You are on page 1of 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN NEBULIZER

PADA NY. S DENGAN ASMA DI RUANG


IGD RSD BAGAS WARAS KLATEN

Di Susun Oleh :
APRESIA MURTATI

SN181016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2018/2019

1
LAPORAN ANALISIS SINTESIS
TINDAKAN NEBULIZER PADA NY. S
DI RUANG IGD RUMAH SAKIT BAGAS WARAS KLATEN

Hari : Rabu

Tanggal : 20/3/2019

Jam : 16.00

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas saat bekerja. Batuk-batuk, dahak susah
dikeluarkan

B. Diagnosa Medis
Asma

C. Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum, bronkospasme

D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan

DS : Pasien mengeluh sesak napas, bila membuang napas terdengar bunyi


ngiik, batuk-batuk berdahak sejak 2 hari, dahak susah dikeluarkan,
pasien merasa nyaman bila tidur setengah duduk

DO:

 Pasien terpasang oksigen 2 liter/menit nasal kanul,

2
 pasien tampak sesak napas,
 suara napas terdengar bunyi wheezing,
 tampak merasa nyaman dengan posisi semifowler,
 Pemeriksaan TTV didapatkan TD: 140/80 mmHg, , RR: 32 x/menit,
SpO2 : 96%

E. Dasar Pemikiran
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spasme otot
polos bronkiolus. (Corwin E.J., 2008)
Asma adalah obstruksi akut pada bronkus yang disebabkan oleh penyempitan
yang intermiten pada saluran napas di banyak tingkat mengakibatkan
terhalangnya aliran udara. (Stein J.H., 2009)
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang mengakibatkan
berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah hiperaktivitas bronkus
dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan nafas dan gejala pernafasan (mengi
atau sesak). (Mansjoer A., 2011)
Asma adalah gangguan pernapasan pada bronkus yang menyebabkan
penyempitan intermiten pada saluran pernafasan.(Brunner dan Suddart,
2008).
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Prinsip tindakan keperawatan adalah :
1. Bersih
2. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
3. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi / advis dokter

Prosedur tindakan pemberian nebulizer:

1. Persiapan alat :
a. Alat nebulizer set dan masker
b. Obat sesuai instruksi, air steril/Nacl 0,9 %.
c. Stetoskope

3
d. Tiissue/kasa, sarung tangan.

2. Tahap Kerja :
a. Fase orientasi
1. Memberi salam / menyapa klien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan tindakan
4. Menjelaskan langkah prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien
6. Menempatkan alat di dekat pasien
7. Mencuci tangan.
b. Fase kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan pasien
2. Memakai sarung tangan
3. Mendengarkan suara napas menggunakan stetoskope
4. Masukan obat kedalam tempat obat pada nebulizer
5. Memasang tutup adaptor,kemudian menyalakan dengan menekan
tombol ON
6. Memasang masker nebulizer pada hidung pasien
7. Menganjurkan pasien untuk menghirup uap keluar dari nebulizer
melalui hidung keluar lewat mulut selama 10 menit.
8. Matikan nebulizer
9. Melepaskan masker
10. Mendengarkan lagi suara napas dengan stetoskope
11. Membersihkan area sekitar mulut pasien dengan tissue
c. Fase terminasi
1. Merapihkan alat dan klien.
2. Mengevaluasi tindakan (menyampaikan hasil pemeriksaan).
3. Berpamitan.
4. Mencuci tangan.

4
G. Analisis Tindakan
Nebulizer merupakan alat yang dapat mengubah obat berbentuk
larutan menjadi aerosol secara terus-menerus dengan tenaga yang berasal
dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. Nebulizer juga
dapat difungsikan untuk memberikan obat pengencer sputum dan pelega
pernapasan melalui inhalasi.
Terapi nebulizer merupakan satu teknik pengobatan penting dalam
proses penyakit respirasi (saluran pernapasan) akut dan kronik.
Penumpukan mukus /sekret di dalam saluran napas, peradangan dan
penyempitan saluran napas ketika serangan dapat dikurangi secara cepat
dengan obat dan teknik penggunaan nebulizer yang sesuai. Terapi
nebulizer dapat menghantarkan obat langsung ke paru-paru untuk segera
bekerja. Dengan demikian efek samping dapat dikurangi dan jumlah obat
yang perlu diberikan dalah lebih sedikit dibanding cara pemberian lainnya.
Karena terapi nebulizer, obat dapat langsung pada sasaran dan absorbsinya
terjadi secara cepat dibandingkan cara sistemik, maka penggunaan terapi
nebulizer sangat bermanfaat pada keadaan serangan yang membutuhkan
pengobatan segera dan untuk menghindari efek samping sistemik yang
ditimbulkannya.

H. Bahaya dilakukannya tindakan


1. Apabila tindakan nebulizer tidak dilakukan sesuai prosedur seperti tidak
mencuci tangan sebelum melakukan tindakan akan beresiko terjadinya
infeksi nosokomial
2. Sungkup nebulizer 1 pasien 1 sungkup untuk menghindari penularan
bakteri antar pasien.
(Lutfi Wahyuni,2013)

5
I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan
1. Monitor vital sign.
2. Mempertahankan tirah baring dan memberikan posisi semifowler
3. Mengajarkan batuk efektif
4. Mengauskultasi suara napas.

J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan


S : Pasien mengatakan sesak napas berkurang, napas sudah mulai enak, hanya
masih batuk-batuk sesekali dahak sudah bisa dikeluarkan sedikit, napas
bunyi berkurang.
O: Ku sedang, kesadaran composmentis, pasien tampak masih batuk sesekali,
tampak sesak berkurang, suara napas wheezing berkurang, tidak memakai
oksigen lagi.
Vital sign : TD: 130/80 mmHg, N: 82 x/menit, S: 360C, RR: 24 x/menit,
SpO2 : 96%.
A: Bersihan jalan napas belum adekuat
P: Intervensi dilanjutkan dirumah:
Management airway
Vital sign monitor

K. Evaluasi diri
1. Tindakan ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Perlengkapan alat proteksi diri harus diperhatikan untuk melindungi
diri sendiri dari penularan atau penyebaran mikroorganisme yang
pathogen.

6
L. Daftar Pustaka
1. Amin Nurarif, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
2. Brunner dan Sudart, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta ; EGC.
3. Kusyati, Eni., dkk. 2009. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan
Dasar. Semarang: Kilar Press.
4. Herdman, T. heather. 2009. NANDA International Diagnosis
Keperawatan. Jakarta: EGC. 9
5. Lutfi Wahyuni, 2013. Pengaruh Pemberian Nebulizer Dan Batuk Efektif
Terhadap Status Pernapasan Pasien COPD

Mengetahui,
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Apresia Murtati) ( )
NIM: SN 181016

You might also like