You are on page 1of 30

MODUL

SISTEM PENGISIAN
A. Komponen utama Sistem Pengisian
1. Alternator
Fungsi alternator adalah untuk merubah energi mekanis yang didapatkan
dari motor menjadi tenaga listrik. Energi mekanik dari motor disalurkan
sebuah puli, yang memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik bolak-balik
pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian dirubah menjadi arus searah
oleh diode-diode.

Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan


magnet listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan
beberapa diode yang menyearahkan arus.

Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik


ke rotor untuk menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearingbearing
yang memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk
mendinginkan rotor, stator dan diode.
Gambar 1. Rangakaian sistem pengisian dengan alternator
Komponen sistem pengisian lainnya terdiri dari sakelar/kunci kontak,
ampere meter, lampu kontrol, dan batere. Sakelar/kunci kontak berfungsi
sebagai penghubung dan pemutus arus dari batere ke gulungan medan
(rotor) alternator. Sedangkan amperemeter/lampu kontrol berfungsi sebagai
penunjuk/pengontrol aliran dan besarnya arus alternator ke batere. Fungsi
batere di dalam sistem pengisian adalah untuk memberikan arus listrik awal
yang digunakan sebagai pembangkit medan magnet pada rotor.

Gambar 2. Salah satu macam alternator

Kontruksi alternator bagian-bagianya terdiri dari


1. Pully
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.
2. Kipas
Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan
pada alternator.
3. Rumah bagian depan dan belakang
Dibuat dari aluminium tuang. Rumah bagian depan sebagai
dudukan bantalan depan, dudukan pemasangan alternator pada
mesin, dan dudukan penyetel kekencangan sabuk penggerak.
Biasanya untuk rumah bagian belakang juga sebagai tempat
dudukan bantalan belakang dan dudukan terminal-terminal
keluaran, dudukan plat-plat diode dan dudukan rumah sikat.

Gambar 3. End frame dan rear end frame

4. Rotor
Rotor merupaka bagian yang berputar didalam alternator, pada rotor
terdapat kumparan rotor (rotor coil) yang berfungdi untuk
membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang terdapat pada rotor
berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat
pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.
Rotor terdiri dari kutub kutub magnet, inti field winding dan slip ring.
Beberapa model/tipe termasuk mensupport lahar dan satu atau dua
kipas didalamnya.

Rotor digerakkan atau diputar didalam alternator dengan putaran tali


kipas mesin. Rotor yang terdiri kutub kutub magnet, field winding, dan
Slip ring, bagian bagian ini padat bersambungan pada sumbu rotor,
field winding dihubungkan kepada slip ring dimana carbon brush
dapat bergerak.
Ada dua lahar yang terdapat dirotor, satu di bagian bawah slip ring,
dan satunya berada dibagian atas sumbu rotor.

Field Winding Rotor Menciptakan lapangan magnet yang disebabkan


oleh arus yang mengalir melewati slip ring. Magnet tersebut disatu
disisi menjadi kutub selatan, dan disisi lain menjadi

kutub utara.

Gambar 4. Rotor

5. Stator
Pada gambar dibawah terlihat gambar kontruksi dari stator coil.
Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga
kumparan yang pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu

.
Gambar 5. Kumpaan stator

Pada gambar dibawan ini terlihat teori gambar kontruksi stator.


Kontruksi ini disebut hubungan “Y” atau bintang tiga fhase. Bagian
tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan dan bagian ini
disebut titik netral (neutral point) atau bisaa disebut terminal “N”.
pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolakbalik
(AC) tiga phase.

Gambar 6. Kontruksi hubungan “Y”

Saat ini alternator menggunakan hubungan “Y”dengan alasan:


a. Penghubungan kumparan sederhana
b. Tegangan output lebih besar
c. Mempunyai titik netral yang dapat digunakan
d. Meskipun kurang baik saat arus output maksimum, tetapi pada
putaran rendah lebih baik

6. Dioda (rectifaer)
Diode digunakan sebagai penyearah tegangan. Diode mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC sehingga aki menerima listrik
yang benar. Rangkaian Dioda bertanggung jawab atas konversinya
tegangan AC ke tegangan DC. 6 atau 8 diode digunakan untuk
mengubah tegangan stator AC ke tegangan DC. Setengah dari diode
tersebut digunakan dalam kutub positif dan setengahnya lagi dalam
kutub negatif.
Gambar 27. dioda
7. Carbon brush
Sikat-sikat arang / carbon brush berhubungan dengan cincin-cincin
gesek yang dipasangkan pada rumah bagian belakang, atau menyatu
dengan regulator tegangan di dalam alternator yang dipasangkan pada plat
dudukan diode.

Gamba 8. Carbon brush


2. Regulator
Regulator menaikan dan merurunkan arus yang mengalir ke rotor untuk
mengatur tegangang dibangkitkan oleh alternator. Regulator terdiri dari titik
kontak, magnetic koil dan resistor.

Gambar 9. Tipe regulator mekanik


Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada
kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output) alternator.
Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator,
selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain)
selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian baterai.

Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard


(tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh regulator tegangan
yang mengatur tegangan keluaran pada setiap perubahan putaran dan
beban. Pada tegangan sistem 12 volt tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8
volt, untuk tegangan sistem 24 volt tegangan regulasi pada 28 volt

Untuk meregulasi tegangan keluaran alternator dilakukan dengan cara


mengatur arus yang mengalir ke kumparan rotor (arus medan)

Gambar 10. Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet

Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang


menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan
(kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga
phase.

Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti besi
akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat
dialiri arus.

Banyaknya garis gaya magnet sebanding dengan besarnya arus yang


dialiri arus yang dialirkan pada kumparan di sekeliling inti besi. Dengan kata
lain, alternator dapat menghasilkan tegangan yang tetap dengan jalan
mengalirkan arus yang besar ke kumparan rotor/medan pada saat alternator
berputar lambat atau berbeban berat dan mengurangi arus ke kumparan
medan pada saat alternator berputar cepat atau berbeban ringan.

Regulator mengatur pengaliran arus ke kumparan rotor dengan menarik


dan membebaskan titik kontak sesuai dengan tegangan yang diberikan ke
regulator coil. Pada saat alternator berputar dengan rpm rendah dan
tegangan stator coil lebih rendah dari tegangan baterai, titik kontak yang
bergerak akan berhubungan dengan P, sehingga arus dari baterai akan
mengalir ke kumparan rotor melalui P

Dalam hal lain, jika alternator berputar dengan rpm tinggi, tegangan pada
kumparan stator naik melebihi tegangan baterai, tegangan ini dialirkan ke
kumparan regulator sehingga oleh kekuatan tarikan yang lebih besar maka
P , akan terputus.

Gambar 11. Posisi plat kontak saat rpm tinggi

Pada saat titik kontak bergerak menjauhi P , arus yang ke kumparan


rotor melalui resistor R dan intensitasnya menurun. Jika arus mengalir ke
kumparan rotor berkurang, maka tegangan yang dibangkitkan pada
kumparan stator berkurang dan ini akan mengakibatkan gaya tarik pada
kumparan menurun sehingga lengan titik kontak akan kembali dan
berhubungan dengan P. Hal ini akan menaikkan arus yang mengalir pada
kumparan rotor dan kemudian titik kontak akan terputus lagi dari P .

Bila alternator berputar dengan kecepatan yang lebih tinggi, tegangan


yang dibangkitkan oleh kumparan stator akan naik memperkuat gaya tarik
pada kumparan regulator sehingga menghubungkan titik kontak
berhubungan dengan P . Akibatnya, arus yang melalui resistor akan
mengalir ke P dan tidak ke kumparan rotor.

Gamba 12. Posisi plat kontak saat kecepatan sendah

Pada saat tidak ada arus yang mengalir ke kumparan rotor, stator tidak
dapat membangkitkan gaya gerak listrik sehingga tegangan alternator turun
dan hubungan titik kontak P terputus. Sekali lagi tegangan alternator akan
naik dan lengan kontak akan tertarik.

Dengan kata lain, pada saat alternator berputar dengan kecepatan


rendah, lengan kontak akan menaikkan dan menurunkan arus yang mengalir
ke kumparan rotor dengan berhubungan dan memutuskan hubungannya dari
P . Pada saat alternator berputar dengan kecepatan tinggi, arus akan
dialirkan secara terputus-putus ke kumparan rotor tergantung apakah lengan
kontak berhubungan atau putus dengan P .

Karakteristic Regulator
Regulator berfungsi untuk mempertahankan tegangan yang dibangkitkan
oleh alternator agar berada pada tingkat yang konstan. Sebenarnya,
disebabkan oleh karakteristik generator, tegangan tidak akan konstan tetapi
naik turun. Untuk regulator tipe titik kontak (tirril) ada berbagai alasan
mengapa tegangan naik turun, tetapi penyebab utamanya adalah
karakteristik hysteresis dan temperatur dan hal ini perlu disadari sebelum
melakukan penyetelan pada regulator.
1. Karakteristik Hysterestic
Bila kontak gerak berpindah dari titik (sisi) kecepatan tinggi ke titik
kecepatan rendah akan terjadi penurunan tegangan. Ini disebut
hysteresis effect.

Gambar 33. Grafik karakteristik hyiterestic

Bila kontak gerak bekerja baik pada sisi kecepatan tinggi atau kecepatan
rendah, terjadi perubahan pada armature gap dan point gap dan
perubahan ini mengakibatkan kenaikan dan penurunan tahanan magnet.
Dan juga, pada saat moving point berpindah dari sisi kecepatan tinggi ke
sisi kecepatan rendah kemagnetan dari operasi kecepatan tinggi masih
terdapat pada inti kumparan selama waktu yang singkat. Fenomena ini
menyebabkan tegangan output alternator menurun.

2. KARAKTERISTIK TEMPERATUR
Kumparan magnet dari regulator tegangan mempergunakan kawat
tembaga dan bila suhu kawat ini naik maka tahanannya akan naik
sehinga akan terjadi penurunan gaya tarik (gaya elektro magnet) dari
kumparan magnet, ini menyebabkan tegangan output alternator menjadi
tinggi.

Untuk mencegah kenaikan tegangan seperti itu, regulator


mempergunakan resistor atau elemen bimetal untuk kompensasi
temperatur dan bahkan ada regulator yang menggunakan keduanya.
Resistor mempunyai kawat michrome atau carbon element dengan
koefisien tahanan temperatur rendah dan dihubungkan seri dengan
kumparan. Ini menurunkan perbandingan dari tahanan keseluruhan
sesuai dengan naik turunnya temperatur.

Gambar 14. Kateristik temperatur

Bi-metal element dipergunakan bersama-sama pegas yang menopang


kontak gerak. Bi-metal menurunkan tegangan pegas pada saat
temperatur naik. Setelah regulator mulai bekerja, tegangan akan naik
turun sampai temperaturnya stabil. Pada saat regulator mulai bekerja,
aliran arus mengakibatkan temperatur naik seketika. Tetapi kenaikan
pada bi-metal elemen sedikit lambat sehingga tegangan pegas kuat

dan tegangan naik.

PENTING
Biasanya sampai tegangan stabil memerlukan waktu 5 sampai 15 menit.
Selama periode ini regulator tidak boleh disetel.
3. IC Regulator
a. Uraian
Baik regulator tipe titik kontak (point type) maupun IC regulator
mempunyai fungsi dasar yang sama: membatasi tegangan yang
dikeluarkan alternator dengan mengatur arus field yang mengalir pada
rotor coil. Perbedaan pokok bahwa, pada regulator IC pemutusan arus
dilakukan oleh IC, sedang oleh relay pada regulator tipe point.

IC Regulator sangat kompak dan ringan dan mempunyai


kemampuan yang tinggi karena tidak mempunyai titik kontak mekanik.
Dibandingkan dengan tipe titik kontak (point type), ini mempunyai
kelebihan sebagai berikut:

keuntungan
• Rentang tegangan outputnya lebih sempit dan variasi tegangan
outputnya dalam waktu singkat

• Tahan terhadap getaran dan dapat digunakan dalam waktu lama


karena tidak banyak bagian-bagian yang bergerak.

• Karena tegangan outputnya rendah suhunya naik, pengisian baterai


dapat dilakukan dengan baik.

Kerugian
Mudah terpengaruh oleh tegangan dan suhu yang tidak wajar.

b. Prinsip kerja IC regulator


Dalam circuit diagram IC Regulator. Pada saat tegangan output di

terminal B rendah, tegangan baterai mengalir ke base Tr melalui resistor

R dan Tr , ON, pada saat itu arus field ke rotor coil mengalir dari B rotor
coil F Tr E.
Gambar 16. Prinsip kerja IC regulator 1

Pada saat tegangan output pada terminal B tinggi, tegangan yang


lebih tinggi itu dialirkan ke zener diode (ZD) dan bila tegangan ini
mencapai tegangan zener, maka ZD menjadi penghantar. Akibatnya, Tr
ON dan Tr OFF. Ini akan menghambat arus field dan mengatur
tegangan output.

Gambar 17. Prinsip kerja IC regulator 2

c. Karakteristik IC regulator
1) Karakteristik beban batterai
Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada variasi tegangan output
(tidak lebih dari 0,1-0,2 volt) yang disebabkan oleh perubahan
kecepatan alternator dan tidak ada hysteresis Charracteristic seperti
pada tipe titik kontak (point type).
Gambar 18. Grafik karakteristik beban batterai

2) Karakteristik beban external


Tegangan output menjadi turun bila arus beban bertambah. Tidak
ada karakteristik hysteresis seperti halnya pada regulator tipe titik
kontak: variasi tegangan, bahkan pada beban yang diperhitungkan,
arus output maksimum dari alternator, adalah antara 0,5 volt dan 1
volt.

Gambar 19. Grafik karakteristik beban external

3) Karakteristik temperatur
Karena zener diode yang digunakan untuk mengatur tegangan
output cenderung menjadi lebih konduktif bila temperatur
sekelilingnya naik, tegangan output biasanya turun bila temperatur
naik.

Karena tegangan output turun pada temperatur tinggi (misalnya pada


musim panas) dan pada temperatur rendah tegangan output naik
(misalnya pada musim dingin) maka pada segala kondisi dapat
dilakukan pengisian yang baik terhadap baterai.
Gambar 20. Grafik karakteristik temperatur

4. Rangkuman
Fungsi alternator adalah untuk merubah energi mekanis yanga
didapatkan dari motor menjadi tenaga listrik. Komponen utama sistem
pengisisan adalan alternator, regulator. Regulator terbagi dua yaitu
regulator mkanik dan IC rgulator.

Komponen utama alternator adalah : rotor yang mnghasilkan medan


magnet, stator yang menghasilkan arus bolak balikdan beberapa dioda
yang menyearah arus.

Komponen lainya yaitu : sikat yang menyuplai arus ke rotor, bearing,


sebuah kipas untuk nendinginkan rotor, stator, dan dioda.

Regulator menaikkan dan menurunkan arus yang mengalir ke rotor


untuk mngatur tegangan pembangkit oleh alternator. Ada dua buah tipe
regulator yaitu regulator mekanik dan IC regulator

5. Latihan
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar
1. Sebutkan fungsi dari alternator ?
2. Sebutkan komponen-komponen utama alternator ?
3. Sebutkan dua macam regulator ?
4. Sebutkan fungsi dari regulator ?
5. sebutkan karakteristik yang ada pada IC regulator ?
B. Cara Keja Sistem Pengisian

1. Alternator yang menggunakan regulator


a. Cara kerja saat Kunci kontak “ON” mesin mati

Gambar 21. Saat kunci kontak “ON” mesin mati

Arus medan mula mengalir dari B+ baterai kunci kontak terminal


IG regulator titik kontak PL1 titik kontak PL0 terminal F regulator
terminal F alternator sikat slip ring kumparan medan/rotor slip
ring terminal E alternator masa, kumparan medan menjadi
magnet.

Arus lampu kontrol pengisian mengalir dari B+ baterai kunci kontak


lampu kontrol pengisian terminal L regulator titik kontak

P0 titik kontak P1 terminal E regulator masa, lampu menyala.


b. Cara kerja saat Mesin hidup “kecepatan rendah sampai sedang”

Gambar 22. Saat mesin hidup “kecepatan rendah sampai sedang”

Alternator lewat terminal B+ mengeluarkan energi listrik untuk


pengisian baterai dan beban kelistrikan mobil.

Arus medan mengalir dari B+ alternator kunci kontak terminal IG


regulator titik kontak PL1 titik kontak PL0 terminal F regulator
terminal F alternator sikat slip ring kumparan medan/rotor slip ring
terminal E alternator masa.

Arus dari terminal N alternator mengalir ke kumparan relai tegangan


melalui terminal N regulator kemudian ke masa, yang mengakibatkan
kontak gerak P0 tertarik ke titik kontak diam P2 menghubungkan tegangan
sinyal regulasi dari B+ alternator ke kumparan regulator dan akibatnya
lampu pengisian padam karena tidak ada beda potensial antara lampu
kontrol dan terminal L regulator.

Pada kondisi tegangan baterai sudah mencapai 14,4 volt maka


tegangan sinyal regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan
membuat medan magnet pada inti kumparan regulator tegangan yang
mampu menarik kontak gerak PL0 lepas dari titik kontak PL1. Sehingga
arus medan menjadi kecil karena melewati tahanan R, akibatnya
tegangan turun dan kontak gerak PL0 kembali menempel ke kontak PL1,
arus medan besar kembali dan tegangan naik lagi kontak PL0 lepas

kembali demikian seterusnya pada kecepatan ini akan terjadi putus

hubung antara kontak PL0 dan kontak PL1 sehingga tegangan keluaran
alternator tetap pada 14,4 volt.

c. Cara kerja saat Mesin hidup “kecepatan sedang sampai tinggi”

Gambar 23. Saat mesin hidup “kecepatan sedang sampai


tinggi”

Bila kecepatan bertambah naik, tegangan keluaran alternator juga


bertambah naik diatas 14,4 volt, yang berarti juga tegangan sinyal
regulasi yang masuk ke kumparan regulator tegangan juga naik.
Akibatnya kemagnetan pada inti kumparan regulator bertambah besar
yang mampu menarik kontak PL0 hingga melayang (berada di tenggah-
tenggah kontak PL1 dan PL2). Akibatnya arus medan melewati tahanan
R tetapi karena kecepatanya sudah tinggi maka tegangan keluaran
alternator akan tetap 14,4 volt.

Bila kecepatan bertambah naik lagi maka tegangan keluaran


alternator juga bertambah naik hingga 14,8 volt. Pada tegangan tersebut
kemagnetan pada inti kumparan menarik kontak gerak PL 0 lebih jauh lagi
hingga menempel pada titik kontak PL2 akibatnya arus medan menjadi
nol dan tegangan keluaran alternator turun kontak gerak PL0 lepas
kembali arus medan besar lagi tegangan keluaran naik lagi kontak
gerak PL0 menempel lagi pada PL2 demikian seterusnya terjadi putus
hubung antara kontak gerak PL0 dan kontak PL2 sehingga tegangan
keluaran B+ alternator tetap pada 14,4 sampai 14,8 volt.

2. Alternator yang menggunakan IC regulator


Prinsip kerja yang akan dijelaskan hanya IC regulator tipe M, dengan
alasan tipe ini paling banyak digunakan saat ini.

a. Cara kerja Saat kunci kontak “ON” mesin mati

Gambar 24. Saat kunci kontak “ON” msin mati

MIC mendeteksi tegangan pada baterai dan meng ON kan Tr1. Ini
menyebabkan arus mengalir ke rotor coil. Pada saat ini Tr1
dikendalikan MIC dengan kondisi terputus-putus atau ON dan OFF
secara terus menerus untuk mempertahankan arus ke rotor coil
sebesar 0,2 A, sebagai upaya penghematan arus dari baterai.
Karena mesin mati maka rotor tidak berputar sehingga tidak terjadi
pembangkitan arus listrik dan tegangan pada terminal P adalah NOL.
Kondisi ini dideteksi oleh MIC untuk meng ON kan Tr, bila TR3 ON
maka listrik akan mengalir dari bateri kontak, lampu, Tr3 dan massa,
sehingga lampu menyala.

b. Cara Keja Saat Mesin Berputar

Gambar 25. Saat mesin berputar

Pada saat mesin hidup maka alternator berputar, sehingga stator


coil menghasilkan arus listrik. Adanya arus pada terminal P dideteksi
oleh MIC sehingga MIC merubah dari posisi putus-putus pada Tr1
menjadi ON terus. Dengan Tr1 ON maka arus bari baterai ke rotor
coil menjadi besar, kemagnetan menjadi besar, arus yang dibangkitkan
menjadi tinggi.

Adanya arus dari terminal P menyebabkan MIC akan meng OFF


kan Tr3 dan meng ON kan Tr2. Dengan Tr2 maka lampu menjadi mati
karena tidak ada beda potensial antara kedua terminal lampu.
c.
Cara kerja saat tegangan out put alternator melebihi spesifikasi

Gambar 26. Tegangan out put alternator melebihi spesifikasi

Saat putaran mesin semakin tinggi maka output alternator menjadi


semakin tinggi, hal ini dapat merusak sistem kelistrikan pada
kendaraan, untuk mengatasi itu maka kemagnetan harus dikurangi
atau dihentikan agar tegangan output alternator berkurang.

Bila tegangan terminal B naik maka tegangan pada terminal S juga


naik, kondisi ini dideteksi oleh MIC untuk meng OFF kan Tr1, saat Tr1
OFF maka arus ke rotor coil terhenti, kemagnetan menjadi rendah,
tegangan output alternator menurun. Saat tegangan output alternator
turun maka tegangan terminal S juga turun, kondisi ini dideteksi oleh
MIC untuk meng ON kan Tr1.

Demikian seterusnya sehingga tegangan output dipertahan pada


tegangan tertentu yaitu sebesar 13,3 -16,3 Volt.
d.

Cara kerja Saat terminal S terputus

Gambar 27. Saat terminal S terputus

Saat mesin hidup dan terminal S lepas atau kabel yang


menghubungkan putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak ada
input pada terminal S, sehingga MIC akan meng OFF kan Tr2 dan
meng ON kan Tr3. Dengan Tr3 ON maka lampu akan menyala.

Pada saat itu MIC juga akan meng ON dan OFF kan Tr1 untuk
mempertahankan tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 Volt. Ini
merupakan upaya untuk mempertahan tegangan yang terlalu tinggi
untuk melindungi alternator maupun IC regulator.
e.

Cara kerja saat terminal B terputus

Gambar 28. Saat teminal B terputus

Bila terminal B putus atau kabel yang menghubungkan putus maka


pengisian pada beterai terhenti sehingga tegangan baterai semakin
menurun. Kondisi ini dideteksi oleh MIC dari terminal S , sehingga MIC
akan meng ON – OFF kan Tr1, untuk mempertahankan terminal B atau
terminal P pada tegangan 20 V. Ini merupakan upaya untuk
mempertahan tegangan yang terlalu tinggi untuk melindungi alternator
maupun IC regulator.

Akibat tidak ada pengisian maka tegangan baterai menurun, hal


ini dideteksi MIC dari terminal S, bila tegangan kurang dari 13V, maka
MIC akan meng OFF kan Tr2 dan meng ON kan Tr3, sehingga lampu
menyala.
f.

Saat rotor koil terputus atau sikat habis

Gambar 29. Saat rotor koil terputus atau sikat habis

Saat sikat habis atau rotor coil putus maka kemagneten pada rotor
menjadi hilang, sehingga pembakitan arus listrik pada alternator
terhenti. Kondisi ini akan dideteksi oleh MIC melalui terminal P, karena
pada saatitu terminal P menjadi 0 volt. MIC akan meng OFF kan Tr2
dan meng ON kan Tr3, karena Tr3 ON maka lampu menyala.

3. Rangkuman
Aternator menghasilkan arus denga cara meruibah enerkg gerak
menjadi tanaga listrik. Rotor pada pada alternator digerakkan oleh poros
engkol dngan menggunakan pully dan belt, dalam perjalan putaran mesin
tidak selalu konstan, kadang rendah kadang tinggi sesuai dengan ke
adaan di jalan, maka arus yang di hasil kan oleh alternator juga berdeda
beda.
g.
Supaya arus yang masuk ke batterai dan komponen kelistrikan lainya
tetap konstan maka di pwerlukan regulator supaya arus yang dikeluarkan
oleh alternator tetap konstan.
Pada saat kendaraan berjalan lambat arus yang di keluarkan tetap
konstan, begitu juga saat kendaraan dengan kecepatan yang tinggi, arus
yang di keluarkan tidak besar. Disitu lah peran dari regulator. Saat
kecepatan rendah, sedang maupun tinggi arus yang dikeluarkan oleh
alternator tetap konstan.

4. Latihan
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar.
1. Mengapa saat kunci kontak pada posisi ON waktu mesin mati lampu
pengisian hidup ?, dan saat mesin hidup lampu pengisisan mati ?

2. Sebutkan dua buah nama kumparan yang ada pada regulator mekanik?

3. Komponen apa yang meng ON-OFF kan transistor ?


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1987). Dasar-dasar Automative. Jakarta: PT. Toyota–Astra Motor.


Anonim. (1995). Materi Pelajaran Chassis Groups Step 2. Jakarta: PT. Toyota
–Astra Motor.

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota–Astra Motor.

Anonim. (1995). Teknik-teknik servis dasar. Jakarta: PT. Toyota–Astra Motor.

Anonim. (2001). Training Manual Basic 1. Jakarta: PT. Toyota–Astra Daihatsu


Motor.

http://rusyiam.blogspot.com/2011/04/prinsip-kerja-sistem-pengisian-ic.html
http://3.bp.blogspot.com/-

HtxovqqIULk/TbLGv6Mbb9I/AAAAAAAAALw/sEk6cvnzmpM/s1600/SAAT+KO
NTAK+ON+MESIN+MATI.JPG

www.automotive.web.id

You might also like