Professional Documents
Culture Documents
oleh
Imam Setioso
ABSTRAK
Metode Penelitian
“Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data dalam penelitiannya” (Suharsimi Arikunto, 2008:
100). Pada penelitian ini proses pengumpulan datanya melalui cara yaitu dengan
pedoman tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2010: 127). Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Penelitian ini
menggunakan teknik pengolahan data secara kuantitatif. Pengolahan data
kuantitatif dilakukan untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar. Pada
setiap siklus dilakukan 1 kali tes evaluasi. Skor maksimal yang diperoleh siswa
setiap mengikuti tes adalah 100. Skor rata-rata tes klasikal dapat dihitung
dengan rumus:
ΣX
X= 𝑁
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
ΣX= Jumlah skor keseluruhan
N = Jumlah siswa
(Suharsimi Arikunto, 2010: 264)
Pembahasan
1. Siklus I
Ketuntasan
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
Tuntas Belum
1 ACHA TAMARA 70 √
2 ADITIA ANGGA 30 √
3 DEWA KOMANG 40 √
4 ESSA APRILIA 50 √
5 GRASELA GEOVANI 60 √
6 KHANZA ZHAFIRAH 50 √
7 LIDYA MAHARANI 80 √
8 M. RAZUL ARNESA 70 √
9 M. ZAKI HIDAYAH 80 √
10 MERIN DILANTRI 70 √
11 NABILA KHANSA 30 √
12 NADIA VITA A. 70 √
13 NASWA SHAFIRA 60 √
14 NAYLA AFNAN N. 70 √
15 NI GUSTI AYU MADE 50 √
16 RAFAEL 60 √
17 RAYA FATUROHMAN 80 √
18 RIZKI WIJAYA 50 √
19 SYAHRIR IBRAHIM 40 √
20 TITA NIA N 70 √
21 YUSUF NUR ROHIM 70 √
22 ZAHRANI ANINDYA 70 √
Jumlah 1310 11 11
Rata-rata / Persentase 59,5 50% 50%
Dari hasil penilaian tes formatif pada tabel di atas , diperoleh nilai tertinggi 80,
nilai terendah 30, dan nilai rata-rata 59,5. Hasil ini menunjukkan bahwa
penguasaan materi pembelajaran matematika siswa kelas IV pada kompetensi
dasar menentukan KPK dan FPB, belum mencapai standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM). Berdasarkan tabel hasil tes formatif mata pelajaran Matematika
siklus I dapat dideskripsikan perolehan hasil nilai siswa kelas IV SD S 02
Yapindo adalah 2 siswa memperoleh nilai 30, 2 siswa mendapatkan nilai 40, 4
siswa mendapatkan nilai 50, 3 siswa mendapatkan nilai 60, 8 siswa mendapatkan
nilai 70, 3 siswa mendapatkan nilai 80. Rata-rata nilai siswa 59,5 dengan tingkat
ketuntasan 50%. Dari 22 siswa kelas IV yang tuntas belajarnya baru 11 siswa
dengan persentase 50%, sedangkan yang belum tuntas berjumlah 11 siswa dengan
persentase 50%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I siswa nilainya masih
banyak di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sehingga perlu diadakan
perbaikan pembelajaran siklus II agar hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika meningkat.
2. Siklus II
Pembelajaran siklus III dilaksanakan karena pada siklus II hasil belajar siswa
belum mencapai KKM dan secara klasikal siswa belum mencapai ketuntasan yang
diharapkan yaitu 85%. Berdasarkan pencapaian hasil pembelajaran pada siklus
III dapat diwujudkan dalam bentuk nilai hasil tes formatif pembelajaran
matematika. Dari hasil penilaian tes formatif, diperoleh nilai tertinggi 100, nilai
terendah 50, dan nilai rata-rata 80.9. Hasil ini menunjukkan bahwa penguasaan
materi pembelajaran matematika siswa kelas IV pada kompetensi dasar
menentukan KPK dan FPB, telah mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hal ini dapat ditunjukan pada tabel berikut ini.
Tabel 3 Nilai Hasil Tes Formatif Matematika Kelas IV SD S 02 Yapindo Tahun
Pelajaran 2010/2011 Siklus III
Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai Belum Keterangan
. Tuntas
1 ACHA TAMARA 80 √
2 ADITIA ANGGA 0
70 √
3 DEWA KOMANG 0
80 √
4 ESSA APRILIA 80 √
5 GRASELA 60 √
6 GEOVANI
KHANZA 50 √
7 ZHAFIRAH
LIDYA MAHARANI 10 √
8 M. RAZUL ARNESA 070 √
9 M. ZAKI HIDAYAH 60 √
10 MERIN DILANTRI 80 √
11 NABILA KHANSA 70 √
12 NADIA VITA A. 90 √
13 NASWA SHAFIRA 70 √
14 NAYLA AFNAN N. 90 √
15 NI GUSTI AYU 10 √
16 MADE
RAFAEL 080 √
17 RAYA 80 √
18 FATUROHMAN
RIZKI WIJAYA 90 √
19 SYAHRIR IBRAHIM 80 √
20 TITA NIA N 70 √
21 YUSUF NUR 90 √
22 ROHIM
ZAHRANI 10 √
ANINDYA
Jumlah 0
1740 19 3
Rata-rata / 79.9 86,4% 13.6%
Persentase
Hasil tes formatif mata pelajaran matematika siklus III dapat dideskripsikan
perolehan hasil nilai siswa kelas IV SD S 02 Yapindo adalah 1 siswa
memperoleh nilai 50, 2 siswa mendapatkan nilai 60, 5 siswa mendapatkan nilai
70, 7 siswa mendapatkan nilai 80, 4 siswa mendapatkan nilai 90, dan 3 siswa
mendapat nilai 100. Rata-rata nilai siswa 79.9 dengan tingkat ketuntasan 86,4%.
Dari 22 siswa kelas IV yang tuntas belajarnya adalah 19 siswa dengan
persentase 86,4%, sedangkan yang belum tuntas berjumlah 3 siswa dengan
persentase 13,6%. Siswa belum tuntas adalah siswa yang memerlukan
bimbingan dan perhatian khusus.
Capaian prestasi belajar pada siklus III menunjukkan bahwa siswa telah berhasil
dan tuntas dalam menguasai materi pembelajaran matematika khususnya dalam
kompetensi dasar menentukan KPK dan FPB, maka perlu segera mengambil
langkah untuk menghentikan pembelajaran tersebut, karena siswa telah mampu
memahami materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Depdiknas (2006: 39)
penilaian dilakukan untuk menentukan apakah peserta didik telah berhasil
menguasai suatu kompetensi mengacu ke indikator. Penilaian dilakukan pada
waktu pembelajaran atau setelah pembelajaran berlangsung. Sebuah indikator
dapat dijaring dengan beberapa soal/tugas. Kriteria ketuntasan belajar setiap
indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% sampai
dengan 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing indikator nilai lebih besar
dari 70 per individu dengan tingkat ketuntasan secara klasikal 85%. Namun
sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah
50%, 60% atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti
tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya
dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Untuk meningkatkan
kualitasnya, dalam hal ini meningkatkan kriteria pencapaian indikator semakin
mendekati 100%.
Menurut Slameto (1991 : 22) “Belajar adalah suatu proses yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Siswa di Sekolah
Dasar sebagai bagian dari masyarakat perlu dibekali berbagai ilmu
pengetahuan untuk dapat memahami kondisi masyarakat dan turut memecahkan
berbagai masalah. Melalui ide-ide yang disampaikan oleh guru matematika
siswa memiliki kemampuan intelektual dan kreativitas salah satunya menguasai
kompetensi dasar menentukan KPK dan FPB. Berdasarkan fungsi dan tujuan dari
pembelajaran matematika tersebut di atas maka diadakan Penelitian Tindakan
Kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika khususnya dalam kompetensi dasar menentukan
FPB dan KPK. Dari temuan Penelitian Tindakan Kelas mulai dari siklus I sampai
dengan III menunjukkan adanya peningkatan yang berarti di masing-masing
siklus.
Dari hasil temuan pada penelitian tindakan kelas ini pada siklus I terlihat aktivitas
belajar siswa masih belum maksimal. Kelemahan dalam pembelajaran disebabkan
karena model pembelajaran Snowball Throwing sebelum diterapkan secara
maksimal, sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa dalam pembelajaran
matematika. Adapun Kelemahan dari siswa mencakup sebagai berikut.
1. Perhatian siswa terhadap mata pelajaran matematika yang diajarkan oleh guru
khususnya dalam kompetensi dasar menentukan FPB dan KPK masih kurang
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan oleh guru.
2. Siswa kurang antusias dalam berdiskusi, kurang berani bertanya,
mengajukan opini dan argumentasi pada saat diskusi kelompok.
3. Peran siswa belum maksimal karena kesadaran siswa dalam memahami
pembelajaran observasi masih kurang sehingga berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika siswa.
Meskipun ditemukan ada beberapa hal yang kurang pada siklus I, namun
ditemukan hal-hal yang positif dalam kaitannya dengan peningkatan aktivitas
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.
Hal-hal positif yang dimaksud adalah :
1. Guru tidak bersifat verbalisme dan mendominasi dalam pembelajaran karena
hakekat dari model pembelajaran Snowball Throwing adalah siswa dapat
belajar dengan aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
2. Model pembelajaran Snowball Throwing dapat mendorong siswa giat belajar
dan lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Karena dalam
pembelajaran ini siswa dibuat aktif seperti pembelajaran dengan diskusi,
tanya jawab.
Kendala yang dihadapi dalam proses penelitian tindakan kelas ini di antaranya :
1. Model pembelajaran Snowball Throwing membutuhkan keaktifan, kreativitas,
inovasi dari guru dan siswa. Untuk membangun pembelajaran ini
membutuhkan kesadaran, kesabaran dan kerjasama antara guru dan siswa
namun guru masih mengalami kesulitan dalam membangun kesadaran sehingga
pembelajaran siklus I dengan menerapkan Cooperative Learning Snowball
Throwing ini belum dapat efektif.
2. Keberhasailan pembelajaran dalam penelitian ini ditentukan pula oleh teman
sejawat, karena yang membantu kelancaran dalam penelitian.
3. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning
Snowball Throwing hendaknya dikelola secara efektif dan efisien, jika tidak
hasil yang dicapai kurang memuaskan.
Berdasarkan pelaksanaan penelitian pada siklus I sampai dengan III maka hasil
penelitian yang baik adalah pada pembelajaran siklus III. Hasil penilaian tes
formatif pada siklus I, II, dan III mata pelajaran matematika dapat disajikan
sebagai berikut ini :
1. Pada siklus I nilai rata-rata 59,5. Nilai tertinggi dicapai siswa 80 terendah
adalah 30, ketuntasan yang dicapai 50% dengan kategori 11 anak mendapatkan
hasil belajar yang memenuhi KKM. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM juga sebanayak 11 atau 50%.
2. Pada siklus II nilai rata-rata 68,2. Nilai tertinggi dicapai siswa 90 terendah
adalah 40, ketuntasan yang dicapai 63,6% dengan kategori nilai baik. Siswa
yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebesar 36,4%.
3. Pada siklus III nilai rata-rata 79,9. Nilai tertinggi dicapai siswa 100 terendah
adalah 50, ketuntasan yang dicapai 86,4% dengan kategori nilai baik. Siswa
yang mendapatkan hasil belajar dengan kategori di bawah KKM hanya 3 anak
atau13,4%.
Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yangb sudah dilakukan maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di sekolah mata pelajaran matematika pokok bahasan KPK
dan FPB pada siswa kelas IV SD 02 Yapindo. Berdasarkan kesimpulan yang
dilakukan, maka dapat diajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru SD dapat menggunakan model pembelajaran snowball throwing,
sebagai cara dalam meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa
kelas IV, karena model pembelajaran snowball throwing yang dilakukan
dalam penelitian ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
pada siswa kelas IV SD S 02 Yapindo.
2. Untuk lebih meningkatkan prestasi belajar matematika yang lebih maksimal,
maka perlu pertimbangan adanya penggunaan model pembelajaran yang lain,
yang memiliki teknik yang berbeda dan lebih bervariatif.