You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA NY.S. A DENGAN DIAGNOSA HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG


UPIP RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI SEMARANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :

DARUTI USWATUN KHASANAH


1808026

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADASEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S. A
Umur : 43 th (3/4/1975)
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sidowayah, Rembang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal dirawat : 27 September 2018
Ruang Rawat : Ruang UPIP
No. CM : 00133660
Diagnosa medis : Skizofrenia tak terinci
Tanggal pengkajian : 2 Oktober 2018 /8. 10 WIB
Sumber data lainnya : pasien, catatan rekam medik, dan perawat
B. Identitas Penanggung jawab
a. Nama : Tn. K
b. Alamat : Sidowayah, Rembang
c. Pekerjaan : Wiraswasta
d. Hubungan : Keponakan

II. ALASAN MASUK


Klien mengatakan marah-marah, mengamuk tanpa sebab, dan mondar-mandir, sering
mendengar suara-suara aneh kurang lebih satu minggu. Kemudian keluarga membawa
klien ke unit gawat darurat RSJD Amino Gondohutomo, hasil dokter menyarankan untuk
menjalani rawat inap di RSJD Amino Gondohutomo Semarang, kemudian klien
dipindahkan ke Ruang UPIP.

III. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI


a. Faktor Prediposisi
1. Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, ini yang pertama
kalinya dirawat di RSJ. Klien sering suara- suara goib.
2. Klien belum pernah menjalani pengobatan, karena ini yang pertama kalinya
mengalami gangguan jiwa.
3. Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya sexual, penolakan
dari lingkungan maupun kekerasan dalam keluarga. Klien juga tidak pernah
terlibat dalam tindakan kriminal.
4. Didalam keluarga klien tidak ada yang gangguan jiwa.
5. Klien pernah mengalami putus pacar.
Masalah keperawatan: halusinasi pendengaran
b. Faktor presipitasi
Keluarga pasien mengatakan pasien bertingkah laku aneh, suka marah-marah sendiri,
pemenuhan ADL harus diingatkan, setiap melakukan ADL harus dipantau. Sebelum
masuk rumah sakit pasien masih bekerja sebagai buruh londry dirumahnya sendiri.
c. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan sering dimarahi oleh kakak kandungnya
Masalah keperawatan: pasca trauma, RPK

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda-tanda vital : TD 130/80 mmHg Nadi: 84 x/mnt Suhu :
37,0 ᵒc pernafasan: 22 x/mnt Spo2: 98 %
2. Ukuran : TB : 156 cm BB: 56 Kg
3. keluhan fisik Ya : ada Tidak :
Jelaskan : pasien mengantakan pusing, lemas & ngantuk
Masalah keperawatan: : ketidak berdayaan
a. Pemeriksaan head to toe:
1. Pemeriksaan fisik (Head to toe):
Kepala : Rambut , warna hitam, bersih, tidak ada jejas dan nyeri tekan.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, bola mata berwarna
hitam.
Hidung : Bersih, simetris kanan kiri, tidak ada jejas dan pengeluaran cairan
dari hidung.
Mulut : mukosa bibir kering, Bersih dan tidak ada jejas.
Thorax :
Inpeksi: Pengembangan dada simetris,
Palpasi: pengembangan dada bagian kanan dan kiri simetris
Perkusi: sonor dan suara nafas vesikuler
Jantung : Ictus cordis tak tampak, terdengar bunyi S1 dan S2 murni.
Abdomen :Cekung, timpani dan tidak ada nyeri tekan dan tidak ada masa
Genetalia : tidak terkaji
Ekstremitas atas : CR= < 2 detik. Tidak terdapat kelemahan.Kekuatan otot: 5/5 dan
5/5.
Ekstremitas bawah : CR= < 2 detik. Tidak terdapat kelemahan.Kekuatan otot: 5/5
dan 5/5.
Integumen : tidak ada jejas dimanapun, turgor kulit < 2 detik dan kulit lembab.

V. PSIKOSOSIAL
a. Genogram

x x
X

Keterangan :
: laki-laki, : perempuan

---------- : orang yang tinggal serumah : klien

X : meninggal

Keterangan:
Klien merupakan seorang ibu dari 3 orang anak, anak pertama laki-laki,kedua perempuan
dan ketiga laki-laki. klien anak kedua dari 2 bersaudara, sekarang klien tinggal 1 rumah
dengan ketiga anak dan suaminya.
1. Konsep diri
a. Citra atau gambaran tubuh
Klien mengatakan dirinya biasa saja dan menyukai anggota tubuhnya. Klien
bersyukur tidak ada satupun dari tubuhnya yang mengalami kehilangan, klien
berharap klien tetap sehat.
b. Identitas diri
klien mengatakan bahwa ia adalah seorang perempuan dan ibu, klien merupakan
anak kedua dari dua bersaudara.
c. Peran diri
Klien mengatakan klien berperan sebagai ibu di rumah, klien juga membantu
tugas suaminya dalam mencari nafkah dengan bekerja di loundry miliknya
sendiri.
d. Ideal diri
Klien ingin cepat sembuh agar bisa pulang dan berkumpul lagi dengan saudara
dirumah, klien bekerja agar bisa membantu membiayai kebutuhannya dirinya
sendiri, anak sampai sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.
e. Harga diri
Klien mengatakan malu harus dirawat di RS, klien lebih suka diam dan
menyendiri dan malas bekomunikasi dengan teman lainnya, klien merasa sedih
karena sekarang tinggal dirumah sakit klien tidak bisa ketemu saudar dan teman-
teman klien
Masalah keperawatan : harga diri rendah situasional

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan selama ini paling dekat dengan suaminya, apabila klien ada
masalah klien cenderung memendamnya dan jarang bercerita keorang lain karena
klien merasa tidak enak dan malu jika orang lain mengetahui semua masalah
klien.
Masalah keperawatan : menarik diri
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
klien mengatakan sebelum masuk RSJ dulu klien tidak aktif dalam kegiatan
masyarakat seperti kerja bakti didaerah rumah klien, klien hanya diam-diam saja
dirumah.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan jarang berkomunikasi dengan orang lain karena klien sedikit
tertutup tentang masalah yang dipikirkan. klien selama diruangan cenderung
diam, jarang ngobrol dengan teman lain karena bingung mau cerita tentang apa.
Masalah keperawatan: kerusakan interaksi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien dan keluarganya beragama islam dan menjunjung tinggi nilai yang ada
didalam agama islam dan selalu berdoa kepada ALLAH SWT.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum sakit selalu menjalankan sholat dan berpuasa sesuai
ajaran agama. Tetapi selama kejiwaannya mulai terganggu klien tidak rutin lagi
dalam menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
Masalah keperawatan : depresi spiritual

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
Penampilan klien kurang rapi, rambut tidak diikat berjilbab, berpakain bersih dan tidak
bau, klien mengatakan mandi 2 kali sehari, klien menggunakan pakaian seragam yang
disediakan oleh RSJ.
Masalah keperawatan : devisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien lambat terkadang diam dan susah untuk memulai pembicaraan
ketika wawancara.
Masalah keperawatan : harga diri rendah , isolasi sosial
3. Aktivitas motorik
Klien tampak sedikit gelisah, tidak tenang, banyak bergerak, mondar mandir.
Masalah keperawatan : isolasisoal
4. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih dan khawatir karena sakit yang diderita tidak sembuh-sembuh,
klien terkadang merasa prustasi karena ketenangan jiwanya terganggu dengan
bayangan-bayangan yang tidak nyanta.
Masalah keperawatan : ketidak berdayaan
5. Afek
Afek klien datar, terbukti pada saat interaksi klien tidak mengeluarkan ekspresi dan
tampak sedih, kontak mata tidak dapat dipertahankan, klien waktu diajak bercanda
klien hanya diam dan tidak memberi respon.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi
6. Interaksi selama wawancara
Klien mudah tersinggung ketika ditanya tentang masalah pribadinya, klien tidak
mampu mempertahankan kontak mata.’’ Klien mengatakan jika bayangan itu muncul
klien sering jengkel dan timbul perasaan marah.’’
Masalah keperawatan: resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

7. Persepsi
Klien mengatakan sering suara-suara yang tidak nyata kadang seperti suara perintah
untuk menerjemahkan dan mengamalkan Alqur’an, selayaknya nabi. Suara tersebut
biasanya terdengar ± 3 kali dalam sehari pada saat sendiri dan malam hari. Klien
mendengar suara-suara goib tersebut ± 2 menit lamanya, klien mengatakan apabila dia
mendengar suara-suara goib tersebut dia lebih suka menyendiri untuk menghilangkan
mendengar suara-suara goib tersebut.
Masalah keperwatan: Halusinasi pendengaran
8. Arus pikir
Pembicaraan klien dapat dimengerti perawat. Selama berinteraksi dengan perawat,
klien menjawab sesuai pertanyaan yang diberikan dengan jawaban yang singkat,
namun terkadang ada pengulangan kata.
Masalah Keperawatan : proses pikir, perubahan, bisa komunikasi
9. Isi pikir
Phobia, pikiran yang selalu muncul yaitu klien mengatakan takut jika suara –suara goib
nyata muncul, apa lagi jika orang – orang tahu klien mempunyai penyakit kejiwaan,
walaupun klien berusaha menghilangkannya, tetapi klien mampu berfikir dengan
jernih.
Waham curiga, klien meyakini ± 1,5 tahun waktu klien masih kuliah klien merasa ada
masalah dengan dosen dan merasa teman-temannya membencinya.
10. Tingkat kesadaran
Jernih dan klien mampu mengorientasikan orang, waktu dan tempat dengan baik yang
ditunjukkan data sebagai berikut:
” klien mengatakan nama saya G.L, sekarang hari senin, dan sekarang saya di RSJ
semarang mbak. “
11. Memori
Daya ingat jangka panjang klien baik dibuktikan : klien mampu mengingat memori
jangka panjang dengan baik seperti klien mempunyai kedua orang tua.
Daya ingat jangka pendek klien baik : tadi pagi makan lauk apa.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dengan baik yang dibuktikan dengan klien mampu
mengulang atau menjelaskan kembali apa yang telah dibicarakan dengan perawat.
Klien mampu berhitung angka-angka atau benda nyata dengan baik yaitu, klien
mampu berhitung penjumlahan dan pengurangan sederhana. Kemampuan penilaian:
tidak ada gangguan. Klien mampu membuat keputusan jangka pendek dengan baik
seperti klien mengatakan “saya mandi dulu sebelum makan.”
13. Kemampuan penilaian diri
Jika diberi penjelasan, klien mampu mengambil keputusan dengan tepat. Klien juga
mampu memutuskan alternatif tindakan yang mau dilakukan lebih dulu, misalnya
mau makan dulu atau mandi dulu.
14. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya menderita gangguan jiwa yang memang
membutuhkan perawatan.

VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
Klien mampu makan dengan mandiri dengan frekuensi 3x/ hari, dan klien biasanya
menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RSJD Amino Gondho Utomo.
2. Defekasi
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri di kamar mandi, maupun
menjaga kebersihan diri dan pakaian.
3. Mandi
Klien mampu mandi 2x/ hari secara mandiri.
4. Berpakaian/ berhias
Klien mampu memilih dan mengenakan pakaian sendiri, ganti pakaian setelah mandi,
penggunaan pakaian sesuai dan penampilan.
5. Penggunaan obat
Klien mampu minum obat dengan bantuan sesuai dengan ketentuan.

6. Pemeliharaan kesehatan
Klien mampu menjaga kesehatannya dengan baik yang ditunjukkan dengan klien
meminta obat kepada perawat ruangan apabila merasakan sakit selain sakit kejiwaan
yang ia alami.
7. Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan bisa melakukan aktivitas apapun di rumah, seperti membantu
pekerjaan orang tua.

VIII. MEKANISME KOPING


Klien mengatakan bila mempunyai masalah, klien hanya mememdam masalahnya sendiri,
tidak bercerita kepada orang tuanya atau saudara-saudaranya. Kadang dia juga mudah
tersinggung dan marah saat ada masalah, klien juga tidak pernah menghindari masalah,
minum alkohol dan lain-lain.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi menciderai diri, orang lain dan lingkungan

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Sosialisasi dengan lingkungan sekitar berkurang.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Koping dan kesehatan jiwa.

XI. ASPEK MEDIK


1. Diagnosa medik : Skizofrenia tak terinci
2. Terapi medik : Melopam 2 mg (2x1)
Risperidon 2 mg (2x1)
Diazepam 3 mg (1x1)
Ladomer 5 mg (1x1)

XII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Lab:27 Oktober 2018

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN Metode Ket


RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12.2 11.7-15.5 g/dl Sulfa Hb
Lekosit 18.9 H 3.6-11.0 ribu E.impadance
Eritrosit 3.79 L 3.8-5.2 juta E.impadance
Hematokrit 37. 35-47 % Integration vol
Trombosit 127 L 150-400 ribu Focus
Hidrodinamik
MCV 97.5 82-98 fL E.impadance
MCH 32.2 H 27-32 pg E.impadance
MCHC 33.0 32-37 g/dl E.impadance
RDW 12.6 10-16 % E.impadance
MPV 6.61 7-11 Mikro m3 E.impadance
Limfosit 0.277 L 1.0-4.5 10^3/mikro E.impadance
Monosit 0.501 0.2-1.0 10^3/mikro E.impadance
Eosinofil 0.002 L 0.04-0.8 10^3/mikro E.impadance
Basofil 0.032 0-0.2 10^3/mikro E.impadance
Neutrofil 18.1 H 1.8-7.5 10^3/mikro E.impadance
Limfosit% 1L 25-40 % E.impadance
Monosoit% 2.65 2-8 % E.impadance
Eosilnofil% 0.010 L 2-4 % E.impadance
Basofil% 0.171 0-1 % E.impadance
Neutrofil% 95.7 H 50-70 % E.impadance
PCT 0.069 0.2-0.5 % E.impadance

EKG: 27 Oktober 2018


Hasil : Sinus Rhytm

XIII. ANALISA DATA


No Data Masalah
1 DS : Klien mengatakan mendengar suara - suara Gangguan
DO :
sensori
 Klien mondar-mandir dan tampak khawatir
persepsi :
 Klien terlihat bicara sendiri halusinasi
pendengaran
2. DS : Isolasi sosial
klien mengatakan sebelum masuk RSJ dulu klien tidak aktif
dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti didaerah rumah
klien, klien hanya diam-diam saja dirumah.
DO :
 Klien tertutup tentang masalah yang dipikirkan. klien
selama diruangan cenderung diam, jarang ngobrol dengan
orang lain karena bingung mau cerita tentang apa.

XIV. MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial
XV. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri/ orang lain

Core Problem Gangguan sensori persepsi :


halusinasi pendengaran

Isolasi sosial

XVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


 Gangguan sensori persepsi : halusinasi
 Isolasi sosial

XVII. INTERVENSI KEPERAWATAN


Nama : Ny. S.A
Ruang : UPIP
RM : 00133660
TGL DX INTERVENSI
2 Gangguan PASIEN KELUARGA
Oktober sensori Tujuan pasien mampu : Tujuan keluarga mampu :
1) Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, 1) Mengenal masalah
2018 persepsi :
frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, merawat pasien di
8.00
halusinasi perasaan, respon. Mengontrol halusinasi rumah.
WIB Pendengar dengan cara menghardik. 2) Menjelaskan halusinasi
an 2) Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap- (pengertian, jenis, tanda
cakap. dan gejala halusinasi
3) Mengontrol halusinasi dengan cara dan proses terjadinya).
menggunakan obat. 3) Merawat pasien dengan
4) Mengontrol halusinasi dengan cara
halusinasi.
melakukan aktifitas.
4) Menciptakan
lingkungan yang
Tindakan Keperawatan
nyaman untuk klien
SP 1 Pasien :
dengan halusinasi
a. Membantu pasien mengenal halusinasi,
b. Menjelaskan cara-cara mengontrol 5) Mengenal tanda dan
halusinasi, gejala kambuh ulang.
c. mengajarkan pasien mengontrol halusinasi 6) Memanfaatkan fasilitas
dengan cara pertama: menghardik kesehatan untuk
halusinasi. Menjelaskan cara menghardik follow-up pasien
halusinasi, memperagakan cara dengan halusinasi.
menghardik, meminta pasien Tindakan keperawatan
memperagakan ulang, memantau 1) SP 1 keluarga :
penerapan cara ini, dan menguatkan Diskusikan masalah
perilaku pasien. yang dihadapi keluarga
SP 2 Pasien : dalam merawat pasien.
a. Melatih pasien mengontrol halusinasi 2) SP 2 Keluarga :
dengan cara kedua:bercakap-cakapdengan Pendidikan Kesehadan
orang lain. tentang pengertian
halusinasi, jenis
SP 3 Pasien: halusinasi yang dialami
a. Melatih pasien menggunakan obat secara pasien, tanda dan gejala
teratur halusinasi dan cara-cara
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, merawat pasien
jelaskan bila obat tidak digunakan sesuai halusinasi, proses
program, jelaskan akibat bila putus obat, terjadinya halusinasi
jelaskan cara mendapat obat/ berobat, 3) SP 3 Keluarga: Melatih
jelaskan cara menggunakan obat dengan keluarga praktek
prinsip 6 benar (benar jenis, guna, merawat pasien yang
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat). mengalami halusinasi.
SP 4 Pasien : Jelaskan dan latih cara
a. Melatih pasien mengontrol halusinasi
merawat anggota
dengan cara ketiga: Melaksanakan
keluarga yang
aktivitas terjadwal
mengalami halusinasi:
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang
menghardik, minum
teratur, mendiskusikan aktifitas yang biasa
obat, bercakap-cakap,
dilakukan oleh pasien, melatih pasien
melakukan aktivitas.
melakukan aktifitas, menyusun jadwal
4) SP 4 Keluarga :
aktifitas sehari–hari sesuai dengan jadual
Menjelaskan perawatan
yang telah dilatih, memantau jadual
lanjut
pelaksanaan kegiatan, memberikan
reinforcement.

XVIII. IMPELEMENTASI
Nama : Ny. S. A
Ruang : UPIP
No. Rm : 00133660
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI TTD

2 Oktober Data : S :klien mengatakan terkadang Dini


2018 DS: Klien mengatakan mendengarkan mendengar suara-suara yang
9.10 WIB suara-suara yang selalu menganggu. selalu menganggu
DO:Wajah tenang, komunikasi O :
kooperatif, kontak mata positif. a. klien mudah diarahkan
untuk duduk berhadapan.
Diagnosa keperawatan: b. Komunikasi koperatif,
Gangguan sensori persepsi : halusinasi tatapan mata positif
pendengaran c. Pasien dapat menirukan
cara mengontrol emosi dengan
SP I Halusinasi baik
a. Membantu pasien mengenal A : SP1P teratasi (klien dapat
halusinasi, mengenal halusinasi dan cara
b. Menjelaskan cara-cara mengontrol
mengontrol halusinasi dengan
halusinasi,
menghardik)
c. Mengajarkan pasien mengontrol
P:
halusinasi dengan cara pertama:
Perawat :lanjutkan ajarkan klien
menghardik halusinasi.
d. Menjelaskan cara menghardik cara kontrol yang 2 yaitu dengan
halusinasi, memperagakan cara bercakap-cakap
menghardik, meminta pasien Klien : Motivasi pasien untuk
memperagakan ulang, memantau melakukan bercakap-cakap dengan
penerapan cara ini, dan menguatkan orang lain
perilaku pasien
Rencana Tindak Lanjut
Sp 2
a. Melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara kedua: bercakap-cakap
dengan orang lain.
3 Oktober Data : S :Pasien mengatakan bahwa suara- Dini
2018 DS: Klien mengatakan mendengarkan suara yang didengar sudah
8.40 WIB suara-suara sudah sedikit berkurang. berkurang.
Klien juga mengatakan sudah bercakap- O:
cakap dengan orang lain a. Komunikasi koperatif, kontak
DO: Wajah tenang, mampu ADL secara mata positif,
b. Klien dapat menyebutkan cara
mandiri, komunikasi kooperatif, kontak mengontrol halusinasi, klien
mata positif. dapat mendemonstrasikan cara
Diagnosa keperawatan: mengontrol halusinasi dengan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi cara menghardik.
SP II P A: SP2P teratasi ( mengontrol
1. Memvalidas halusinasi dengan dengan cara
imasalah dan latihan sebelumnya bercakap-cakap dengan orang lain)
2. Melatih pasien
P :
cara control halusinasi ke 2 Perawat: Lanjutkan ajarkan cara
3. Membimbing
mengontrol halusinasi dengan cara
pasien memasukkan dalam jadwal
melatih klien melatih pasien
kegiatan
menggunakan obat secara teratur
Rencana Tindak Lanjut
Klien :
1. Memvalidasi masalah dan latihan
Memotivasi pasien untuk melakukan
sebelumnya
atau mengontrol halusinasi dengan
2. Melatih pasien cara control halusinasi
cara menghardik dan berbincang-
yang ke 3 yaitu dengan secara melatih
bincang dengan orang lain dan
pasien menggunakan obat secara
memasukan kedalam jadwal latihan
teratur
3. Membimbing pasien memasukkan setiap hari.
dalam jadwal kegiatan
4 Oktober SP III S: pasien mengatakan suara-
2018 Melatih pasien menggunakan obat secara suaranya sudah tidak muncul lagi, Dini
8.20 WIB teratur pasien juga mengatakan bahwa
Data: sudah berbincang-bincang dengan
DS: pasien mengatakan suara-suaranya orang lain.
sudah tidak muncul lagi, pasien juga O:komunikasi koperatif, kontak
mengatakan bahwa sudah berbincang- mata positif, pasien tampak
bincang dengan orang lain. tenang
DO: wajah tenang, sudah mampu ADL A: SP3 teratasi ( dengan
mandiri, komunikasi kooperatif, kontak menggunakan obat secara teratur )
P :
mata positif.
Perawat: Lanjutkan ajarkan cara
Diagnosa keperawatan:
mengontrol halusinasi dengan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi caramembuat aktivitas terjadwal
dalam kegiatan sehar-hari
Tindakan keperawatan: Klien : Klien dapat mempratekkan
1. Memvalidasi masalah dan latihan cara minum obata secara teratur
sebelumnya dan dampak apabila tidak minum
2. Melatih pasien cara control
obat
halusinasi dengan cara melatih
menggunakan obat secara teratur
yaitu dengan menjelaskan bila obat
tidak digunakan sesuai program,
jelaskan akibat bila putus obat,
jelaskan cara mendapat obat/
berobat.
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam kegiatan harian.
Rencana Tindak Lanjut
Lanjut SP 4
1. Melaksanakan aktivitas terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas
yang teratur, mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan oleh pasien,
melatih pasien melakukan aktifitas,
menyusun jadwal aktifitas sehari–
hari sesuai dengan jadual yang telah
dilatih, memantau jadual
pelaksanaan kegiatan, memberikan
reinforcement.
4 Oktober SP IV S : pasien mengatakan marahnya
2018 Melaksanakan aktivitas terjadwal sedikit berkurang, pasien
10.20
Data: mengatakan jika marah dirinya bisa
WIB
DS: pasien mengatatakan suara-suara terkontrol
aneh sudah hilang dan tidak menganggu O: komunikasi koperatif, kontak
lagi mata positif, klien nampak berjalan
DO: Wajah tenang, mampu ADL secara pindah-pindah depan ruangan
mandiri, komunikasi kooperatif, kontak A: SP IV teratasi ( dengan
mata positif. membuat aktivitas terjadwal)
Diagnosa keperawatan: P:
Gangguan sensori persepsi : halusinasi Perawat: Pertahankan intervensi
Tindakan Keperawatan : dengan cara klien mampu
1. Memvalidasi masalah dan latihan mengontrol halusinasi dengan cara
sebelumnya menghardik, berbincang-bincang
2. Melatih pasien cara kontrol
dengan orang lain dan membuat
halusinasi dengan membuat aktivitas
aktivitas terjadwal.
terjadwal
Klien:Klien dapatmempratekkan
3. Membimbing pasien memasukan
caramengontrol halusinasi dengan
dalam jadwal kegiatan harian
cara menghardik, berbincang-
bincang dengan orang lain dan
membuat aktivitas terjadwal.

You might also like