Professional Documents
Culture Documents
BAB IV
anggota Polri, PNS serta Bhayangkari untuk memiliki balai pengobatan sendiri
yang kemudian diberi nama “Balai Pengobatan Tri Sakti” dan pada tanggal 22
Juni 1989 diresmikan menjadi Rumah Sakit Polri, kemudian pada tahun 2000
diresmikan menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumatera Selatan TK. III.
B. Hasil Penelitian
pada tanggal 25 April-2 Mei 2017 dengan total 93 sampel. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dengan cara observasi response time dan hasil
kuesioner yang diberikan kepada keluarga pasien. Hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
54
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Rata-Rata Lama Response Time Pelayanan di IGD RS
Bhayangkara Palembang
No. Response Time Frekuensi Persentase
1. Terstandarisasi 73 78,5%
2. Tidak Terstandarisasi 20 21,5%
Total 93 100%
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa 78% response time pelayanan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kepuasan Pasien di IGD RS Bhayangkara Palembang
2. Analisa Bivariat
sebagai berikut :
55
Tabel 4.3
Hubungan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa hasil analisis korelasi chi
square pada fisher exact didapatkan p value 0,006. Hal tersebut menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara response time pelayanan Instalasi Gawat Darurat
C. Pembahasan
1. Response Time
berbagai macam kondisi dan keluhan seperti pasien dengan benda asing
ditelinga dan hidung, diare dan gastroenteritis, kecelakaan, sesak nafas serta
ibu hamil. Selama pengambilan data pasien yang paling banyak datang ke
Bhayangkara pada shift tertentu beberapa perawat dan dokter dengan cepat
56
ada juga beberapa perawat dan dokter yang cenderung lambat dalam
tenaga medis ditempat dan tenaga non medis yang siap membantu. Pada
yang datang dengan jumlah tenaga medis yang cukup dan tenaga non medis
dibandingkan pasien yang datang ketika ada beberapa tenaga medis yang
tidak ditempat. Tenaga medis yang tidak ditempat saat pasien datang
dengan tindakan awal yang sama. Misalnya pada kasus pasien sesak nafas
atau gangguan pernafasan, tenaga medis dan non medis di IGD langsung
pasien false emergency yang datang ke IGD. Pasien false emergency adalah
pasien yang datang dengan keadaan tidak gawat, tidak darurat dan tidak
pelayanan pada pasien false emergency lebih lama dibandingkan pasien true
emergency.
Selanjutnya untuk mencapai response time yang cepat dan tepat adalah
dengan memenuhi sarana dan pra sarana. Selain alat-alat medis yang
memadai, jumlah stretcher dan kursi roda untuk memobilisasi pasien juga
1 buah stretcher dan 4 kursi roda. Untuk penanganan pasien dalam kondisi
Namun, pada saat pasien datang banyak dalam waktu bersamaan, beberapa
faktor yang mempengaruhi response time pelayanan IGD. Hal ini sesuai
sarana pra sarana juga perlu didukung adanya sistem manajemen yang baik
penanganan dari petugas medis yang berada di IGD, setelah pasien diberi
dan pembiayaan. Hal ini berbeda dengan pendapat Martino (2013), bahwa
oleh pihak rumah sakit karena alasan administrasi dan pembiayaan. Pasien
59
pelayanan.
time di IGD 78,5% terstandarisasi tetapi pada waktu tertentu akan terjadi
Sehingga ada beberapa pasien yang harus menunggu dikursi roda atau di
ruang tunggu karena stretcher dan kursi roda telah habis terpakai. Waktu
kunjungan pasien yang ramai biasanya pada sore hari pukul 17.30-21.00
WIB.
2. Kepuasan Pasien
tertinggi yaitu 99% berjumlah satu orang. IGD rumah sakit Bhayangkara
tampil atau bersikap profesional, ramah dan peduli kepada pasien sehingga
berbagai kesulitan.
Menurut Irawan (2008), karena suatu pelayanan tidak bisa dilihat, tidak bisa
61
dicium dan diraba maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran
terhadap pelayanan.
IGD. Hal ini terjadi karena pasien harus mencari obat-obatan tertentu
sendiri diluar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat responden pada saat
memberikan manfaat yang sangat besar bagi kepuasan pasien. Hal ini
2011).
diberikan tenaga medis cepat sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama.
Hal ini terbukti dengan hasil penelitian bahwa sebagian besar responden
Pada saat sore atau malam hari tidak semua pasien yang datang ke IGD
bahwa pada pelayanan response time yang tidak terstandarisasi terdapat tiga
belas responden yang tetap merasa puas dengan pelayanan IGD. Hal
pasien.
serta keterbatasan sarana dan prasarana IGD sehingga pada saat melayani
prosedur pelayanan, dan aspek teknis lainnya. Oleh sebab itu, peran tenaga
pelanggan.
D. Keterbatasan Penelitian
Hal yang menjadi hambatan serta keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
beberapa responden yang dibantu oleh orang lain yang menemani mengisi