyu yaitu bahwa umpan yang masuk ke


operasi evaporasi digunakan secara terus menerus (umpan mengalami proses
evaporasi berkali-kali) sehingga umpan yang telah pekat menuju kondisi yang
lebih pekat lagi. Perlu dicatat bahwa pada suatu sistem dispersi yang telah
pekat maka panas yang diberikan akan sulit untuk memisahkan komponen-
komponen dalam sistem dispersi karena ikatan dalam komponennya semakin
kuat sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk memisahkannya.

Raodathul Adawiyah ( 33116006 )

Pada praktikum ini dilakukan operasi penguapan pada falling


film evaporator dengan menggunakan steam secara langsung dengan aliran
fluida berlawanan arah (Counter-Current). Dengan adanya panas yang
dimiliki oleh steam maka kalor yang tersedia di lingkungan akan diterima oleh
komponen zat dalam umpan yang salah satu diantaranya adalah air dengan
kandungan paling besar. Kalor yang diterima oleh air akan berdampak pada
meningkatnya energi kinetik yang dimiliki molekul-molekul air. Pergerakan
molekul air yang kian cepat mengakibatkan molekul air saling menolak satu
sama lain akibatnya fasa air akan berubah menjadi uap dan akhirnya
melepasan diri dari ikatan air lainnya dalam campuran.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi


𝑤
yaitu sebesar 6507,5 𝑚2 .℃
untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa
terjadi karena proses evaporasinya berlangsung kontinyu yaitu bahwa umpan
yang masuk ke operasi evaporasi digunakan secara terus menerus (umpan
mengalami proses evaporasi berkali-kali) sehingga umpan yang telah pekat
menuju kondisi yang lebih pekat lagi.
Nur Hikma ( 33116008 )

Pada percobaan ini yaitu percobaan operasi penguapan pada falling


film evaporator dilakukan pemanasan pada umpan dengan menggunakan
steam secara langsung dengan aliran fluida berlawanan arah (Counter-
Current). Dengan adanya panas yang dimiliki oleh steam maka kalor yang
tersedia di lingkungan akan diterima oleh komponen zat dalam umpan yang
salah satu diantaranya adalah air dengan kandungan paling besar. Kalor yang
diterima oleh air akan berdampak pada meningkatnya energi kinetik yang
dimiliki molekul-molekul air. Pergerakan molekul air yang kian cepat
mengakibatkan molekul air saling menolak satu sama lain akibatnya fasa air
akan berubah menjadi uap dan akhirnya melepasan diri dari ikatan air lainnya
dalam campuran. Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis
maka peningkatan energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada
lapisan tipis, panas yang diterima akan lebih cepat menyebar dan akan
mempercepat proses penguapan.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi


𝑤
yaitu sebesar 6507,5 𝑚2 .℃
untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa
terjadi karena proses evaporasinya berlangsung kontinyu yaitu bahwa umpan
yang masuk ke operasi evaporasi digunakan secara terus menerus (umpan
mengalami proses evaporasi berkali-kali) sehingga umpan yang telah pekat
menuju kondisi yang lebih pekat lagi. Perlu dicatat bahwa pada suatu sistem
dispersi yang telah pekat maka panas yang diberikan akan sulit untuk
memisahkan komponen-komponen dalam sistem dispersi karena ikatan dalam
komponennya semakin kuat sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk
memisahkannya.
Zulfahmi ( 33116013 )

Pada percobaan ini yaitu percobaan operasi penguapan pada falling


film evaporator dilakukan pemanasan pada umpan dengan menggunakan
steam secara langsung dengan aliran fluida berlawanan arah (Counter-
Current). Prinsip kerja dari FFE yaitu pertama umpan dimasukkan dalam
tangki umpan dan disirkulasi ke bagian atas kolom FFE dengan menggunakan
dosing pump. Untuk memanaskan umpan yang masuk, digunakan steam yang
dialirkan secara Counter-Current ke dalam FFE. Umpan mengalir ke dinding-
dinding tube FFE membentuk lapisan tipis (film). Karena adanya pemanasan
oleh steam, maka terjadilah proses penguapan pelarut yang memiliki
volatilitas lebih besar dibandingkan zat terlarutnya. Sehingga komponen yang
keluar dari FFE berupa larutan pekat dan uap perlarut yang kemudian
dipisahkan melalui separator. Dari separator ini dihasilkan produk bawah
berupa larutan pekat dan produk atas berupa uap pelarut yang selanjutnya
dikondensasikan menjadi destilat.

Hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi yaitu sebesar
𝑤
6507,5 untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena
𝑚2 .℃

proses evaporasinya berlangsung kontinyu yaitu bahwa umpan yang masuk ke


operasi evaporasi digunakan secara terus menerus (umpan mengalami proses
evaporasi berkali-kali) sehingga umpan yang telah pekat menuju kondisi yang
lebih pekat lagi. Perlu dicatat bahwa pada suatu sistem dispersi yang telah
pekat maka panas yang diberikan akan sulit untuk memisahkan komponen-
komponen dalam sistem dispersi karena ikatan dalam komponennya semakin
kuat sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk memisahkannya.
Jihan Nur Shalzabila ( 33116014 )

Pada percobaan ini yaitu operasi penguapan pada falling film evaporator
(FFE). Prinsip kerja dari FFE yaitu pertama umpan dimasukkan dalam tangki
umpan dan disirkulasi ke bagian atas kolom FFE dengan menggunakan dosing
pump. Untuk memanaskan umpan yang masuk, digunakan steam yang
dialirkan secara Counter-Current ke dalam FFE. Umpan mengalir ke dinding-
dinding tube FFE membentuk lapisan tipis (film). Karena adanya pemanasan
oleh steam, maka terjadilah proses penguapan pelarut yang memiliki
volatilitas lebih besar dibandingkan zat terlarutnya. Sehingga komponen yang
keluar dari FFE berupa larutan pekat dan uap perlarut yang kemudian
dipisahkan melalui separator. Dari separator ini dihasilkan produk bawah
berupa larutan pekat dan produk atas berupa uap pelarut yang selanjutnya
dikondensasikan menjadi destilat.

Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis maka peningkatan
energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan tipis, panas yang
diterima akan lebih cepat menyebar dan akan mempercepat proses penguapan.

Hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi yaitu sebesar
𝑤
6507,5 untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena
𝑚2 .℃

proses evaporasinya berlangsung kontinyu yaitu bahwa umpan yang masuk ke


operasi evaporasi digunakan secara terus menerus (umpan mengalami proses
evaporasi berkali-kali) sehingga umpan yang telah pekat menuju kondisi yang
lebih pekat lagi. Perlu dicatat bahwa pada suatu sistem dispersi yang telah
pekat maka panas yang diberikan akan sulit untuk memisahkan komponen-
komponen dalam sistem dispersi karena ikatan dalam komponennya semakin
kuat sehingga dibutuhkan energi yang besar untuk memisahkannya.
Masyithah Rachmat ( 33116060 )

Pada percobaan ini yaitu operasi penguapan pada falling film evaporator
(FFE). Prinsip kerja dari FFE yaitu pertama umpan dimasukkan dalam tangki
umpan dan disirkulasi ke bagian atas kolom FFE dengan menggunakan dosing
pump. Untuk memanaskan umpan yang masuk, digunakan steam yang
dialirkan secara Counter-Current ke dalam FFE. Umpan mengalir ke dinding-
dinding tube FFE membentuk lapisan tipis (film). Karena adanya pemanasan
oleh steam, maka terjadilah proses penguapan pelarut yang memiliki
volatilitas lebih besar dibandingkan zat terlarutnya. Sehingga komponen yang
keluar dari FFE berupa larutan pekat dan uap perlarut yang kemudian
dipisahkan melalui separator. Dari separator ini dihasilkan produk bawah
berupa larutan pekat dan produk atas berupa uap pelarut yang selanjutnya
dikondensasikan menjadi destilat.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi


𝑤
yaitu sebesar 6507,5 𝑚2 .℃
dan jumlah panas pada kondensor sebesar
𝑤
810,68 . Proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena proses
𝑚2 .℃

evaporasinya berlangsung kontinyu yaitu bahwa umpan yang masuk ke


operasi evaporasi digunakan secara terus menerus (umpan mengalami proses
evaporasi berkali-kali) sehingga umpan yang telah pekat menuju kondisi yang
lebih pekat lagi.
KESIMPULAN

Berdasarkan pratikum dapat disimpulkan bahwa:

1. Log Mean Temperature Difference ( LMTD )

a. Evaporator = 77,77 oC

b. Condensor = 15,1240oC

2. Koefisien perpindahan panas keseluruhan ( U )


𝑤
a. Evaporator = 6507,5 𝑚2 .℃

𝑤
b. Condensor = 810,68 𝑚2 .℃

DAFTAR PUSTAKA

Buku penuntun praktikum laboratorium Satuan Operasi II

Arman, Hasnindar dan dkk. 2016. laporan praktikum falling film evaporator.
Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
https://www.academia.edu/11566141/Destilasi_Batch. Diakses tanggal 18
September 2018

Amelia, Wa Ode. 2013. laporan praktikum falling film evaporator. Kendari:


Universitas Haluoleo. https://www.
Slideshare.net/mobile/wd_amaliah/laporan-destilasi-sederhana. Diakses
tanggal 18 September 2018
LAMPIRAN
T1-7

T1-4

T1-14

COOLING WATER IN

T1-8

T1-6
UAP

T1-10

STEAM

COOLING
WATER
OUT

T1-12

KONDENSAT

DESTILAT DESTILAT
T1-11
CAIRAN

FEED
PRODUK PRODUK

Gambar : Rangkaian alat falling film evaporator

Keterangan gambar :

T1-1 Temperatur steam

T1-4 Steam inlet

T1-6 Steam outlet

T1-7 Feed inlet

T1-8 Cooling water out

T1-10 Vapour inlet

T1-11 Bottom

T1-12 Distilat

T1-14 Cooling water inlet

You might also like