You are on page 1of 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, kami dapat
menyelesaikan makalah ASKEP dengan GOUT ARTHRITIStepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pengerjaan makalah ini.
Kami juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik yang membangun agar kami dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari.
Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Banyuwangi, 27 oktober 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.Pengertian ini
perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam
urat.Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional.Penyakit rematik banyak
jenisnya.Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat.Untuk
memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat
adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada
intisel - sel tubuh.Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua
makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun
hewan (daging, jeroan, ikan sarden).Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh,
yang kadarnya tidak boleh berlebih.Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada
setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Pemicunya adalah makanan dan senyawa lain
yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk
kebutuhan setiap hari.Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.
Fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat.Akibatnya banyak orang suka
menyamaratakan semua makanan. Tanpa mempertimbangkan kandungan didalamnya sangat
tinggi. Produk makanan mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang-orang tertentu, yang
punya bakat mengalami gangguan asam urat.Jika mengonsumsi makanan ini tanpa perhitungan,
jumlah purin dalam tubuhnya dapat melewati ambang batas normal. Beberapa jenis makanan dan
minuman yang diketahui bisa meningkatkan kadar asam urat adalah alkohol, ikan hearing, telur,
dan jeroan. Ikan hearing atau sejenisnya (sarden), dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat
potensial.Yang tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapatdalam
perut hewan ±seperti hati, jantung, babat, dan limfa.Konsumsi jeroan memperberat kerja enzim
hipoksantin untuk mengolah purin.Akibatnya banyak sisa asam urat di dalam darahnya, yang
berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar sendi sehingga menimbulkan rasasangat sakit. Jeroan
memang merupakan salah satu hidangan menggiurkan, diantaranya soto babat, sambal hati, sate
jantung, dan kerupuk limfa. Tetapi salahsatu dampaknya, jika tubuh kelebihan senyawa purin
maka si empunya dirimengalami sakit pada persendian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah yaitu
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi pada sistem muskuloskeletal?
1.2.2 Apa pengertian dari Goutitu ?
1.2.3 Apa sajakah klasifikasi dari Gouttersebut ?
1.2.4 Bagaimanakah etiologi dari Gout ?
1.2.5 Bagaimana manifestasi klinis dari Gouttersebut ?
1.2.6 Apa sajakah patofisiologi dari Gout ?
1.2.7 Bagaimana pemeriksaan penunjang pada Gout ?
1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan dari Gout ?
1.2.9 Apa sajakah komplikasi dari Gout ?
1.2.10 Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Gout ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas maka penulis dapat membuat tujuan penulisan
yaitu sebagai berikut :
1.3.1 Untuk Mengetahui Anatomi Fisiologi
1.3.2 Untuk mengetahui Pengertian dari Gout
1.3.3 Untuk mengetahui Klasifikasi dari Gout
1.3.4 Untuk Mengetahui Etiologi dari Gout
1.3.5 Untuk mengetahui Manifestasi Klinis dari Gout
1.3.6 Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Gout
1.3.7 Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang pada Gout
1.3.8 Untuk mengetahui Penatalaksanaan pada Gout
1.3.9 Untuk mengetahui Komplikasi dari Gout
1.3.10 Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan
1.4 Manfaat Penulisan
Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai penyebab serta upaya pencegahan penyakit
Gout agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Bagi pembaca diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang penyakit Gout lebih
dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit Gout.
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam
penanganan penyakit Gout sehingga dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang baik.
Bagi institusi kesehatan dapat menambah informasi tentang penyakit Gout sehingga
tercipta proses belajar mengajar yang efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Fisiologi


Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan.Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan jaringan ikat yang
menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun kurang lebih 50%.Sistem ini terdiri
dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini. (Price,S.A,1995 :175)

Komponen sistem musculoskeletal


A. Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri
atas hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium
kurang lebih 67% dan bahan seluler 33%.
Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut :
1. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru, dan jaringan lunak).
3. Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan).
4. Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hematopoesis).
5. Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor, magnesium dan fluor).

B. Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat disebut
periosteum.Periosteum memberikan nutrisi pada tulang dan memungkinkan tumbuh, selain
sebagai tempat perlekatan tendon dan ligament.Periosteum mengandung saraf, pembuluh darah,
dan limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast .Dibagian dalamnya terdapat
endosteum yaitu membran vascular tipis yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan
rongga dalam tulang kanselus.Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam lacuna howship
(cekungan pada permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga sumsum (batang) tulang
panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra
dan rusuk pada orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah dan putih.
Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum lemak kuning.Jaringan tulang
mempunyai vaskularisasi yang baik. Tulang kanselus menerima asupan darah melalui
pembuluh metafis dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak
melalui kanal volkman.Selain itu terdapat arteri nutrient yang menembus periosteum dan
memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang kecil).Arteri nutrient memasok
darah ke sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang mengikuti arteri.

C. Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :


a. Osteoblas
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matrik
tulang.Matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan/
asam polisakarida dan proteoglikan).Matrik tulang merupakan kerangka dimana garam
garam mineral ditimbun terutama calsium, fluor, magnesium dan phosphor.

b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai pemeliharaan fungsi
tulang dan terletak pada osteon (unit matrik tulang).Osteon yaitu unit fungsional
mikroskopik tulang dewasa yang di tengahnya terdapat kapiler dan disekeliling kapiler
tedapat matrik tulang yang disebut lamella. Di dalam lamella terdapat osteosit, yang
memperoleh nutrisi lewat prosesus yang berlanjut kedalam kanalikuli yang halus (kanal
yang menghubungkan dengan pembuluh darah yang terletak kurang lebih 0,1 mm).

c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak memungkinkan mineral dan matriks
tulang dapat diabsorpsi, penghancuran dan remodeling tulang.Tidak seperti osteoblas dan
osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Tulang merupakan jaringan yang dinamis dalam keadaan peralihan tulang (resorpsi dan
pembentukan tulang).Kalium dalam tubuh orang dewasa diganti 18% pertahun.

Gambar 1.1 struktur tulang


D. Faktor yang berpengaruh terhadap keseimbangan pembentukan dan reabsorpsitulang
adalah :
- Vitamin D
Berfungsi meningkatkan jumlah kalsium dalam darah dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dari saluran pencernaan.Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan
deficit mineralisas, deformitas dan patah tulang.

- Horman parathyroid dan kalsitonin


Merupakan hormone utama pengatur homeostasis kalsium. Hormon parathyroid
mengatur konsentrasi kalsium dalam darah, sebagian dengan cara merangsang
perpindahankalsium dari tulang. Sebagian respon kadar kalsiumdarah yang rendah,
peningkatan hormone parathyroid akan mempercepat mobilisasi kalsium, demineralisasi
tulang, dan pembentukan kista tulang. Kalsitonin dari kelenjar tiroid meningkatkan
penimbunan kalsium dalam tulang.

- Peredaran darah
Pasokan darah juga mempengaruhi pembentukan tulang. Dengan menurunnya
pasokan darah / hyperemia (kongesti) akan tejadi penurunan osteogenesis dan tulang
mengalami osteoporosis (berkurang kepadatannya). Nekrosis tulang akan terjadi bila
tulang kehilangan aliran darah.
Pada keadaaan normal tulang mengalami pembentukan dan absorpsi pada suatu
tingkat yang konstan, kecuali pada masa pertumbuhan kanak-kanak dimana lebih banyak
terjadi pembentukan dari pada absorpsi tulang.
Proses ini penting untuk fungsi normal tulang. Keadaan ini membuat tulang dapat
berespon terhadap tekanan yang meningkat dan untuk mencegah terjadi patah tulang.
Perubahan tesebut membantu mempertahankan kekuatan tulang pada proses penuaan.
Matrik organic yang sudah tua berdegenerasi, sehingga membuat tulang relative menjadi
lemah dan rapuh. Pembentukan tulang baru memerlukan matrik organic baru, sehingga
memberi tambahan kekuatan tulang. (Price,S.A,1995 : 1179)

E. Berdasarkan bentuknya tulang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


1. Tulang Panjang / Tulang Pipa
Tulang ini sering terdapat dalam anggota gerak.Fungsinya sebagai alat ungkit dari
tubuh dan memungkinkan untuk bergerak.Batang atau diafisis tersusun atas tulang kortikal
dan ujung tulang panjang yang dinamakan epifis tersusun terutama oleh tulang kanselus.
Plat epifis memisahkan epifiis dan diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan
longitudinalpada anak-anak. Yang pada orang dewasa akan mengalami kalsifikasi. Misalnya
pada tulang humerus dan femur.

Gambar 1.2 Struktur tulang panjang

2. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan tarsalia di
kaki.Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan tangan.Bentuknya tidak teratur
dan inti dari konselus (spongi) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
3. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul / koxa, sternum, dan iga-iga, serta
scapula (tulang belikat).Fungsinya sebagai pelindung organ vital dan menyediakan
permukaan luas untuk kaitan otot-otot, merupakan tempat penting untuk
hematopoesis.Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang kortikal.
4. Tulang Tak Beraturan
Berbentuk unik sesuai dengan fungsinya. Struktur tulang tidak teratur, terdiri dari
tulang kanselous di antara tulang kortikal. Contoh : tulang vertebra, dan tulang wajah.
5. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang kecil disekitar tulang yang berdekatan dengan persendian dan
didukung oleh tendon dan jaringan fasial.Contoh : tulang patella (Kap lutut).Bentuk dan
kontruksi tulang ditentukan fungsi dan gaya yang bekerja padanya.

F. Kerangka
Sebagian besar tersusun atas tulang.Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat
untuk menyangga struktur tubuh.

Kerangka dibagi menjadi :


1. Kerangka aksial
Kerangka aksial terdiri dari 80 tulang, terkelompok pada 3 daerah yaitu
- Kranium dan Tulang Muka ( TENGKORAK )
Kranium terdiri atas 8 tulang yaitu tulang-tulang parietal (2), temporal
(2),frontal, oksipital, stenoid, dan etmoid.Tulang muka terdiri atas 14 tulang yaitu
tulang maksila (2), zigomatikus (2), nasal (2), lakrimal (2), palatinum (2),concha
inferior (2),mandibula dan vomer.

- Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis terdiri atas 26 tulang berbentuk tidak teratur, terbentang
antara tengkorak dan pelvis.Juga merupakan tempat melekatnya iga dan otot punggung.
Kolumna vertebralis dibagi dalam 7 vertebra sevikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra
lumbalis, 5 vertebra sacrum dan 4 vertebra koksigius.

- Thoraks tulang
Thorak tulang terdiri tulang dan tulang rawan.Thoraks berupa sebuah rongga
berbentuk kerucut terdiri dari 12 vertebra torakalis dan 12 pasang iga yang melingkar
dari tulang belakang sampai ke sternum.
Pada sternum terdapat beberapa titik penting yaitu supra sternal notch dan
angulus sterni yaitu tempat bertemunya manubrium dan korpus sterni. Bagian-bagian
tersebut merupakan penunjang kepala, leher, dan badan serta melindungi otak, medulla
spinalis dan organ dalam thoraks.
2. Kerangka Apendikular
Kerangka apindikuler terdiri atas :
- Bagian bahu (Singulum membri superioris)
Singulum membri superior terdiri atas klavikula dan scapula.Klavikula
mempunyai ujung medial yang menempel pada menubrium dekat suprasternal notch
dan ujung lateral yang menempel pada akronion.
- Bagian panggul (Singulum membri inferior )
Terdiri dari ileum, iskium, pubis yang bersatu disebut tulang koksae.Tulang
koksae bersama sacrum dan koksigeus membentuk pelvis tulang.Ekstremitas bawah
terdiri dari femur, patella, tibia, fibula, tarsus, metatarsus.

B. Cartilago (tulang rawan)


Tulang rawan terdiri dari serat-serat yang dilekatkan pada gelatin kuat, tetapi
fleksible dan tidak bervasculer. Nutrisi melaui proses difusi gel perekat sampai ke kartilago
yang berada pada perichondium (serabut yang membentuk kartilago melalui cairan
sinovial), jumlah serabut collagen yang ada di cartilage menentukan bentuk fibrous,
hyaline, elastisitas, fibrous (fibrocartilago) memili paling banyak serabut dan memiliki
kekuatan meregang. Fibrus cartilage menyusun discus intervertebralis articular (hyaline)
cartilage halus, putih, mengkilap, dan kenyal membungkus permukaan persendian dari
tulang dan berfungsi sebagai bantalan.Cartilage yang elastis memiliki sedikit serat dan
terdapat pada telinga bagian luar.
C. Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat keadaannya
kenyal dan fleksibel.Ligament mempertemukan kedua ujung tulang dan mempertahankan
stabilitas.Contoh ligamen medial, lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan
diolateral dari sendi lutut serta ligament cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul
lutut yang mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil.Ligament pada daerah
tertentu melengket pada jaringna lunak untuk mempertahankan struktur.Contoh ligament
ovarium yang melalui ujung tuba ke peritoneum.

D. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan ujung dari otot
yang menempel pada tulang.Tendon merupakan ujung dari otot dan menempel kepada
tulang.Tendon merupakan ekstensi dari serabut fibrous yang bersambungan dengan
aperiosteum.Selaput tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi
tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan dan tumit.Selubung ini bersambungn
dengan membrane sinovial yang menjamin pelumasan sehinggga mudah bergerak.
E. Fascia
Fascia adalah suatu permukan jaringan penyambung longgar yang didapatkan
langsung di bawah kulit, sebagai fascia superficial atau sebagai pembungkus tebal,
jaringan penyambung fibrous yang membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.Yang
demikian disebut fascia dalam.

F. Bursae
Bursae adalah kantong kecil dari jaringna ikat di suatu tempat dimana digunakan di
atas bagian yang bergerak.Misalnya antara tulang dan kulit, tulang dan tendon, otot-
otot.Bursae dibatasi membrane sinovial dan mengandung caiaran sinovial.Bursae
merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti olekranon bursae
terletak antara prosesus olekranon dan kulit.

G. Persendian
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan
dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia
atau otot. Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan dengan tulang
yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut persendian. Pada persendian terdapat
cairan pelumas (cairan sinofial).Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut
tendon.Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang disebut
ligamen.Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa, sinovial. Dan
berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi sinartrosis, amfiartrosis,
diarthroses.

Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:


1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak mungkin
gerakan antara tulang-tulangnya.Sendi fibrosa tidak mempunyai lapisan tulang rawan
dan tulang yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung
fibrosa.contohnya sutura pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi),
dan sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh membran).
2. Sendi Kartilaginosa/ amfiartrosis
Sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendian- persendiannya
dipisahkan oleh bahan antara dan hanya mungkin sedikit gerakan.Sendi tersebut
ujung-ujung tulangnya dibungkus tulang rawan hyalin, disokong oleh ligament dan
hanya dapat sedikit bergerak.
Ada dua tipe kartilago :
- Sinkondrosis
Sendi yang seluruh persendianyan diliputi oleh tulang rawan hialin
- Simfisis
Sendi yang tulangnya memiliki hubungan fibrokartilago dan selapis tipis tulang
rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi.Contohnya :simfisis pubis (bantalan
tulang rawan yang mempersatukan kedua tulang pubis), sendi antara manubrium dan
badan sternum, dan sendi temporer / sendi tulang rawan primer yang dijumpai antara
diafisis dan epifisis.

3. Sendi Sinovial/ diarthroses


Sendi tubuh yang dapat digerakkan.Sendi ini memiliki rongga sendi dan
permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.Kapsul sendi terdiri dari suatu selaput
penutup fibrosa padat, suatu lapisan dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung
berpembuluh darah banyak dan sinovium yang membentuk suatu kantong yang
melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo yang melintasi sendi.Sinovium
menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi permukaan sendi.Caiaran
sinovial normalnya bening, tidak membeku dan tidak berwarana.Jumlah yang
ditemukan pada tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak pula
juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ
tubuh.Tulang rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri dari kolagen tipe II
dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel tulang rawan.Proteoglikan yang
ditemukan pada tulang rawan sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan
tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat. Perubahan
susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau
ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai jenis sendi
sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid,
sendi berporos, dan sendi pelana / sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok
utama yaitu gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah fleksi,
ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan Pergerakan khusus seperti supinasi,
pronasi, inversion, eversio, protaksio.

Sendi diartrosis terdiri dari:


1. Sendi peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan yang lebih bebas.
Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke
ujung tulang lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah hubungan tulang
panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat dengan tulang atas.
2. Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah, Persendian yang menyebabkan
gerakan satu arah karena berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel ialah
hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.

3. Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi, seperti pelana, dan
berporos dua. Contohnya, terdapat pada ibu jari dan pergelangan tangan
Memungkinkan gerakan 2 bidang yang saling tegak lurus. Misal persendian dasar ibu jari
yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.

4. Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar pegangan pintu,
misal persendian antara radius dan ulna.

5. Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah.Contoh adalah sendi-sendi
tulang karpalia di pergelangan tangan.

H. Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang berdekatan terutama
adalah jaringan penyambung, yang tersususn dari sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel
yang ditemukan pada jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit, leukosit
polimorfonuklear.Sel-sel ini memegang peranan penting pada reaksi-reaksi imunitas dan
peradangan yang terlihat pada penyakit-penyakit reumatik.Jenis sel yang kedua dalam sel
penyambung ini adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit,
osteoblas.Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan dari substansi dasar
dan membuat tiap jenis jaringan pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah kolagen dan elastin.Serat-
serat elastin memiliki sifat elastis yang penting.Serat ini didapat dalam ligament, dinding
pembuluh darah besar dan kulit.Elastin dipecah oleh enzim yang disebut elastase.

I. Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak.Kontraksi otot
menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan maupun produksi panas untuk
mempertahankan temperature tubuh.Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil.
Menurut fungsi kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh otot dikelompokkan
dalam :
· Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan postur
tubuh dan menghasilkan panas.
· Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot ini mendapat
rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar kesadaran
· Otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian.Otot rangka dinamai
menurut bentuknya seperti deltoid, menurut jurusan serabutnya seperti rektus abdominis,
menurut kedudukan ototnya seperti pektoralis mayor, menurut fungsinya seperti fleksor dan
ekstensor.Otot rangka ada yang berukuran panjang, lebar, rata, membentuk gumpalan
masas.Otot rangka berkontraksi bila ada rangsang.Energi kontaraksi otot diperoleh melalui
pemecahan ATP dan kegiatan calsium.

Otot dikaitkan di dua tempat tertentu yaitu :


1. Origo
Tempat yang kuat dianggap sebagai tempat dimana otot timbul
2. Isersio
Lebih dapat bergerak dimana tempat kearah mana otot berjalan.
Kontraksi otot rangka dapat terjadi hanya jika dirangsang.Energi kontraksi otot dipenuhi
dari pemecahan ATP dan kegiatan kalsium.Serat-serat dengan oksigenasi secara adekuat dapat
berkontraksi lebih kuat, bila dibandingkan dengan oksigenasi tidak adekuat.Pergerakan akibat
tarikan otot pada tulang yang berperan sebagai pengungkit dan sendi berperan sebagai tumpuan
atau penopang.
Masalah yang berhubungan dengan system ini mengenai semua kelompok usia, masalah
pada system musculoskeletal tidak mengancam jiwa tetapi berdampak pada kativitas dan
produktivitas penderita.

2.2 Definisi

Gout Artritis adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium
urat di jaringan. Deposit ini berasal dari cairan ekstra seluler yang sudah mengalami supersarurasi
dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat. (Aru W.Sudoyo. 2009).
Gout Artritis adalah gangguan metabolisme asam urat yang ditandai dengan hiperurisemia
dan deposit kristal urat dalam jaringan sendi, menyebabkan serangan akut (Hendarto
Natadidjaja.1999).
Penyakit Gout adalah penyakit akibat gangguan metabolisme purin yang ditandai dengan
hiperurisemia dan serangan sinovitis akut berulang-ulang. Kelainan ini berkaitan dengan
penimbunan kristal urat monohidrat monosidium dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi
degenerasi tulang rawan sendi. Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-
40 tahun dan 20 kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini menyerang sendi tangan
dan bagian metatarsofalangeal kaki (Muttaqin, 2008).
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian
tengah.(Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang
menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan defek genetic
pada metabolism purin atau hiperuricemia.(Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Jadi dapat disimpulkan Gout Artritis (asam urat)adalah suatu penyakit gangguan
metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat
yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
2.3 Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinik:

1. Stadium artritis gout akut


Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan
tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang,
maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.Pada serangan akut yang
tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam beberapa jam atau hari.Pada serangan akut
berat dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.Faktor pencetus serangan
akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, tindakan operasi,
pemakaian obat diuretik atau penurunan dan peningkatan asam urat.

2. Stadium interkritikal
Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.Jangka
waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda.Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang
sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini
menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau
menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi sendi
ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap berlanjut,
walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan interkritik akan
berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.

3. Stadium artritis gout menahun (kronik)


Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus.Tahap ini terjadi bila
penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi
benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini
berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal
monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di
sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih.pirai menahun dan
berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi. Pengendapan kristal urat di dalam
sendi dan tendon terus berlanjut dan menyebabkan kerusakan yang akan membatasi
pergerakan sendi. Benjolan keras dari kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar
sendi. Tofi juga bisa terbentuk di dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di
sekitar sikut. Jika tidak diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa
kristal yang menyerupai kapur.

Klasifikasi berdasarkan penyebabnya:

1. Gout primer
Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat berlebihan,
penurunan ekskresi asam urat melalui ginjal.
2. Gout sekunder
Gout sekunder disebabkan oleh penyakit maupun obat-obatan.
a. Obat-obatan
Salisilat dosis rendah, diuretik, pyrazinamide(obat TBC), levodopa (obat
parkinson), asam nikotinat,ethambutol.
b. Insufisiensi ginjal
Gagal ginjal adalah salah satu penyebab yang lebih lazim hiperusemia. Pada
gagal ginjal kronikkdar asam urat pada umumnya tidak akan meningkat sampai kretinie
clearance kurang dari 20 mL/menit, kecuali bila ada faktor-faktor lain yang berperan.
Pada kelainan ginjal tertentu, seperti nefpropati karena keracunan timbal menahun,
hiperusemia umumnya telah dapat diamati bahkan dengan insufisiensi ginjal yang
minimal.

2.4 Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal.Beberapa factor lain yang mendukung, seperti:
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang
akan menyebabkan pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
c. Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat seperti : aspirin,
diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
d. Mengkomsumsi makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi adalah jeroan yang
dapat ditemukan pada hewan misalnya sapi, kambing dan kerbau.
2.5 Manifestasi Klinis

Secara klinis ditandai dengan adanya arthritis, tofi, dan batu ginjal.Daerah khas yang
sering mendapat serangan adalah pangkal ibu jari kaki sebelah dalam, disebut podagra.Gejala lain
dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak badan dan denyut jantung
yang cepat,sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang
terserang yang terjadi mendadak (akut).
Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout menahun
(kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan didapat deposisi yang
progresif kristal urat. Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat
(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki).Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut menjadi
panas, merah, bengkak, dan keras.Dapat juga disertai demam.Nyerinya, yang dapat sangat hebat
biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

2.6 Patofisiologi

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme
purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).
Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
nonpurin.Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui serangkaian zat antara
menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan
oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat
reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-
PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang terbentuk, yang
fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.
Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara
seperti pada jalur de novo.Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan
PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase
(APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi
kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
Pathway Gout Arthritis
2.7 Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria
8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna
putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl b. kadar kratinin
darah normal :0,5-1 mg/dl

2.8 Penatalaksanaan

A. Penatalaksanaan Medis
1. Fase akut Obat yang digunakan :
a) Colchicine (0,6 mg)
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangangout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.Obat ini
jugadapat digunakan sebagai sarana diagnosis.Pengobatan serangan akut biasanya tablet
0,5mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata
dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang
hebat,muntah-muntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus
dihentikan.
b) Fenilbutazon
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati
artritis gout akut.Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin
digunakan sebagai terapi pencegahan.Indometasin juga cukup efektif.
c) Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)

2. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.


a. Golongan urikosurik
1. Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.
2. Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.
3. Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.
4. Benzbromaron.
b. Inhibitor xantin (alopurinol).
Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin
menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.
3. Dilakukan pembedahan
Jika ada tofi yang sudah mengganggu gerakan sendi,karena tofi tersebut sudah
terlalu besar.

4. Obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan seperti:
1. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asam urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat
menurunkan kadar asam urat serum. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk
menentukan efektivitas suatu terapi.
2. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat
menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan demikian
meningkatkan ekskresi asam urat.

B. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing) serta banyak minum.
b. Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan
menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
c. Latihan Fisik.
Mengajak klien melakukan latihan ROM, gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit
dan melakukan perawatan diri.
d. Pemberian HE
Untuk melatih kemandirian keluarga dalam pemberian perawatan pada penderita.

2.9 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :


a. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi yang
menyebabkan degenerasi sendi.
b. Hipertensi dan albuminuria.
c. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan. Untuk itu,
diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien sehingga dapat memberi
arah terhadap
1. Anamnesis
Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :
Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia,alamat, agama, bahasa yang digunakan,
status perkawainan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
Pada umunya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang
mengalami masalah.Untuk mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien,
perawat dapat menggunakan metode PQRST.
Provoking incident : Hal yang menjadi faktor presipitasi nyeri adalah peradangan.
Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk.
Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi di sendi
yang mengalami masalah.
Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala
pengukuran 0-4.
Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari.
Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup awitan
gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa lama
pemakaian obat analgesic, alopurinol
Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung terjadinya gout.
Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah dirawqat dengan masalah
yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan dan penggunaan obat diuretic.
Riwayat penyakit keluarga
Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama dengan klien
karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi asam urat yang
berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.
Riwayat psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan penyakit klien dalam
keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan individu dengan
rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya
sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program
pengobatan dan prognosis penyakit dan peningkatan asam urat terhadap sirkulasi. Adanya
perubahan peran dalanm keluarga akibat adanya nyri dan hambatan mobilitas fisik
emberikan respon terhadap konsep diri yang maldaptif.
2. Pengkajian Berdasarkan Pola
a. Pola Presepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluhan utama nyeri pada pada sendi
Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi
serangan.
Riwayat penyakit Gout pada keluarga
Obat utntuk mengatasi adanya gejala
b. Pola nutrisi dan metabolic
Peningkatan berat badan
Peningkatan suhu tubuh
Diet
c. Pola aktifitas dan Latihan
Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena
d. Pola presepsi dan konsep diri
Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan
Presepsi diri dalam melakukan mobilitas

3. Pemeriksaan Fisik

a. B1(Breathing)

Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan rongga


dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.

Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan

Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat suara ronki
atau mengi.
b. B2 (Blood) :pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat dingin,dan
pusing karena nyeri.

c. B3 (Brain) :kesadaran biasanya kompos mentias kepala dan wajah : ada sianosis mata :
sclera biasanya tidak ikterik leher : biasanya JVP dalam batas normal

d. B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa
pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka perubahan fungsi pada
sistem ini

e. B5 (bowel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu dikaji
frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji frekiensi, konstitensi,
warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak
ada nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia

f. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan Look : keluhan nyeri sendi yang merupakan
keluhan utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi
sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit
berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang
lebih dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi (temuan tofus) terjadi
dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara perlahan membesar Feel : ada nyeri
tekan pada sendi yang membengkak Move : hambatan gerahan sendi biasanya semakin
memberat.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah

4. Gangguan perfusi jaringan b/d penekanan pada jaringan

5. Gangguan citra diri b/d perubahan pada bentuk tulang dan sendi

3.3 INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi dan Rasioanl
1 Nyeri b.d proses Rasa nyaman 1. Berikan posisi yang
penyakit klien nyaman, sendi yang nyeri
terpenuhi (kaki) diistirahatkan dan
atau terhindar diberikan bantalan.
dari nyeri
R: Istirahat dapat menurunkan
metabolisme setempat dan
mengurangi pergerakan sendi
yang terjadi.

2. Berikan kompres hangat


atau dingin yang dapat
memberikan efek
vasodilatasi

R: keduanya mempunyai
efek membantu pengeluaran
endorfin dan dingindapat
menghambat impuls-impuls
nyeri

2 Gangguan mobilitas Klien akan 1. Kaji tingkat kemampuan


fisik b.d nyeri meningkatkan aktifitas klien
persendian aktivitasnya
sesuai dengan R: untuk mengetahui
kemampuan aktifitas apa saja yang
tidak dapat dilakukan
secara individu/perorangan

2. Tingkatkan aktivitas klien


bila nyeri dan bengkak
telah berkurang

R: untuk membiasakan
dengan kondisi klien

3. lakukan ambulasi dengan


bantuan misal dengan
menggunakan walker atau
tongkat.

R: usahakan untuk
meningkatkan kembali
pada aktivitas yang
normal.

3 Kurang pengaetahuan Klien dan 1. Berikan jadwal obat yang


tentang pengobatan keluarga harus digunakan meliputi
dan perawatan dapat nama obat, dosis, tujuan
dirumah memahami dan efek samping.
penggunaan
obat dan R: dapat meningkatkan
perawatan koordinasi dan kesadaran
klien terhadap pengobatan
dirumah yang teratur.

2. diskusikan tentang
pentingnya diit yang
terkontrol, misal dengan
menghindari makanan
tinggi purin seperti hati,
ginjal, sarden.

R: kekambuhan
diminimalisasi dengan
makanan yang sehat

3.4 EVALUASI

1. Tidak terjadi komplikasi

2. Nyeri terkontrol

3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan

4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :


a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu
kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
b. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak
mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal
lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul
pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
c. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat
bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar
biasa pada malam dan pagi.

4.2 SARAN

Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan
yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang,
diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana
keperawatan pada pasien dengan rheumatoid artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat
menjalin hubungan yang baik dengan klien dan keluarga.

2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan rheumatoid artritis maka tugas
perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami
rheumatoid artritis.

3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang harmonis dengan keluarga
sehingga keluarga diharapkan mampu membantu dan memotivasi klien dalam proses
penyembuhan.

You might also like