You are on page 1of 5

METODE PENELITIAN Pengujian Agregat

Perencanaan Campuran Beton Agregat Halus


Desain campuran (mix design) mengacu pada Hasil pemeriksaan agregat halus yang telah
penelitian sebelumnya Ekaputri dan Triwulan dilaksanakan pada penelitian dapat dilihat
(2007). Kebutuhan bahan didapat menurut pada Tabel 1.
perbandingan massa benda uji. Pada Tabel 1. Hasil pemeriksaan agregat halus.
Hasil
penelitian ini perbandingan agregat dengan Jenis pemeriksaan Persyaratan Standar SNI Keterangan
pemeriksaan
binder pada campuran beton adalah 75% : Kandungan organik No.2 (Orange) 5-Jan SNI 03-2816-1992 Memenuhi syarat
25% ; 70% : 30% dan 65% : 35%. Berikut Pemeriksaan SSD
1,47 < 3,8 - Memenuhi syarat
gambar diagram alir mix design untuk beton ( Saturated Surface Dry )
Berat jenis
geopolymer 75% : 25%.
1). Berat jenis bulk 2,46 - SNI 03-1970-1990 -
2). Berat jenis SSD 2,86 - SNI 03-1970-1990 -
Beton Geopolymer 3). Berat jenis semu 2,74 - SNI 03-1970-1990 -
3
ukuran 15x15x15 cm Absortion % 4,17% < 5% SNI 03-1970-1990 Memenuhi syarat
Kandungan lumpur 1,04% < 5% - Memenuhi syarat
Gradasi pasir Daerah III Daerah III SNI 03-2384-1992 Memenuhi syarat
Modulus halus butir 3,23 1,5-3,8 - Memenuhi syarat
(Sumber : hasil pengujian)
75% Agregat 25% Binder (Fly ash dan aktivator) Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
agregat halus yang digunakan dalam

Agregat kasar : halus = 2 : 1


campuran beton sudah memenuhi syarat.
26% Aktivator 74% Fly ash

𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3:𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3:𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3:𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3:𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑁𝑎2𝑆𝑖𝑂3:𝑁𝑎𝑂𝐻


1∶2 2∶2 3∶2 4∶2 5∶2
Gambar 2. Diagram Alir Mix Design Beton
Geopolymer

Gambar 3. Hubungan antara Ukuran Ayakan


dengan Persen Butir Lolos.
Agregat Kasar ash dilakukan untuk mengetahui kandungan
Hasil pemeriksaan agregat kasar yang telah kimia dari fly ash.. Hasil pengujian yang telah
dilaksanakan pada penelitian dapat dilihat didapat dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2. Tabel 3. Hasil Kandungan Kimia Fly Ash
Tabel 2. Hasil pemeriksaan agregat kasar. Persentase
No Komposisi Kimia
Hasil (%)
Jenis pemeriksaan Persyaratan Standar SNI Keterangan 1 SiO 2 45,27
pemeriksaan
Berat jenis 2 Al2 O3 20,07
1). Berat jenis bulk 2,33 - SNI 03-1969-1990 - 3 Fe2 O 3 10,59
2). Berat jenis SSD 2,39 - SNI 03-1969-1990 - 4 TiO 2 0,82
3). Berat jenis semu 2,48 - SNI 03-1969-1990 - 5 CaO 13,32
Absortion % 2,51 < 3% SNI 03-1969-1990 Memenuhi syarat 6 MgO 2,83
Modulus halus butir 7,37 5-8 - Memenuhi syarat 7 K2O 1,59
(Sumber : hasil pengujian) 8 Na2 O 0,98
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 9 P2 O 5 0,41
agregat kasar yang digunakan dalam 10 SO 3 1,00
campuran beton sudah memenuhi syarat. 11 MnO2 0,07
(Sumber: hasil pengujian fly ash PT. Jaya
Ready Mix oleh Sucofindo)
Dari tabel diatas kadar (SiO2+Fe2O3+Al2O3)
sebesar 75,93%. Batas (SiO2+Fe2O3+Al2O3)
kelas C minimal 50 % dan kelas F
(SiO2+Fe2O3+Al2O3) minimal 70%. Maka
dapat disimpulkan fly ash dari PLTU Jepara
yang diambil di PT. Jaya Ready Mix
Sukoharjo masuk pada kelas F (ACI Manual
of Concrete Practice 1993 Part 1 226.3R-3).
Gambar 4. Hubungan antara Ukuran Ayakan Perencanaan Campuran Adukan Beton
dengan Persen Butir Lolos.
Dalam penelitian ini mix design (perencanaan
Hasil Pengujian Fly Ash
campuran) mengacu pada penelitian
Fly ash yang digunakan dalam penelitian ini
sebelumnya Ekaputri dan Triwulan (2007).
berasal dari PT. Jaya Ready Mix Sukoharjo
Kebutuhan bahan didapat menurut
yang merupakan sisa pembakaran batu bara
perbandingan massa benda uji. Hasil
pada PLTU Jepara. Pengujian terhadap fly
perencanaan campuran adukan dapat dilihat Kekentalan Adukan Beton
pada Tabel 4. Pengujian slump betujuan untuk mengetahui
Tabel 4. Perencanaan campuran adukan beton tingkat kekentalan adukan beton. Hasil
geopolymer untuk setiap sampel.
pengujian slump dapat dilihat pada Tabel 5.
Fly
Perbandingan Na2SiO3 NaOH Ag.Halus Ag.Kasar Air
Beton Ash Tabel 5. Hasil pengujian nilai slump.
Aktivator
(kg (kg) (kg) (kg) (kg) (Lt)
1:2 0,175 0,351 2,030 4,050 1,499 0,375 Perbandingan Nilai slump (cm)
2:2 0,263 0,263 2,030 4,050 1,499 0,375 Aktivator
75:25 3:2 0,316 0,211 2,030 4,050 1,499 0,375 75:25 - F 444kg 70:30 - F 533kg 65:35 - F 622kg
4:2 0,351 0,175 2,030 4,050 1,499 0,375 1:2 4,9 13 24,6
5:2 0,376 0,150 2,030 4,050 1,499 0,375 2:2 4,7 12,8 25
1:2 0,211 0,421 1,890 3,780 1,798 0,449 3:2 5,5 12,5 24,5
2:2 0,316 0,316 1,890 3,780 1,798 0,449 4:2 5,3 12 24,4
70:30 3:2 0,379 0,253 1,890 3,780 1,798 0,449 5:2 5,9 11,5 25
4:2 0,421 0,211 1,890 3,780 1,798 0,449 (Sumber : hasil pengujian)
5:2 0,451 0,181 1,890 3,780 1,798 0,449 Keterangan :
1:2 0,246 0,491 1,750 3,510 2,098 0,524 F 444kg = kebutuhan fly ash dalam 1m3
2:2 0,369 0,369 1,750 3,510 2,098 0,524
65:35 3:2 0,442 0,295 1,750 3,510 2,098 0,524
campuran beton sebesar 444 kg.
4:2 0,491 0,246 1,750 3,510 2,098 0,524 F 533kg = kebutuhan fly ash dalam 1m3
5:2 0,527 0,210 1,750 3,510 2,098 0,524 campuran beton sebesar 533 kg.
(Sumber : hasil pengujian) F 622kg = kebutuhan fly ash dalam 1m3
Dari data Tabel 4, perencanaan campuran campuran beton sebesar 622 kg.
Dari Tabel 5, menunjukan bahwa kandungan
adukan beton geopolymer untuk setiap
sampel, air yang digunakan dalam fly ash semakin tinggi maka nilai slump juga
semakin tinggi, hal ini disebabkan karena
pencampuran dilapangan mungkin berbeda
dengan air dalam perencanaan awal campuran pengaruh kadar air yang digunakan dalam
campuran ini didapat berdasarkan berat fly
beton geopolymer. Ini bisa terjadi karena
tingkat kesulitan dalam adukan beton ash yang digunakan oleh masing-masing
variasi. Jadi apabila berat fly ash semakin
geopolymer itu sendiri, dan karena pengaruh
kondisi dilaboratorium. Maka dalam tinggi, maka kebutuhan air juga semakin
tinggi dan mengakibatkan nilai slump juga
campuran adukan setiap sampel
dilaboratorium, kebutuhan air bisa dikurangi semakin tinggi.

5% atau ditambahkan 5% dari perencanaan Hasil Pemeriksaan Berat Volume

awal campuran beton geopolymer. Hasil perhitungan berat volume rata-rata pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel Tabel 6,
Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 6. Data hasil perhitungan berat volume Tabel 8. Data hasil perhitungan berat volume
beton geopolymer 75 : 25 - F 444kg. beton geopolymer 65 : 35 - F 622kg.
Berat Berat Volume Berat Berat Volume
Perbandingan Volume Berat Perbandingan Volume Berat
No Volume Rata-rata No Volume Rata-rata
aktivator aktivator
3
(cm ) (gr) (gr/cm3 ) (gr/cm )
3
(cm3 ) (gr) (gr/cm3 ) (gr/cm3 )
A 7595 2,250 A 6854 2,031
1:2 B 3375 7335 2,173 2,166 1:2 B 3375 6885 2,040 2,045
C 7005 2,076 C 6965 2,064
A 7620 2,258 A 6914 2,049
2:2 B 3375 7310 2,166 2,169 2:2 B 3375 6890 2,041 2,049
C 7030 2,083 C 6940 2,056
A 7129 2,112 A 6867 2,035
3:2 B 3375 7230 2,142 2,116 3:2 B 3375 6956 2,061 2,051
C 7070 2,095 C 6944 2,057
A 7434 2,203 A 6944 2,057
4:2 B 3375 7332 2,172 2,163 4:2 B 3375 6900 2,044 2,049
C 7132 2,113 C 6899 2,044
A 7254 2,149 A 6845 2,028
5:2 B 3375 7764 2,300 2,209 5:2 B 3375 7003 2,075 2,054
C 7345 2,176 C 6944 2,057
(Sumber : hasil pengujian) (Sumber : hasil pengujian)
Tabel 7. Data hasil perhitungan berat volume
beton geopolymer 70 : 30 - F 533kg.
Berat Berat Volume
Perbandingan Volume Berat
No Volume Rata-rata
aktivator
(cm3) (gr) (gr/cm3 ) (gr/cm3)
A 7195 2,132
1:2 B 3375 7352 2,178 2,128
C 7003 2,075
A 7126 2,111
2:2 B 3375 7210 2,136 2,110
C 7030 2,083
A 7121 2,110
3:2 B 3375 7210 2,136 2,108
C 7010 2,077
A 7144 2,117 Gambar 5. Hubungan antara Perbandingan
4:2 B 3375 7133 2,113 2,130 Aktivator dan Berat Volume
C 7290 2,160
Beton Geopolymer.
A 7253 2,149
Keterangan :
5:2 B 3375 7164 2,123 2,149
C 7345 2.176
F 444kg = kebutuhan fly ash dalam 1m3
(Sumber : hasil pengujian) campuran beton sebesar 444 kg.
F 533kg = kebutuhan fly ash dalam 1m3
campuran beton sebesar 533 kg.
F 622kg = kebutuhan fly ash dalam 1m3
campuran beton sebesar 622 kg.
Melihat hasil perhitungan berat volume benda Tabel V.10. Data hasil pengujian kuat tekan
beton geopolymer 70 : 30 - F 533kg
uji pada Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8, dapat
A Pmax Pmax Kuat
diambil kesimpulan, seiring dengan semakin Perbandingan (kubus) 2
Tekan
No (cm²) (kubus) f’c (kg/cm ) Rata-rata
Aktivator (kg)
tingginya rasio aktivator maka terdapat 2
(kN) (kg/cm )
kecenderungan berat volume beton semakin A 70 7000 31,111
1:2 B 225 85 8500 37,778 35,111
tinggi, karena dilihat dari berat volume
C 82 8200 36,444
tertingginya pada rasio Na2SiO3:NaOH = 5:2. A 125 12500 55,556
2:2 B 225 130 13000 57,778 59,259
Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton C 145 14500 64,444
Hasil pengujian kuat tekan beton diperoleh A 198 19800 88,000
3:2 B 225 185 18500 82,222 84,889
dengan cara mengukur beban maksimum C 190 19000 84,444
yang dapat ditahan kemudian dibagi dengan A 240 24000 106,667
4:2 B 225 235 23500 104,444 102,222
luas penampang benda uji tersebut. Hasil uji C 215 21500 95,556
kuat tekan beton dapat dilihat pada Tabel 9, A 322 32200 143,111
5:2 B 225 314 31400 139,556 141,037
Tabel 10 dan Tabel 11. C 316 31600 140,444
(Sumber : hasil pengujian)
Tabel 9. Data hasil pengujian kuat tekan
beton geopolymer 75 : 25 - F 444kg.
Tabel V.11. Data hasil pengujian kuat tekan
A Pmax Pmax Kuat
beton geopolymer 65 : 35 - F 622kg
Perbandingan (kubus) 2
Tekan
No (cm²) (kubus) f'c (kg/cm ) Rata-rata A Pmax Pmax Kuat
Aktivator (kg)
2 Perbandingan (kubus) 2
Tekan
(kN) (kg/cm ) No (cm²) (kubus) f'c (kg/cm ) Rata-rata
Aktivator (kg)
A 66 6600 29,333 2
(kN) (kg/cm )
1:2 B 225 63 6300 28,000 28,741
A 90 9000 40,000
C 65 6500 28,889
1:2 B 225 96 9600 42,667 39,407
A 70 7000 31,111
C 80 8000 35,556
2:2 B 225 69 6900 30,667 30,222
A 106 10600 47,111
C 65 6500 28,889
2:2 B 225 98 9800 57,778 45,663
A 189 18900 84,000
C 104 10400 46,222
3:2 B 225 210 21000 93,333 92,296
A 196 19600 87.111
C 224 22400 99,556
3:2 B 225 186 18600 82,667 86,222
A 255 25500 113,333
C 200 20000 88,889
4:2 B 225 278 27800 123,556 117,481
A 226 22600 100,444
C 260 26000 115,556
4:2 B 225 215 21500 95,556 98,667
A 306 30600 136,000
C 225 22500 100,000
5:2 B 225 298 29800 132,444 135,407
A 182 18200 80,889
C 310 31000 137,778
5:2 B 225 180 18000 80,000 80,593
(Sumber : hasil pengujian)
C 182 18200 80,889
(Sumber : hasil pengujian)

You might also like