You are on page 1of 2

4.1.4.

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 159 Sasaran program perbaikan gizi


adalah sebagai berikut: 1. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita menjadi 8,5% 2.
Menurunnya prevalensi GAKY berdasarkan Total Goiter Rate (TGR) pada anak menjadi 9% 3.
Menurunnya prevalensi Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil menjadi 30% 4. Menurunnya
prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) ibu hamil menjadi 5% 5. Tidak ditemukannya
Kekurangan Vitamin A klinis pada balita dan bumil 6. Menurunnya prevalensi bayi BBLR
menjadi 2% 7. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
menjadi 85%. 8. Meningkatnya pemberian ASI Eksklusif menjadi 80% 9. Meningkatnya
pemberian MP-ASI yang baik mulai bayi 6 bulan 10. Tercapainya konsumsi gizi seimbang
dengan rata-rata konsumsi energi 2150 Kkal perkapita perhari dan protein 46,2 gram perkapita
perhari 11. Sekurang-kurangnya 70% keluarga telah mandiri sadar Gizi (Kadarzi)

G. ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah memberikan ASI (Air Susu Ibu) saja dari bayi umur 0-6
bulan tanpa memberikan makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat. Pemberian ASI
secara Ekslusif dapat menurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi
masyarakat menuju tercapainya kwalitas sumberdaya manusia yang memadai. 164 Tujuan dari
kegiatan ini adalah sebagai berikut : 1. Diperoleh peningkatan pengetahuan dan kemampauan
petugas kesehatan di tingkat Puskesmas dalam upaya meningkatkan penggunaan ASI di
masyarakat. 2. Diperolehnya perubahan perilaku gizi masyarakat untuk selalu memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan. 3. Diperolehnya peningkatan angka ASI
Eksklusif secara nasional menjadi 80%. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kegiatan
sebagai berikut yaitu pengamatan situasi dilakukan melalui pengumpulan data pencapaian ASI
eksklusif, latar belakang budaya setempat, sumber daya dan saran di Puskesmas dan kelompok
potensial. Indikator dalam pemantauan pemberian ASI Eksklusif digunakan kode yaitu : E0 =
ASI diberikan begitu bayi lahir E1 = Bayi mendapat ASI saja sampai 1 bulan setelah lahir E2 =
Bayi mendapat ASI saja sampai 2 bulan setelah lahir E3 = Bayi mendapat ASI saja sampai 3
bulan setelah lahir E4 = Bayi mendapat ASI saja sampai 4 bulan setelah lahir E5 = Bayi
mendapat ASI saja sampai 5 bulan setelah lahir E6 = Bayi mendapat ASI saja sampai 6 bulan
setelah lahir (ASI Ekslusif) Tabel 4.73 Hasil Yang Diperoleh Dalam Pemantauan ASI Eksklusif
Tahun 2016 No Desa/Kelurahan Bayi Umur 0 – 6 bulan Bayi 6 bln lulus ASI Eksklusif % 1
Pedungan 97 40 41,23 Puskesmas 97 40 41,23 Pemantauan pelaksanaan Asi Eksklusif 97 bayi
(41,23%) yang mendapatkan ASI saja dari 49 bayi yang dipantau. Beberapa hal yang
menyebabkan bayi tidak lulus ASI Eksklusif adalah keadaan sosial ekonomi keluarga yang tidak
mendukung seperti ibu-ibu yang harus bekerja baik di swasta maupun pemerintah untuk
membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Sehingga tidak mungkin ibu-ibu yang melahirkan
diberikan cuti bersalin lebih dari 3 bulan. Kadang-kadang diberikan cuti 2 – 3 bulan kecuali
harus berhenti bekerja. Disamping itu pula tidak banyak atau sedikit sekali suatu instansi baik
negeri maupun swasta yang mempunyai TPA (Tempat Penitipan Anak), sehingga seorang ibu
bisa setiap saat menyusui bayinya sambil bekerja di kantornya.Rencana Tindak lanjut adalah
penyuluhan 165 langsung pada ibu nifas dan meningkatkan penyuluhan dalam gedung pada ibu
balita saat imunisasi dan di posyandu.

You might also like