Professional Documents
Culture Documents
Semester V 2018/2019
LAPORAN PRAKTIKUM
konsentrasi suatu larutan dengan mekanisme evaporasi. Alat ini telah lama
digunakan misalnya pada produksi pupuk organik, proses desalinasi, industri kertas,
dan bubur kertas, industri bahan pangan dan bahan biologi, dan lain-lain.
umumnya air. Proses ini ini sering digunakan untuk penguapan larutan kental,
larutan sensitif terhadap panas, larutan yang mudah terdekomposisi, dan penguapan
menggunakan gravitasi untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Pada saat
proses industri kimia untuk memekatkan fluida terutama fluida yang sensitive
terhadap panas (misalnya sari buah dan susu), karena waktu tertahan pendek cairan
Laju perpindahan panas pada falling film evaporator dapat dinaikkan dengan
menurunkan suhu permukaan liquida yaitu dengan cara penghembusan udara panas
sehingga tekanan parsial uap akan turun. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi
ketebalan yang seragam. Sehingga distributor umpan yang akan dipakai harus
didesain secara tepat. Berbagai cara distribusi umpan, dibuat untuk menjamin
keseragaman tebal film, antara lain memakai distributor tipe overflow weir,
vakum tidak dioperasikan turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan
dining-dinding bagian luar tabung-tabung penukar panas dan dalam kolom sebagian
lapisan tipis (film), maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam
penukar panas akan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya.
sehinggga di dalam kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan pada
temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih tinggi atau rendah dari uap pelarut.
Karena temperatur pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah
daripada temperatur pada bagian bawah kolom maka sistem pada bagian kolom
tersebut akan mengalami evakuasi yang dalam arti sebenarnya terjadi penurunan
tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi oleh karena campuran tersebut akan
terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian campuran yang berupa larutan
produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki pengumpul produk,
sehingga uap pelarut menuju kondensor dikondensasikan dan turun menuju tangki
destilat.
Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum proses
akan berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah dari pada
kondisi atmosfer. Selain itu, kemungkinan aliran balik karena pembentukan uap
Alat ini diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE)
dinding pertukaran panas, yaitu jenis kolom calandria shell and tube.
1) Konsumsi uap
2) Steam ekonomi
3) Kadar kepekatan
4) Persentasi produk
masing-masing tube kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam
tube. Sementara pemanas berada di luar tube, bahan umpan yang turun secara
gravitasi menyerap panas maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari
kalandria terdiri dari dua fasa (fasa uap pelarut dan larutan pekat) kemudian
dipisahakan di evaporator. Penguapan yang terjadi akan berada di bawah titik didih
air atau pelarut lain dalam kondisi curah. Penguapan akan memerlukan kalor yang
lebih sedikit untuk umpan yang memang sedikit karena umpan mengalir dalam
bentuk lapisan tipis (film). Berikut ini skematik falling film evaporator secara
umum.
Gambar 1. FFE
Keuntungan yang lebih dari falling film evaporator ialah sangat terbatasnya
waktu tinggal dari liquid. Waktu tinggal di dalam tube terhitung dalam satuan detik,
membuatnya ideal juga untuk produk-produk yang sensitif akan poanas seperti
susu, sari buah, obat-obatan dan lain sebagainya. Berrikut adalah contoh aplikasi
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
Q = U A dT
1) Konsumsi uap
4) Persentase produk
Untuk tinjauan teknik dan karateristik evaporator yang perlu diperhatikan
adalah:
c) Efisiensi
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
Q = U . A . ΔT
Dimana :
ΔT = Perbedaan suhu
Untuk sistem tumpak tunggal, kalor laten kondensasi uap sebagai medium
panas dan untuk memanaskan lapisan larutan pada dinding luar penukar panas,
dan massa serta ada panas yang dipindahkan dari bagian dalam dinding ke
bagian luar dinding luar kolom ke lingkungan yaitu berupa panas yang hilang.
Karena proses perpindahan panas dan massa yang terjadi di dalam kolom adalah
factor minor dan dapat diabaikan maka tinggal kehilangan panas ke lingkungan
dari system yang diamati yang diperhatikan. Maka secara umum dapat dituliskan
Qsi = Qse + Qe + QL
yang diturunkan dari perkiraan bahwa jumlah panas yang diberikan oleh
larutan hingga titik didihnya dan untuk memanaskan sejumlah pelarut dalam
Jumlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, Q adalah seluruh panas yang
sudah berada di dalam system, yang berbeda atau lebih rendah dari jumlah total
panas yang dihasilkan oleh ketel uap sehingga panas yang hilang selama dalam
system adalah:
dimana jumlah massa uap Mst adalah sejumlah massa kondensatnya M dan
λst adalah kalor laten kondensasi pada tekanan uap dalam sistem.
Mempertimbangkan panas yang hilang dalam proses kondensasi , Q L yang
Pada seksi yang di dalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding
bagian luar penukar panas hasil dari kondensasi uap di atas diambil oleh Sistem
dengan 2 cara:
2) Panas penguapan, Qe
Qse adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume larutan yang
panas sampai titik didihnya. Pada tahap ini panas yang hilang hanya terjadi pada
wal proses dan selanjutnya dikompensasi oleh uap yang terbentuk sehingga
kehilangan panas sangat kecil dan diabaikan. Sehingga persamaan untuk jumlah
Dalam hal ini Md dan Mp adalah jumlah massa larutan umpan M yang
dihasilkan berupa larutan pekat dan larutan pelarutnya dan adalah jenis larutan
bergantung pada besar beda temperatur pada saat pengumpanan dan beda
temperatur pada saat evaporasi mulai. Juga tergantung pada system pengaliran
sejumlah pelarut dimana massa uap pelarut dapat diketahui secara tidak
Qe = Me . λe
dalam proses sebenarnya terjadi kehilangan massa baik pada perjalanan uap
tersebut menuju ke kondensator atau pada proses kondensasi itu antara lain
adanya bagian uap ataupun bentuk cairnya yang menempel pada dinding-
dinding kondensator. Karena itu neraca massa harus dibuat untuk menghitung
Mumpan = Mp + Md + M L
persamaan:
Q = U. Ae . ΔT
Sehingga untuk koefisien perpindahan panas total dari evaporator itu dapat
P = 4,4 bar
M = 1,8 m3/jam
F =V+L
1,54 𝑘𝑔 60 𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑔
V= = 6,16
15 min 1 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
16,56 𝑘𝑔 60 𝑚𝑖𝑛 𝑘𝑔
L= = 66,24
15 min 1 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
𝑘𝑔 𝑘𝑔 𝑘𝑔
F = 6,16 + 66,24 = 72,4
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚
F . hf + S . H s = V . Hv + L . HL + S . hc
o hf = 134,1 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 32,1oC
o Hs = 2744,814 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 148,7oC
o hc = 626,5718 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 148,7oC
o Hv = 2676 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 100oC
o HL = 419 kj/kg diperoleh dari steam tabel pada suhu 100oC
S . (Hs – hc) = V . Hv + L . HL – F . hf
S . (2744,814 – 626,5718) kj/kg = (6,16 . 2676 + 66,24 . 419 - 72,4 . 134,1) kj/jam
S . 2118,2422 kj/kg = (16484,16 + 27754,56 – 9708,84) kj/jam
S . 2118,2422 kj/kg = 34529,88 kj/jam
S = 16,3011 kg/jam
Q steam
𝑄𝑠𝑒𝑛𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 = 𝑚. 𝐶𝑝. ∆𝑇
(𝑚. 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 + 𝑚. 𝑑𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡)
= . 𝐶𝑝. (𝑇𝑖10 − 𝑇𝑖07)
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(8,54 + 1,54) 𝑘𝑔 𝑘𝑗
= . 4,16 . (100 − 32,1) ℃
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑔 ℃
(10,08) 𝑘𝑔 𝑘𝑗
= . 4,16 . (67,9) ℃
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑔 ℃
(10,08) 𝑘𝑔 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑘𝑗
= . . 4,16 . (67,9)℃
15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 60 𝑠 𝑘𝑔 ℃
𝑘𝑗
= 3,1633
𝑠
a. Evaporator
(𝑇𝑖04−𝑇𝑖07)−(𝑇𝑖06−𝑇𝑖10)
LMTD = (𝑇𝑖04−𝑇𝑖07)
ln (𝑇𝑖06−𝑇𝑖10)
(148,7−32,1)−(148,7−100)
= 116,6
ln
48,7
116,6−48,7
=
ln 2,3942
67,9
=
0,873
= 77,77oC
b. Kondensor
(𝑇𝑖10−𝑇𝑖08)−(𝑇𝑖12−𝑇𝑖14)
LMTD = (𝑇𝑖10−𝑇𝑖08)
ln (𝑇𝑖12−𝑇𝑖14)
(100−37,9)−(34,5−33,4)
= 62,1
ln
1,1
62,1−1,1
=
ln 56,45
61
=
4,0333
= 15,1240oC
A Evaporator = 0,258 m2
A Condensor = 2,5 m2
a. U Evaporator
Q = U. A. ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
U = 𝐴.∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑘𝑗
25,3922
𝑠
= 0,258 𝑚2 𝑥 15,1240℃
𝑘𝑗
= 6,5075
𝑠 . 𝑚2 . ℃
𝑤
= 6507,5 2
𝑚 .℃
b. U Condensor
Q = U. A. ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
U = 𝐴.∆𝑇 𝐿𝑀𝑇𝐷𝑐𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
𝑘𝑗
3,1633
𝑠
= 2,5 𝑚2 𝑥 77,77℃
𝑘𝑗
= 0,8106 𝑠 .𝑚2 .℃
𝑤
= 810,68
𝑚2 . ℃
VII.PEMBAHASAN
Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis maka peningkatan
energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan tipis, panas yang
diterima akan lebih cepat menyebar dan akan mempercepat proses penguapan.
Hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi yaitu sebesar
𝑤
6507,5 untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena
𝑚2 .℃
Hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi yaitu sebesar
𝑤
6507,5 untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena
𝑚2 .℃
Pada percobaan ini yaitu operasi penguapan pada falling film evaporator
(FFE). Prinsip kerja dari FFE yaitu pertama umpan dimasukkan dalam tangki
umpan dan disirkulasi ke bagian atas kolom FFE dengan menggunakan dosing
pump. Untuk memanaskan umpan yang masuk, digunakan steam yang
dialirkan secara Counter-Current ke dalam FFE. Umpan mengalir ke dinding-
dinding tube FFE membentuk lapisan tipis (film). Karena adanya pemanasan
oleh steam, maka terjadilah proses penguapan pelarut yang memiliki
volatilitas lebih besar dibandingkan zat terlarutnya. Sehingga komponen yang
keluar dari FFE berupa larutan pekat dan uap perlarut yang kemudian
dipisahkan melalui separator. Dari separator ini dihasilkan produk bawah
berupa larutan pekat dan produk atas berupa uap pelarut yang selanjutnya
dikondensasikan menjadi destilat.
Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis maka peningkatan
energi kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan tipis, panas yang
diterima akan lebih cepat menyebar dan akan mempercepat proses penguapan.
Hasil perhitungan diperoleh jumlah panas yang relatif tinggi yaitu sebesar
𝑤
6507,5 untuk proses penguapan pada lapisan tipis bisa terjadi karena
𝑚2 .℃
Pada percobaan ini yaitu operasi penguapan pada falling film evaporator
(FFE). Prinsip kerja dari FFE yaitu pertama umpan dimasukkan dalam tangki
umpan dan disirkulasi ke bagian atas kolom FFE dengan menggunakan dosing
pump. Untuk memanaskan umpan yang masuk, digunakan steam yang
dialirkan secara Counter-Current ke dalam FFE. Umpan mengalir ke dinding-
dinding tube FFE membentuk lapisan tipis (film). Karena adanya pemanasan
oleh steam, maka terjadilah proses penguapan pelarut yang memiliki
volatilitas lebih besar dibandingkan zat terlarutnya. Sehingga komponen yang
keluar dari FFE berupa larutan pekat dan uap perlarut yang kemudian
dipisahkan melalui separator. Dari separator ini dihasilkan produk bawah
berupa larutan pekat dan produk atas berupa uap pelarut yang selanjutnya
dikondensasikan menjadi destilat.
a. Evaporator = 77,77 oC
b. Condensor = 15,1240oC
𝑤
b. Condensor = 810,68 𝑚2 .℃
DAFTAR PUSTAKA
Arman, Hasnindar dan dkk. 2016. laporan praktikum falling film evaporator.
Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
https://www.academia.edu/11566141/Destilasi_Batch. Diakses tanggal 18
September 2018
T1-4
T1-14
COOLING WATER IN
T1-8
T1-6
UAP
T1-10
STEAM
COOLING
WATER
OUT
T1-12
KONDENSAT
DESTILAT DESTILAT
T1-11
CAIRAN
FEED
PRODUK PRODUK
Keterangan gambar :
T1-11 Bottom
T1-12 Distilat