You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering
ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang
spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis
semakin sering ditemui waham diorganisasi dan waham tidak sistematis.
Kebanyakan pasien skizofrenia daya tiliknya berkurang dimana pasien tidak
menyadari penyakitnya serta kebutuhannya terhadap
pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat dilihat oleh orang lain (
Purba, 2008).
Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan,
cemas, merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga
individu mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas
dengan menyalah artikan kesan terhadap kejadian, kemudian individu
memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada lingkungan sehingga
perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak dapat diterima menjadi
bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi pembenaran
personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain ( Purba, 2008 ).
Menurut World Health Organization (WHO), Kesehatan jiwa merupakan
suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki
sikap positif untuk menggambarkan tentang kedewasaan serta kepribadiannya.
Menurut data WHO pada tahun 2012 angka penderita gangguan jiwa
mengkhawatirkan secara global, sekitar 450 juta orang yang menderita gangguan
mental. Orang yang mengalami gangguan jiwa sepertiganya tinggal di negara
berkembang, sebanyak 8 dari 10 penderita gangguan mental itu tidak
mendapatkan perawatan. (Kemenkes RI, 2012).
Upaya pemerintah dalam penanggulangan gangguan jiwa antara lain
menyusun penanggulangan pemasungan, melakukan advokasi kepada pemang
ku kepentingan diprovinsi dan kabupaten dan kota, melakukan peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan dipuskesmas dan rumah sakit umum dalam pena
nganan masalah kesehatan jiwa serta menyediakan obat antipsikotik acting s
ebagai bagian dari upaya pencegahan kekambuhan.
Adapun standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien
dalam keperawatan jiwa yaitu strategi pelaksanaan komunikasi teraupetik. D
alam melakukan strategi pelaksanaan komunikasi terapeutik
perawat mempunyai empat tahap komunikasi, yang setiap tahapnya
mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat. Empat tahap
tersebut yaitu tahap prainteraksi (pengumpulan data tentang klien, membuat
rencana tindakan kegiatan, waktu dan tempat), tahan orientasi atau perkenalan
(Salam, perkenalan perawat), kerja (keluhan utama) dan tahap terminasi
(evaluasi). Dalam membina hubungan terapeutik perawat dan klien,
diperlukan ketrampilan perawat dalam berkomunikasi untuk membantu meme
cahkan masalah klien. Perawat harus hadir secara utuh baik fisik
maupun psikologis terutama dalam penampilan maupun sikap pada saat
berkomunikasi dengan klien.
Peran dan fungsi perawat adalah memberikan Asuhan keperawatan te
rhadap klien seperti memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kesehatan
fisik, perawat juga dapat melakukan pendekatan spiritual, psikologis dan m
engaplikasikan fungsi edukatornya dengan memberikan penyuluhan kesehatan
terhadap klien sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan k
lien dengan keluarga yang nantinya diharapkan dapat meminimalisir resiko
maupun efek yang muncul dari gangguan waham.
II. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan kali ini ialah
sebagai berikut?
A. Apa yang dimaksud dengan waham?
B. Bagaimana waham dapat terjadi?
C. Apa saja yang menjadi ruang lingkup dalam waham?
D. Bagaimana asuhan keperawatan pasien waham?

You might also like