Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahun 2010 menyatakan bahwa walaupun secara global infeksi HIV baru turun
19%, namun jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS tetap naik karena angka
kematian yang turun di mana tahun 2010 diperkirakan sebanyak 33,3 juta orang
sedangkan jumlah kasus infeksi HIV sampai dengan tahun 2012 sebesar
92.251. Dari angka kumulatif tersebut, kelompok umur 20-29 tahun dengan
kekebalan tubuh manusia. Virus ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang
virus ini menurunkan sistem kekebalan tubuh yang menimbulkan gejala penyakit
infeksi oportunistik atau kanker tertentu dan bersifat sindrom yang disebut
1
2
Virus HIV terdiri dari dua tipe, HIV-1 dan HIV-2, infeksi pada
HIV yang pertama kali diidentifikasi oleh Luc Montainer di Institut Pasteur, Paris
tahun 1983. HIV-2 berhasil diisolasi dari pasien di Afrika Barat tahun 1986
(Nasronudin, 2007).
baik pusat maupun perifer yaitu sekitar 35-63%. Neuropati perifer merupakan
bentuk komplikasi neurologis tersering dari infeksi HIV-1 (Verma et al., 2004;
Nicholas et al., 2007). Sekitar 30-60% infeksi HIV-1 mengalami neuropati perifer
secara klinis dan bahkan pada otopsi orang yang meninggal dengan AIDS terdapat
bukti kelainan saraf perifer sampai mendekati 100% (Ferrari et al., 2006;
pusat (SSP) dan perifer pada fase awal maupun lanjut akibat infeksi HIV.
komplikasi pada sistem saraf perifer yang sering terjadi (Keswani et al., 2002).
Neuropati perifer pada HIV dapat terjadi dalam beberapa bentuk dan
telah diakui sebagai salah satu manifestasi neurologis umum yang pada infeksi
(ART) pada tahun 1996, angka kelangsungan hidup individu telah meningkat
secara dramatis. Bagi banyak pasien di negara maju, HIV tidak lagi menjadi
penyakit dengan progresivitas cepat yang fatal, tetapi merupakan suatu kondisi
kronis. Sampai saat ini, DSP tetap menjadi salah satu komplikasi neurologis yang
paling umum dari HIV dengan morbiditas tinggi (Schutz & Robinson, 2013).
(EMG), biopsi saraf suralis, punch skin biopsies (BPS) yang dikatakan mudah,
valid dan secara diagnosis dikatakan berguna namun bersifat invasif (Cherry &
petunjuk yang bermakna untuk diagnosis neuropatik ini. Studi konduksi saraf
saraf diameter besar yang berselubung mielin, tetapi hasilnya sering normal pada
small fiber neuropathy. Biopsi kulit untuk menentukan densitas serat saraf
intraepidermal saat ini menjadi tes diagnostik yang reliabel untuk pasien dengan
dan peningkatan viral load plasma pada neuropatik HIV (Polydefkis et al., 2002).
neuropatik dari nosiseptik. Pain assessment yang baik adalah pain assessment
paling mudah dilakukan dan merupakan pain assessment terbaik untuk digunakan.
sangat tidak dianjurkan karena hanya berdasarkan wawancara tentang rasa sakit,
2013 sampai Januari 2014. Nyeri neuropatik pada pasien HIV dinilai dengan skala
nyeri LANSS. Pada analisis bivariat didapatkan hubungan bermakna antara CD4
nadir ≤ 200 dengan nyeri neuropatik pada pasien HIV dengan OR = 7,88 ( 95%CI
= 2,53- 24,47; p < 0,001). Dapat disimpulkan bahwa CD4 nadir rendah ≤ 200
sel/μl sebagai faktor risiko nyeri neuropatik pada pasien HIV di RSUP Sanglah
(Astika, 2014)
5
Limfosit dan jumlah limfosit T CD4+ pada pasien terinfeksi HIV (Fornier &
Angka Total Limfosit (ATL) dan jumlah limfosit T CD4+ merupakan penanda
(2006), pada setting di mana pemeriksaan jumlah limfosit CD4+ tidak tersedia,
terapi ARV bisa diberikan pada pasien dengan WHO stadium III atau IV tanpa
memandang jumlah limfosit total atau stadium II dengan jumlah total limfosit
antara ATL dan jumlah limfosit T CD4+ (Fornier & Sosenko, 1992; Blatt et al.,
B. Perumusan Masalah
C.Pertanyaan Penelitian
1) Apakah terdapat hubungan antara ATL dengan nilai DN4 pada pasien
2) Apakah semakin rendah ATL maka akan semakin tinggi nilai DN4?
D.Tujuan Penelitian
RSUP Dr Sardjito.
E. Manfaat Penelitian
sehingga diharapkan dapat berguna untuk menilai lebih dini munculnya nyeri
F. Keaslian Penelitian
antara Angka Total limfosit dengan DN4 seperti tertera pada tabel 1 berikut: