Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cerpen termasuk salah satu jenis karangan narasi, narasi merupakan karangan
berupa rangkaian peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Selain cerpen,
karangan yang tergolong kedalam jenis narasi adalah novel, roman, dan semua karya
prosa imajinatif.
Karangan jenis ini bermaksud menyajikan peristiwa atau mengisahkan apa yang telah
terjadi dan bagaimana suatu peristiwa terjadi.
Selain berdasarkan fakta, kejadiannya boleh berupa sesuatu yang dikhayalkan oleh
penulis dan dihidupkan dalam alam fantasi yang sama sekalijauh dari realita kehidupan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian cerpen
Cerita pendek (cerpen) merupakan sebuah bentuk karya sastra berupa prosa
naratif yang bersifat fiktif. Isinya tidak lebih dari 10.000 kata. Cerita pendek atau sering
disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek
cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang
lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa daninsight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi
yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat
yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan.
Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah
miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton
Chekhov.
2
Adapun yang menjadi ciri khusus cerpen, di antaranya sebagai beikut.
Isinya cenderung kurang kompleks
Fokus cerita terpusat pada satu kejadian
Hanya menggunakan satu alur cerita yang rapat
Tokoh dalam cerpen sangat terbatas dan diulas secara sekilas
Setting yang digunakan biasanya tunggal
Tempo waktunya relatip pendek
Menampilkan konflik yang tidak menimbulkan perubahan nasib pada tokohnya.
3
f. Penyelesaian
Tahap ini menceritakan masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengarang memberikan
pemecahan dari semua peristiwa sebelumnya.
3. Penokohan dan perwatakan
Penokohan yaitu cerita pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak para
pelaku yang terdapat di dalam karyanya.
Untuk mengetahui watak pelaku cerita, perhatikanlah!
a. Apa yang dilakukan pelaku;
b. Apa yang dikatakan pelaku;
c. Bagaimana sikap pelaku dalam menghadapi persoalan;
d. Bagaimana penilaian pelaku lain terhadap dirinya.
Seting atau latar
Latar yaitu tempat dan waktu terjadinya cerita. Latar ini berguna untuk memperkuat
tema, menuntun watak tokoh, dan membangun suasana cerita. Latar terdiri atas latar
tempat, waktu dan sosial.
5. Sudut pandang
Sudut pandang yaitu posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Ada beberapa macam sudut pandang ata bercerita.
a. Sudut pandang orang pertama
Pengarang memakai istilah “aku” untuk menghidupkan tokoh, seolah-olah dia
menceritakan pengalamannya sendiri.
b. Sudut pandang orang ketiga
Pengarang memilih salah seorang tokohnya untuk menceritakan orang lain. Tokoh yang
diceritakan itu disebut “dia”.
c. Sudut pandang pengarang sebagai pencerita (objective point of view)
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, seolah-olah pembaca menonton
pementasan sandiwara. Pembaca hanya bisa menafsirkan cerita berdasarkan kejadian,
dialog, dan perbuatan para pelakunya karena pengarang tidak memberikan petunjuk
atau tuntunan terhadap pembaca.
d. Sudut pandang serba tahu (omniscient point of view)
Pengarang seolah serba tahu segalanya. Ia dapat menciptakan apa saja yang diperlukan
untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan. Pengarang bisa
mengomentari kelakuan para pelakunya dan dapat berbicara langsung dengan pembaca.
6. Amanat
4
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada
pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.
7
Siapa yang menceritakan cerita dan bagaimana peristiwa diubah dari perspektif ini?
Jika cerita itu mengandung ironi, menunjukkan bagaimana kaitannya dengan makna
cerita.
4. Gunakan kutipan dari cerita pendek untuk mendukung ide. Tunjukkan bagian-
bagian yang menunjukkan makna penulis seperti yang terungkap. Mungkin karakter
nya cenderung manipulatif. Atau karakternya gagal, sembrono, tidak masuk akal.
Kutipan dialog dari karakter lemah, menunjukan ambisi kolot penulis yang sok tahu
dsb.
5. Jadilah kritis dan menilai cerita pendek. Di sinilah pendapat si penulis dihitungi.
Jika penulis disampaikan berarti baik dan konsisten, katakan demikian. Jika
kejelasan yang kurang atau makna yang tersesat di tempat-tempat, yang kurang
penjelasan. Dari sini pula Anda bisa melakukan komparasi dengan hasil karya
lainnya. Apalagi bila sisi kritis itu dibarengi dengan tanya jawab pada launching
buku di suatu tempat.
6. Menyatakan kembali ide-ide Anda secara singkat dengan meringkas paragraf
sebelumnya dari resume penulisan. Apa yang orang lain tuliskan itulah bahan
senjata Anda. Bagi kritikus, peluru yang dilontarkan bukan ide di luar penulisan,
tetapi isi penulisan itu sendir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
cerpen merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat modern. Cerpen (cerita pendek) ialah karangan pendek yang
berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh
pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak
mudah dilupakan. Selain itu cerpen memiliki unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik.
B. Saran
Saran-saran yang ingin disampaikan penulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam mencari unsur-unsur cerpen kita harus membaca cerpen dengan sekasama
dari awal hingga akhir cerita.
DAFTAR PUSTAKA
https://kurnaininia.wordpress.com/2013/11/06/makalah-bahasa-indonesia-cerpen/
http://www.rijalhabibulloh.com/2015/03/makalah-pendidikan-bahasa-indonesia_9.html