You are on page 1of 18

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” UMUR 30 TAHUN

DENGAN RETENSIO PLASENTA DI PUSKESMAS GUNTUR II

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu dibanyak negara berkembang


terutama disebabkan oleh pendarahan pasca persalinan, eklampsia, komplikasi
keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian Ibu tersebut
sebenarnya dapat dicegah. Melalui pencegahan yang efektif, beberapa Negara
berkembang dan hampir semua Negara maju, berhasil menurunkan angka
kesakitan dan kematian Ibu ketingkat yang sangat rendah.
Pada kala 3 persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ini menyebabkan
berkurangnya tempat pelekatan plasenta karena tempat pelekatan plasenta
semakin kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Asuhan kesehatan Ibu selama dua dasa warsa terakhir terfokus pada :
keluarga berencana, asuhan antenatal terfokus, asuhan pasca keguguran,
persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi, penata laksanaan
komplikasi. Di dalam makalah ini penulis akan membahas : tentang retensio
plasenta, rencana asuhan atau perawatan pada retensio plasenta, serta manual
plasenta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan retensio plasenta?
2. Apa penyebab Plasenta belum lahir?

1
3. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta!
4. Apa saja Rencana Asuhan atau Perawatan Pada Retensio Plasenta?
5. Apa yang dimaksud dengan manual plasenta?
6. Apa indikasi manual plasenta?
7. Bagaimana Prosedur Manual Plasenta?
8. Bagaimana teknik manual plasenta?

C. Tujuan
a. Umum:
Untuk Mengetahui tentang Retensio Plasenta Serta asuhan yang harus
dilakukan pada penderita juga tentang manual plasenta
b. Khusus:
1) Untuk mengetahui penyebab plasenta belum lahir
2) Untuk Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan
plasenta
3) Untuk mengetahui Rencana Asuhan atau Perawatan Pada Retensio
Plasenta
4) Untuk mengetahui indikasi manual plasenta
5) Untuk mengetahui prosedur serta teknik manual plasenta

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Retensio Placenta


Dipandang secara umum retensio placenta adalah bertambahnya kelahiran
placenta selama setengah jam setelah persalinan bayi. Plasenta harus
dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan, infeksi karena
beberapa benda mati.
Dalam melakukan pengeluaran plasenta secara manual perlu diperhatikan
tekniknya sehingga tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding
uterus, bahaya infeksi dan dapat berada inversio uteri.

B. Penyebab
1. Sebab-sebab Fungsional
a. His kurang kuat
b. Terhalang oleh kandung kemih yang penuh
c. Plasenta sulit lepas
2. Sebab Patolog - Anatomis
a. Plasenta accreta
Suatu plasenta yang menanamkan diri lebih dalam ke dalam dinding
rahim daripada biasa ialah sampai ke batas atas lapisan otot rahim. Pada
placenta accreta juga terdapat yang complek ialah kalau seluruh
permukaannya melekat dengan erat pada dinding rahim. Sebab dari
placenta accreta ialah kelainan decidua misalnya decidua yang terlalu tipis
pada plasenta accreta ini pun dapat menyebabkan retensio placentae.
b. Plasenta increta
Jika placenta sampai ke dalam lapisan otot rahim.
c. Plasenta percreta
Jika menembus lapisan otot dan mencapai serosa/menembusnya
placenta.

3
C. Tanda dan gejala
a. Terjadi perdarahan segera
b. Uterus tidak berkontraksi setelah bayi lahir
c. Tinggi fundus uteri tetap atau tidak berkurang
d. Plasenta belum lahir selama 30 menit setelah bayi lahir

D. Terapi
Plada plasenta yang dalam ½ jam setelah anak lahir belum
memperlihatkan gejala-gejala pelepasan, maka dilakukan pelepasan plasenta
manual. Jika ada perdarahan banyak, maka mungkin plasenta dilepaskan
secara manual terlebih dulu, tetapi dalam atas indikasi perdarahan bukan atas
indikasi retensio plasenta. Pada plasenta accreta partialis masih dapat
dilepaskan secara manual tetapi plasenta accreta completa tidak boleh
dilepaskan secara manual karena dapat menimbulkan perforasi dinding
rahim. Terapi terbaik dalam hal ini adalah hysterektomi.

E. Teknik Pelepasan Plasenta


Dalam teknik pelepasan plasenta manual dengan didesinfeksi begitu juga
tangan dan lengan bawah si penolong..
Setelah itu labia dibeberkan dan tangan kanan masuk secara obstetris ke
dalam vagina, tangan luar menahan fundus uteri. Tangan dalam menyusur tali
pusat yang sedapat-dapatnya diregangkan oleh asisten.
Setelah tangan dalam setelah ke plasenta, maka tangan pergi ke pinggir
plasenta dan mencari pinggir yang sudah terlepas. Kemudian dengan sisi
tangan sebelah kelingking, plasenta dilepaskan ialah antara bagian plasenta
yang sudah terlepas dan dinding rahim dengan gerakan yang sejajar dengan
dinding rahim. Setelah plasenta terlepas seluruhnya, plasenta dipegang dan
dengan perlahan-lahan putar ke luar. Retensio plasenta adalah tertahannya atau
belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi
lahir.

4
Hampir sebagian besar gangguan plasenta, disebabkan oleh gangguan
kontraksi uterus. Plasenta harus dikeluarkan karena dapat menimbulkan bahaya
perdarahan.
Sebab-sebab :
- His kurang kuat
- Placenta sukar terlepas karena tempatnya disudut tuba, serta
ukurannya yang sangat kecil.

Jenis retensio plasenta


- Plasenta adhesiva : Implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
- Plasenta akreta : Implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
- Plasenta inkreta : Implantasi jonjot korion plasenta hingga
mencapai miometrium.
- Plasenta perkreta : Implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
- Plasenta inkarserata : Tertahannya plasenta di dalam kavum
uteri, disebabkan oleh kontruksi ostium uteri.
F. TANDA DAN GEJALA RETENSIO PLASENTA
1. Tanda Dan Gejala Retensio Plasenta
Separasi/ akretaPlasenta
Tanda/Gejala Plasenta Akreta
parsial Inkaserata
Konsistensi
Kenyal Keras Cukup
Uterus
Tinggi Fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat
Bentuk Uterus Diskoid Agak Globuler Diskoid
Perdarahan Sedang-Banyak Sedang Sedikit/tidak ada
Tali Pusat Terjulur sebagian Terjulur Tidak terjulur
Ostium uteri Terbuka Konstriksi Terbuka
Separasi Melekat
Lepas sebagian Sudah lepas
plasenta seluruhnya
Syok Sering Jarang Jarang sekali

2. Tanda Dan Gejala Retensio Plasenta

5
a. Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus)
tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif
dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin
saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa
plasenta. Tertinggalnya sebagian plasenta (rest plasenta)
b. Keadaan umum lemah
c. Peningkatan denyut nadi
d. Tekanan darah menurun
e. Pernafasan cepat
f. Gangguan kesadaran (Syok)
g. Pasien pusing dan gelisah
h. Tampak sisa plasenta yang belum keluar

G. PENANGANAN RETENSIO PLASENTA


1. Penanganan Retensio Plasenta
Penatalaksanaan Manual Plasenta
a. Lakukan anastesi verbal atau analgesi perrektal dengan
cara suntikkan oksitosin 10 IU secara Intra Muskular di 1/3 paha atas
lateral.

b. Melakukan kateterisasi kandung kemih (Kalau perlu)


c. Menjepit tali pusat dengan kocher kemudian menegangkan tali pusat
sejajar lantai
d. Secara obstetric memasukkan satu tangan (Punggung tangan
kebawah) kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah
e. Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk
memegang kocher, kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri
f. Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam kekavum
uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
g. Membuka tangan obstetric menjadi seperti memberi salam (ibu jari
merapat kepangkal jari telunjuk)
h. Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah

6
1) Bila berada dibelakang, tali pusat tetap disebelah atas. Bila
dibagian, pindahkan tangan kebagian depan tali pusat dengan punggung
tangan menghadap keatas
2) Bila plasenta dibagian belakang, lepaskan plasenta dan
dinding uterus, dengan punggung tangan menghadap kedinding dalam
uterus
3) Bila plasenta dibagian depan, lakukan hal yang sama
(punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi tali berada dibawah
telapak tangan kanan
i. Menggerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke
cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
(sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu, lakukan penanganan
yang sesuai bila terjadi penyulit)
j. Sementara satu tangan masih dalam cavum uteri, lakukan eksplorasi
ulangan untuk memastikan tidak ada bagian plasenta dapat dilepaskan
(sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu, lakukan penanganan
yang sesuai bila terjadi penyulit)
k. Memindahkan tangan luar kesupra simfisis untuk menahan uterus
pada saat plasenta dikeluarkan
l. Menginstrusikan asisten yang memegang kocher untuk menarik tali
pusat sambil tangan dalam menarik plasenta ke luar
m. Meletakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan

n. Melakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke


dorsokranial setelah plasenta lahir (perhatikan jumlah perdarahan yang
keluar dan kontraksi uterus)
o. Dekomentasi pasca tindakan
p. Mencuci tangan pasca tindakan
q. Memeriksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan
instruksi apabila masih diperlukan
r. Memberitahukan pada pasien dan keluarga bahwa tindakan telah
selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan

7
s. jelaskan pada petugas tentang perawatan apa yang diperlukan, lama
perawatan dan apa yang perlu dilaporkan
4. Penanganan pasca tindakan
a. Pantau kesadaran, tensi, nadi, pernafasan setiap 30 menit selama 6 jam
b. Tentukan tinggi fundus dan pastikan kontraksi tetap baik
c. Teruskan infuse dan berikan transfuse darah bila pelu

BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” UMUR 30 TAHUN


DENGAN RETENSIO PLASENTA DI PUSKESMAS GUNTUR II

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal pengkajian : 1-10-2018 Jam : 07.30 WIB
A. Data Subyekatif

8
1. Biodata
Nama pasien : Ny :N” Nama Suami : Tn “A
Umur : 30 th Umur : 32 th
Pendidikan : SMP Pendidkan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasata
Alamat : Pamongan

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan setelah bayi lahir dan ari-ari belum lepas selama 30 menit

3. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan tidak punya penyakit menular (Dm, Hipertensi), menahun
(TBC, jantung), menular (TBC), dan tidak punya riwayat kembar

4. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, menahun ataupun
menular

5. Riwayat kesehatan keluarga


Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun ataupun
menahun dan tidak ada riwayat kembar

6. Riwayat haid
- Menarche : 13 tahun
- Siklus haid : 7 hari
- Lama haid : 28 hari (teratur)
- Banyaknya : 2-3 softex / hari
- Disminorhea : hari 1-2 haid

7. Riwayat perkawinan
Nikah :1x

9
Lama nikah :5 tahun
Umur I nikah : 25 tahun

8. Riwayat obstretik (kehamilan, persalinan, nifas yang lalu)


Keluhan Persalinan Anak
Nifas KB
Hamil UK Penyulit Jenis Tmp Penolong BBL Penyulit Sex Umur H/M
I 38-39 - ♀ PKM Bidan 3150 Retplas N ♀ 7 th H Depo
Hamil

9. Riwayat KB
Ibu mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulanan selama 7 tahun

10. Riwayat kehamilan sekarang


- Usia kehamilan 39-40 minggu
- ANC 8x periksa ke PKM
- Mual-mual umur kehamilan 8-10 minggu
- Imunisasi TT 2x
- Ibu mendapatkan obat berwarna merah (Fe) diminum 1x1 tablet sebelum
tidur malam, dan vitamin C
11. Pola kebiasaan sehari-hari
- Pola nutrisi
Selama hamil : Makan 3x sehari porsi sedang terdiri dari nasi, lauk-pauk,
sayuran, kadang ditambah buah dan susu.
Di PKM : Makan 1x sehari porsi sedang tidak habis dan ½
gelas Teh manis
- Pola eliminasi
Selama hamil : BAK 5-6x / hari warna kuning jernih
BAB 1x sehari
- Pola aktivitas
Selama hamil : Tidur malam ± 8 jam , jarang tidur siang
Di PKM : Ibu belum tidur sama sekali karena kesakitan menahan
kontraksi
- Pola personal hygiene

10
Selama hamil : Mandi 2x sehari, gosok gigi2x sehari, ganti celana dalam
2x sehari, cuci rambut 3x seminggu
Di PKM : Ibu belum mandi, gosok gigi

12. Riwayat Psikososial, budaya dan spiritual


a. Psikologi
Ibu mengalami kecemasan dan khawatir akan keadaan dirinya
b. Social
Hubungan antara ibu dan suami dan anggota keluarganya sangat baik
c. Budaya
Ibu mengatakan pernah minum jamu-jamuan tapi jarang, seperti beras
kencur,dan kunir asem
d. Spiritual
Ibu melaksanakan sholat 5 waktu
B. Data Obyektif
1 Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg

2 Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam
Mata : Skera tidak ikterus, conjungtiva pucat
Muka : Pucat berkeringat
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga : Tidak ada secret, simetris, tidak adagangguan pendengaran

11
Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroiddan bendungan vena
jugularis
Dada : Simetris, putting susu menonjol, pengeluran colostrums (-),
retraksi dinding dada (-)
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, perut tampak membesar, linea nigra
Genetalia : Perdarahan pervaginam, tali pusat jelujur sebagian

Ekstremitas : oedema( - )/( - ) Varices( - )


b. Palpasi
Perut : kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat
Ekstremitas : teraba dingin

3 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH


Dx : Ny “N” P2 A0 kala III dengan retensio plasenta
Ds : Ibu mengeluh bahwa plasentanya belum lepas selama 30 menit
setelah bayi lahir
Do : KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Genetalia : Perdarahan pervaginam, tali pusat terjulur sebagian
Perut : Kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat

III. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial

12
- Perdarahan
- Syok
- Infeksi
- Gangguan rasa nyaman

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


- Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV
- Plasenta manual
V. Intervensi
Dx : Ny “N” P2 Ao kala III dengan retensio plasenta
Tujuan : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
- Plasenta lahir lengkap
- KU dan TTV kembali normal
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga
* Dengan pendekatan pada pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap
tindakan perawatan
2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan
infeksi
* Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah infeksi dapat
mencagah terjadinya infeksi dan penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV dan KU
* Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4. Pasang infuse Na cl atau RL
* Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5. Cek fudus uteri
* Untuk mengetahui apakah kehamilannya kembar
6. Melakukan PTT (penegangan tali pusat terkendali)
* Untuk mengetahui plasenta sudah lepas apa belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara normal sesuai dengan standart

13
* Dengan dilakukannya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan
perdarahan tidak terjadi
8. Periksa pelepasan plasenta
* Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui
kelengkapan dari plasenta tersebut
9. Kolaborasi dengan dr Sp OG dalam pemberian antibiotic spectrum luas
* Untuk mencegah terjadinya infeksi
10. Mengajari pada ibu cara massase uterus
* Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan

VI. IMPLEMENTASI
Tangal 1-10-2018 Jam : 07.40 WIB
Dx : Ny “N” P2 Ao kala III dengan retensio plasenta
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan
kerjasama ibu dalam pemberian tindakan medis
2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic untuk mencegah terjadinya
infeksi dan penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
4. Pasang infuse RL 1 fles grojok untuk mengganti cairan tubuh yang hilang
karena perdarahan
5. Cek fundus uteri untuk menentukan kehamilan kembar
6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk mengetahui plasenta
sudah lepas atau belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuaid engan standart
a. Berikan sedatita dan analgetika (missal petidin dan diazepam IV)
b. Berikan antibiotika dosis tinggi
c. Pasang sarung tangan DTT
d. Jepit tali pusat dnegan kokher dan tegangkan

14
e. Masukkan tangan secara obstretik dengan menelusuri bagian bawah
tali pusat
f. Tangan sebelah menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan
fundus uteri, sekaligus infersio uteri
g. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
h. Buka tangan dostetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari
dirapatkan
i. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling
bawah
j. Gerakkan tangan kanan ke kiri dank e kanan sambil bergeser ke
cranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
k. Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan
plasenta akreta, dan siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginam
l. Regang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta
m. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat
plasenta dikelurarkan
n. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih
melekat pada dinding uterus
o. Beri oksitosin Io Iu dalam 500 ml cairan IV 60 tetes / menitdan
massase uterus untuk merangsang kontraksi
p. Jika masih perdarahan beri ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin
q. Periksa apakah plasenta lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap
lakukan eksplorasi di dalam cavum uteri
r. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi
8. Mengajari ibu untuk massase uterus searah dengan jarum jam sampai terasa
keras sehingga tidak terjadi perdarahan
9. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam pemberian terapi
- Am0xilin : 3X1
- Asam metenamat : 3x1
- Fe :1x1
VII. EVALUASI
Tanggal :1-10-2018 Jam : 07.55 WIB

15
Dx : Ny “N” P2 A0 post partum dengan retensio plasenta
S : Ibu merasa lega dan bersyukur karena plasentanya sudah dikeluarkan
dan anaknya dapat lahir dengan selamat
O : KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 28 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Genetalia : Perdarahan 150 cc
Perut : Kontraksi (+)
A : Ny “N” P2 Abo post partum dengan retensio plasenta
P : - Observasi TTV dan KU
- Anjurkan untuk massase uterus
- Pemberian nutrisi (makan dan minum) untuk kondisi tubuh
- Pemberian tx : - Amoxilin 3x1
- Asam Mefenamat 3x1
- Fe 1x1

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Retensio plasenta adalah placenta belum lahir setengah jam setelah


janin lahir.

Dari berbagai sumber yang menyebutkan beberapa penyebab dari


retensio plasenta, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab retensio
plasenta adalah sebagai berikut:
1. HIS / usaha kontraksi uterus yang kurang kuat

16
2. Perlekatan plasenta pada dinding uterus, dimana semakin dalam plasenta
melekat pada dinding uterus maka sebakin besar usaha yang diperlukan
untuk mengeluarkannya.
3. Pimpinan kala III yang salah
4. Kelainan bentuk plasenta sehingga plasenta sukar lepas

Sedangkan komplikasi dari retensio plasenta adalah perdarahan,


Infeksi, dapat terjadi plasenta inkarserata, terjadi polip plasenta, terjadi
degenerasi ganas koriokarsinoma, syok neurogenik.

Penanganan dari retensio plasenta:


1. Bila tidak terjadi perdarahan : perbaiki keadaan umum penderita
2. Bila terjadi perdarahan : lepaskan plasenta secara manual, jika
plasenta dengan pengeluaran manual tidak lengkap dapat disusul dengan
upaya kuretase.
3. Cara untuk melahirkan plasenta:
a. Cara normal
b. Manual Plasenta
c. Hysterectomia

B. Saran
Bidan seharusnya dapat mendeteksi retensio plasenta secara dini agar dapat
menghindari komplikasi persalinan yang memperburuk prognosa.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Bagus Ida Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Obstetri Patologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ,
Elstar Offset.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pel. Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

17
______. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.

18

You might also like