Professional Documents
Culture Documents
SYOK DISTRIBUTIF
DI SUSUN OLEH :
MUHAJIRIN 1407044
2017/2018
A. Definisi
Syok distributif diartikan sebagai maldistribusi aliran darah oleh
karena adanya vasodilatasi perifer sehingga volume darah yang
bersirkulasi secara efektif tidak memadai untuk perfusi jaringan (Kamus
Dorland, 2006). Seperti halnya tipe kolaps kardiovaskular lainnya, syok
distributif juga dikarakterisasi oleh perfusi jaringan yang inadekuat,
dengan manifestasi klinis berupa perubahan kondisi mental, takikardi,
hipotensi, maupun oliguria (Weil, 2007).
Dalam definisi yang lebih kompleks, syok distributif dikaitkan
dengan perubahan resistensi pembuluh darah atau pun akibat perubahan
permeabilitasnya, dimana faktor inilah yang mencetuskan terjadinya
hipoperfusi sistemik.. Perubahan-perubahan tersebut langsung
mempengaruhi distribusi volume darah yang beredar secara efektif
untuk kebutuhan jaringan tubuh, sehingga sebagai dampaknya akan
muncul hipotensi, diikuti dengan gangguan perfusi jaringan serta hipoksia
sel. Meskipun efek hipoksik dan metabolik akibat hipoperfusi pada
mulanya hanya menyebabkan jejas sel secara reversibel, syok yang terus
terjadi pada akhirnya akan mengakibatkan jejas jaringan secara ireversibel
dan dapat berpuncak pada kematian pasien ( Robbins dkk, 2007 ).
D. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway
1. Yakinkan kepatenan jalan napas
2. Berikan alat bantu napas jika perlu
3. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli
anestesi dan bawa segera mungkin ke NICU
b. Breathing
1. Kaji jumlah pernapasan lebih dari 50 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan
2. Kaji saturasi oksigen
3. Auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
4. Periksa foto thorak
5. Pemberian oksigen tambahan untuk mempertahankan saturasi
lebih dari 95% r- breath.
6. Pemantauan fungsi kardiorespirasi
7. Intubasi jika syok tidak terkompensasi atau terjadi gagal nafas
c. Circulation
1. kaji denyut jantung, >150 kali per menit merupakan tanda
signifikan
2. Resusitasi volume menggunakan NS atau RL 20 ml/kg dengan
cepat ( 5-10 menit ), kemudian nilai kembali.
3. Ulangi bolus untuk mempertahankan tekanan darah
4. Lakukan resusitasi secra agresif pada satu jam pertama,
mungkin diperlukan sekitar 60-100 cc/kg dalam 1-2 jam
pertama
5. Jika akses vena tidak cepat diperoleh ( 90 detik atau 3 kali
percobaan), pertimbangkan akses intraoseus atau vena sentral
6. Selesai pemberian tiap bolus kristaloid 20 mL/kg,
pertimbangkan perlunya pemberian inotropik atau produk
darah
7. Terdapat kontroversi mengenai penggunaan koloid : efek
koloid menguntungkan atau merugikan pada anak belum
diteliti lebih lanjut ( Amina Lalani,2012 ).
2. Pengkajian Sekunder
a. Riwayat kejadian
b. Pemeriksaan lengkap dan teliti mulai dari kepala hingga ibu jari kaki
c. Evaluasi ulang sehabis setiap intervensi
d. Rencanakan untuk melakukan konsultasi yang sesuai
e. Rawat di unit perawatan intensif
DAFTAR PUSTAKA
Bindler, Ruth McGillis & Howry, Linda Berner. 2007. Pedoman Obat Pediatri &
Implikasi Keperawatan.Buku Kedokteran. EGCLalani,