Professional Documents
Culture Documents
MODUL 2
PRODUKSI KENCING
MENURUN
SKENARIO
• Pria, 49 tahun
• Produksi kencing berkurang
• Pasien merasa sangat lemas, sering muntah, dan nafsu makan.
• Pasien juga merasa nyeri badan sejak sebulan terakhir
• Pasien meminum obat penghilang nyeri bila keluhannya datang
PERTANYAAN PENTING
Terdiri dari:
1. Ren: Filtrasi darah
2. Ureter: transport urine dari ren ke vesica urinaria
3. Vesica Urinaria: menampung urin
4. Urethra: menyalurkan urin keluar tubuh
Gangguan Obstruksi
hemodinamik saluran kemih
OLIGURIA
Tekanan Tekanan
intratubular filtrasi
glomerulus
Gannguan di
LEMAS Eritropoesis ↓
GEH
Eritrosit ↓ MUNTAH
Transpot O2
Nutrisi↓
ke jaringan ↓
LEMAS LEMAS
Joanne, M. Bargman. Penyakit Ginjal Kronik. Jakarta: EGC. Hal. 106 & 115
NAFSU MAKAN MENURUN & NYERI TULANG
Gangguan
fungsi ginjal
Terangsang CTZ
hipercalemia
Menumpk
Pusat di tulang
muntah Mual,
muntah,
Sakit malaise
Muntah tulang
Nafsu Makan↓
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Volume 2. Jakarta: EGC
4. BAGAIMANA PENGARUH RIWAYAT MINUM OBAT
PENGHILANG NYERI DENGAN PRODUKSI KENCING YANG
MENURUN?
•Riwayat Pengobatan
Sudoyo AW, setyobadi •Adakah penggunaan
B, Alwi I, et al, 3rd. obat-obatan
Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: (OAINS, ACE-Inhibitor)
Interna Publishing. 2009: 1035-1040 dalam waktu yang lama ?
• PEMERIKSAAN FISIS
•GINJAL
•Inspeksi
•Palpasi
•Perkusi
•Auskultasi
•SUPRA PUBIK
•Inspeksi
•Palpasi
•Perkusi
•AuskultasI
•RECTAL TOUCHE
•Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)
•Adakah asimetris
•Adakah nodul pada prostate
•Apakah batas atas dapat diraba
•Sulcus medianus prostate
•Adakah krepitasi
Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I, et al, 3rd. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1035-1040
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
•Kadar kreatinin serum. Pada gagal ginjal akut faal ginjal dinilai dengan
memeriksa berulang kali kadar serum creatinin. Kadar serum kreatinin
tidak dapat mengukur secara tepat laju filtrasi glomerulus karena
tergantung dari produksi (otot), distribusi dalam cairan tubuh dan
ekskresi oleh ginjal.
•Kreatinin serum pada BPH dapat meningkat pada kasus obstruksi yang
lama.
Pemeriksaan Urinalisis
•Gagal ginjal, volume urin. Anuria akut atau oliguria berat merupakan
indicator yang spesifik untuk gagal ginjal akut, yang dapat terjadi
sebelum perubahan nilai-nilai biokimia darah. Walaupun demikian
volume urin pada GGA bisa beracam-macam, GGA pre-renal dan GGA
renal dapat ditandai baik oleh anuria maupun poliuria.
•BPH, Urinalisis dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi. Residual urine
umumnya
Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I,meningkat
et al, 3rd. Buku Ajar(>50cc)
Ilmu penyakit dan rata-rata
Dalam. Jakarta: aliran 2009:
Interna Publishing. urine menurun
1035-1040
(<10-15cc/s).
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
GAGAL GINJAL
AKUT
GAGAL GINJAL AKUT
Gagal ginjal akut adalah sindroma yang ditandai oleh penurunan
laju filtrasi glomerulus secara mendadak dan cepat (hitungan
jam-minggu) yang mengakibatkan terjadinya retensi produk sisa
nitrogen, seperti ureum dan kreatinin.
Aktivasi Baroreceptor
Respon Neurohormonal
Vasokonstriksi
Kontraksi sel mesangial
Mencegah garam dan reabsorpsi
air
Mengurangi keringat
Haus dan nafsu makan meningkat
Tujuan homeostatis:
Mengembalikan volume Penurunan aliran darah Penumpukan hasil sisa
intravaskular dalam ginjal sehingga GFR metabolisme
Dan tekanan darah menurun menyebabkan Kedalam darah
untuk mempertahankan oligouria (kreatinn dan urea)
perfusi organ penting
TANDA DAN GEJALA
•Gangguan
Fase oligouria kesadaran :
disorientasi,
gelisah, apati,
latergi, depresi,
somnolen
sampai koma
•Gangguan
•Terjadi setelah
gastroentestinal
Fase oligouria fase oligouria
: anoreksia, mual
sampai mintah
•Poliuria bahkan
mencapai 4-6
•Gangguan
liter/24 jam
kardiovaskular :
hipertensi,dan
•Dehidrasi
payah jantung.
gangguan
keseimbangan
•Gangguan
•Penyembuhan
elektrolit
pernapasan :
Fase ginjal
pernapasan
penyembuahan tergantung
kusmaul pada
penyebabnya
•Gejala-gejala
lain : anemis,
kejang-kejang.
DIAGNOSIS
•urinalisis
•Kadar ureum darah >40 mg %
•Kadar kreatinin darah >1,5 mg%
TERAPI
•Pengobatan simptomatik :
•Oligouria : Diuretik
farmakologi •Hipertensi :
methyldopa,hidralazine,clonidine
•Kejang-kejang : diazepam,
fenobarbital
•Diet
Non farmakologi •Terapi supportive
•Dialisis
PENCEGAHAN
GAGAL GINJAL
KRONIK
• Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I, et al, 3rd. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1035-1040
• Prodjosudadi, W, Suhardjono, Suwitra K, et al. Detection and Prevention of chronic kidney disease
• Vanholder et al, Review Patophysiology Effects of Uremic Retention Solution. 2013
ETIOLOGI
Dari data yang sampai saat ini dapat dikumpulkan oleh
Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2007-2008
didapatkan urutan etiologi terbanyak sebagai
• Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I, et al, 3rd. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1035-1040
• Prodjosudadi, W, Suhardjono, Suwitra K, et al. Detection and Prevention of chronic kidney disease
• Vanholder et al, Review Patophysiology Effects of Uremic Retention Solution. 2013
FAKTOR RESIKO
• Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I, et al, 3rd. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1035-1040
• Prodjosudadi, W, Suhardjono, Suwitra K, et al. Detection and Prevention of chronic kidney disease
• Vanholder et al, Review Patophysiology Effects of Uremic Retention Solution. 2013
GEJALA & TANDA
Anemia
•STADIUM
•S I
•Ginjal fungs 60-89%
•S II
•Ginjal funsi 30-59%
•S III
•Ginjal fungsi15-29%
•S IV
•Ginjal fungsi < 15%
• Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I, et al, 3rd. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1035-1040
• Prodjosudadi, W, Suhardjono, Suwitra K, et al. Detection and Prevention of chronic kidney disease
• Vanholder et al, Review Patophysiology Effects of Uremic Retention Solution. 2013
DIAGNOSA
Pendekatan diagnosis gagal ginjal kronik (GGK)
mempunyai sasaran berikut:
• Meramalkan prognosis
• Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In: Sudoyo AW, setyobadi B, Alwi I, et al, 3rd. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing. 2009: 1035-1040
• Prodjosudadi, W, Suhardjono, Suwitra K, et al. Detection and Prevention of chronic kidney disease
• Vanholder et al, Review Patophysiology Effects of Uremic Retention Solution. 2013
DIFFERENSIAL DIAGNOSIS
BENIGN PROSTATIC
HYPERPLASIA
DEFINISI : BPH adalah gangguan yang makroskopiknya ditandai dengan
pembesaran dari kelenjar prostat dan histologisnya disebabkan
oleh hiperplasia stroma yang progresif dan hiperplasia kelenjar
prostat.
FAKTOR RESIKO :
➢Kadar Hormon
➢Usia
➢Ras
➢Genetik
➢Obesitas
➢Penyakit Diabetes Mellitus
Residual
volum urin postvoid (RVP) adalah volume urin yang tersisa di kandung kemih
setelah berkemih. RVP umumya berkisar 20-30 cc (Berges et al, 2011).
Pengukuran RVP dapat dilakukan secara invasif yaitu kateterisasi maupun
non-invasif yaitu USG. Teknik invasif akurat jika dilakukan dengan benar namun
menimbulkan risiko seperti cedera uretra, ISK, dan bakteremia yang bersifat
sementara
Uroflometri
merupakan rekaman elektronik dari pancaran aliran urinselama
berkemih. Apabila hasil uroflometri menunjukkan pancaran aliran urin
lemah, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya obstruksi (misalnya:
hiperplasia prostat)
TATALAKSANAAN
➢α1a-adrenoceptors antagonists
➢anti androgen – 5α-reductase inhibitors seperti finasteride dan dutasteride
➢Alpha1-adrenoceptors antagonists selektif
➢Tamsulosin 0,4 mg
➢Operasi
Artikel 2015 Universitas Sumatera Utara, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46890/4/Chapter%20II.pdf, diakses pada tanggal 31
Desember 2016
SEKIAN
&
TERIMA KASIH