You are on page 1of 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF CARE

Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata ajar keperawatan menjelang ajal dan paliatif

Dengan dosen Sondang Deri Maulina Pasaribu, S.Kep., M.HKes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4


1. Devi Andriani
2. Niken Sulistya Prahesti
3. Nilawati
4. Umatun Khasanah
5. Suyati

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES IMC BINTARO
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis aturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, taufik, serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pengerjaan makalah ini. Adapun makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan
paliatif care. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
menjelang ajal dan paliatif.

Seperti halnya kata pepatah, “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”. Meskipun dalam penulisan
makalah ini penulis telah mengoptimalkan kemampuan yang penulis miliki, tentunya masih
banyak kekurangan-kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mohon maaf.

Akhir kata, semoga penyusunan dan penulisan makalah ini memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Wassalammualaikum Wr.Wb

Jombang, 15 Maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Metode Penulisan
E. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Paliatif Care
B. Tujuan Perawatan Paliatif Care
C. Prinsip Perawatan Paliatif Care
D. Hak Hak Penderita
E. Dimensi kualitas hidup
F.

BAB III PENUTUP


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan adalah kanker, kanker adalah proses
yang bermula ketika abnormal diubah oleh mutase genetic dan DNA seluler. Pada saat
stadium akhiryaitustdium IV terjadi penurunan yang sanga tsignifikandi dalam fisik, social
dan spiritual. Salah satu penyakit yang belum bisa diesembuhkan adalah kanker, Knaker
adalah proses yang bermula ketika sel abnormal diubah mutasi genetic dari DNA seluler. Sel
abnormal ini membentuk klo dan mulai berproliferasi secara abnormal, sel-sel dapat terbawa
karena lain dalam tubuh untuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain
(Brunner and Suddart, 2011).
Salah satunya paliatif yang merupakan bagian penting dalam perawatan pasien terminal
yang dapat dilakukan secara sederhana. Metode yang dilkukan adalah mengulas literatur
keperawatan dan kedokteran dengan menggunakan 15 jurnal yang menggunakan pasien
kanker stadium IV. Berdasarkan kepeutusan menteri kesehatan RI Nomor :
812/kemenkes/SK/VII 2007 meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat
disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degenerative,
penyakit paru obstruktif kronis, cytis fibrosis, stroke, Parkinson gagal jantung, penyakit
genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS. Salah satu penyakit yang kita ambil
sekarang adalah kanker karena kanker merupakan salah satu penyakit yang belum bisa
disembuhkan, berbagai masalah fisik yang muncul yaitu sesak nafas, penurunan berat badan,
gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang
mempemgaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya . Perawatan paliatif merupakan bagian
penting dalam perawatan pasien yang terminal yang dapat dilakukan secara sederhana sering
kali prioritas utama adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari penyakit pasien.
Tujuan perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian
sebagai prose normal, tidakm empercepat atau menunda keamatian, menghilangkan nyeri dan
keluhan lain yang mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual,
mengusahakan agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan mengusahakan
membantu mengatasi duka cita pada keluarga. Namun masih jarang terdapat perawatan
paliatif dirumah sakit berfokus kepada kuratif. Sedangkan perubahan pada fisik social dan
spiritual tidak bisa intervensi. Reaksi emosional tersebut ada lima yaitu denail, anger,
bergaining, depression dan acceptance (Kubler-Ross,2003). Undang-undang Kesehatan No.
36/2009 menyapaikan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental
spiritual maupun sosial dan ekonomis. Sakit adalah gangguan keseimbangan status kesehatan
baik secara fisik, mental, intelektual, sosial dan spiritual (Kozier, 2010). Prevalensi penyakit
tidak menular di Indonesia seperti tumor merupakan penyakit urutan keempat (4,3 per mil),
sedangkan tumor ganas yang merupakan penyebab kematian semua tumor. Sebagian dari
penderita penyakit tumor ganas akan masuk pada stadium lanjut diamana pasien tidak lagi
merespon terhadap tindakan kuratif (Riset Kesehatan Dasar, 2009)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya masalah ini dan pembahasan semoga mahasiswa S1 Keperawatan
dapat memahami dan menerapkan keperawatan paliatif dalam dunia keperawatan.
Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan paliatif care .
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Perawatan Paliatif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari Perawatan Paliatif
c. Mahasiswa mampu menjelaskan lingkup Perawatan Paliatif
d. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip Perawatan Paliatif
e. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis Perawatan Paliatif
f. Mahasiswa mampu menjelaskan model / tempat Perawatan Paliatif
g. Mahasiswa mampu menjelaskan peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan
Paliatif
h. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip asuhan Keperawatan Paliatif

C. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini hanya membatasi bagaimana konsep perawatan paliatif dan asuhan
keperawatan paliatif care sehingga mahasiswa mampu menjelaskannya.

D. Metode Penulisan
Dalam pembuatan ini kami menggunakan tehnik studi kepustakaan yaitu mempelajari
buku-buku sumber utk memperoleh bahan-bahan ilmiah yang berhubungan dengan
penulisan makalah, mengambil bahan dari internet berupa jurnal keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paliatif Care
Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berarti meringankan, dan
“Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan
kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan.
Perawatan paliatif care adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini danpenilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial
dan spiritual (WHO 2011).
Perawatan paliatif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita,
terutama yang tak mungkin disembuhkan. Tindakan kuratif yang dimaksud antara lain
menghilangkan nyeri dan keluhan lain, serta mengupayakan perbaikan dalm aspekpsikologis,
sosial dan spiritual.
Paliatif care (Perawatan paliatif) adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup
pasien dan keluarga mereka dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui penceghan-pencegahan sempurna dan pengobatan rasa sakit
masalah lain, fisik, psikososial, spirirtual (kemenkes RI Nomor 812, 2007).

B. Tujuan Perawatan paliatif


Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya.
Perawatan paliatif meliputi :
1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6. Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluargamenghadapi penyakit pasien
dan kehilangan mereka.
C. Prinsip Perawatan Paliatif Care
Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga pasien,
Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent dan
compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative
care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan
pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52)
Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar berikut ini :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.

4. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.

5. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya

6. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.

7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya

8. Menghindari tindakan yang sia-sia

D. Hak Hak Penderita

1. Tahu status kesehatannya


2. Ikut serta merencanakan perawtan
3. Dapat informasi tindakan invasif
4. Pelayanan tanpa diskriminasi
5. Dirahasiakan oenyakitnya
6. Dapat bekerja dan dapat produktif
7. Berkeluarga
8. Perlindungan asuransi
9. Pendidikan yang layak

E. Dimensi kualitas hidup


Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan Harvey
Scipper (1999) adalah :
1. Penanganan permasalah kondisi fisik (gejala dan nyeri)
2. Kemampuan fungsional dalam beraktifitas
3. Kesejahteraan keluarga

4. Kesejahteraan emosional

5. Spiritual

6. Fungsi sosial

7. Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)

8. Orientasi masa depan (rencana dan harapan)

9. Seksualitas (termasuk “body image”)

10. Fungsi okupasi

F. Model/Tempat Perawatan Paliatif Care


1. Rumah sakit, (Hospice hospital care), Poliklinik, Rawat singkat, Rawat Inap
2. Rumah (Hospice home care)
3. Hospis (Hospice care)
4. Praktek bersama , Tim/ kelompok perawatan paliatif

G. Peran Fungsi Perawat pada Asuhan Keperawatan Paliatif


1. Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatam, penddikan kesehatan, koordinator,
advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan.
2. Pengelola : manajer kasus, konsultan, koordinasi
3. Penddik : Di pendidikan / dipelayanan
4. Peneliti

H. Prinsip Asuhan Perawatan Paliatif


1. Melakukan pengkajian dengan cermat, mendengarkan keluhan dengan sungguh-sungguh
2. Menetapkan diagnosa / masalah keperawatan dengan tepat
3. Merencanakan asuhan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan / asuhan keperawatan
5. Mengevaluasi perkembangan pasien secara cermat

I. Paliatif Care Plan


Melibatkan seorang partnerhip antara pasien, keluarga, orang tua, teman sebaya dan petugas
kesehatan yang profesional. Support fisik, emosional, psikososial dan spiritual khususnya,
melibatkan pasien pada self care, pasien memerlukan atau membutuhkan gambaran dan
kondisi (kondisi penyakit terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai, Menyediakan
diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik guna memperhatikan/memikirkan konteks
tujuan dan pengaharapan dari pasien dan keluarga (Doyle, Hanks and Macdonald, 2003: 42)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Keadaan Umum
Meliputi kondisi seperti/tingkat ketegangan atau kelelahan tingkat kesadaran kualitatif atau
GCS dan respon vercal klien.
2. Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan tekanan darah, pernapasan, nadi, dan suhu.
3. Riwayat penyakit sebelumnya
Ditanyakan sebelumnya apakah klien pernah menderita tumor atau keganasan lainnya.
Ditanyakan apakah istrinya menderita Ca serviks karena dapat menjadi risiko untuk
meningkatkan kejadian Kanker penis.
4. Anamnesa
a. Aktivitas dan istrahat
1. Klien mengatakan mengalami nyeri sehingga mengganggu aktivitasnya.
2. Klien Nampak meringgis ketika menggerakkan tubuhnya.
3. Klien mengatakan mengalami kelemahan dan keletihan.
4. Klien tampak lemah.
5. Klien mengatakan apabila merasa nyeri istrahatnya menjadi sedikit terganggu.
b. Sirkulasi
1. Tekanan darah dapat meningkat (>120/80 mmHg) akibat nyeri yang dirasakan.
2. Takikardi.
3. Akral dingin.
4. Klien mengalami perdarahan akibat luka terbuka pada penis.
5. Terjadi peningkatan leukosit.
c. Integritas ego
1. Masalah tentang perubahan dalam penampilan dan kondisi fisik.
2. Menyangkal atau menarik diri.
d. Eliminasi Klien bisa mengalami gangguan eliminasi seperti nyeri berkemih dan
kesulitan dalam berkemih.
e. Makan/cairan
1. Napsu makan klien menurun.
2. Berat badan klien menurun.
3. Kadar albumin klien menurun (<3,4 g/dl).
f. Sensori/neural Klien tidak mengalami gangguan neural, persepsi maupun sensori
g. Nyeri atau kenyamanan
1. Klien mengatakan merasakan nyeri .
2. Klien tampak tidak nyaman (posisi melindungi bagian yang nyeri).
3. Klien tampak berhati-hati menggerakan tubuh yang nyeri.
4. Klien tampak gelisah.
h. Respirasi
1. Tidak adanya sesak.
2. Tidak tanpa adanya penggunaan otot-otot bantu pernapasan.
3. Frekuensi pernapasan klien normal/meningkat.
i. Keamanan
1. Klien mengatakan cemas.
2. Klien mengatakan merasa malu terhadap penyakit yang diderita.
5. PemeriksaanFisik
a. Inspeksi
1. Tampak adanya bekas pada penis.
2. Tampak adanya perubahan warna pada penis.
3. Tampak adanya kutil pada penis.
4. Tampak adanya lesi pada penis.
5. Tampak adanya nekrosis pada preputium dan berbau tak sedap.
6. Klien tampak meringgis akiba nyeri.
7. Apabila kanker sampai mentastase jauh maka klien tampak kurus.
b. Palpasi apakah adanya massa pada iguinal
6. Pemeriksaan diagnostic/penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Prosedur diagnostic
a. Biopsi Biobsi diperlukan untuk menentukan perluasan tumor sehingga dapat
direncanakan pengobatannya. Biopsy adalah pengangkatan dalam jumlah kecil
jaringan untuk diperiksa dibawah mikroskop.
b. Imaging Modalitas Direkomendasikan untuk mengetahui staging dari penyakit,
untuk mengetahui tindak lanjutpasien, untuk menilai penyebaran (metastasez sel
kanker).
c. USG
USG dilakukan untuk menilai keadaan luas dan respectability kanker penis, penilaian
terhadap kelenjar getah bening, mendekteksi adanya metastase.
d. CT SCAN
Dilakukan untuk penilaian kelenjar getah bening, limited utilitas dilesi primer.
e. MRI Paling akurat dalam mendeteksi penyakit primer dan nodal. MRI menggunakan
medan magnet, bukan x-ray, untuk menhasilkan gambar rinci dari tubuh. Sebuah
media kontras dapat disuntikan kepembuluh darah pasien untuk menciptakan
gambaran yang lebih jelas.
f. Tomography Emisi Positron (PET) Scan Adalah cara untuk membuat gambar organ
dan jaringan dalam tubuh.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan factor keganasan penyakit.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
nutrisi yang tidak adekuat.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka inflamasi.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dalam perencanaan menggunakan Nanda NIC NOC (2016) yaitu:
1. Diagnosa: Nyeri kronis berhubungan dengan factor keganasan penyakit.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama dalam perawatan diharapkan pasien
dapat mengontrol nyeri.
Kriteria Hasil:
- Penampilan rileks
- Klien mengatakan nyeri berkurang
- Skala nyeri berkurang
Intervensi:
1. Lakukan pengkajian nyeri komperhensif.
2. Berikan informasi terkait penyebab terjadinya nyeri.
3. Ajarkan teknik-teknik pengontrolan nyeri.
4. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat.
5. Kolaborasi pemberian obat analgetik.
2. Diagnosa: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
nutrisi yang tidak adekuat.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pemenuhan
kebutuhan pasien tercukupi.
Kriteria Hasil:
Asupan makanan dan cairan tercukupi.
Pasien mengalami peningkatan berat badan.
Intervensi:
1. Kaji status nutrisi pasien.
2. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan.
3. Berikan informasi yang tepat terhadap pasien tentang kebutuhan nutrisi yang tepat dan
sesuai.
4. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan tinggi zat besi.

3. Diagnosa: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka inflamasi.


Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien akan mempertahankan
keutuhan kulit.
Kriteria Hasil:
Integritas kulit yang baik bisa di pertahankan.
Tidak ada luka/ lesi pada kulit.
Perfusi jaringan baik.
Intervensi:
1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
2. Hindari kerutan pada tempat tidur.
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
4. Memobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap 2 jam).
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
6. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.
7. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi
dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial
dan spiritual.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami memberi saran sebagaiberikut.
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan pada pasien
paliatif dan menjelang ajal.
2. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien paliatif dan menjelang
ajal.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.who.int/cancer/palliative/definition/en/

http://www.parkwaycancercentre.com/id/services/palliative-medicine/

Doyle, Hanks and Macdonald, 2003. Oxford Textbook of Palliative Medicine. Oxford Medical
Publications (OUP) 3 rdedn 2003

Ferrell, B.R. & Coyle, N. (Eds.) (2007). Textbook of palliative nursing, 2nd ed. New York, NY:
Oxford University Press

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 TentangKebijakanPerawatan


Palliative MenteriKesehatanRepublik Indonesia

Woodruff Asperula Melbourne 4th edn 2004. Standards for Providing Quality Palliative Care for
all Australians. Palliative Care Australia.Palliative Medicine.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43749/Chapter%20I.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/855/pdf

https://anzdoc.com/download/bab-i-pendahuluan-banyaknya-penyakit-baru-yang-muncul-pada-
d.html

https://www.medicinaudayana.org/index.php/medicina/article/viewFile/46/126

You might also like