You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki penduduk yang sangat besar,

khususnya penduduk yang berada di kota-kota besar, yang memiliki pemukiman penduduk

yang sangat padat dengan jumlah 127 juta jiwa, atau 48% dari penduduk Indonesia.

Ditambah lagi wilayah pemukiman kumuh penduduk yang berada di perkotaan dengan

jumlah 23,41 juta penduduk, atau 18% dari penduduk Indonesia yang berada di perkotaan.

hal ini yang mengakibatkan pemukiman penduduk diwilayah perkotaan sangat banyak.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat secara alamiah dan arus migrasi yang tidak

terkendali khususnya wilayah perkotaan seringkali menyebabkan peningkatan aktivitas

untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, dan munculnya permasalahan perkotaan

Salah satunya permasalahan perkotaan yaitu membludaknya pemukiman penduduk tanpa

disertai adanya jaminan keamanan dan keselamatan. Permasalahan perkotaan yang sering

terjadi di perkotaan pada lingkungan padat penduduk salah satunya yaitu bencana

kebakaran permukiman dan pusat pertokoan

Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak kita inginkan dan tidak

pada tempatnya. Menurut David A Cooling, Kebakaran adalah sebuah reaksi kimia dimana

bahan bakar dioksidasi sangat cepat dan mengasilkan panas. Akhir-akhir ini banyak terjadi

bencana kebakaran yang umumnya terjadi pada daerah padat penduduk. Dari banyaknya

pemberitaan tentang peristiwa kebakaran ini, api di sebabkan oleh hubungan arus pendek

listrik. Hal ini terjadi karena keteledoran manusia dalam menggunkan fasilitas yang

mengandung bahaya.
Kasus kebakaran mendominasi kejadian bencana di Kota Sukabumi di sepanjang

2018 lalu. Kondisi tersebut disebabkan banyaknya kasus kebakaran yang terjadi di

permukiman warga dalam kurun waktu setahun tersebut. pada 2018 lalu jumlah bencana

mencapai 155 kejadian. Kasus kebakaran paling banyak mencapai sebanyak 38 kejadian.

Sementara tanah longsor hanya 30 kejadian. bencana kebakaran menjadi penyumbang

terbesar kerugian yakni sebesar Rp 1.689.865.000 ( Data BPBD Kota Sukabumi ). Faktor

utama tingginya kasus kebakaran karena meningkatnya aktivitas masyarakat yang belum

diimbangi dengan penataan tata ruang dan mitigas yang baik. Sebanyak 70% dari puluhan

rumah yang terkena bencana kebakaran tersebut, penyebab utamanya (proximatecause)

berasal dari hubungan pendek arus listrik.

Wilayah RW 09 merupakan salah satu RW yang berada di Kelurahan Limusnunggal

Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi. Wilayah RW 09 terdiri dari 3 wilayah RT. Jumlah

Kepala Keluarga di wilayah RW 09 adalah sebanayak 250 KK dengan jumlah warga

±1015 jiwa. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPBD, bahwa salah satu bencana

yang berpotensi terjadi di RW 09 adalah kebakaran karena ada beberapa titik yang berada

di RW 09 yang merupakan kawasan padat penduduk. Hal ini diperkuat oleh penuturan

salah satu kader (Ny. N) bahwa di RT 02 RW 09 pernah terjadi kebakaran kecil pada salah

satu rumah warga akibat punting rokok pada bagian kamarnya saja. Kebakaran ini terjadi

pada akhir tahun 2015.

Berdasarkan hasil pengamatan di lingkungan sekitar RW 09 Limusnunggal masih

adanya beberapa hal yang menjadi faktor ketidaksiap siagaan RW 09 dalam menghadapi

bencana khususnya bencana kebakaran yang diihat dari 5 tahapan bencana. Diantaranya

dari tahap non disaster seperti terdapat penggunaan obat nyamuk bakar, perilaku

membakar sampah, membuang puntung rokok sembarangan, penggunaan tungku untuk

memasak, masih adanya warga dengan tipe rumah semi permanen, pemukiman yang
padat, pohon tinggi yang mengenai kabel dan terdapat 9 tiang listrik di tengah-tengah

pemukiman warga. Sedangkan dari tahapan pra disaster belum ditetapkannya sistem

peringatan dini yang akan digunakan apabila terjadi bencana. Adapun dari tahap impact di

lingkunan RW 09 masih dilalui oleh gang-gang rumah yang kecil, belum terlihat adanya

jalur evakuasi dan titik berkumpul.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka kami sebagai mahasiswa yang telah

mendapatkan materi Keperawatan Traumatologi, akan mencoba mengaplikasikan salah

satu tujuan dari mata kuliah tersebut dengan memilih mengembangkan ilmu kami dalam

penerapan sistem tanggap bencana yang rentan terjadi (Kebakaran) di RW 09 Kelurahan

Limusnunggal Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka didapatkan rumusan

masalah yaitu “Bagaimana Kesiapsiagaan bencana kebakaran di wilayah RW 09

Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan gambaran hasil aplikasi managemen bencana berbasis masyarakat

dalam menghadapi bencana kebakaran di wilayah RW 09 Kelurahan Limusnunggal

Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

Setelah menerapkan aplikasi managemen bencana berbasis masyarakat

diharapkan tercapai tujuan khusus sebagai berikut :


a. Teridentifikasinya faktor – faktor yang menjadi sumber atau penyebab bencana

kebakaran di wilayah RW 09 Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum

Kota Sukabumi

b. Terbentuknya satu kelompok Masyarakat Siaga Bencana di wilayah RW 09

Kelurahan Limusnunggal Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi

c. Terbentuknya mekanisme early warning system (sistem peringatan dini) ketika

bencana kebakaran terjadi.

d. Terbentuknya kemampuan masyarakat untuk menyelamatkan diri pada saat terjadi

kebakaran.

e. Terbentuknya kemampuan diri masyarakat sebagai penolong pertama bagi korban

bencana kebakaran.

f. Terbentuknya mekanisme proses pemulihan pasca bencana kebakaran.

You might also like